Bab 4: Harga diri

Jantungnya bedetak hebat. Bukan hanya kali ini ia melihat pria tampan, tapi tatapan dan senyumnya benar-benar mengalihkan dunianya. Berkali-kali kata-kata ibunya berdengung di telinganya, jangan ada cinta di sini. Ara mendengus kesal.

“Cinta.. Cinta apa?? aku hanya terpesona padanya"

Saat Ara menikmati lamunannya, Anton datang mendekatinya. Menyampaikan Higa memintanya datang ke ruang kerjanya sekarang. Pikiran yang sempat ia letakan karena terpukau pada Rudy tiba-tiba terjatuh lebih berat ke kepala Ara. Ara mengangguk dan mulai berjalan menuju ruangan mencekam itu untuk kedua kalinya. Sesampainya disana, Ara melihat ayahnya menyeruput secangkir teh duduk di belakang meja kerjanya dengan wajah begitu datar. Ara melangkahkan kakinya dengan berat.

“Aku sudah datang"

Higa melirik Ara sekilas dan menurunkan lagi pandanganya menatap layar komputer di hadapannya.

“Ini, ambilah”Higa meletakan sebuah kunci di atas meja. Ara mendekat.

“Apa ini?"

“Kau harus meninggalkan rumah ini sekarang, ini adalah kunci apartemen pribadimu"

“Hah?"

Higa menarik tatapannya pada Ara seketika, hawa dingin menusuk tulangnya, orang itu benar-benar tahu cara membuat orang lain merinding, hanya dengan melihat tatapannya, Ara seperti di kuliti hidup-hidup.

“Kau akan tinggal sendiri, tak perlu khawatir dengan ibumu, ia akan aman jika kau bekerja dengan baik"

Ara memicingkan matanya, ia selalu mengancam dengan ancaman yang sama berulang-ulang, Ara tersenyum sinis sambil meraih kunci di atas meja.

“Baiklah, aku akan berkemas"

“Tidak perlu, supir telah menunggumu, semua bArangmu sudah di pindakan"

Ara benar-benar tak tahu lagi harus berbicara apa. Di sini ia bahkan tak memiliki hak untuk menolak.

“Baiklah, paling tidak, aku ingin bertemu dengan ibuku untuk pamit"

“Tidak perlu"

Kali ini Ara benar-benar kesal, bagaimana bisa manusia di hadapannya ini tak membiarkan ia berpamitan dengan ibunya, ia benar-benar serius ingin memisahkannya dengan ibunya.

“Kau tak perlu berpamitan, ibumu sudah merelakanmu, jadi lebih baik kau berangkat sekarang"

"15tahun aku tak pernah melihat sosok ayah, sekalinya bertemu aku menyesal sampai ubun-ubun"

Kemudian Ara melangkah pergi, Anton membawanya menuju sebuah mobil Maybach silver yang telah menunggunya. Untuk pertama kalinya ia merasa kehilangan begitu besar. Memasuki mobil itu, pandangan matanya terus tertuju pada sebuah jendela. Di dalamnya seraut wajah ibunya mengantarnya pergi, begitu sedih. Deasy melambaikan tangannya, bibirnya memberikan isyarat kalau ia harus baik-baik saja. Melihat itu Ara seperti akan meloncat keluar, ia menatap Anton di sampingnya, Anton menggelengkan kepala tanda penolakan. Bulir air matanya terus terjatuh. Makian untuk ayahnya terus berteriak di hatinya.

2 jam berlalu.

Akhirnya Ara sampai di sebuah apartemen, apa yang di harapkan? apartemen mewah? jangan bermimpi!

Ini hanya apartemen biasa, tak cukup di bilang sederhana tapi juga jauh dari kata mewah. Ara menarik langkahnya memasuki Apartemen itu. Meskipun biasa saja, tapi apartemen ini terlihat begitu nyaman. Terletak di lantai 21, pemandangan yang di suguhkan juga cukup bagus.

“Ini cukup menghibur”Batinnya

Anton menatap Ara yang terus melihat jendela.

