Setelah bel istirahat berbunyi semua siswa dan siswi segera berhambur menuju ke kantin, begitu juga dengan tiga cewek cantik Zela, Seli dan juga Vani yang sedang berjalan santai melewati lorong lorong kelas untuk ke kantin.
Didalam perjalanan tak hentinya mereka mendengar percakapan teman teman sekolahnya, Tentunya para kaum hawa, Mereka sedang membicarakan anak pemilik kampus dan sekolah SMA mereka, Banyak pujian yang mereka lontarkan, ada juga yang berinisiatif untuk mendekati cowok yang sedang menjadi buah bibir dikalangan para kaum hawa itu.
" Hey.. Kalian ngomongin siapa sih??? " Tanya Vani yang juga penasaran.
" Kita lagi ngomongin Kak Brayen dong cowok ganteng yang tajir itu.." Jawab salah satu siswi dari mereka.
" Kalian nggak tau kalau mulai hari ini dia uda pindah dikampus sebrang?? " Tanya seorang siswi lagi.
Tapi Zela dan Seli hanya mengangkat bahu mereka tanda memang tidak tau dan tidak mau tau, toh buat mereka nggak penting juga, berbeda dengan Vani yang begitu antusias.
" Owhh.... Jadi udah masuk ya?? ok thanks.." Jawab Vani ambigu.
" Ayooo jalan .." Sambung Vani dengan centilnya kepada kedua sahabatnya.
Para siswi yang melihat Vani hanya menggelengkan kepalanya, mereka tau jika Vani memanglah paling centil di antara ketiga gadis cantik itu, tapi tak masalah karena Vani juga memiliki paras yang sangat cantik.
Setelah sampai dikantin, ketiga gadis cantik itu memesan makanan seperti biasa, kali ini Vani yang akan membayar makanan kedua sahabatnya, Tentu saja karena mood Vani yang sedang baik, bahkan bisa dikatakan suasana hati Vani sedang sangat happy.
" Kalian pesen aja nanti Gue yang bayar.. " Ucap Vani songong kepada Zela dan juga Seli.
" Eh... Tumben ni kampret mau bayarin makanan kita "Jawab Seli yang merasa aneh, tapi tentu saja juga tidak akan menolak.
" Gue kan baik nggak pelit.. Loe aja yang nggak pernah liat kebaikan Gue..." Jelas Vani dengan songongnya.
" Dih..... Mulai deh halunya.." Ledek Seli sambil cekikikan.
" Yeee enak aja..." Jawab Vani tak terima.
" Zell... Loe napa si diem mulu?? " Tanya Seli memperhatikan Zela.
" Nggak papa lagi males ngomong Gue.. Kalian sesama kampret jangan berantem dong.." Jelas Zela dengan ketawa melihat kedua sahabatnya yang seperti Tom and Jerry itu.
" Sialan Loe.." Jawab Seli dan Vani barengan.
Mereka makan dan asik mengobrol, tiba tiba Vani ingat sesuatu, dia belum dapat penjelasan dari sahabatnya tentang cakar cakaran yang dimaksud tadi pagi, dengan segera Vani bertanya kepada Zela.
" Zel.. Yang tadi pagi itu Loe belum jelasin ke kita.. " Ucap Vani penasaran.
" Bener tuh kata Vani.. Loe sebenernya kenapa sih..??" Tanya Seli tak kalah penasarannya.
" Sebenernya Gue males bahas yang tadi " Jawab Zela malas.
" Akhh.... Nggak seru.. Kenapa kenapa babyy...?? " Tanya Vani dengan kedua tangannya menangkup pipi Zela untuk menghadapkannya.
" Iyaaa yaa Gue cerita minggirin dulu tangan Loe.. Monyong ni mulut Gue " Sambung Zela.
" Upsss... Sorry.." Jawab Vani cengengesan.
" Cepetann Zellll...." Sambung Seli dengan tak sabar.
" Iyaaa ni Gue cerita, jadiiiii.... Tadi pagi tuh pas ban mobil gue kempes Gue berenti dijalan buat ngecek,, Ehhh taunyaa ada cowok nyebelin lewat lubang jalan gitu kena deh baju Gue.. ma ni sepatu juga ni ufhhh.... " Jelas Zela panjang lebar sambil mengingat kejadian tadi pagi.
