Nyanyian Takdir Aisyah
🌻Terimakasih ya sudah membaca karyaku , jika suka tinggalkan jejakmu berupa like, komen, tip dan vote karena itu sangat berarti untuk Author, semoga readers lovers sehat dan bahagia selalu.🌻
Selamat Membaca!
*****
Kampung Ais ....
Adem Sari adalah sebuah desa yang cukup asri dan masih jauh dari polusi. Di sini lah tempat tinggal Aisyah kecil yang biasa di sapa Ais.
Keluarga Ais bukan lah termasuk keluarga yang berada. Ayahnya, Abdulah adalah seorang buruh di sebuah pabrik di desanya, sedangkan ibunya Aminah hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Dari pernikahannya, kedua orang tua Ais di karuniai tujuh orang anak yaitu; Ani anak pertama . Ari anak kedua. Ara anak ketiga. Ali adalah anak keempat. Lalu Ais anak kelima. Anis anak keenam, dan yang paling terakhir bernama Amy anak ketujuh karena pada masa itu hampir semua orang punya banyak anak. Hal ini dikarenakan mereka masih percaya dengan pepatah lama yang mengatakan bahwa banyak anak akan banyak pula rezekinya. Tentu saja setiap anak sudah punya rezekinya masing-masing.
*****
Semua anggota keluarga Abdulah hidup dengan rukun. Meskipun kehidupannya serba kekurangan tetapi semua anaknya bersekolah. Jarak umur setiap anak pas dua tahun, kecuali anak yang bungsu yaitu Amy berjarak lima tahun dari Anis. Kegiatan rutin mereka dipagi hari adalah salat subuh. Seperti pagi ini.
"Ayo anak-anak semuanya bangun! Hari sudah pagi. Tidakkah kalian mau ikut ayahmu untuk salat subuh dulu?" kata ibu.
Dengan suara berat khas orang bangun tidur Ais dan kakak - kakaknya menjawab."Ehmmm iya, Bu! Bentar lagi."
Meskipun sudah di bangun oleh ibunya, pada akhirnya hanya Ais kecil dan Kak Ara saja yang ikut salat berjamaah dengan ayah, sedangkan yang lain masih sibuk membungkus diri dengan selimutnya lagi.
Sedari kecil Ais memang sudah terlihat lebih tertarik untuk belajar agama, ia tak pernah absen untuk ikut ayah salat, walau belum punya mukena sendiri, hanya pakai kerudung pemberian ibu. Hal ini dikarenakan ibu belum punya uang untuk membeli mukena, tetapi Ais tak pernah berkecil hati, di dalam hatinya Ais selalu berdoa semoga suatu saat Allah akan mengabulkannya dengan memberikan ia sebuah mukena, agar ia bisa salat dengan menutup auratnya secara lengkap.
*****
Sekarang Ais sudah duduk di kelas 4 Sekolah Dasar yang berarti tiga orang kakaknya sudah di SMP dan satu orang kelas enam di Sekolah Dasar. Sejak sekolah Ais kecil selalu menanamkan kejujuran dan penuh tanggungjawab saat di sekolah, sehingga dia di percaya oleh kepala sekolah untuk memegang kunci kantor kepala sekolah dan membersihkannya setiap pagi. Untuk itu kepala sekolah tak segan memberikan sekedar uang jajan pada Ais setiap satu bulan sekali, meskipun jumlahnya tidaklah besar.
Kemudian uang itu pun di tabung Ais untuk keperluan yang lain. Karena untuk jajan, Ais sudah mendapatkannya dari upah mengantar goreng pisang, dan satu termos es mambo ke kantin sekolah yang ia lakukan setiap hari tanpa rasa gengsi ataupun malu. Dalam prinsip hidupnya adalah selama rezeki yang dia dapat adalah halal buat apa merasa malu.
*****
Ais kecil adalah anak yang multi talenta, dia pandai bernyanyi, menonjol dibidang olahraga, dan sangat menyukai hal yang berhubungan dengan lukis melukis. Dalam ketiga bidang itu Ais selalu juara, baik dikelasnya atau lomba antar kelas. Maka dari itu seperti kali ini Ais di panggil kepala sekolah karena akan ada kejuaran atletik dan melukis di tingkat kecamatan namun waktu penyelenggaraannya berbeda.
"Ais!" sapa kepala sekolah kemudian Ais pun menjawab.
"Iya PaK," jawab Ais singkat.
"Bapak sengaja memanggil kamu karena ada yang ingin bapak sampaikan, ini berkenaan dengan perlombaan atletik dan melukis kali ini. Yang mana untuk perlombaan Atletik dan melukis tingkat kecamatan tahun ini bapak ingin kamu yang mewakili sekolah kita," kata Bapak Kepala Sekolah.
Ais kecil masih diam , dia masih mencerna maksud dari ucapan bapak kepala sekolah, namun karena merasa dirinya belum pantas akhirnya Ais kecil menjawab.
"Tapi PaK! Bukankah masih ada kakak-kakak kelas yang lebih baik dari Ais?" tanya Ais sambil menundukkan kepalanya.