“Nona, besok kau harus datang untuk interview di perusahaan Wingsley pukul 10 dan di dalam kartu ini ada uang 10 juta untuk membeli beberapa kebutuhan mu besok"

Ara tertegun mendengar isi ATM itu, seumur hidupnya ia belum pernah mempunyai uang sebanyak itu, mungkin bagi ayahnya jika di lihat dari gaya hidupnya itu hanya uang recehan tak berarti, tapi untuknya untuk menghasilkan uang sebanyak itu harus bekerja 5 bulan tanpa makan dan membeli semua kebutuhan.

Setelah melamun sesaat, ia kemudian mengangguk dan menatap sebuah amplop cokelat berisi resume dan sebuah kartu ATM yang Anton letakan di atas meja. Ini bukan pertama kalinya Ara bekerja, melamar sebagai sekertaris tidaklah sulit, karena ia memang tamatan SMK jurusan sekertaris, namun tak sekalipun ia pernah bekerja sebagai sekertaris.

Awalnya ayahnya setiap bulan mentransfer sejumlah uang untuk Ara dan Ibunya, namun beberapa tahun belakangan tidak pernah lagi, hal itu mengharuskannya menemukan pekerjaan secepatnya agar kehidupannya berjalan dan ibunya juga bekerja sebagai penjahit rumahan.

Penghasilan mereka hanya cukup untuk ia sekolah dan kebutuhan sehari-hari, ketika kekurangan uang, tak satupun dari Ara dan ibunya menghubungi keluarga Romanof, harga diri mencegahnya melakukan itu. Cukup untuk mereka merasa di telantarkan, tak mau merangkap status sebagai pengemis juga. Ia hanya mengandalkan tenaganya sendiri untuk mencari uang tambahan.

“Apa nona mau kami antar berbelanja?"

Ara tertegun dari lamunannya dan menggeleng pada Anton.

“Tuan Higa juga berpesan, selama misi ini, nona di larang menghubungi semua keluarga Romanof dengan alasan apapun, termasuk ibu nona, hal ini untuk menjaga identitas nona"

Ara tersenyum ketus, kali ini ia bukan hanya merasa sebagai umpan tapi juga di buang kedua kalinya.

“Ya, baiklah"

Setelah itu Anton pamit pergi, tinggalah Ara sendiri. Ia mengitari setiap sudut apartemennya. Ia memasuki sebuah kamar, di ujung kamar terlihat sebuah pintu kaca bertirai putih dengan balkon kecil di depannya. Mata Ara menyusuri sudut-sudut kamar yang bercat warna hijau itu. Kemudian ia membuka lemari pakaian, lemari yang cukup besar, saat di buka hanya ada beberapa helai bajunya. Sejak dulu ia tak banyak membeli baju, uang yang di dapatkan memang hanya cukup untuk sekolah dan kebutuhannya. Ia jadi teringat harus interview besok, untuk mencuri perhatian ia harus membeli beberapa pasang baju.

Akhirnya Ara bergegas keluar untuk berbelanja pakaian, jarak Apartemen dan Pusat kota tak terlalu jauh, hanya butuh waktu 15 menit dengan jalan kaki.

Sesampainya di pusat kota, ia berjalan cukup lama untuk memutuskan toko mana yang akan ia masuki sampai ia melihat sebuah tulisan bertuliskan diskon 50% terpampang di etalase tokonya, mata Ara menarik langkahnya masuk. Ara sempat ragu, selain tulisan diskon itu, tidak ada kata murah di dalam toko itu, semua bArang disana terlihat cukup mahal, tapi ia tetap melanjutkan langkahnya.

Toko itu memiliki banyak pegawai, beberapa pelanggan terlihat sedang memilih-milih baju. Ara memasuki toko tersebut, seketika banyak pasang mata menatapnya aneh. Tatapannya seperti sedang berbicara bagaimana bisa gadis kampung memasuki toko baju ekslusif di kota ini, bahkan beberapa pegawai terang terangan berbicara mengejek tampilan Ara. Selain wajahnya yang cantik, Ara tak memiliki sesuatu lain yang menarik, baju yang di kenakannya saat itu bahkan di bawah kata biasa jika di sandingkan dengan pelanggan-pelanggan yang lain. Semua mata menatap sebelah mata. Ara tak peduli, sampai matanya tertuju pada sebuah gaun berwarna biru yang cantik, gaun itu tak cukup mahal, sebuah bandrol harga tetulis harga 1,5 juta. Untuk Ara harga itu cukup mahal, tapi dengan uang yang dia punya ia tergelitik untuk membelinya. Lagipula ia masih memiliki sisa uang hasil gajinya bulan lalu. Namun saat tangannya akan menyentuh gaun tersebut, sebuah tangan menepis tangan Ara.