" Owh... Jadi begitu..?? Tapi Loe nggak papa kan?? " Tanya Seli sedikit cemas kepada sahabatnya ini.
" Gue sih nggak papa.. Tapi rasa sebel Gue ma tuh cowok nggak bisa dibilang nggak papa.. " Jelas Zela lagi.
" Aduhh... Baby zel zellll... Hati hati dong Lo.. Untung nggak terjdi apa apa ama Lo, gue kirain tadi Lo beneran cakar cakaran ama tuh cowok.. he he he.." Ucap Vani tersenyum kikuk.
" Yeeeee... Itu sih karangan lo ajaa.. Cakar cakarann.. Pengen banget dicakar ya Lo.. Sini.. " Ucap Seli yang membuat Vani bergidik ngeri.
" Btw.... amenurut kalian mahasiswa baru yang kata temen temen tadi ganteng banget itu gimana ya?? Gue jadi penasaran... Nanti main didepan bentar yuk.." Ajak Vani kepada kedua sahabatnya.
Didepan kampus dan sekolah mereka memang ada taman untuk digunakan siswi dan siswa serta mahasiswa kampus belajar, disana juda terdapat ruangan kecil untuk menyimpan buku buku,, yaaa semacam perpus kecil gitu 😁😁.
" Ogaahhh...." Jwaban kompak Zela dan juga Seli.
" Yahhh... Kok gitu sih?? Nggak seru ikh kalian..Sahabat macam apa yang membuat sahabatnya mati penasaran seperti ini.." Ucap Vani sambil memajukan bibirnya.
" Gue sebenernya males Van.. Lo tau sendiri kan Kak Xelo gimana ma Gue?? " Jawab Zela menjelaskan kepada Vani.
" Tau nih anak kayak amnesia aja.." Jawab Seli membela Zela.
Xelo adalah mahasiswa yang juga kuliah dikampus depan, dia juga berteman dengan Dimas Sahabat yang sudah seperti Kakak untuk Brayen, mereka juga seangkatan dengan zZfa hanya beda jurusan saja, Selama ini Xelo selalu mencari perhatian dari Zela, dia sudah lama menyukai Zela, Tapi ntah kenapa Zela selalu menolak dengan cara yang halus.
Melihat mulut Vani yang monyong, membuat Zela tak tega rasanya,, Lucu juga sih.. Zela dan Seli seketika ketawa bersamaan melihat tingkah Vani yang seperti anak kecil.. Menggemaskan sekali dengan bibir monyong dan pipi yang cubby.
" Apaan sih kaliann... Ngetawain Gue?? " Sewot Vani.
" Iyaaaa Vani sayang... Nanti kita temenin ya.." Uvap Seli dengan gemas.
" Beneran??? " Tanya Vani memastikan.
" Beneran dong.. Masa iya kita bohong sama Vani yang imutt kayak marmut ini.." Sambung Zela juga dengan gemasnya.
" Dari tadi dong.. Kan Gue nggak usah akting cemberut gini, pake disamaain sama marmut lagi..." Jelas Vani tak terima tapi juga merasa senang.
Setelah membayar makanan yang kali ini dibayar oleh Vani seorang, mereka masuk kelas dengan ledekan dari Zela dan Seli kepada Vani yang tadi sempat berakting ngambek itu.
Saat sebuah mobil verari hitam memasuk area parkir kampus, Semua mahasiswa dan mahasiswi terus memperhatikan mobil tersebut, mereka penasaran siap yang datang kekampus dengn mobil mewah itu, apa lagi pas pintu mobil terbuka semua mahasiswi yang ada disitu menjerit histeri, bagaimana tidak jika yang keluar adalah cowok ganteng dan tajir pemilik kampus dan akan melanjutkan kuliah dikampusnya,, itu seuatu keberuntungan untuk para kaum hawa. yaaa itung itung nambah semangat ngampusss hehehe..
" Ehhh Zif liat deh tuh bukannya anak pemilik kampus ya??? " Ucap Dina teman z
Zifa.
" Hehemmm....." Jawab Zifa singkat, tapi tentu saja Zifa sangat penasaran, dia tersenyum penuh arti.
" Ingett Loe udah punya Jova.." Jelas Dina mengingatkan sahabatnya itu.
