BAB 9. Masalah Amore

Keesokan harinya, Marry mempersiapkan Shiena untuk mengikuti Duke Carrole ke istana dan menemui Putra Mahkota yang sombong itu dan membalasnya.

Sejujurnya, Shiena masih tidak terima ketika Putra Mahkota berfikir bahwa dia hanya cantik dari cangkangnya.

"Selamat pagi Ayah." ucap Shiena hormat.

"Selamat pagi juga putriku. Apakah kau sudah siap?" tanya Duke Carrole pada Shiena.

"Agh, Tentu ayah." jawab Shiena dengan tersenyum.

Mereka pun berangkat keistana menggunakan kereta kuda yang tentu saja di lengkapi alat sihir agar guncangannya tidak terasa ke dalam kereta.

Ketika sampai di istana, Duke Carrole lgsg pergi menghadap Yang Mulia Kaisar kekaisaran ini, Kaisar Jonathan Emerl Le Pearl dan Shiena langsung ke taman bunga tempat dulu Shiena bertemu pertama kali dengan Putra Mahkota di istana.

Setelah berkeliling, akhirnya Shiena bisa melihat Putra Mahkota berjalan, Putra Mahkota tampak kaku dan tanpa ekspresi.

'Nah, itu orangnya. Akhirnya ketemu juga. Tapi tunggu dulu, sepertinya ada yang aneh.' ucap Shiena dalam hati.

*Bagaimana bisa masalah air yang tidak bersih masih belum menemukan solusinya? Jika bangsawan dan rakyat yang berkecukupan yang mengalami masalah ini, mereka bisa menggunakan uang untuk membeli air bersih, tapi jika itu rakyat yang kurang mampu. Maka tidak ada yang bisa mereka lakukan jadi mereka terpaksa meminum air itu?* fikir Putra Mahkota Brian Shura Le Pearl.

'Hmmm, ternyata saat ini, dya sedang memikirkan cara mengatasi masalah air bersih di Wilayah Timur Kekaisaran.' ucap Shiena dalam hati.

*Aku harus menemukan caranya. Ini sudah berlangsung hampir satu tahun tapi tetap tidak bisa teratasi. Kekaisaran telah mendistribusikan pengiriman air bersih ke Wilayah Amore bagian Timur tapi tidak ada hasilnya. Justru rakyat makin menderita setelah terjangkit berbagai macam penyakit.* fikir Putra Mahkota.

'Apa??? Masalah ini sudah berlangsung selama hampir 1 tahun. Apa mereka tidak bisa mengubah air itu menjadi air bersih. Ah benar juga, Ilmu Pengetahuan Alam di dunia ini adalah hal tabu. Jadi mereka tidak tau caranya.' ucap Shiena dalam hati.

'Hmmm, aku akan membantumu Putra Mahkota tapi tidak akan mudah. Aku akan membantumu setelah aku mendapatkan permohonan maaf dan balas menghina mu.' ucap Shiena dalam hati sambil menebarkan senyum yang sedikit mengerikan.

"Marry, ayo kita kesana. Kita harus coba menyapa Yang Mulia Putra Mahkota." ucap Shiena dengan senyum sinis.

"Baik, nona." ucap Marry.

Akhirnya, Shiena dan Marry pun mendatangi Putra Mahkota yang sedang duduk di sebuah taman. Sepertinya Putra Mahkota sedang istirahat dan memikirkan cara menyelesaikan masalah kekaisarannya.

"Salam Yang Mulia Putra Mahkota Kekaisaran Pearl, Yang Mulia Putra Mahkota Brian Shura Le Pearl, Semoga Kekaisaran selalu Berjaya." ucap Shiena sambil memberi hormat dengan cara Bangsawan.

"Ada apa kau kemari?" Tanya Putra Mahkota sinis.

*Untuk apa Putri Duke Carrole menemuiku. Apa dia ingin mendapatkan perhatianku. Sungguh menyedihkan. Apa dia tidak punya cara yang lebih anggun* fikir Putra Mahkota.

'Sialan. Dia menghinaku terus. Baiklah kita mulai saja pertarungan ini. Jangan Panggil aku Shiena Ve Carrole jika tidak bisa membuatmu bersujud dan meminta bantuanku, wahai Putra Mahkota yang sombong' ucap Shiena dalam hati.