“Jangan sentuh, gaun ini hanya boleh di sentuh oleh orang yang pantas"

Ara mengerutkan alisnya, senyum sinisnya mengembang liar di bibirnya. Pegawai ini benar-benar merendahkannya.

“Jadi menurutmu aku tak pantas?"

Mendengar perkataan Ara, mata Pegawai itu menatap Ara dari ujung kaki sampai kepala. Wajahnya jelas tersirat kata jijik seperti sedang melihat seekor tikus dari selokan.

“Benar, kau tak pantas. Lihat tampilanmu, seharusnya kau pergi ke toko baju bekas di ujung jalan, baju di sini tak cocok untuk mu"

Suara cacian pegawai itu cukup menarik banyak perhatian orang di toko tersebut, kebanyakan dari mereka terlihat tertawa geli, kali ini Ara benar-benar merasa di permalukan di muka umum, ia hilang kesabAran. Tak menunggu lama, Ara melayangkan sebuah tamparan keras mengenai wajah pegawai itu, merasa tak terima pegawai itu mendorong tubuh Ara hingga terjatuh. Ara mendengar suara langkah berhenti di belakang tubuhnya. Mata pegawai itu tiba-tiba bergetar.

“Hanya seorang pegawai, bisa-bisanya berlaku sombong, berani di pecat?"

Suaranya begitu tegas, mata Ara tertarik menoleh ke Arah pria di belakangnya, seraut wajah tampan menatap lurus ke Arah pegawai itu.

“Ti..tidak berani tuan, maafkan saya"

“Ayo bangun"

Mata pria itu beralih menatap Ara yang saat ini tertangkap basah memandanginya sambil menyodorkan tangannya, alih-alih menerima tangan pria itu Ara justru menepis tangannya.

“Tak perlu, aku bisa bangun sendiri"

Dengan wajah tak percaya karena di tolak, pria itu tersenyum sinis. Tanpa menatap wajah pegawai dan pria itu, Ara meraih gaun itu dan juga beberapa baju lain dan membelinya. Setelah itu Ara mendekati wajah pegawai yang meremehkannya.

“Jangankan baju ini, jika di mulutmu tertera harga jual, aku akan membelinya dan akan aku lempar untuk makanan anjing!"

Ara meninggalkan pegawai itu dengan wajahnya yang kesal, sedangkan pria itu menawan tawanya mendengar kata-kata Ara barusan.

“Jika aku adalah dia, bahkan jika mulutmu di jual aku enggan membelinya, terlalu busuk”Seru pria itu, membuat wajah pelayan tadi lebih hitam karena kesal.

Ara berjalan keluar toko dengan langkah gontai sambil menatap struk belanjanya dengan jumlah belanja sebesar 8,7juta. Betapa mahalnya sebuah harga diri. Kali ini tak ada hal yang lebih menyedihkan di banding menatap struk belanja tadi.

“Ini benar-benar pemborosan, aku menghabiskan 8,7jt hanya untuk membeli 3 baju, apa gunanya menjaga harga diri, uang lebih penting"

“Kenapa? menyesal mempertahankan harga diri?"

Sebuah suara tiba-tiba terdengar dari belakang tubuhnya, seketika Ara membalikan tubuhnya. Karena kaget Ara menjatuhkan struk belanjanya. Mata Ara terbelalak, melihat pria di hadapannya adalah pria yang berada di toko membelanya. Pria itu kemudian memungut struk belanja Ara dan tersenyum ke Arah struk itu.

“Kenapa semenyesal itu? apa kau pikir baju ini lebih mahal daripada perkiraan harga dirimu?"

Mendengar perkataan Pria di hadapannya, Ara secepat kilat merebut struk belanja di tangan pria itu.