" Gue tau.. Tapi Lo liat aja deh nanti.." Jawab Zifa masih dengan senyum Zifa yang susah diartikan.
Brayen menatap mahasiswi dengan bingung, dia terus berjalan menuju kampus, dalam hatinya dia merasa tidak suka ditatap terus menerus sepertu itu oleh teman teman kampusnya, tak lama Dimas datang menghamipirnya.
" Ray.....!! " Teriak Dimas dengan melambaikan tangan dan mendekatinya.
" Napa Lo.. Mukanya nggak enak banget diliat.." Tanya Dimas dengan cengengesan.
" Nggak papa.. Ayyooo masuk.." Jawab Brayen singkat.
" Gue tau Lo pasti risih sama reaksi anak anak kampus ngliat Lo kan?? " Tanya Dimas kepada Brayen.
" Nggak usah bahas, males Gue.. " Jawab Brayen ketus.
" Oke.." Jawab Dimas singkat dengan kedipan mata Dimas yang membuat Brayen ingin muntah saja rasanya. hahha..
Sepanjang perjalanan, banyak sekali mahasiswi yang terus menatap Brayen dengan tatapan kagum, ada juga yang dengan sengaja memfoto untuk dijadikan wallpaper diHPnya, tentunya dengan sembunyi sembunyi alias si empunya tidak tau hehehe..
Sesampainya dikelas Brayen dan Dimas duduk, tak lama Xelo mengahampiri mereka.
" Bro..." Sapa Xelo ke Dimas.
" Woyy... Lo udah dari tadi..? " Tanya Dimas kepada Xelo.
" Nggak juga,, Baru juga nyampe.." Jelas Xelo sambil melirik kearah Brayen.
" Owhhhh... Ya Xel.. Kenalin nih saudara Gue, sahabat gue, bos gue terus apa lagi ya??he..he..he.." Ucap Dimas sambil cengengesan.
" Paan sih Lo.." Kesal Brayen.
" Dia baru pindah dari New York " Sambung Dimas lagi menjelaskan kepada Xelo.
" Hayy.. Xelo.." Ucap Xelo mengulurkan tangannya.
" Brayen.." Jawab Brayen singkat juga menerima uluran tangn Xelo.
" awahhhh saingann kita nih bro.." Uvap Xelo dengan tawanya.
" Yoi... Tapi tenang aja,, cewek nggak ada yang berani, dia kayak es kutub, ganteng tapi es kutub kalah lah sama kita yang ganteng dan ramah tamah ha..ha..ha.." Jelas Dimas panjang lebar.
" Bisa aja Lo.." Jawab Xelo dengan tertawa.
Brayen hanya menggelengkan kepala melihat tingkah keduanya, cukup mmebuat rasa kesalnya tadi hilang karena Dimas dan juga Xelo, Tiba tiba ada dua orang cewek masuk dan berjalan kearah mereka.
" Hay gaes..." Sapa Zifa kepda Dimas dan Xelo.
" Eh.. Zifa tumben lo kekelas Gue..? " Tanya Dimas, yang dijawab Zifa dengan tersenyum.
" Oww iya Dim.. Gue mau tanya tentang seminar yang kemarin, akan diadakan kapan lagi ya?? " Tanya Zifa dengan alasan.
" Owhhhh... Itu Gue juga kurang tau Zif, nanti deh Gue coba tanya anak anak kalo nggak Lo tanya aja ma ketua acara kemarin.." Jelas Dimas kepada Zifa.
" Oke thanks.. Ow ya.. Dia siapa Dim...?? " Tanya Zifa melirik kearah Brayen.
Sebenernya maksud Zifa menghampiri mereka juga untuk berkenalan dengan Brayen, Tapi dia punya cara sendiri untuk membuat alasan, ya tentunya untuk menarik perhatian Brayen.
" Dia Brayen temenGue...." Jawab Dimas singkat.
" Hay Brayen... Gue Zifa dan ini temen Gue Dina.." Ucap Zifa terus melihat kearah Brayen.
" Brayen.." Jawab Brayen singkat.
" Dina.." Ucap Dina memeperkenalkan diri kepada Brayen.
" Brayen.." Singkat Brayen lagi.
" Ya udah ya Dim kita kekelas dulu.." Sambung Zifa.
" Oke.." singkat Dimas.
