"*M*alah senyum-senyum? Waduh, sayang banget ya. Ganteng tapi rada gila kayaknya."
Vivi melihat bingung ke arah Alif
"Yuk, kita susulin temen-temen kamu. Kita ikut naik bebek gowes. " Alif beranjak, dia terlihat sangat bersemangat.
Vivi hanya menatap bingung.
"*Ke*napa lagi nih orang?"
"Ayo, naik bebek gowes sama saya. Mumpung saya masih ada waktu." Alif segera menarik tangan Vivi.
Vivi semakin menatap bingung, kali ini pandangannya pada tangannya yang sudah digandeng Alif.
Blusssshhhh!
Alif pun menyadari perbuatannya dan segera melepaskan tangan Vivi,
"Maaf, saya nggak bermaksud lancang!" Pipi Alif seketika merona, mungkin dia malu.
"aku mau in aja kali ya, lumayan.
Daripada bengong ditinggal Nasya yang nggak tau kemana.
Hemm, kalo mereka berempat liat aku sama cowok ini?
Pasti mereka langsung kepo.
Hihihi, biar penasaran liat aku jalan sama cowok ganteng."
Vivi pun berdiri, dia tersenyum.
Seolah mengiyakan ajakan Alif.
Alif pun dibuat kelabakan mendapat senyuman manis dari Vivi.
cantik banget,
...
"Hati-hati naiknya," ucap Alif, tapi tak berani membantu.
Mereka pun mengayuh bebek gowes dengan santai.
Vivi sedari tadi sibuk melihat pemandangan sekitar tanpa bicara sepatah kata pun.
Mungkin dia sedang menikmati perannya menjadi orang bisu, wkwkwk
Alif pun juga melihat pemandangan, pemandangan indah di sampingnya maksudnya.
Entah kenapa hatinya selalu berdebar jika melihat Vivi.
Paras cantiknya, senyumnya, tingkahnya,
Arrghh, Alif lama-lama bisa gila karena terus memandangi Vivi.
Sepertinya dia tak menemukan kekurangan apapun pada makhluk indah itu. Meskipun yang ia tahu Vivi memiliki suatu keterbatasan.
Tapi itu tak menyurutkan perasaannya. Entah, inikah yang disebut cinta pada pandangan pertama?
...
"Eh Beb, aku nggak salah liat nih?" Sandra menepuk-nepuk pundak Dio.
"Apa'an sih Beb?" Pandangan Dio pun mengikuti arah telunjuk Sandra.
"Itu Vivi. Sama siapa dia?" Dio memperhatikan dengan seksama,
"Kenapa sih?" Lukman mendekatkan bebek gowesnya ke bebek gowes Dio.
"Itu Yas, Vivi. Lihat deh!" Sandra menunjuk ke arah Vivi yang masih ada di belakang. Dan semua pandangan mereka mengikuti instruksi dari Sandra,
"Eh iya, bener. Tapi sama siapa dia?
Cowoknya cakep deh" ucap Niyas jujur.
"Masa' Nasya berubah wujud?" Celetuk Lukman
"Ngaco!" teriak mereka berbarengan.
"Kita tunggu sini"
mereka pun sepakat. Ingin mengintrograsi Vivi
Perahu Alif sudah mendekati perahu teman-teman Vivi,
"Nah, itu temen-temen kamu" Alif menunjuk kearah Niyas dkk.
Hemmm, pasti mereka lagi kepoin aku.
Biarin aja deh, sekali-kali.
wkwkwk
"Vi? Sama siapa kamu?" tanya Sandra dengan lantang.
Vivi hanya membalas dengan senyuman manis andalannya sambil melambaikan tangan.
" Vi?" Niyas tidak sabaran.
Alif pun hanya tersenyum canggung saat Sandra dkk. terus saja memandang pada dirinya dan Vivi.
Gemas karna Vivi tak kunjung menjawab, Lukman dan Dio sigap mendekatkan bebek gowesnya ke arah Vivi, bermaksud ingin memepetnya.
Namun,
bruukkkkkk.
Mungkin terlalu semangat, sampai bebek gowes mereka menabrak bebek gowes Alif.
"Aaaaaaaaaaahh!!!!"
Vivi menjerit sejadi-jadinya.
Bebek gowesnya sedikit oleng karna guncangan keras ulah Lukman dan Dio.
Untungnya dengan sigap Alif bisa mengimbangi,
"Kamu nggak apa-apa?" Alif terlihat khawatir, dan sedikit kaget juga mendengar jeritan Vivi
" Vi, kamu nggak kenapa-napa?"
Niyas pun ikut khawatir, takut terjadi apa-apa dengan sahabatnya.
Bisa-bisa nanti dia digantung di tiang listrik oleh ayah Vivi jika sampai terjadi sesuatu.
