Membenci Devil

“Alhamdulillah operasinya berhasil,” jawab Gwen.

“Alhamdulillah, senang mendengarnya.” Nafeera memperhatikan Gwen yang sedang memilih kain kerudung. “Seingatku, dulu kamu gak makai jilbab. Sejak kapan pakai?” tanya Nafeera.

“Kira-kira sebelum lulus high school.”

“Apa di sini nyaman pakai jilbab? Maksudku tidak ada diskriminasi dan sebagainya. Kan muslim minoritas,” tanya Nafeera lagi.

“Alhamdulillah tidak pernah. Di NY itu ada banyak migran. Orang sini cukup welcome. Lagipula Jane juga sudah berjilbab lebih lama dariku, tak ada masalah selama ini,” ujar Gwen yang saat ini sudah memegang kain kerudung yang dia pilih. Kain polos berwarna mocca.

“Apa aku coba pakai jilbab juga, yaa?” tanya Nafeera kepada dirinya sendiri sambil merebahkan tubuh ke ranjang Gwen.

“Cobalah. Jilbab, kan wajib bagi kita,” jawab Gwen.

“Iya, ya. Nanti kalau pulang ke Indonesia aku mau pakai. Oh ya, kamu juga ikut aku ke Indonesia,” ajak Nafeera. “Cobalah sekali-kali, kan ada aku. Kalau kamu tidak coba, mana bisa sembuh? Coba pakai obat tidur, biar nanti pas sudah di pesawat langsung tidur.”

Gwen menggigit bibir bawahnya. “Aku sudah pernah coba, cara itu tidak berhasil. Justru aku ketakutan sebelum sampai di bandara. Memikirkan bahwa aku akan pergi ke bandara saja sudah panik,” jawab Gwen sambil memeluk bahunya.

Nafeera lalu bangkit dan memeluk Gwen. “Maaf, aku tidak tahu kalau separah itu phobia kamu.”

Gwen menggeleng. “It’s ok.”

Setelah Gwen memakai jilbab, dia bertanya tentang pekerjaan Nafeera.

“Ok aja. Gak ada kendala. Doakan nanti sukses acaranya,” jawab Nafeera.

“Aamiin.” Lalu Gwen segera mengambil kunci mobil. “Ayo, kita harus segera ke tempatmu.”

Selama perjalanan menuju Manhattan, Gwen bercerita tentang Mr. Devil.

“Aku benci padanya. Dia seperti menganggap kami, para model ini adalah wanita panggilan. Kau tahu, kan aku pernah cerita kalau diundang ke hotelnya. Di kamarnya sudah ada tiga model selain aku dan dua orang pria, mungkin itu teman si Devil. Aku sudah merasa gak enak, tapi karena Devil adalah pemilik agensi, aku tidak bisa menolaknya.

Long short. Apa yang kutakutkan terjadi. Mereka para pria itu mulai meraba-raba tiga model tadi, sedang aku sudah ketakutan duduk di sofa. Si Devil nyengir menatapku. Katanya, “Jangan sok jual mahal.” Duh pengen kucakar-cakar mukanya,” tutur Nafeera. Jemarinya mencengkeram tali tas Selempangnya.

“Apa dia melakukan sesuatu padamu? Menyentuh atau ngapain kamu?”

“Aku minta pulang, dan dia minta cium di pipinya. Kalau aku gak nyium dia gak buka pintunya.”

Gwen berharap kalau Nafeera tak melakukan apa yang diminta Devil. Karena laki-laki tak ada puasnya. Jika mereka dikasih kesempatan kecil saja, mereka akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan yang lebih banyak.

“Lalu, apa yang kamu lakukan?”

“Aku gak mau. Aku suruh dia minta model yang lain aja. Aku mau dipecat pun silakan aja.”

“Good job!” seru Gwen. “Aku bangga padamu,” lanjutnya.

“Thanks. Aku juga bangga pada diriku. Tapi, saat keluar dari hotel tubuhku langsung lemas. Aku mungkin membuat kesalahan fatal. Kabarnya Devil punya kekuasaan di dunia bisnis. Aku takut kalau dia ternyata punya banyak perusahaan dan bisa berpengaruh ke Papa. Atau aku aja yang terlalu paranoid.”

Nafeera menepuk-nepuk telapak tangan Nafeera. “Jangan khawatir. Everything will be okay.”

Perjalanan menuju ke hotel terasa lengang. Jarang sekali Manhattan seperti itu. Kemungkinan karena jam makan siang sudah berakhir. Dan jalanan kembali macet kalau jam keluar kantor. Nafeera tampak menikmati perjalanan sambil bersenandung. Tiba-tiba dari arah samping kanan mobil Gwen, sebuah truk melaju kencang dan menabrak mobilnya.

Suara tumbukannya memekakkan telinga. Setelah hentakan hebat itu, Gwen tak mampu mengendalikan mobilnya. Mereka terseret selama beberapa detik, lalu mobil Gwen terhenti. Kaca depan dan samping kanan pecah. Bahkan bodi sebelah kanan ringsek. Gwen masih cukup sadar saat mengetahui kalau Nafeera sudah tak sadarkan diri. Dengan panik dia melepas sabuk pengamannya, juga secepatnya melepas sabuk pengaman Nafeera. Saat meletakkan telunjuknya untuk mencari nadi Nafeera, Gwen menangis histeris.