Setelah Zifa dan temannya pergi mereka asik mengobrol, saling cerita satu sama lain Dimas dan Xelo lebih sering tanya dengan gadis gadis bule disana, meskipun mereka sering bersinggah dinegri orang tapi itu hanya berapa hari atau minggu saja, jadi belum begitu mengetahui kebiasaan wanita bule.
" Ehh.. Ray disini juga ada cewek cewek cantik mereka sekolah diSMA depan sana.. Menurut Gue sih mereka yang paling bening dari semua cewek yang kuliah ataupun sekolah didepan.." Jelas Dimas panjang lebar.
" Jangan bilang maksud Lo Zela sama temen temennya.." Tegas Xelo.
" Lha itu yang Gue maksud mereka, ,bener kan mereka cantik cantik banget dan bodynya.. gilaaa kayak bukan anak SMA aja Man.." Jelas Dimas antusias sambil membayangkan mereka.
" Wahh parah Lo... Oke Gue akui mereka emang cantik cantik bro tapi Lo nggak boleh deketin Zela,, Dia punya Gue.." Jawab Xelo dengan sombongnya.
" Alaahhhhh.. Punya Gue punya Gue tapi nggak dapet dapet kan??hahaha..." Ejek Dimas.
" Sialan Lo..." Ketus Xelo.
Brayen hanya menanggapi dengan senyum ocehan kedua sahabatnya itu, sesekali dia juga ikut nimbrung tapi ya hanya ala kadarnya, karna memang pada dasarnya Brayen bukan Dimas yang selalu humoris dengan siapa aja.
Setelah mata kuliah habis, Brayen dan Dimas segera menuju mobil masing masing, Xelo memang tidak ikut, dia pulang duluan karna tadi ada urusan pekerjaan dikantor Ayahnya, baru juga sampai depan mobil Brayen sudah dihampiri oleh Dimas.
" Ray temenin Gue ambil buku yuk didepan.."" Ajak Dimas.
" Depan?? Napa nggak perpus aja?? " Tanya Brayen.
" Disana juga ada perpus mini..." Balas Dimas.
" Oke.." Singkat Brayen.
Merekapun menuju taman depan yang berada di tengah kampus dan juga gedung sekolah, sampai disana ternyata banyak juga mahasiswa dan murid SMA yang berada disana, sebenernya hari hari biasa tak sepadat sekarang tapi karna mereka ingin melihat Idola baru dikampus dan juga sekolah mereka jadi memilih untuk menunggu disana, Brayen maupun Dimas tak menyadari akan hal itu.
" Duhh panass nihh.. Rame banget lagi cabut yuk.." Ajak Zela kepada kedua sahabatnya.
" Lagian Lo ya Van pengen liat cowok yang belum jelas aja, sampe kayak gini.. " Keluh Seli.
" Udah nggak usah brisik kalian.." Jawab Vani sambil ngipas ngipas mukanya pake kipas mininya.
" Nih anak ya... Lo aja kepanasan wuhhh.." Ketus Seli.
" Kalian tunggu didalam sana.. Baca buku atau apa gitu.." Usir Vani kepada Zela dan Seli.
" Gue masuk dulu deh.. Nanti gantian Lo Sel... jangan sampai ni anak ilang ya.." Ucap Zela sambil berlalu meninggalkn kedua sahabatnya.
" Yeee sialannn si Zela.. Emang Gue anak kecil apa.." Jawab Vani tak trima.
Sesampainya diperpus mini itu, Zela memutuskan untuk mencari buku untuk mengusir kebosanan yang sedari tadi sudah panas panasan, dia menuju kebeberapa rak buku, tanpa sengaja dia menabrak seseorang.
Bruukkk... Suara Zela terjatuh, ketika berdiri dan membenarkan seragam, Zela terkejut karena yang dia tabrak tadi adalah cowok yang sama tadi pagi, cowok pembawa sial untuk Zela.
" Loe....."" Ucap mereka bersamaan.
Aakh.. Sungguh rasanya kesialan Zela tidak akan ada habisnya jika terus bertemu cowok yang sekarang berada di depannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Alivaaaa
tetep suka 😍😍😍
2023-08-11
1
Zaenab
Jodoh tu anak 😁😁😁
2023-05-01
0
Qaisaa Nazarudin
Dih modus🙄🙄
2023-03-03
0