Jodoh Kedua

Jodoh Kedua

Bab 1 12 April

Kringggg, kringggggg, kriinngggg

"Haduh, alarmnya kenapa nggak mau berhenti, sih? Diam dong! Aku masih ngantuk, nih!" jemari lentik Vivi terus saja berlarian ke sana ke mari, mencari keberadaan benda yang sudah berani mengusik tidur indahnya.

Brraakkkkkkk!

"Mati lo!" Vivi mengulas senyum dengan mata yang masih saja terpejam.

Kringgggg, kringgggg, kriiinnggggg

"Ya Allah, kenapa masih bunyi, sih?"

Vivi merasa frustasi. Dengan berat hati, dia pun terpaksa membuka mata sayunya.

"Hoaaammmmm" dengan terus mengucek matanya, Vivi berusaha mengumpulkan nyawanya. Dan saat Vivi membuka matanya,

"Hahh!" seketika Vivi dibuat menganga selebar mulut kuda nil, dia mengucek matanya lagi dan mencoba membuktikan kebenaran apa yang baru saja dilihatnya.

"HAPPY BIRTHDAY SAYANGKU"

Hiasan ulangtahun yang tertempel di dinding itu tepat berada di depan matanya.

Senyumnya pun semakin mengembang saat memperhatikan setiap sudut di dalam kamarnya.

Sebuah dekorasi ulangtahun yang sangat indah dan meriah. Ya, meskipun bisa dibilang lebih cocok untuk anak-anak.

Balon-balon berwarna merah dan putih memenuhi setiap ujung langit-langit dinding kamarnya, dengan pita-pita warna-warni yang menghubungkan setiap sudutnya.

"*P*asti capek nyiapin ini semua" batin Vivi yang kini memandang ke arah samping.

Vivi tak henti-hentinya mengulas senyum indah. Pandangannya pun kini tertuju pada foto keluarga kecilnya yang terpajang di atas nakas.

Kringgggg, kringgggg, kringggggg

"Astagfirullah, masih bunyi aja? Kirain udah mati itu alarm" Vivi mendengus kesal.

Ia pun turun dari tempat tidurnya menuju arah pintu untuk segera mengambil benda yang sedari tadi tidak bisa diam itu.

Padahal tangannya tadi sudah berhasil melemparnya sampai ke pintu, namun ternyata usahanya tadi sia-sia.

"Turun aja deh sekalian, haus juga." Vivi membuka pintu perlahan, seolah takut ada yang terbangun karena pergerakannya.

"Astagfirullah" Vivi membelalakkan kedua matanya saat melihat tangga yang sudah dihias senada dengan dekorasi kamarnya, balon dan pita-pita pun melilit indah sampai ujung tangga di bawah sana.

"Meriah banget, udah kayak tujuh belasan aja", Vivi melempar senyum entah kepada siapa.

"Balon balon lagi?" Vivi memutar bola matanya seolah tak percaya saat melihat ke arah dapur.

Kue black forest lengkap dengan lilinnya, serta kartu ucapan sudah tertulis rapi di sampingnya.

"HAPPY BIRTHDAY SAYANGKU"

Vivi tersenyum dan meletakkan kembali kartu ucapan itu di meja.

"Bikin coklat panas enak kayaknya,"

...

Vivi pun berjalan menuju ruang keluarga, tempat favoritnya jika sedang di rumah.

Dengan dinding kaca tembus pandang tepat menghadap kebun mawar kesayangannya, membuat Vivi selalu betah berlama-lama di sana, bahkan tempat yang bisa membuatnya merasa tenang jika sedang ada masalah.

Dengan menggenggam secangkir coklat panasnya, Vivi terus saja memandang ke arah luar kebun mawar nya.

Pikirannya pun ikut menerawang jauh.

..................................................

"Doooorrrrrr!" Teriak beberapa orang bersamaan.

"Ya ampun, ngagetin aja! Untung nggak tumpah minuman aku!" Vivi kesal bukan main, dia mengelus dadanya berulang-ulang.

" Lagian kamu ngelamun aja. Eh ya, by the way. Happy birthday sayangnya kita, sahabat kita, cintanya kita, gemesnya kita." Ucap tiga orang gadis secara kompak dan lantang, mereka yang seolah tak mendengar amukan Vivi itu pun langsung memeluk paksa tubuh Vivi.

"Ihhhh, pengap. Coklat panas aku kesesakan ini!"

Ketiga gadis itu, Sandra, Nasya dan Niyas pun tertawa mendengar keluhan sahabatnya itu, tapi tak membuat mereka melepaskan pelukannya.

"Udah dong, masa' mau pelukan sampai besok?" Lukman pun angkat bicara, pacar Niyas itu memutar bola matanya malas.

