Jantungnya bedetak hebat. Bukan hanya kali ini ia melihat pria tampan, tapi tatapan dan senyumnya benar-benar mengalihkan dunianya. Berkali-kali kata-kata ibunya berdengung di telinganya, jangan ada cinta di sini. Ara mendengus kesal.
“Cinta.. Cinta apa?? aku hanya terpesona padanya"
Saat Ara menikmati lamunannya, Anton datang mendekatinya. Menyampaikan Higa memintanya datang ke ruang kerjanya sekarang. Pikiran yang sempat ia letakan karena terpukau pada Rudy tiba-tiba terjatuh lebih berat ke kepala Ara. Ara mengangguk dan mulai berjalan menuju ruangan mencekam itu untuk kedua kalinya. Sesampainya disana, Ara melihat ayahnya menyeruput secangkir teh duduk di belakang meja kerjanya dengan wajah begitu datar. Ara melangkahkan kakinya dengan berat.
“Aku sudah datang"
Higa melirik Ara sekilas dan menurunkan lagi pandanganya menatap layar komputer di hadapannya.
“Ini, ambilah”Higa meletakan sebuah kunci di atas meja. Ara mendekat.
“Apa ini?"
“Kau harus meninggalkan rumah ini sekarang, ini adalah kunci apartemen pribadimu"
“Hah?"
Higa menarik tatapannya pada Ara seketika, hawa dingin menusuk tulangnya, orang itu benar-benar tahu cara membuat orang lain merinding, hanya dengan melihat tatapannya, Ara seperti di kuliti hidup-hidup.
“Kau akan tinggal sendiri, tak perlu khawatir dengan ibumu, ia akan aman jika kau bekerja dengan baik"
Ara memicingkan matanya, ia selalu mengancam dengan ancaman yang sama berulang-ulang, Ara tersenyum sinis sambil meraih kunci di atas meja.
“Baiklah, aku akan berkemas"
“Tidak perlu, supir telah menunggumu, semua bArangmu sudah di pindakan"
Ara benar-benar tak tahu lagi harus berbicara apa. Di sini ia bahkan tak memiliki hak untuk menolak.
“Baiklah, paling tidak, aku ingin bertemu dengan ibuku untuk pamit"
“Tidak perlu"
Kali ini Ara benar-benar kesal, bagaimana bisa manusia di hadapannya ini tak membiarkan ia berpamitan dengan ibunya, ia benar-benar serius ingin memisahkannya dengan ibunya.
“Kau tak perlu berpamitan, ibumu sudah merelakanmu, jadi lebih baik kau berangkat sekarang"
"15tahun aku tak pernah melihat sosok ayah, sekalinya bertemu aku menyesal sampai ubun-ubun"
Kemudian Ara melangkah pergi, Anton membawanya menuju sebuah mobil Maybach silver yang telah menunggunya. Untuk pertama kalinya ia merasa kehilangan begitu besar. Memasuki mobil itu, pandangan matanya terus tertuju pada sebuah jendela. Di dalamnya seraut wajah ibunya mengantarnya pergi, begitu sedih. Deasy melambaikan tangannya, bibirnya memberikan isyarat kalau ia harus baik-baik saja. Melihat itu Ara seperti akan meloncat keluar, ia menatap Anton di sampingnya, Anton menggelengkan kepala tanda penolakan. Bulir air matanya terus terjatuh. Makian untuk ayahnya terus berteriak di hatinya.
2 jam berlalu.
Akhirnya Ara sampai di sebuah apartemen, apa yang di harapkan? apartemen mewah? jangan bermimpi!
Ini hanya apartemen biasa, tak cukup di bilang sederhana tapi juga jauh dari kata mewah. Ara menarik langkahnya memasuki Apartemen itu. Meskipun biasa saja, tapi apartemen ini terlihat begitu nyaman. Terletak di lantai 21, pemandangan yang di suguhkan juga cukup bagus.
“Ini cukup menghibur”Batinnya
Anton menatap Ara yang terus melihat jendela.
“Nona, besok kau harus datang untuk interview di perusahaan Wingsley pukul 10 dan di dalam kartu ini ada uang 10 juta untuk membeli beberapa kebutuhan mu besok"
Ara tertegun mendengar isi ATM itu, seumur hidupnya ia belum pernah mempunyai uang sebanyak itu, mungkin bagi ayahnya jika di lihat dari gaya hidupnya itu hanya uang recehan tak berarti, tapi untuknya untuk menghasilkan uang sebanyak itu harus bekerja 5 bulan tanpa makan dan membeli semua kebutuhan.
