Suamiku Idola Kampus
Pagi itu jam menunjukan pukul 6:10, alarm terus saja berbunyi di kamar cewek cantik yang sepertinya hari ini Dia akan kesiangan lagi untuk berangkat Sekolah.
" Zelaaaa... Azelaaaaaa.... Bangunn sayang, sudah siang " Teriak Mamah Hana sambil terus mengetuk pintu.
Dengan tak sabar, Mama Hana membuka pintu dan masuk ke dalam kamar anak bungsungnya.
" Sayang... Bangun udah jm 7 ini.. " Ucap Mamah Hana sambil membuka tirai dan terus menggoyang goyangkan badan anaknya.
" Mamaaaahhhh.. Kenapa Nggak bangunin Zela dari tadi sih..?? " Ucap Zela sambil bergegas masuk ke kamar mandi melewati Mamahnya.
Ya dia adalah Azela, siswi cantik yang masih duduk di bangku kelas 2 SMA.
" Mamah tunggu di meja makan ya nak cepetan mandinya.. " Teriak Mamah Hana sambil turun menuju meja makan.
Di meja makan sudah duduk Pak Adam atau Papah Zela. Dan juga Zifa Kaka dari Zela, meraka menunggu sambil mengobrol, tak lama zela pun datang dengan seragam sekolahnya lengkap.
" Pagi semua.." Sapa Zela sambil meletakan tas dan duduk di kursi makannya.
" Pagi juga Nak... " Jawab Pak Adam dan juga Mamah Hana barengan.
" Zel loe lama bgt sih.. Di tungguin dari tadi juga..." Sambung zifa ketus.
Zifa memang terkadang ada sedikit rasa iri dengan Zela, tentu saja karena Zela memiliki paras yang lebih cantik darinya, juga lebih mendapat perhatian dari Mamahnya, tapi itu hanya perasaan Zifa saja, karna sesungguhnya Mamah Hana tidak membedakan antara kedua kakak beradik itu, sedang Pak Adam, beliau termasuk orang yang cuek, tidak begitu memperhatiakan bagaimana hubungan antara Zela juga Zifa.
Pak Adam tidak pernah tau kalau di antara anaknya kadang mempunyai masalah, karena mereka berdua selalu bersikap biasa saja ketika di depan orang tuanya, meskipun mereka sedang dalam masalah atau bisa di katakan tidak pernah akur.
" Sorry... Kak tadi gue nggak denger alarm bunyi... " Jawab Zela tersenyum kikuk.
" Iya.. Harus di bohongin dulu baru mau bangun tuh anak nakal.." Jelas Mamah Hana sambil tersenyum.
Setelah selesai sarapan, kedua kakak beradik itu pamit untuk berangkat kuliah dan juga sekolah, mereka pamit dengan kedua orang tua dan langsung berangkat dengan mobil masing-masing, padahal jarak kampus dan sekolah mereka berhadapan.
Hanya ada jarak jalan untuk memasuki kampus dan juga sekolah. Tapi ya begitulah diantara mereka tidak ada yang mau berangkat bersama dengan 1 mobil. Ntah lah tapi kedua orang tua mereka juga tidak begitu mempermasalahkan.
Begitu juga dengan apak Adam yang sudah selesai dengan sarapannya langsung pamit kepada istrinya untuk berangkat ke kantor. Meskipun beliau pemilik perusahaan tapi beliau tetap bekerja keras untuk kedua putri-putrinya.
DI Kediaman kaluarga Zafano
" Yahh anak kita nanti jdi pulang kan?? " Tanya Bunda Wina kepda suaminya.
" Jadi dong bun.. Kayaknya udah di jalan dia " Jawab Ayah Riko sambil melihat jam.
" Hlo kok udah di jalan aja?? dia ngabari Ayah dari sana jam brpa?? " Tanya Bunda Wina dengan terkejut.
" Udah tadi Bun.. Dia mau kasih surprise buat Bunda katanya.. Tadinya Ayah juga di suruh rahasiain dulu.. Tapi sepertinya Bunda sudah tidak sabar bertemu dengan anak kesayangannya hehe.." Jelas Pak Riko sambil terkekeh.
" Kebiasaan ya kalian selalu ngerjain Bunda... awas aja nanti.." Jawab Bunda Wina lalu menuju ke dapur untuk membantu asisten rumah tangganya menyiapkan makanan untuk anak tercintanya pulang. Membuat Pak Riko menanggapinya dengan kekehan.
Di bandara. Tampak seorang pria tampan, tinggi, denagn kulitnya yang putih memakai kaca mata hitam, pakaiannya rapih tapi masih santai menambah kesan dan kekaguman para kaum hawa yang melihatnya, dia adalah M Brayen Zafano anak dari Riko Zafano dan Wina Larasati, dia mengambil ponselnya untuk menelfon seseorang.
" Hallo dim lo dimana..?? gue udah nyampe nih..." Kata Brayen dengan tidak sabarnya.
" Wuih... Sante man.. Gue udah di jalan bentar lagi juga nyampe..." Jawab Dimas sambil menyetir.
Dimas adalah sahabat Brayen, dia juga sering membantu di kantor Pak Riko yang tak lain adalah Ayah Brayen sendiri. Meskipun masih kuliah, tapi Dimas termasuk anak yang bisa di andalkan di kantor Zafano.
Tak lama mobil yang dikendarai Dimas sampai di bandara. Sambil clingukan mencari keberadaan Brayen, Dimas mengambil ponselnya untuk menghubungi Brayen.
" Woyyy... Dim gue disini " Teriak Brayen sambil memukul bahu Dimas.
" Etdahhh... Udah nongol aja lu.. Kayak setann... Baru juga mau Gue telp.. " Jawab Dimas memeluk Brayen.
" Gue kangen loe Ray... " Sambung Dimas dengan senyum tampannya.
" Enak aja gue di samain sama setan.. Dasaar tuyul Lo... Dan inget gue nggak kangen sama Lo.." Jelas Brayen tak trima tapi juga membalas candaan Dimas.
Membuat Dimas tersenyum miring.
" Gue tuyul kaya banget dong... Gue rasa nggak perlu capek-capek bantuin bokap Lo di kantor hehe.. " Jawab Dimas sambil terkekeh.
" Serah loe.. Udah ah cabut.. Capek gue pengen istrhat.." Jawab Dimas menuju mobil.
" Oke boss.." Jawab Dimas menuju kemudi mobil.
Jangan lupa like, Comment dan Vote ya Kak.. Ini udah sedikit aku revisi... 😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Anonymous
Baca lagii setelah lama gg baca
2024-09-27
0
Sherly Oktv
baca lagi Karna kangen cerita ini
2024-09-16
2
Sari017
Hai, mampir yuk kak ke karya ku yang berjudul : My Twin'Sku
2024-03-21
1