BAB 19. Festival Bunga Part 1

Setelah makanan kami telah habis. Akhirnya Putra Mahkota mengatakan sesuatu yang dapat memecah kesunyian itu.

"Hmmm, makanan ini lezat." ucap Ian.

"Syukurlah jika anda menyukainya." jawab Shiena sopan.

"Aku datang kemari bukan ingin berdebat. Aku ingin mengajakmu pergi ke acara Festival Bunga." ucap Ian.

"Festival Bunga?" kata Shiena terkejut.

"Tentu, apa kau mau?" tanya Ian.

Festival bunga adalah festival yang di rayakan oleh rakyat kekaisaran 3 tahun sekali ketika chrysanthemum flower bermerkaran.

Ketika festival berlangsung setiap daerah wilayah di Kekaisaran Pearl harus mempersembahkan kostum terbaik mereka yang terbuat dari bermacam-macam jenis bunga.

Hadiah yang menanti untuk pemenang adalah raja akan menaikkan status sosial pemimpin wilayah itu atau menambahkan wilayah kekuasaannya dan untungnya tidak ada yang kalah.

'Hmmm, dikehidupanku sebelumnya, aku tidak pernah ikut Festival bunga karna tidak ada yang mendampingiku. Ian yang merupakan tunanganku tidak bisa mengikuti Festival Bunga karna terlalu sibuk mengurus rakyatnya yang ada di Wilayah Amore. Setelah mendapatkan solusi dariku sepertinya sekarang dia punya cukup waktu.' ucap Shiena dalam hati.

Ada empat hal yang menarik dari Festival Bunga yaitu pertama akan ada Parade Kostum bunga sepanjang jalanan utama Kekaisaran Pearl.

Yang kedua adalah tari-tarian yang mengiringi Parade Kostum.

Yang ketiga adalah makanannya. Akan ada banyak rakyat yang menjual berbagai macam makanan.

Yang keempat adalah Pemandangan yang indah dimana setiap sudut tempat bahkan rumah-rumah warga akan selalu dijumpai berbagai macam-macam jenis bunga

"Tentu saja aku mau, tapi aku punya satu syarat." kata Shiena antusias.

"Apa syaratnya?" tanya Ian.

"Aku ingin berbaur seperti rakyat biasa, aku tidak ingin ada pengawalan penuh sampai semua rakyat harus memberi ruang." ucap Shiena santai.

"Akan sulit jika seperti itu?" ucap Ian.

"Kenapa?" tanya Shiena heran.

"Kau adalah Putri seorang Duke jika terjadi sesuatu padamu maka... " ucap ian terkejut.

Sebelum Putra Mahkota menyelesaikan kalimatnya, Shiena menyelanya dan mencoba menggodanya.

"Tidak akan terjadi apapun padaku kan ada ian. Ian pasti akan melindungiku kan?" kata Shiena dengan senyum cantik.

"Uhuk.. uhuk.. uhuk.. (Terbatuk)" Putra Mahkota.

"Kenapa? Minumlah ini." kata Shiena sambil memberikan segelas air.

"Hmmm, aku baik-baik saja." ucap Ian dengan wajah memerah.

'Hahaha lihat wajahnya itu? Bagaimana bisa Putra Mahkota yang dingin ini bisa memiliki ekspresi malu-malu' ucap Shiena dalam hati.

"Ian, kenapa wajahmu memerah? Apa kau sakit?" kataku sambil berpindah tempat dan memegang dahi Ian.

"Aku baik-baik saja." ucap Ian sambil menangkis tangan Shiena.

"Ah, Maafkan aku Yang Mulia. A-Aku sungguh tidak bermaksud menyentuhmu." kata Shiena sambil memasang wajah sedih.

"Aku tidak menyalahkanmu. Maaf maafkan aku." ucap Ian bersalah.

"Tidak tidak. Ini bukan salahmu. Ini salahku karna menyentuhmu tanpa persetujuanmu terlebih dahulu." ucap Shiena bersalah.

Shiena yang merasa semakin senang setelah menggoda Putra Mahkota terus menggodanya sampai Putra Mahkota salah tingkah.

'Hahaha haduh jika terus begini aku tidak bisa menahan tawaku lagi. Tidak disangka Putra Mahkota sangat mudah di goda.' ucap Shiena dalam hati.

"Ahh, Begini saja, aku tetap tidak bisa pergi jika tidak ada pengawal sama sekali. Kita akan tetap memiliki pengawalan tapi mereka akan bersembunyi jadi kau tidak merasal dikawal." ucap Ian menjelaskan.