"Eh, ayo liat pertunjukan lumba-lumba sama orang utan di sana yuk? Tadi pas aku balik dari toilet rame banget kayaknya", Nasya terlihat antusias.
"Boleh, aku juga pengen liat kembarannya Vivi, eh maksudku orang utan, wkwkwk", Sandra tertawa mengejek
"Ck, terusin aja. Ketawa terus" Vivi memutar bola matanya jengah
"Saya boleh ikut?" kata Alif ragu-ragu
"Boleh dong Mas, eh Mas ya kita manggilnya? Atau Kakak aja?" tanya Sandra sok centil
Yang langsung saja mendapat tatapan tajam, setajam silettt.
Dari siapa lagi kalau bukan dari pacarnya, Dio.
ngapain nih orang pake ikut segala?
Vivi sedikit heran, karna Alif tidak ada niat untuk pergi ataupun pulang
"Mas atau Kakak terserah, umur saya masih dua puluh enam tahun kok"
Alif tersenyum hambar,
dia senang karena masih bisa berlama-lama dengan Vivi,
Ya meskipun ada sedikit rasa kecewa karena Vivi sama sekali tidak ada niat untuk mengajak dirinya, bahkan tak merespon pertanyaannya,
Itu berarti Vivi tak mempedulikan keberadaannya, tapi ya sudahlah.
"Kamu mau cemilan apa buat nonton pertunjukkan? Biar saya belikan." tanya Alif dengan lembut
Vivi sedikit terkejut karna pertanyaan Alif, bukan karena apa-apa, tapi karna perhatiannya.
ciiieeeee, wkwkwkwk
"Emmmhh?"
Seolah sedang berpikir, tapi ternyata Vivi hanya tersenyum lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Yakin? Nggak apa-apa kok. Kamu mau apa?" Alif masih belum menyerah
Vivi hanya mengangguk yakin.
Alif pun hanya tersenyum putus asa.
...
Setelah membeli tiket, mereka pun segera masuk.
"Kamu masuk duluan, nanti saya nyusul." pamit Alif lalu berlalu.
Vivi mengangguk tidak peduli.
...
Alif pun datang membawa sekantong kresek berisikan minuman dingin, snack, sosis bakar, serta kentang goreng.
Dia pun segera duduk di samping Vivi,
ya, mereka semua duduk berjejer-jejer di barisan atas.
Dan Vivi yang duduk di bangku paling pojok, dengan alasan agar bisa bersandar.
"Ini Vi, jangan sampai nggak dimakan"
Alif tersenyum lembut sambil memberikannya pada Vivi, tapi dari perkataannya lebih mirip suatu perintah.
Vivi menoleh, tanpa menjawab. Lagi-lagi dia hanya mengangguk dan tersenyum manis, lalu meletakkannya kembali.
Alif pun menggeleng, diambilnya botol minuman itu lagi.
Sengaja membuka tutupnya dan memberikannya pada Vivi
glekk, glekk, glekk
Vivi ternyata menengguknya sampai habis tak tersisa.
Alif yang melihat pun tersenyum,
ada perasaan bahagia dalam hatinya,
lucu banget, batinnya
"Ini, lagi." Alif menyodorkan setusuk sosis bakar berukuran jumbo pada Vivi.
Lagi, lagi, dan lagi Vivi hanya diam tak menjawab, namun sosis bakar itu nyatanya telah berpindah tangan kepadanya dan kini berakhir di mulutnya
yaampun, imut banget, nggemesin.
Alif tak henti-hentinya tersenyum melihat sikap Vivi
prokkk, prokkk, prokkk, prokkk, prokkk
Tepuk tangan riuh serta sorakan bersautan terdengar saat seekor orang utan berjalan membawa sekeranjang bola lalu memasukkannya ke ring di sebrang sana.
"Tuh tuh tuh, kembarannya Vivi pinter banget." ejek Niyas sedikit mencondongkan tubuhnya ke samping kanan.
Karena jarak tempat duduknya dengan Vivi terhalang Lukman dan Alif.
degdeg, degdeg, degdeg,
Alif kaget, karna tiba-tiba Vivi mencondongkan tubuhnya di tepat di depannya.
Hingga kini wajah Alif sangat dekat dengan Vivi
buuuukkk!
Vivi menimpuk botol kosong bekas minumannya tadi ke lengan Niyas dengan sangat kencang.
"Ngomong sekali lagi, aku siram kamu!"
"Aauuuuh, sakit gila!"
Niyas merintih kesakitan.
Vivi pun hanya memelototi Niyas dan kembali duduk ke posisi semula.
hemmmmmm, kirain. wkwkwk
Alif tersenyum getir,
ternyata Vivi mendekatkan tubuhnya hanya agar bisa menggapai Niyas yang terhalang oleh tubuh tegapnya.
penonton kecewa, wkwkwk
...