Setelah melamun sesaat, ia kemudian mengangguk dan menatap sebuah amplop cokelat berisi resume dan sebuah kartu ATM yang Anton letakan di atas meja. Ini bukan pertama kalinya Ara bekerja, melamar sebagai sekertaris tidaklah sulit, karena ia memang tamatan SMK jurusan sekertaris, namun tak sekalipun ia pernah bekerja sebagai sekertaris.
Awalnya ayahnya setiap bulan mentransfer sejumlah uang untuk Ara dan Ibunya, namun beberapa tahun belakangan tidak pernah lagi, hal itu mengharuskannya menemukan pekerjaan secepatnya agar kehidupannya berjalan dan ibunya juga bekerja sebagai penjahit rumahan.
Penghasilan mereka hanya cukup untuk ia sekolah dan kebutuhan sehari-hari, ketika kekurangan uang, tak satupun dari Ara dan ibunya menghubungi keluarga Romanof, harga diri mencegahnya melakukan itu. Cukup untuk mereka merasa di telantarkan, tak mau merangkap status sebagai pengemis juga. Ia hanya mengandalkan tenaganya sendiri untuk mencari uang tambahan.
“Apa nona mau kami antar berbelanja?"
Ara tertegun dari lamunannya dan menggeleng pada Anton.
“Tuan Higa juga berpesan, selama misi ini, nona di larang menghubungi semua keluarga Romanof dengan alasan apapun, termasuk ibu nona, hal ini untuk menjaga identitas nona"
Ara tersenyum ketus, kali ini ia bukan hanya merasa sebagai umpan tapi juga di buang kedua kalinya.
“Ya, baiklah"
Setelah itu Anton pamit pergi, tinggalah Ara sendiri. Ia mengitari setiap sudut apartemennya. Ia memasuki sebuah kamar, di ujung kamar terlihat sebuah pintu kaca bertirai putih dengan balkon kecil di depannya. Mata Ara menyusuri sudut-sudut kamar yang bercat warna hijau itu. Kemudian ia membuka lemari pakaian, lemari yang cukup besar, saat di buka hanya ada beberapa helai bajunya. Sejak dulu ia tak banyak membeli baju, uang yang di dapatkan memang hanya cukup untuk sekolah dan kebutuhannya. Ia jadi teringat harus interview besok, untuk mencuri perhatian ia harus membeli beberapa pasang baju.
Akhirnya Ara bergegas keluar untuk berbelanja pakaian, jarak Apartemen dan Pusat kota tak terlalu jauh, hanya butuh waktu 15 menit dengan jalan kaki.
Sesampainya di pusat kota, ia berjalan cukup lama untuk memutuskan toko mana yang akan ia masuki sampai ia melihat sebuah tulisan bertuliskan diskon 50% terpampang di etalase tokonya, mata Ara menarik langkahnya masuk. Ara sempat ragu, selain tulisan diskon itu, tidak ada kata murah di dalam toko itu, semua bArang disana terlihat cukup mahal, tapi ia tetap melanjutkan langkahnya.
Toko itu memiliki banyak pegawai, beberapa pelanggan terlihat sedang memilih-milih baju. Ara memasuki toko tersebut, seketika banyak pasang mata menatapnya aneh. Tatapannya seperti sedang berbicara bagaimana bisa gadis kampung memasuki toko baju ekslusif di kota ini, bahkan beberapa pegawai terang terangan berbicara mengejek tampilan Ara. Selain wajahnya yang cantik, Ara tak memiliki sesuatu lain yang menarik, baju yang di kenakannya saat itu bahkan di bawah kata biasa jika di sandingkan dengan pelanggan-pelanggan yang lain. Semua mata menatap sebelah mata. Ara tak peduli, sampai matanya tertuju pada sebuah gaun berwarna biru yang cantik, gaun itu tak cukup mahal, sebuah bandrol harga tetulis harga 1,5 juta. Untuk Ara harga itu cukup mahal, tapi dengan uang yang dia punya ia tergelitik untuk membelinya. Lagipula ia masih memiliki sisa uang hasil gajinya bulan lalu. Namun saat tangannya akan menyentuh gaun tersebut, sebuah tangan menepis tangan Ara.