"Vi?" Sandra pun ikut memanggil.
Vivi yang tadi sempat syok, kini tersadar. Nafasnya sampai ngos-ngosan,
"Nggak apa-apa gimana? Kalian hampir aja bikin aku jantungan tau nggak! Kalau aku sampai kecebur di danau ini gimana? Kalau aku dimakan sama buaya gimana? Hah!" Vivi langsung memaki-maki empat sahabatnya.
Dan,
"Kamu bisa ngomong?" Alif menatap Vivi tajam.
Dia bingung dengan apa yang dilihat dan didengarnya barusaja.
Bluuuussshhhh,
"Uupppssss!"
Vivi langsung menoleh ke Alif.
Dia bingung bagaimana harus menjelaskan. Karena setau Alif dia ini bisu.
Seharusnya Vivi tak ambil pusing jika memang ketahuan kalau dia tidak bisu.
Toh Alif dan Vivi pun barusaja kenal,
dan Vivi memang tidak niat berbohong.
Tapi rasanya Vivi sedikit menyesal,
hatinya terasa dicubit.
Alif pun masih menunggu jawaban dari Vivi.
"Maaf", hanya itu yang sanggup Vivi ucapkan, selebihnya dipikir belakangan.
" Maksudnya apa Vi? aku jadi bingung deh?" Sandra memecah kecanggungan antara Vivi dan Alif
"Dia siapa Vi? Bukannya dia orang yang tadi ya? Kok kalian bisa barengan? Terus kenapa dia bilang gitu? Terus Nasya mana? Coba jelasin deh ke kita!" Niyas memberondong pertanyaan ke Vivi.
Alif pun hanya memandang mereka tanpa mengatakan apapun. Hatinya ngilu karena Vivi telah membohonginya,
ya, meskipun ada sedikit perasaan bahagia di hatinya bahwa ternyata Vivi bukan gadis bisu.
Tapi tetap saja dia kecewa, apa maksud Vivi melakukan semua ini? Apa dia terlalu mengganggu sampai Vivi menghindarinya dengan cara seperti ini?
Perasaan Alif pun tidak keruan,
pikirannya pun penuh dengan dugaan yang tidak-tidak.
Dan Vivi? bukannya malah menjawab,
justru dia ikut membuang muka.
Perasaannya pun juga tidak keruan saat ini.
Dan para sahabatnya?
Jelas semakin bingung melihat Vivi dan entah siapa itu, saling diam tak bicara.
"Vivi mau balik aja." ucap Vivi lirih
"Iya" Alif pun langsung menuruti keinginan Vivi.
Tanpa bicara, mereka akhirnya sampai di pinggir danau diikuti yang lainnya.
...
" Vi, kamu hutang cerita sama kita-kita!" Niyas langsung menghadang Vivi dan Alif.
"Saya Alif, Saya barusaja kenal dengan Vivi" Alif pun mengulurkan tangan, menjabat tangan semua sahabat Vivi.
"Ohh" Niyas membulatkan mulutnya
"Terus Nasya mana?"
"Engghhh? Nggak tau, tadi pamit ke toilet. Tapi nggak balik-balik"
Vivi hanya mengedikkan bahunya
Tiba-tiba terlihat seorang gadis berpakaian syar'i tengah berlari,
ya, itu Nasya. Terlihat sangat jelas jika ia sedang terburu-buru.
"Nah, nah, nah, Tuh orangnya nongol." Sandra memutar bola matanya malas.
"Hufft, huftt, huftt! Haduh maaf ya, tadi aku ketemu sama temen pengajian aku,
terus ngobrol sebentar.
Hehe, sampai lupa", Nasya masih terlihat ngos-ngosan.
"Nggak apa-apa Sya, untung aja aku belum bikin laporan orang hilang." Vivi tertawa meledek.
Alif pun terus saja memandangi Vivi,
melihat dia bicara, tertawa,
terasa syahdu baginya.
Hatinya berdesir saat melihat Vivi tersenyum.
Vivi langsung mengalihkan pandangan saat ia tak sengaja menoleh ke arah Alif yang terus saja memandanginya.
Ada perasaan aneh dalam hatinya,
"Tuh siapa?" Nasya sedikit berbisik pada Niyas.
"Helehhh, ketinggalan jauh kamu." Niyas malah menjawab pertanyaan Nasya dengan keras.
"Saya Alif, temannya Vivi. Baru kenal sih", Alif sedikit menyengir.
" Oh, saya Nasya" Nasya pun tersenyum canggung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Fitria Berkisah
proud of you kakak
2020-10-06
0
Ilham Rasya
like like like 💪💪😅
2020-08-15
0
ayyona
nyimak
2020-08-07
0