Di ruangan pak Mahesa mempersilahkan Sam untuk duduk di hadapannya, dengan jeli Sam membaca tatapan mata pak Mahesa. Dalam kepribadian Sam yang dingin, tertutup, dan terkesan cuek, sebenarnya pandangan dan hati Sam yang lebih sensitif dari siapapun.
"Sam apa kau membenciku?" tanya pak Mahesa dengan raut wajah penuh penyesalan.
"Hmh. Papa mulai menyesal?" ucap Sam tersenyum getir.
Pak Mahesa menghela nafas panjang, tatapannya kosong menerawang jauh mengingat kembali masa itu. Masa dimana Sam berusia 12 tahun, pada saat itu harus menerima perlakuan papanya yang kasar. Sam di tuduh mencuri uang di berangkas, sampai harus menerima cambukan di tubuhnya dan tidak sadar sampai beberapa hari.
"Ya, Papa bersalah. Sudah patut jika putraku membenciku" ucap pak Mahesa memandang hampa pada Sam.
"Sebenarnya apa tujuanmu memanggilku kemari?" ucap Sam yang tidak ingin basa basi.
"Sudah waktunya Sam, melihat prestasimu dan kemampuanmu, Papa ingin kamu menggantikan Papa di perusahaan"
"Apa aku tidak salah dengar? Bukankah yang patut mengelola adalah kakak haramku!"
"Sam!"
"Jika tidak ada urusan lain, aku permisi" Sam meninggalkan ruangan itu, sikapnya membuat pak Mahesa terlihat tidak berdaya. Kini Sam sudah dewasa, terlebih lagi dia sangat tidak suka di atur oleh siapapun. Mahesa termenung di ruangan hampanya.
"Maafkan aku, selama ini aku sudah banyak menyakiti kalian dan, sekarang aku mendapatkan hukuman dari anakku, dari perbuatanku sendiri". gumam Mahesa sembari membelai pigora yang terpasang foto dirinya, Sam dan juga Ranu, ibu kandung Sam.
Sam pergi keluar, Seno sudah siap di dalam mobilnya. Rasanya sangat tidak nyaman di rumah itu, tapi dia harus tetap bertahan demi merebut kembali apa yang menjadi haknya.
"Pergi kemana kita Bos?" Tanya Seno melirik sepion.
"Ke perbatasan kota"
Seno melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Saat risau, Sam lebih memilih tempat sunyi dari pada harus pergi ke diskotik atau bar, musiknya terlalu berisik. Setengah jam kemudian mobil terparkir di tepian jalan, di sana terlihat pemandangan kota Y seperti langit yang di taburi bintang membuat hati siapapun yang memandang terasa nyaman.
"Apa rencana pertamamu Bos?" tanya Seno.
"Membuat para benalu itu merasa terancam, dan aku sudah melakukannya" Sam tersenyum tipis.
"Hemh, tidak bisa di bayangkan bagaimana ekspresi mereka"
"Tenang saja Seno, permainan ini belum di mulai. Kamu akan melihat banyak ekspresi nanti" ucap Sam lalu menengguk botol wine nya.
________________
Greek... Greek.... Kreattt...
Selama lima belas menit mengotak atik kunci pintu, Agi berhasil masuk ke dalam kamar Riyu. Riyu yang tengah tertidur lelap tidak menyadari bahwa dirinya sedang terancam.
"Hehehe kamu manis kalau sedang tidur Riyu. Malam ini kamu harus menjadi milikku" Mata Agi tak berkedip melihat Riyu dari ujung kaki sampai ujung kepala, tanpa basa-basi lagi Agi menyergap Riyu, iapun terbangun kaget bukan main.
"Mas Agi apa-apaan kamu!" Riyu mendorong Agi.
"Sudah tenanglah sayang, aku hanya ingin mengajarimu untuk malam pernikahan nanti. Biar kamu ada pengalaman, iya kan hehe"
"Mas apa kamu sudah gila! Keluar dari kamarku kalau tidak, aku akan teriak!"
"Teriaklah semampumu, ibu tidak akan bangun, karena aku sudah memberinya obat tidur haha"
"Kau gila!" Sentak sambil mendorong Agi, lalu berlari keluar, tapi Agi berhasil menangkapnya lalu menghempaskan Riyu ke lantai.
"Lebih baik kamu nurut Riyu! Daripada aku berbuat kasar"
"Cuih. Lebih baik kau bunuh aku daripada aku harus melayanimu!" ludah Riyu mengenai wajah Agi.
"Kurang ajar, berani kau melawanku!" Plaakkkk! Tamparan keras mendarat di pipi kiri Riyu.
Saat Riyu tidak berdaya karena tamparan, Agi langsung menarik baju Riyu hingga sobek mrperlihatkan dada ranumnya. "Mas Agi sadar mas! Kita saudara tidak pantas kamu melakukan ini padaku" ucap Riyu terisak.