“Jangan sentuh, gaun ini hanya boleh di sentuh oleh orang yang pantas"
Ara mengerutkan alisnya, senyum sinisnya mengembang liar di bibirnya. Pegawai ini benar-benar merendahkannya.
“Jadi menurutmu aku tak pantas?"
Mendengar perkataan Ara, mata Pegawai itu menatap Ara dari ujung kaki sampai kepala. Wajahnya jelas tersirat kata jijik seperti sedang melihat seekor tikus dari selokan.
“Benar, kau tak pantas. Lihat tampilanmu, seharusnya kau pergi ke toko baju bekas di ujung jalan, baju di sini tak cocok untuk mu"
Suara cacian pegawai itu cukup menarik banyak perhatian orang di toko tersebut, kebanyakan dari mereka terlihat tertawa geli, kali ini Ara benar-benar merasa di permalukan di muka umum, ia hilang kesabAran. Tak menunggu lama, Ara melayangkan sebuah tamparan keras mengenai wajah pegawai itu, merasa tak terima pegawai itu mendorong tubuh Ara hingga terjatuh. Ara mendengar suara langkah berhenti di belakang tubuhnya. Mata pegawai itu tiba-tiba bergetar.
“Hanya seorang pegawai, bisa-bisanya berlaku sombong, berani di pecat?"
Suaranya begitu tegas, mata Ara tertarik menoleh ke Arah pria di belakangnya, seraut wajah tampan menatap lurus ke Arah pegawai itu.
“Ti..tidak berani tuan, maafkan saya"
“Ayo bangun"
Mata pria itu beralih menatap Ara yang saat ini tertangkap basah memandanginya sambil menyodorkan tangannya, alih-alih menerima tangan pria itu Ara justru menepis tangannya.
“Tak perlu, aku bisa bangun sendiri"
Dengan wajah tak percaya karena di tolak, pria itu tersenyum sinis. Tanpa menatap wajah pegawai dan pria itu, Ara meraih gaun itu dan juga beberapa baju lain dan membelinya. Setelah itu Ara mendekati wajah pegawai yang meremehkannya.
“Jangankan baju ini, jika di mulutmu tertera harga jual, aku akan membelinya dan akan aku lempar untuk makanan anjing!"
Ara meninggalkan pegawai itu dengan wajahnya yang kesal, sedangkan pria itu menawan tawanya mendengar kata-kata Ara barusan.
“Jika aku adalah dia, bahkan jika mulutmu di jual aku enggan membelinya, terlalu busuk”Seru pria itu, membuat wajah pelayan tadi lebih hitam karena kesal.
Ara berjalan keluar toko dengan langkah gontai sambil menatap struk belanjanya dengan jumlah belanja sebesar 8,7juta. Betapa mahalnya sebuah harga diri. Kali ini tak ada hal yang lebih menyedihkan di banding menatap struk belanja tadi.
“Ini benar-benar pemborosan, aku menghabiskan 8,7jt hanya untuk membeli 3 baju, apa gunanya menjaga harga diri, uang lebih penting"
“Kenapa? menyesal mempertahankan harga diri?"
Sebuah suara tiba-tiba terdengar dari belakang tubuhnya, seketika Ara membalikan tubuhnya. Karena kaget Ara menjatuhkan struk belanjanya. Mata Ara terbelalak, melihat pria di hadapannya adalah pria yang berada di toko membelanya. Pria itu kemudian memungut struk belanja Ara dan tersenyum ke Arah struk itu.
“Kenapa semenyesal itu? apa kau pikir baju ini lebih mahal daripada perkiraan harga dirimu?"
Mendengar perkataan Pria di hadapannya, Ara secepat kilat merebut struk belanja di tangan pria itu.
“Omong kosong, berhenti mengikutiku, dasar kurang kerjaan"
Kemudian Ara menyetop sebuah taksi dan masuk meninggalkan pria di hadapannya. Pria itu tersenyum lebar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Ay_die
kyxa seru. kevan bkn tu cwok???
2020-04-21
1
Margarita Elisabet Tamedia
mantap thor ... lanjut
2020-02-15
0