“Noooo, come on Nafeera!”

Beberapa orang segera berlari mendekati mobil Gwen. Ada yang sibuk menghubungi 911 dan ambulan, ada yang mencoba membuka pintu mobil Gwen yang ringsek. Dalam kebisingan, Gwen masih menangis tersedu sambil memeluk tubuh Nafeera yang lemas.

Terpopuler

Comments

buna

buna

nafeera kali, kan yg model nafeera

2024-07-01

0

Rahmadina

Rahmadina

Udah baca yg kedua x nya
masih gak percaya akhir tragis
Nafeera 😭😭😭

2021-08-13

0

Anthy Khalid

Anthy Khalid

maka gwenlah yg menggantikan posisi naferra utk di jodohkan...

2021-07-18

0

lihat semua
Episodes
1 Dia Nafeera
2 Masalah Papa
3 Perjodohan
4 Memori
5 Kembar Beda Ibu
6 Membenci Devil
7 Doppelganger
8 Bukan Model
9 Cat at Catwalk
10 Hello Kitty
11 Cakaran Kitty
12 Comming Home
13 Rapuh
14 Keputusan
15 Aneh
16 Hadiah
17 Siapa Ahmad?
18 Ancaman Ahmad
19 Gwenevere
20 Naufal
21 Teman
22 Penghuni Vila
23 Acuh
24 Penjelasan
25 Pantai
26 Merona
27 Theodore
28 Emosi
29 Theodore 2
30 Perjodohan
31 Headline
32 Terbaik
33 Sold!
34 Wedding Dress
35 Sandiwara
36 Papa Galak
37 Pengakuan Dosa
38 Cantik
39 Bukan Cinderella, Bukan Siti Nurbaya
40 I'm Sorry Princess
41 D Day
42 Topeng
43 Seduce
44 Dua Wajah
45 Panas
46 Welcome
47 Janji
48 Baru
49 Hug Me
50 Melunasi Hutang
51 Hitungan Berlanjut
52 Cupid or cubit?
53 Pacaran Setelah Menikah
54 No Limit
55 Bloody Kiss 1
56 Bloody Kiss 2
57 Cukup Siti Nurbaya
58 Penjara
59 Future
60 Stay With Me
61 Yang Aku Tunggu
62 After Effect
63 Masih Sakit?
64 Obat
65 Taken
66 Long distance mariage
67 Memantau
68 Wacana Honeymoon
69 Coffee Shop
70 Kenapa?
71 I miss you
72 CCTV
73 Lagi Marah
74 She's the Boss
75 Eliminasi Kepanikan
76 Self-esteem
77 Ada yang Lain
78 WFH
79 Mitos Ayam
80 Kabar Bahagia
81 Craving
82 Masa Lalu
83 Tentang Karina
84 (not) a nightmare
85 Plans
86 Black
87 Reds
88 Pulang
89 Awake
90 Malaikat
91 Memori
92 Flowers
93 Home
94 It's time to say good bye
95 Epilog
96 Pengumuman
97 Sorry bukan update
98 Ngiklan
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Dia Nafeera
2
Masalah Papa
3
Perjodohan
4
Memori
5
Kembar Beda Ibu
6
Membenci Devil
7
Doppelganger
8
Bukan Model
9
Cat at Catwalk
10
Hello Kitty
11
Cakaran Kitty
12
Comming Home
13
Rapuh
14
Keputusan
15
Aneh
16
Hadiah
17
Siapa Ahmad?
18
Ancaman Ahmad
19
Gwenevere
20
Naufal
21
Teman
22
Penghuni Vila
23
Acuh
24
Penjelasan
25
Pantai
26
Merona
27
Theodore
28
Emosi
29
Theodore 2
30
Perjodohan
31
Headline
32
Terbaik
33
Sold!
34
Wedding Dress
35
Sandiwara
36
Papa Galak
37
Pengakuan Dosa
38
Cantik
39
Bukan Cinderella, Bukan Siti Nurbaya
40
I'm Sorry Princess
41
D Day
42
Topeng
43
Seduce
44
Dua Wajah
45
Panas
46
Welcome
47
Janji
48
Baru
49
Hug Me
50
Melunasi Hutang
51
Hitungan Berlanjut
52
Cupid or cubit?
53
Pacaran Setelah Menikah
54
No Limit
55
Bloody Kiss 1
56
Bloody Kiss 2
57
Cukup Siti Nurbaya
58
Penjara
59
Future
60
Stay With Me
61
Yang Aku Tunggu
62
After Effect
63
Masih Sakit?
64
Obat
65
Taken
66
Long distance mariage
67
Memantau
68
Wacana Honeymoon
69
Coffee Shop
70
Kenapa?
71
I miss you
72
CCTV
73
Lagi Marah
74
She's the Boss
75
Eliminasi Kepanikan
76
Self-esteem
77
Ada yang Lain
78
WFH
79
Mitos Ayam
80
Kabar Bahagia
81
Craving
82
Masa Lalu
83
Tentang Karina
84
(not) a nightmare
85
Plans
86
Black
87
Reds
88
Pulang
89
Awake
90
Malaikat
91
Memori
92
Flowers
93
Home
94
It's time to say good bye
95
Epilog
96
Pengumuman
97
Sorry bukan update
98
Ngiklan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!