Bab 2 Anak Gajah

"Yuk," Sandra sudah menggenggam enam lembar tiket.

"Kan! Kan! Rada sakit nih, kalian! Ngapain coba kita ke sini? Emangnya kita mau rekreasi, kayak anak TK?" Vivi terus saja nyerocos melihat para sahabatnya yang ajaib ini. Namun teman-temannya pun malah tertawa.

Dan sekarang mereka pun berjalan dan memasuki area hewan beruang, mereka berjalan beriringan dan mulai mengerjai Vivi yang tengah berulang tahun.

"Beb, lihat deh! Beruang yang pojok itu, kayak Vivi, ya?" ledek Sandra

"Hahaha, bener kamu, Beb"

Vivi hanya melirik sekilas, dan memilih melanjutkan membaca novel di telepon pintarnya sambil terus berjalan.

"Eh San, lihat deh! Kayaknya beruang yang gede itu lebih mirip deh, sama Vivi," Niyas pun menimpali.

"Haha, yang item gede itu, ya?" Tawa Sandra meledak diikuti dengan yang lainnya.

Vivi memutar bola matanya malas, "Terus aja terus, ledek terus sampai puas."

" Jangan gitu dong, masa cantik begini malah disamain sama beruang yang gede, item, jelek itu?" Nasya meraih pundak Vivi.

"Iya nih, Teh, mereka pada jahat. Dari tadi aku dibully terus. " Vivi memajukan bibirnya merasa ada yang membela

"Vivi itu nggak mirip sama beruang yang di pojok, ataupun yang gede item itu, lagi. Vivi itu justru mirip sama beruang yang kecil itu. Yang di tengah tuh, yang di kandang sendirian. Jones dia, hahahaha... " Nasya tertawa puas,

Yang lain pun ikut tertawa.

"Huh dasar, kirain mau belain. Nggak taunya malah njatuhin juga!" Vivi pun kesal, dia pun langsung pergi meninggalkan mereka yang masih di belakang.

"Eh dia udah mulai marah, kerjain lagi, yuk?" Niyas pun langsung menyusul Vivi dan berusaha menyamai langkahnya.

Buggghhh!

"Ups, sorry, nggak sengaja," Niyas meminta maaf dengan ekspresi yang sengaja dibuat-buat.

" Jalan pakai nabrak-nabrak! Tuh jalannya masih lebar!" Vivi pun kembali jengkel karena dia tahu Niyas dengan sengaja menabrak bahunya, meskipun tidak terlalu sakit. Tapi dia sempat kaget.

Kini mereka sedang mengitari area bermain dengan gajah. Yang mana pengunjung bisa menaiki gajah mengitari rute di area tersebut.

"Sekarang giliran aku." Sandra maju dengan percaya diri.

Buughhhh!

Seketika Vivi langsung tersungkur, entah Sandra yang terlalu keras menabraknya atau memang Vivi sedang tidak siap. Karena sedari tadi dia berjalan, fokusnya hanya pada ponselnya.

"Eh, anak gajah jatuh!" celetuk Sandra, yang langsung membuat semuanya tertawa.

Bukannya langsung bangun, Vivi ternyata masih syok dengan kejahilan sahabatnya. Dia pun tak mampu merubah posisinya yang mirip seperti superman siap terbang.

Tiba-tiba ada yang mengulurkan tangan di hadapannya, Vivi pun hanya mendongakkan kepala. Melihat siapa empunya, jika salah satu sahabatnya, ia bersumpah akan menggigit tangannya sebagai balasannya.

"Kok malah diam? Ayo saya bantu berdiri." Sesosok lelaki tampan sedang tersenyum. Dia tengah berjongkok dan mengulurkan tangannya ke Vivi.

"Eeenghhhh!?" Vivi yang sedang bingung, justru tak menerima uluran tangan tadi, dan langsung berusaha sendiri. Bangkit dari pose superman nya.

Vivi mengibas-ibas baju dan celananya yang kotor sambil sesekali mencuri pandang pada laki-laki itu.

Laki-laki itu terus saja tersenyum melihat tingkah Vivi. Sepertinya ia tahu kalau Vivi malu.

Dan itu semakin membuat Vivi salah tingkah.

Jantungnya berdegup kencang saat laki-laki itu terus saja memandanginya sambil tersenyum.

Entah kenapa laki-laki tampan itu terus saja memandangi Vivi. Ada sesuatu yang bergetar di hatinya saat memandangi dara berusia delapan belas tahun itu.

"Kamu nggak apa-apa? Kok malah senyum-senyum?" tanya lelaki itu dengan lembut.

Blussh!

"Hhhggggg" pipi Vivi langsung merona, dia tak sanggup berkata-kata. Malu setengah mati, hanya itu yang dirasa.