"Kenapa kamu lakuin ini semua? "
Alif memberanikan diri bertanya
"Enggghhh?"
Vivi menghembuskan nafas kasar
"Maksud saya, kenapa tadi kamu pura-pura bisu?
Yaelah bang, lu sendiri yang tiba-tiba ngatain bisu!
pake nuduh gua pura-pura bisu lagi?
Buset nih orang, ada-ada aja ya.
Nggak ada kali orang pengen pura-pura bisu.
Biar apa coba? heran adek bang
huhuhu,
Vivi merogoh kembali tas nya dan mengambil lagi buku note dan bulpen.
astaga, jangan bilang dia mau nulis lagi.
Alif menyerngitkan alisnya
gapapa, susah jelasinnya.
"Pasti ada alasannya?"
bawel banget sih nih orang, masa iya aku harus cerita alasannya? tengsin dong ya!
Apa dong alasannya? huuhhh,
Ahaaa!
Soalnya lagi pengen cari yang tulus! karna banyak cowok yang liat orang dari fisiknya! nggak dari hati!
nyahooo lu,
biar ngerasa kesindir jadi cowok.
Alif tersenyum.
hatinya berdesir, ternyata itu alasannya.
eettt dah malah senyum-senyum.
nih cowok bener-bener ya.
jadi merinding aku
"Apa saya boleh minta nomor kamu?"
Ceilahhh, malah modus nih.
6170xxxxxx
"Kamu pakai provider apa?" Alif heran,
Vivi segera memberikan lagi buku note itu pada Alif sambil menyengir kuda.
itu nomor rekening aku,
katanya tadi mintak nomor.
"Hehehe, kamu ini lucu ya,
maksud saya, saya minta nomor hp kamu"
Alif merobek lembar kertas yang berisikan beberapa digit nomor itu ke dalam sakunya.
Jika laki-laki lain, mungkin saja bisa beranggapan Vivi ini cewek matre yang dengan sengaja mengkode.
Tapi lain dengan Alif, ia justru merasa apa yang dilakukan Vivi ini lucu, dan sangat menggemaskan.
Alif mengembalikkan buku note Vivi karna tiba-tiba hpnya berdering
~ "Assalamualaikum Lif,
saya sama anak-anak mau pulang dulu, kelamaan nunggu kamu, tadi katanya sebentar, Tapi sampai satu jam lebih nggak muncul-muncul.
Apa segitu susahnya ya? Seorang Muhammad Alif Wardhana nakhlukin gadis manis itu? Hahaha"
terdengar suara dari sebrang sana.
"Waalaikumsalam. Hahaha... Abang nih, ngeledekin mulu, doain aja Bang. Hati-hati kalau pulang, sampaikan juga salam saya untuk anak-anak"
~ "
"Waalaikumsalam"
Alif menoleh ke arah Vivi,
ternyata Vivi belum juga menuliskan nomor hpnya.
"Tolong tulis nomor kamu di sini."
pelan namun tegas, Alif menyodorkan hpnya ke Vivi
Alif pun tersenyum puas, seperti telah memenangkan suatu pertandingan,
disimpannya nomor hp Vivi dengan nama Cantik.
"Kenapa kamu masih nggak mau ngomong sama saya? Padahal saya sudah tau semua. Apa saya sebegitu mengganggunya buat kamu?"
Vivi terus-terusan membuang nafas kasar,
nih cowok bener-bener deh,
masih aja dibahas,
bete aku jadinya!
Vivi langsung melempar buku note itu ke Alif setelah menuliskan sesuatu
bisa nggak sih, nggak usah dibahas lagi? bikin bete aja!
seharusnya saya yang marah karna kamu bohongin saya, kenapa sekarang malah jadi kamu yang marah?
Akhirnya Alif pun menyerah,
dia tak ingin terus merusak suasana.
nanti pasti ada waktunya,
dan saya sangat berharap kamulah jodoh saya.
...
Dan disela-sela pertunjukan, ke lima sahabat Vivi ternyata sedari tadi memperhatikan semua tingkah lucu Alif dan Vivi, bahkan tak melewatkan untuk menyimak perdebatan kecil mereka.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
hai readers kesayangan,
maaf ya tulisan thor masih banyak kekurangan,
tapi thor bakal berusaha memperbaiki semuanya,
maka dari itu,
thor minta like, komentar, dan vote dari readers semuanya yaa,,,
biar karya thor makin bagus,
wkwkwkwk
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Fitria Berkisah
like lagi ah. ditunggu feedbacknya
2020-10-06
0
Ilham Rasya
semangat Thor 💪💪💪😅
feedback
- Pernikahan ku 🙏
2020-08-15
0
ayyona
jejak duyu
2020-08-07
0