“Omong kosong, berhenti mengikutiku, dasar kurang kerjaan"

Kemudian Ara menyetop sebuah taksi dan masuk meninggalkan pria di hadapannya. Pria itu tersenyum lebar.

Terpopuler

Comments

Ay_die

Ay_die

kyxa seru. kevan bkn tu cwok???

2020-04-21

1

Margarita Elisabet Tamedia

Margarita Elisabet Tamedia

mantap thor ... lanjut

2020-02-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Awal
2 Bab 2: Kastil Mewah
3 Bab 3 : Malaikat
4 Bab 4: Harga diri
5 Bab 5: Berhasil
6 Bab 6 : 3x lipat
7 Bab 7: Dewi Penyelamat
8 Bab 8: Gagal Ginjal
9 Bab 9: Good night
10 Bab 10: Teman Lama
11 Bab 11: Akal Sehat
12 Bab 12: Jangan sampai ketahuan
13 kotaBab 13: Jalan buntu
14 Bab 14: apakah dia cemburu?
15 Bab 15: ayo tuan putri kembali ke istana!
16 Bab 16: Chateau Margaux 1787
17 Bab 17: Satu-satunya teman
18 Bab 18: Jika mudah, sudah ku lakukan sejak dulu
19 Bab 19: tidak ada pilihan lain
20 Bab 20: apakah kau benar-benar ayah kandungku?
21 Bab 21: matilah tanpa penyesalan, oke?
22 Bab 22: takdir macam apa ini?
23 Bab 23: kau benar-benar lucu tuan
24 bab 24: menikahlah denganku
25 Bab 25: kau sedang memuji mantan mu?
26 Bab 26: Nyonya Daniel!
27 Bab 27: wajahmu merah persis kepiting rebus
28 Bab 28: aku ingin kita tidur bersama
29 Bab 29: baiklah, itu mudah
30 Bab 30: aku sudah terbiasa memanjakan sekretarisku
31 Bab 31: karena aku suamimu
32 Bab 32: maksud anda Direktur Qin?
33 Bab 33: ini tidak gratis
34 Bab 34: Pria sejati berani menikahi, bukan hanya berjanji
35 Bab 35: kau merendah untuk meroketkah?
36 Bab 35: kau ingin anak? baiklah!!
37 Bab 36 : kau ingin menemuinya? aku bisa mengantarmu
38 bab 37: aku tak mau kau hilang!
39 Bab 38: tetaplah di sini, temani aku
40 bab 39: Ara? kita berjumpa lagi
41 Bab 40: Nyonya Qin jangan terlalu galak
42 Bab 41: Ara, kau pembohong yang buruk!
43 bab 42:Aku tahu kau akan datang
44 Bab 43: berpura-puralah sebagai nyonya Wingsley!
45 Bab 44:Paw? hahahah Daniel kau bercanda?
46 Bab 46: panggil suamiku kesini, aku butuh dia bukan kamu
47 Bab 47: sayangnya, aku masih lapar nyonya Qin
48 Bab 48: Danieell... hentikan mengejekku!!
49 Bab 49: Denis Han
50 Bab 50: bukankah begitu tuan Shu?
51 Bab 51: Benar, anda sedang mengandung nyonya
52 Bab 52: penjaga anjing katanya? sial!
53 Bab 53: Dimana Alan?
54 Bab 54: kau mau menjual ku???!!
55 Bab 55:kenapa aku harus berbohong kak?
56 Bab 56: suamimu marah?
57 Bab 57: bagaimana jika aku tak rela?
58 Bab 59: maafkan aku Ara
59 Bab 59: lagi keadaan Higa saat ini terus memburuk
60 Bab 60 :aku kenal dengan CEO Down Grup
61 Bab 61 :Apakah keputusanku salah kali ini?
62 Bab 62: Daniel sempurna untuk menjadi seorang ayah
63 BONUS
64 Bab 64: Ara kau sedang cari mati?
65 Bab 65: Ara kau keterlaluan!
66 Bab 66 : Daniel jangan kekanak-kanakan
67 Bab 67 :Selama kau pintar, dia tak akan tahu
68 Bab 68: Aku sendirian
69 Bab 69: Tentu saja aku akan datang, aku pamannya
70 Bab 70: Chalie's Devils
71 Bab 71: Keluarga Qin dan Li
