"Jangan berterima kasih apapun padaku. Justru aku lah yang harus berterima kasih untuk semua ide mu apa lagi jika semuanya benar maka itu pasti akan sangat membantu rakyat. Maaf, maafkan semua kata-kata kasarku yang telah menghinamu." ucap Putra Mahkota sambil membungkukkan lagi tubuhnya.
"Hmmm, jangan seperti ini Yang Mulia, hamba hanyalah bangsawan yang merupakan rakyatmu, tidak seharusnya anda melakukan itu Yang Mulia." ucap Shiena sopan.
"Itu adalah salahku jadi aku harus melakukan sesuatu untuk meminta maaf. Ah, ya tolong jangan panggil aku Yang Mulia Putra Mahkota. Panggil saja aku Ian." ucap putra Mahkota dengan senyum senang di wajah dan di bibir nya.
"Maafkan hamba Yang Mulia tapi hamba tidak bisa seperti itu. Hamba hanyalah rakyat anda." ucap Shiena menolak dengan cara halus.
"Tidak, jangan panggil aku Yang Mulia Putra Mahkota, panggil aku dengan Ian paling tidak saat kita hanya berdua." ucap Putra Mahkota sedikit memaksa.
"Baiklah, Yang.. Eh, maksud ku I-ian." ucap Shiena ragu.
"Bagus, panggil saja aku ian, shiena." ucap Putra Mahkota.
"Hah, A-apa?" jawab Shiena terkejut
"Kenapa? Bukankah itu nama mu? Shiena Ve Carrole. Lagi pula aku tau, kau dan ayahmu kesini untuk mengkonfirmasi tentang persetujuan keluarga Duke Carrole jika Putri Tunggalnya bersedia untuk bertunangan dengan ku." ucap Putra Mahkota dengan senyum yang mengambang lebar di bibirnya.
"Hah, Ba-bagaimana Yang... Eh, hah, I-ian tau?" tanya Shiena sambil terkejut.
"Aku adalah Putra Mahkota Kekaisaran ini dan hal itu bersangkutan denganku yang akan memilih calon Permaisuriku. Bagaimana mungkin aku tidak tau?" jawabnya santai.
"....." Shiena
Shiena yang tidak bisa berkata-kata apa lagi hanya bisa terdiam dengan semua ucapan Yang Mulia Putra Mahkota.
'Wah, wah, wah. Apa yang terjadi? Apa hanya karna aku memberi solusi dari masalahnya maka nya raut wajah dan sikapnya berubah jadi sangat cerah, bersemangat dan tidak kaku lagi. Kemana perginya Putra Mahkota yang dingin dan sombong itu?' ucap Shiena dalam hati sambil keheranan.
Lalu Shiena hampir lupa jika dia harus segera keluar dari ruangan pribadi Putra Mahkota. Shiena harus segera menemui ayah.
"Hmmm, Yang... Eh, Ian. Bolehkah aku pergi sekarang? Aku ingin menemui ayahku." tanya Shiena ragu.
"Tentu saja. Aku tidak akan melarangmu. Ayo, akan aku antar. Aku tau dimana ayahmu berada sekarang." Ucap Ian santai.
"Ah, baiklah ian." kata Shiena menurut.
Setelah keluar dari ruangan itu. Mereka pun pergi menuju sebuah ruangan lain yang cukup jauh. Tidak yang memulai bicara dan tidak ada juga pembicaraan yang harus di bahas.
Shiena melemparkan pandangannya ke sekeliling. Sebenarnya Shiena ingin membaca fikiran Putra Mahkota tapi jika dia melakukannya maka Sheina harus menatap Putra Mahkota lama dan jika itu terjadi maka akan membuatnya malu dan menurunkan harga dirinya
Shiena tau sekarang, Putra Mahkota sudah tidak membencinya apa lagi menjauhinya Tapi Shienatidak boleh santai karna perjalanannya masih panjang karna Putra Mahkota pun belum pernah bertemu dengan Anastasaya Te Crensyia dari keluarga Count Crensyia yang di masa lalu merupakan permaisurinya sekaligus wanita penghasut yang membuat seluruh keluarga dan orang tua Shiena meninggal karna fitnah yang tak berdasar.
Meskipun jika akhirnya Putra Mahkota bisa jatuh cinta pada Shiena. Shiena tidak boleh mencintainya. Shiena hanya akan bermain tarik ulur perasaan Putra Mahkota. Bukan karna Shiena adalah wanita yang kejam dan tidak berperasaan tapi karna pada akhirnya cintanya tidak hanya akan tertuju pada Shiena. Brian Shura de Pearl adalah Putra Mahkota dan calon kaisar di masa depan, dan seorang kaisar bisa memiliki banyak istri bahkan puluhan lalu itu hanya akan menyakitinya. Tidak, Shiena tidak ingin tersakiti atau di hianati lagi.
Setelah berjalan beberapa lama, akhirnya Mereka sampai di sebuah ruangan yang indah. Ruangan itu dapat melihat pemandangan taman bunga yang sangat cantik dari jendela.
Ketika melihat-lihat sekitar. Putra Mahkota mengatakan bahwa Duke Carrole ada di sebelah kanan Shiena dan tepat sekali, Shiena melihatnya.
"Kita hampir sampai, ayahmu ada di sebelah kananmu, Shiena." ucap Putra Mahkota.
"Ah, ya." ucap shiena terkejut.
"..." Putra Mahkota
Shiena terdiam dan mengamati tempat yang dikatakan Putra Mahkota. Ternyata yang dikatakan oleh Yang Mulia Putra Mahkota benar bahwa itu adalah Duke Carrole.
Shiena langsung berlari menemui Duke Carrole dan memeluknya dengan manja. Duke Carrole tidak sendiri, dia bersama Marry dan Zee.
"Ayah!" teriak Shiena riang sambil berlari kecil.
"Ah, putriku. Apakah urusanmu dengan Yang Mulia Putra Mahkota telah selesai?" tanya Duke Carrole
"Iya ayah. Ayo kita pulang semua." jawab shiena dengan senyum mengembang.
Tak lama kemudian Putra Mahkota datang menyusul Shiena.
"Salam Yang Mulia Putra Mahkota sang Mutiara Rembulan ìkekaisaran Pearl." ucap ayah sopan.
Ketika Putra Mahkota datang, Shiena pun turun dari pangkuan Duke Carrole.
"Apakah kalian akan segera pulang?" tanya Ian.
"Benar Yang Mulia karna hari sudah semakin sore. Hamba takut jika lebih lama lagi hamba disini maka semakin sore bahkan mungkin malam hamba sampai di Wilayan hamba, Yang Mulia." jawan Duke Carrole.
*Ah, benar juga. Aku tidak boleh menunda mereka terlalu lama disini. Kasihan Shiena.* fikir Putra Mahkota.
"Baiklah. Kalian boleh pergi dari sini." ucap Ian.
Terima kasih Yang mulia." ucap mereka bersamaan.
Akhirnya Duke Carrole, Shiena, Marry, dan Zee dalam perjalanan pulang ke kediaman Duke Carrole.
#Bersambung#
Jangan lupa LIKE, KOMEN, VOTE DAN FAVORIT.
Terima Kasih
❤😘🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 337 Episodes
Comments
Atha 😘😘
👌👌👌👌💪💪💪💪💪💪💪💪
2022-05-24
1
Muliandari
aku mengerti sekarang, karena sikapmu dulu dan pemikiran mu yang tidak bisa membantu, kau kalah saing sama sainganmu itu
2021-12-23
2
Rasbiah
udah nype sini blum juga Lit visual ny thor
2020-10-09
4