"Iya Ais kamu benar, tetapi bapak sudah berkonsultasi dengan guru olagraga dan juga guru seni kita, kata mereka hanya kamu yang prestasinya di atas rata - rata meskipun kamu baru kelas Empat, 'kan tidak ada salahnya mencoba Ais?" tanya Bapak Kepala Sekolah sambil memandang Ais yang tertunduk.
Ais masih diam sambil berpikir mencerna kata demi kata yang diucapkan oleh kepala sekolahnya, dan akhirnya Ais kecilpun menjawab.
"Baiklah Pak! Saya akan berusaha memberikan yang terbaik untuk sekolah kita," ucap Ais mantap sambil tersenyum.
Sebuah senyum terukir diwajah bapak kepala sekolah, ia sangat senang dengan kepercayaan diri dan keoptimisan Ais dalam mengemban sebuah amanah.
"Baiklah Ais, selamat berlatih dan berjuang untuk sekolah kita! Semoga kamu bisa memberikan yang terbaik," ucap Bapak Kepala Sekolah sambil tersenyum.
"Aamiin, terimakasih Pak." jawab Ais singkat.
Aispun ikut tersenyum, dia juga merasa sangat bangga bisa terpilih menjadi perseta lomba yang akan mewakili sekolahnya ditingkat kecamatan nanti karena ini adalah momen berharga dalam hidupnya.
*****
Kelas Ais ....
kini Ais telah kembali ke kelasnya untuk belajar, karena Ais bukanlah seorang anak yang senang ketinggalan pelajaran. Maka tak heran Ais selalu menjadi juara kelas setiap tahunnya, sejak dari kelas satu sampai sekarang dia duduk di kelas empat.
Setelah bel panjang berbunyi semua murid berdo'a bersama dengan membacakan surat Al Ashr serta doa keselamatan dunia dan akhirat. Setelah selesai barulah mereka keluar kelas untuk pulang.
Namun berbeda dengan Ais, setiap pulang sekolah rutinitas yang dia jalani adalah ke kantin, tapi jangan salah ya Ais pergi ke kantin bukan untuk jajan melainkan mengambil titipan jajanan nenek Saini yang dibawanya setiap hari.
Dengan cepat Ais berjalan menemui ibu kantin sekolahnya.
"Assalamu'alaikum, Bu!" sapa Ais pada bu Zai sang penjaga kantin sekolah mereka.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, Ais sayang!" jawab ibu kantin.
"Laku berapa Bu?" tanya Ais lagi.
"Kuenya tinggal dua, sedangkan es mambonya habis, Ais." Mengambil wadah kue dan termos es mambo kemudian menyerahkannya pada Ais.
"Alhamdulillah lumayan ya Bu hari ini lakunya," ucap Ais tersenyum.
"Iya Ais alhamdulillah ... nih uangnya Ais!" Memberikan uang hasil dagangan nenek Saini pada Ais.
"Terimakasih banyak ya Bu! Kalau begitu Ais permisi dulu," ucap Ais sambil menganggukkan kepalanya sebagai bentuk penghormatan pada ibu kantin.
"Sama-sama Ais, kamu hati-hati di jalan ya!" ucap bu Zai.
"Iya Bu! Terimakasih banyak. Assalamu'alaikum!" ucap Ais.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab bu Zai.
Ais kecil berjalan meninggalkan kantin. Ibu kantin sangat salut dengan kemandirian Ais serta merasa bangga padanya.
"Semoga suatu hari nanti kamu akan menjadi orang yang sukses Ais, aamiin," gumam ibu kantin yang sangat kagum dengan kerajinan serta ketekunan Ais.
Terimakasih sudah membaca, jangan lupa
Ikuti terus kisahnya ya love you readers loversku😍
Bersambung....
Sambil menunggu ceritaku yang ini Up baca juga Novelku Cinta Bersemi Diujung Musim.
Dan karya apik author yang lain :
Fit Fithree Fitri.
Arsitek Cantik. Cinta Untuk Dokter Nisa.
Mengejar Cinta Ariel
Almaira My Secret Wife
My Love My Babysitter
*Sohibul Ikhsan. Putih Abu - Abu
Kembar Tidak Identik
*Ergina Putri
Melawan Rasa Takutku
My Heart Is Only For You
*Sudrun
Penjelah Malam
Samudra
*Putri Tanjung
OB Kerudung Biru
*Envy Yo Wesben.
My Princess OG.
*Sisca Nasty
Mafia in Love
*Cindyelvira
Ketika Muslimah Jatuh Cinta
Istri Sholehah
*Karlina Sulaiman
Mencintaimu Dalam Diam
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Siti Rahmah
kenapa bisa begini
2023-07-12
0
AwanMendung26
Semangat untuk selalu berkarya kakak author 🌻🌻. Oh, iya, kalau berkenan kakak boleh mampir di cerita aku, judulnya "Wafa dan Hijabnya"
2023-03-10
0
re
mulai
2021-10-29
0