72 Bab 72: Deasy, Aldric, Higa part 1
73 Bab 73: Daniel dan Ara
74 Bab 74: Jika kau tak percaya, lihat ini!
75 Bab 75: Daniel, aku merindukanmu
76 Bab 76: apakah mungkin ia di racun
77 Bab 77: Aku benar-benar tak tahu
78 Bab 78: 2 minggu, akan ku tunggu dengan sabar
79 Bab 79: Aku Daniel bukan Aldric
80 Bab 80: Ara, kau enyahlah saja..
81 Bab 81: Kalian ingin menolong kriminal?
82 Bab 82: Terlalu lelah untuk tak menyerah
83 Bab 83: Maaf Tuan! aku memang pantas mati!
84 Bab 84 : Keajaiban
85 bab 85: Flashback End
86 Bab 86: Hanya kau yang masih ingat ulang tahun ku
87 Bab 87: Itu Ara, benarkan?!
88 Bab 88: Jangan-jangan dia jodohku?!
89 Bab 89: Perasaanku atau Brandon?"
90 Bab 90: Brandon's day
91 Bab 91: Brandon's day part 2
92 Bab 92: Bekerja samalah denganku Ara
93 Bab 93: Mengantarmu ke rumahku?
94 Bab 94:Sejak kapan kau di belakangku?
95 Bab 95: Aku merindukanmu Elly!
96 Bab 96: Benarkah?
97 Bab 97: Dr. Denis, lama tidak bertemu!
98 Bab 98: Dalam darahnya mengalir darah Qin!
99 BAB 99: Dia, berhutang penjelasan padaku
100 Bab 100: Cinta macam apa itu?
101 Bab 101: Bermain dengan hati
102 Bab 102 : 3 buah tiket pesawat dan 1 buah voucher menginap
103 Bab 103: Ara, Awas!
104 Bab 104: Daniel, apa kau pernah merobohkan apartemen ku?
105 Bab 105: Yang kalah bayar 2M, berani?
106 Bab 106: Dimana mereka sekarang?!
107 Bab 107: Ikannya.. Bagaimana??
108 Bab 108: Ayah
109 Bab 109: Daniel,sepertinya aku rela kalah sekarang
110 Bab 110: Apa kau ingat?
111 Bab 111: Jadi Ara, apa boleh aku.....
112 Bab 112:Jadi begini caramu mengancamku, Kek?
113 Bab 113: Teruslah berusaha sampai kau bosan
114 Bab 114: Buat mereka jadi gelandangan selamanya
115 Bab 115: Seseorang yang lebih baik kau lupakan
116 Bab 116: Daniel itu anak kandung mu atau bukan?
117 Bab 117: Pondok Mertua Indah
118 Bab 118: Dari kapan kodok menggigit?
119 Bab 119: Sepatuku lebih mahal dari nyawamu
120 Bab 120: Biarkan dia yang menanggung sisanya
121 Bab 121:Jika kau mati, air mataku tidak akan menetes untukmu.
122 Bab 122: Hanya memasak, ini gampang
123 Bab 123: Aku peduli, ini memalukan
124 Bab 124: Tuan muda pasti sangat mencintaimu
125 Bab 125: Niat menyalakan api tapi justru terbakar sendiri.
126 Bab 126: Siapa yang kau sebut priamu itu?
127 Bab 127: Aku tak mau di penjara
128 Bab 128: Dengan otak bukan mulut
129 Bab 129: Pulang
130 Bab 130: Memaksa mereka memanjat dari bawah
131 Bab 131: Jangan ceraikan aku
132 Bab 132: Sini, biar aku bantu
133 Bab 133: Jadi kau mengerti tidak nyonya Qin?
134 Bab 134: Aku mau kamu dan anak ini!
135 Bab 135: Kau tidak normal, Daniel!
136 Bab 136: I love you too
137 Bab 137:Day bleeds...
138 Bab 138: Jika tak ingin pergi maka tak perlu pergi
139 Bab 139: Ara, kami datang untukmu
140 140: Cuci otak!
141 Bab 141: Membuatku semakin jijik!
142 Bab 142: Clara! kau iblis! kau sikopat!
143 Bab 143: Selamat tanggal 28, Daniel!
144 Bab 144: Ibu, kau terlambat!
145 Bab 145: Ending part 1
146 Bab 146: Ending
Episodes