"Hahaha aku tidak peduli!"
Riyu terus mengelak dan berontak, membuat Agi semakin geram.
"Sepertinya kamu memang ga patut di lembutin! Rasakan ugh!" Sekuat tenaga Agi menghantam perut Riyu.
"Uhuk. Uhuk." Riyu batuk kesakitan. Dengan sisa tenaga Riyu langsung menendang Agi hingga terpental ke belakang, menjerit kesakitan memegangi pangkal pahanya.
"Aarrrgg. Kau wanita kurang ajar!" Umpat Agi kesakitan.
Di saat itulah Riyu pergi melarikan diri dengan terhuyung-huyung, bekas hantaman di perutnya terasa teramat sakit saat ia berlari.
" Ah sakit sekali" Rintih Riyu menahan sakit sambil terus berlari. Di jarak kurang lebih 10 meter, Agi kembali mengejar Riyu.
"Oh Tuhan, tolong aku. Ayah, Ibu tolong Riyu" Sambil menutupi dadanya yang terbuka, Riyu berusaha berlari secepat mungkin. Entah arah mana yang Riyu pilih, yang terpenting dia bisa bebas dari kejaran Agi.
"Riyu Jangan lari kamu!" Teriak Agi.
Riyu tidak memperhatikan jalannya, ia menoleh ke belakang berharap jaraknya jauh dengan Agi, tapi perkiraannya salah, Agi semakin dekat menuju arahnya.
Braakkk... Riyu menabrak seseorang.
"Heh berikan gadis itu padaku!" Gertak Agi setelah berhadapan dengan orang yang memeluk Riyu.
"Ow Ow. Bos, sepertinya ada yang sedang bermain serigala memangsa kelinci" ucap Seno sengaja meledek.
"Kalian lebih baik jangan ikut campur urusanku!" Sahut Agi.
"Siapapun yang berani menyentuh wanitaku, maka itu akan menjadi urusanku!" ucap Sam dengan santai, Riyu menatapnya seksama Hah? Siapa wanitamu?! Pria ini lagi... " bisik hati Riyu sambil sedikit mencuri pandang ke wajah Sam.
"Hemh, ternyata kau juga menginginkannya! Mari kita bersepakat, bagaimana jika kita memangsanya bersamaan? Tapi aku harus yang pertama, setelah itu baru kalian haha"
"Seno"
"Ya bos!"
"Sepertinya aku akan menjadi Harimau untuk memangsa serigala brengsek itu" ucap Sam menatap Agi tajam.
"Hah, lebih baik kau minggir dan serahkan wanita itu padaku!" ucap Agi.
"Hadapi aku dulu" ucap Sam mulai santai.
"Kurang ajar!" teriak Agi lalu mencoba menghantam Sam, Tapi tangannya berhasil ditahan olehnya.
Ekspresi Sam yang tenang seketika berubah menjadi sangat serius dan menakutkan, tidak ada basa-basi lagi Bag... big... Bug... Duak... Sam menghajar Agi tanpa ampun, kaki dan tangannya bergerak dengan gerakan yang gesit, Tendangan, hantaman, membuat Agi terkapar pada saat itu juga.
Sam mengeluarkan belati berwarna hitam dari balik jaket kulitnya, matanya penuh amarah yang tidak bisa di bendung lagi. Sam mengangkat tangannya siap menusuk Agi yang terkapar tak berdaya.
"Jangan.... " Teriak Riyu mencegah Sam.
Sam berhenti lalu berbalik menatap Riyu.
"Aku mohon sudah cukup, aku mohon jangan bunuh mas Agi" Isak Riyu mencoba menghalangi.
"Kau mengenali Si Brengsek ini!?" Tanya Sam geram.
"Iya pak, dia, dia kakak sepupuku" Riyu mencoba menjelaskan. "Aku mohon jangan bunuh dia, jika tidak bude pasti akan sedih" tambah Riyu lagi.
Sam terdiam sesaat mendekati Riyu, ia melepaskan jaket kulitnya lalu di pakaikan kepada Riyu.
"Ayo, akan aku obati lukamu" ucap Sam memapah Riyu menuju mobilnya.
"Ta tapi mas Agi... " Riyu cemas.
"Jangan khawatir, dia masih bernafas. Seno kita ke villa"
"Baik Bos"
Malam ini menjadi malam yang menakutkan untuk Riyu, beruntung ada Sam yang menolongnya. Jika tidak, dia pasti sudah habis di lahap sepupunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Juan Sastra
moga aja batal nikah sama noval yg tabiatnya sama kayak agi bejad
2022-03-22
0
Khodijah
mungkinkah riyu dngn syam,hanya engkau thort yg tau😊
2021-01-21
0
Mirna Wati
semoga tidak sampai nikah sm Noval
2020-10-26
2