"Kamu nggak apa-apa, Vi?" akhirnya ada juga satu suara yang memecah keheningan. Karena sedari tadi mereka semua hanya melongo menyaksikan perpaduan pose superman dan drama korea KW yang dibintangi Vivi dengan laki-laki itu.

"Hmmmm!" Vivi melotot ke arah sahabat-sahabatnya.

Rasa kesalnya belum selesai, kini ditambah rasa malu pakai ampun melandanya. Bingung harus berbuat apa, ia takut apa yang dia lakukan akan semakin membuatnya semakin malu. Yang dirasa saat ini sudah mirip dengan pemeran teater yang tiba-tiba lupa dialog saat pentas di depan jutaan penonton.

Dengan perasaan campur aduk, Vivi pun memutuskan untuk diam dan berlalu pergi. Tanpa menghiraukan para sahabatnya dan lelaki tampan yang beberapa menit lalu sempat menarik perhatiannya

"Udah dong marahnya," Sandra mencoba meraih pundak Vivi namun langsung saja ditepis kasar.

"Vi, jangan marah beneran. Kita niatnya cuma bercanda," Niyas pun juga berusaha menyamai langkah Sandra.

"Allah melarang kita untuk bermusuhan lebih dari tiga hari" Namun pun ikut memulai aksinya.

Vivi menyerngitkan alisnya "Hey, emangnya kita suami istri? Nggak boleh marahan lama-lama?"

"Hahahaha," mereka pun tertawa bersama.

Ya begitulah Vivi, dia tidak akan bisa berlama-lama marah dengan siapapun, apalagi sahabatnya. Dan mungkin dulu juga pada mantan tunangannya, Ardian.

"Yaudah, sekarang kita cari makan, yuk." Dio pun buka suara.

"Iya, ayo, aku juga belum makan. Capek dari tadi muter-muter." Lukman langsung menyetujui

"Karena kamu hari ini ultah, terserah kamu deh, mau makan apa." Sandra mengerlingkan satu matanya

Vivi langsung sumringah, "Asyik, bakso, ya?"

"Haduh sorry deh, aku kemaren malam udah makan bakso, yang lain ya, Cantik" Nasya menyengir kuda

"Mie ayam?" pandangan Vivi tertuju pada sebuah depot bertuliskan asli wonogiri.

"No! kamu punya sakit lambung, nggak baik sering-sering makan mie." cegah Niyas

"Terus apa dong?" Vivi mulai cemberut.

"Sosis bakar, ya?"

"Itu namanya nyemil, aku ini laper" Lukman pun ikut berargumentasi

"Siomay, ya?" Vivi memelas

"Nggak Vi, kamu paling gak bisa makan saos kacang" Nasya langsung mencegah.

"Itu aja," Dio menunjuk ke satu depot yang ada di ujung.

"Iya, setuju. Ayo!" mereka semua pun langsung bergegas dan meninggalkan Vivi.

Mau tak mau Vivi pun mengikuti sahabat-sahabatnya yang sudah duduk di meja paling depan.

"Katanya aku yang milih mau makan apa, tapi malah kalian yang nentuin. Terus buat apa tadi nawarin, huh!" Vivi semakin cemberut,

Mereka semua kini sudah berada di depot berplakat "RAWON PAK NDUTT UENAAAKKK "

"Udah dimakan! Kesehatanmu loh." Nasya cengingisan.

"Huh, sebel!" Vivi hanya mengaduk-aduk makanannya, dia memang tak seberapa suka dengan makanan ini.

"Nih daging kenapa potongannya gede-gede banget? gimana makannya?" Vivi memandang bingung potongan daging berwarna coklat kehitaman itu. Akhirnya ia pun melahap beberapa potong daging itu dengan ragu.

Emhh!!!

"Waduh, ada yang nyangkut. Ganjel banget. Gimana nih!" Vivi mengabsen setiap cela di giginya dengan lidahnya sendiri.

"Kamu kenapa, Vi?" Sandra melihat keanehan

Vivi menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat.

Dia malu setengah mati kalau sampai mereka tau ada daging yang menyangkut di giginya.

Bisa-bisa dia dikatai jorok.

"Udah yuk, keliling lagi." Lukman dan Dio pun berdiri dan pergi untuk membayar.

Terpopuler

Comments

Seri Kusniarti Gung

Seri Kusniarti Gung

Like sudah mendarat, jangan lupa baca Gadis Perkasa dan Pria Penguasa yah

2020-12-06

1

Fitria Berkisah

Fitria Berkisah

waah . makin seruuu... jangan lupa mampir di SELEBGRAM istri settingan ya kak

2020-10-06

0

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

mampirr lagi disini kak..😊

salam dari "cinta pak bos"

2020-08-16

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!