Updated 146 Episodes

1
Bab 1: Awal
2
Bab 2: Kastil Mewah
3
Bab 3 : Malaikat
4
Bab 4: Harga diri
5
Bab 5: Berhasil
6
Bab 6 : 3x lipat
7
Bab 7: Dewi Penyelamat
8
Bab 8: Gagal Ginjal
9
Bab 9: Good night
10
Bab 10: Teman Lama
11
Bab 11: Akal Sehat
12
Bab 12: Jangan sampai ketahuan
13
kotaBab 13: Jalan buntu
14
Bab 14: apakah dia cemburu?
15
Bab 15: ayo tuan putri kembali ke istana!
16
Bab 16: Chateau Margaux 1787
17
Bab 17: Satu-satunya teman
18
Bab 18: Jika mudah, sudah ku lakukan sejak dulu
19
Bab 19: tidak ada pilihan lain
20
Bab 20: apakah kau benar-benar ayah kandungku?
21
Bab 21: matilah tanpa penyesalan, oke?
22
Bab 22: takdir macam apa ini?
23
Bab 23: kau benar-benar lucu tuan
24
bab 24: menikahlah denganku
25
Bab 25: kau sedang memuji mantan mu?
26
Bab 26: Nyonya Daniel!
27
Bab 27: wajahmu merah persis kepiting rebus
28
Bab 28: aku ingin kita tidur bersama
29
Bab 29: baiklah, itu mudah
30
Bab 30: aku sudah terbiasa memanjakan sekretarisku
31
Bab 31: karena aku suamimu
32
Bab 32: maksud anda Direktur Qin?
33
Bab 33: ini tidak gratis
34
Bab 34: Pria sejati berani menikahi, bukan hanya berjanji
35
Bab 35: kau merendah untuk meroketkah?
36
Bab 35: kau ingin anak? baiklah!!
37
Bab 36 : kau ingin menemuinya? aku bisa mengantarmu
38
bab 37: aku tak mau kau hilang!
39
Bab 38: tetaplah di sini, temani aku
40
bab 39: Ara? kita berjumpa lagi
41
Bab 40: Nyonya Qin jangan terlalu galak
42
Bab 41: Ara, kau pembohong yang buruk!
43
bab 42:Aku tahu kau akan datang
44
Bab 43: berpura-puralah sebagai nyonya Wingsley!
45
Bab 44:Paw? hahahah Daniel kau bercanda?
46
Bab 46: panggil suamiku kesini, aku butuh dia bukan kamu
47
Bab 47: sayangnya, aku masih lapar nyonya Qin
48
Bab 48: Danieell... hentikan mengejekku!!
49
Bab 49: Denis Han
50
Bab 50: bukankah begitu tuan Shu?
51
Bab 51: Benar, anda sedang mengandung nyonya
52
Bab 52: penjaga anjing katanya? sial!
53
Bab 53: Dimana Alan?
54
Bab 54: kau mau menjual ku???!!
55
Bab 55:kenapa aku harus berbohong kak?
56
Bab 56: suamimu marah?
57
Bab 57: bagaimana jika aku tak rela?
58
Bab 59: maafkan aku Ara
59
Bab 59: lagi keadaan Higa saat ini terus memburuk
60
Bab 60 :aku kenal dengan CEO Down Grup
61
Bab 61 :Apakah keputusanku salah kali ini?
62
Bab 62: Daniel sempurna untuk menjadi seorang ayah
63
BONUS
64
Bab 64: Ara kau sedang cari mati?
65
Bab 65: Ara kau keterlaluan!
66
Bab 66 : Daniel jangan kekanak-kanakan
67
Bab 67 :Selama kau pintar, dia tak akan tahu
68
Bab 68: Aku sendirian
69
Bab 69: Tentu saja aku akan datang, aku pamannya
70
Bab 70: Chalie's Devils
71
Bab 71: Keluarga Qin dan Li
72
Bab 72: Deasy, Aldric, Higa part 1
73
Bab 73: Daniel dan Ara
74
Bab 74: Jika kau tak percaya, lihat ini!
75
Bab 75: Daniel, aku merindukanmu
76
Bab 76: apakah mungkin ia di racun
77
Bab 77: Aku benar-benar tak tahu