"Tau nih cewek-cewek. Kayak nggak pernah ketemu seabad aja. Padahal tiap hari juga barengan," Dio pun langsung melempar bantal sofa ke arah gadis-gadis Teletubbies itu.

"Apa an sih, Dio? ganggu aja! Dipecat jadi pacarnya Sandra, baru tahu rasa, loh!" Nasya melotot tak suka.

"San, temen kamu tuh. Mau pisahin kita!" Dio merengek dibuat-buat.

" Kamu sih, gangguin macan tidur!"

"Udah-udah, yang ada beneran sampai besok ini pelukannya. Ayo, Beb, Vivi suruh cepet-cepet mandi. Ntar kita semua kesiangan." Lukman memisahkan debat capres itu.

"Emang kita mau kemana?" Vivi bangkit dari duduknya.

"Mau jalan-jalan dong, kan kamu lagi ultah," Niyas melempar senyum andalannya

"Ke mana?"

"Rahasia dong. Banyak nanya kamu nih. Kayak pembantu baru aja," Sandra terkekeh

"Ayah sama bunda kemana, Vi? Kok dari kita datang, nggak kelihatan?" Nasya celingukan mencari sesuatu.

"Udah berangkat ke Bandung kayaknya, soalnya pas aku bangun udah nggak ada. Semalam sih pamitnya berangkat subuh"

" Pantesan nggak kelihatan", Nasya sudah menggenggam apa yang tadi dicarinya. Setoples keripik kentang.

"Ngoceh mulu nih, udah sana mandi terus dandan yang cantik, terus cus kita jalan-jalan, kita juga udah pamit kok semalam sama ayah bunda kalau hari ini mau ngajak princessnya jalan" titah Sandra

"Iya, iya, buru-buru amat sih. Emang mau kemana juga", Vivi sudah menaiki tangga.

"Mau cariin kamu jodoh!" kata-kata itu begitu saja meluncur dari mulut Lukman.

"Hahaha, hegghh!" Vivi menoleh lantas tertawa kecut, tiba-tiba saja hatinya menjadi nyeri.

Niyas pun memelototi Lukman, begitu juga dengan yang lainnya.

Seketika suasana pun menjadi hening karena ulah Lukman

...

tap, tap, tap

Vivi pun sudah siap dengan sweater topi berwarna putih tulang, celana highwaish biru dongker, serta sneaker putihnya. Rambut coklat gelapnya yang panjangnya di bawah bahu itu pun dibiarkan tergerai.

" Yukkk"

"Hayukkkkkk" ucap mereka berbarengan.

...

"Ayo naik, Beb," Dio sudah siap dengan motor sportnya.

Sandra pun langsung naik dengan semangat.

"Lah, lah, lah, tuh Sandra sama Dio.

Terus Niyas sama Lukman.

Lah, aku?" Vivi mulai gelisah melihat Niyas pun sudah naik di motor matic Lukman.

"Tuh sama teteh," (sapaan akrab untuk Nasya)

"Apessss banget hari ini. Teteh kan nggak bisa bawa motor! Capek dong kalau aku harus nyetir terus." Vivi memelas.

"Teteh bisa bawa motor kok, tapi ntar baru semeter pasti udah nyusruk. Hahaha" ledek Dio yang langsung mendapat tatapan mematikan dari Nasya.

"Udah buruan. Kesiangan ntar kita" Lukman pun langsung ngacir disusul Dio.

"Apesss deh" Vivi pun ikut melajukan motornya mengekori Dio dan Lukman.

grruueeeenggggggg!

"Astagfirullah, Vivi! " teriak Nasya terkejut.

Vivi hanya terkekeh dan pura-pura tidak mendengar. Nasya memang selalu parno jika Vivi sudah mengebut di jalan.

...

KEBUN BINATANG SURABAYA

Bangunan monumen khas kota pahlawan itu pun baru saja mereka lewati.

Dan tiba-tiba saja motor Lukman memasuki area parkir dan diikuti Dio.

" Lahh, mereka ngapain belok sini? Ini kan parkiran masuk? Mau ngapain ke sini? Wah, nggak bener ini! " Vivi pun mengoceh tidak jelas, merasa ada sesuatu yang mengganjal.

Diam-diam Nasya di belakangnya pun hanya senyum-senyum sendiri.

Terpopuler

Comments

Seri Kusniarti Gung

Seri Kusniarti Gung

Hai jangan lupa baca Gadis Perkasa dan Pria Penguasa yah

2020-12-06

1

Ilham Rasya

Ilham Rasya

hadir Thor 💪💪😅

2020-08-15

0

Rasinar Yohana

Rasinar Yohana

aku mampir lagi thor bawa boom like dan rate 5 smngt terus 😘

2020-08-14

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!