78
Bab 78: 2 minggu, akan ku tunggu dengan sabar
79
Bab 79: Aku Daniel bukan Aldric
80
Bab 80: Ara, kau enyahlah saja..
81
Bab 81: Kalian ingin menolong kriminal?
82
Bab 82: Terlalu lelah untuk tak menyerah
83
Bab 83: Maaf Tuan! aku memang pantas mati!
84
Bab 84 : Keajaiban
85
bab 85: Flashback End
86
Bab 86: Hanya kau yang masih ingat ulang tahun ku
87
Bab 87: Itu Ara, benarkan?!
88
Bab 88: Jangan-jangan dia jodohku?!
89
Bab 89: Perasaanku atau Brandon?"
90
Bab 90: Brandon's day
91
Bab 91: Brandon's day part 2
92
Bab 92: Bekerja samalah denganku Ara
93
Bab 93: Mengantarmu ke rumahku?
94
Bab 94:Sejak kapan kau di belakangku?
95
Bab 95: Aku merindukanmu Elly!
96
Bab 96: Benarkah?
97
Bab 97: Dr. Denis, lama tidak bertemu!
98
Bab 98: Dalam darahnya mengalir darah Qin!
99
BAB 99: Dia, berhutang penjelasan padaku
100
Bab 100: Cinta macam apa itu?
101
Bab 101: Bermain dengan hati
102
Bab 102 : 3 buah tiket pesawat dan 1 buah voucher menginap
103
Bab 103: Ara, Awas!
104
Bab 104: Daniel, apa kau pernah merobohkan apartemen ku?
105
Bab 105: Yang kalah bayar 2M, berani?
106
Bab 106: Dimana mereka sekarang?!
107
Bab 107: Ikannya.. Bagaimana??
108
Bab 108: Ayah
109
Bab 109: Daniel,sepertinya aku rela kalah sekarang
110
Bab 110: Apa kau ingat?
111
Bab 111: Jadi Ara, apa boleh aku.....
112
Bab 112:Jadi begini caramu mengancamku, Kek?
113
Bab 113: Teruslah berusaha sampai kau bosan
114
Bab 114: Buat mereka jadi gelandangan selamanya
115
Bab 115: Seseorang yang lebih baik kau lupakan
116
Bab 116: Daniel itu anak kandung mu atau bukan?
117
Bab 117: Pondok Mertua Indah
118
Bab 118: Dari kapan kodok menggigit?
119
Bab 119: Sepatuku lebih mahal dari nyawamu
120
Bab 120: Biarkan dia yang menanggung sisanya
121
Bab 121:Jika kau mati, air mataku tidak akan menetes untukmu.
122
Bab 122: Hanya memasak, ini gampang
123
Bab 123: Aku peduli, ini memalukan
124
Bab 124: Tuan muda pasti sangat mencintaimu
125
Bab 125: Niat menyalakan api tapi justru terbakar sendiri.
126
Bab 126: Siapa yang kau sebut priamu itu?
127
Bab 127: Aku tak mau di penjara
128
Bab 128: Dengan otak bukan mulut
129
Bab 129: Pulang
130
Bab 130: Memaksa mereka memanjat dari bawah
131
Bab 131: Jangan ceraikan aku
132
Bab 132: Sini, biar aku bantu
133
Bab 133: Jadi kau mengerti tidak nyonya Qin?
134
Bab 134: Aku mau kamu dan anak ini!
135
Bab 135: Kau tidak normal, Daniel!
136
Bab 136: I love you too
137
Bab 137:Day bleeds...
138
Bab 138: Jika tak ingin pergi maka tak perlu pergi
139
Bab 139: Ara, kami datang untukmu
140
140: Cuci otak!
141
Bab 141: Membuatku semakin jijik!
142
Bab 142: Clara! kau iblis! kau sikopat!
143
Bab 143: Selamat tanggal 28, Daniel!
144
Bab 144: Ibu, kau terlambat!
145
Bab 145: Ending part 1
146
Bab 146: Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!