Bab 20

"Kak Daffa ...." Ucap Kania terkejut.

"Kenapa kak? Kenapa kamu tarik tangan Nia? Kenapa tariknya kenceng?" Tanyanya hampir menangis.

"Sakit ...." Keluh Kania dengan air mata yang tak bisa dibendung lagi karena tangannya memerah akibat ditarik Daffa.

"Sakit, iya? Gua yang lebih sakit ngeliat lu berdua sama cowok lain!!" Bentak Daffa.

"Gua kecewa liat lu ternyata main di belakang gua! Gua emang pernah curiga ngelihat lu sama Rayhan berdua, tapi udah gua lupain!"

"Pantes aja lu nutup panggilan telpon dari gua, ternyata lu lagi berdua sama cowok lain"

"Kak, itu beda dari yang kamu bayangin! Nia dateng ke mall karena diajak sama temen Nia. Baru kita selesai pesen makanan tiba-tiba aja Rayhan dateng sama sepupunya. Karena meja penuh dan gak ada yang kosong sama sekali, karena itu Rayhan-" ucap Kania terpotong.

"Karena itu Rayhan duduk di sebelah bangku lu dan lu main setuju aja, iya?!" Sambung Daffa dengan matanya yang sudah memerah menahan tangisnya.

"Nggak kak" balas Kania menutup mulutnya tak percaya karena Daffa menuduhnya bermain dengan Rayhan di belakangnya.

"Nggak salah lagi maksud nya!!" Bentak Daffa meninggalkan Kania. Kania segera berlari mengejar Daffa. Daffa pergi ke arah parkiran mobil untuk pergi dan menenangkan diri. Kania berlari tanpa melihat kanan dan kirinya apakah sudah aman. Kania tak tau kalau ada mobil melaju dengan cepat dan...

"Aakkhh ...." Teriak Kania dan braaak suara tabrakan antara pejalan kaki dan pengendara beroda empat. Daffa yang mendengar suara teriakan Kania dan suara tabrakan yang terdengar bersamaan menoleh ke sumber suara.

"NIA!!!" Teriak Daffa menghampiri Kania yang sudah terbaring lemah dengan darah segar mengalir keluar.

"Maaf, mas ini siapanya?" Tanya orang yang menabrak Kania dengan nada gemetar ketakutan.

"Sa-ya kakaknya" balas Daffa berbohong. Ia lemas ketika melihat begitu banyak darah yang keluar dari tubuh Kania.

"Maaf mas, saya gak bermaksud nabrak adik anda. Dia yang menyebrang tidak tengok kanan kirinya dan dia juga berlari. Maafkan saya mas .... Saya orang gak punya, mobil ini milik tuan saya" ucapnya memohon.

"Nia, bangun Nia!" Panggil Daffa berteriak. Kania yang mendengar samar-samar panggilan Daffa tersenyum.

"Kak, maaf, Nia gak bermaksud" ucap Kania lemah. Ia sudah tak sanggup lagi membuka matanya. Rasa sakit di tubuhnya membuatnya tak bisa berbuat apa-apa.

"Maaf mas, saya gak bisa ngelakuin apa-apa. Atau mas mau saya yang nganterin adik mas ke rumah sakit?" Tawarnya.

"Gak perlu, saya bawa kendaraan sendiri" tolak Daffa.

"Beneran mas?" Tanya orang itu memastikan.

"Iya. Tolong semua minggir, jangan menghalangi jalan saya!" Ucap Daffa teriak. Semua orang perlahan bubar yang membuat Daffa bisa berjalan menuju mobilnya.

Daffa dengan segera menggendong Kania dan membawanya menuju mobil miliknya. Daffa menaruh Kania di kursi mobil bagian tengah agar ia bisa merebahkan tubuh Kania yang sudah lemah. Setelah menaruh Kania, Daffa bergegas menuju kemudi untuk menjalankan mobilnya. Dengan kecepatan tinggi Daffa mengendarai mobilnya menuju rumah sakit terdekat.

"Nia .... Maafin gua .... Gua gak bisa ngontrol emosi gua karena begitu kesal gua ngeliat lu duduk bersebelahan dengan cowok lain" ucap Daffa yang disertai dengan tangisnya.

Daffa (POV)

Flashback on

Tiga minggu yang lalu, sepulang sekolah aku segera mandi karena banyak sekali keringat yang bercucuran setelah mengajari anak organisasi yang aku ikuti, yaitu paskibra. Sebagai ketua paskibra, aku selalu berusaha mengajar mereka dengan baik agar bisa menjadikan salah satu dari mereka sebagai penggantiku kelak.

Aku melewati Kania yang sedang dalam posisi tengkurap di atas kasur dan sedang menulis yang awalnya entah aku gak tau. Awalnya aku tak peduli apa yang ia lakukan, dan aku juga pernah mengatakannya kepada Nia untuk bebas melakukan apapun tanpa mengganggu kehidupanku.

Aku tetap berjalan melewatinya dan menuju kamar mandi. Setelah mandi, aku keluar kamar mandi dengan pakaian lengkap yang sudah terpasang di tubuhku. Aku keluar dan melihat Nia yang sudah tidur dengan posisinya yang tadi, yaitu tengkurap. Aku berjalan menghampirinya dan berkata

"Dasar bodoh, bagaimana bisa dia tidur pulas sedangkan posisi tidurnya tengkurap!" Omel Daffa.

"Benerin gak ya?" Batinku seraya semakin mendekat ke arah Kania.

Aku melihat butiran air mata yang ada di pipi Kania. Aku penasaran apa yang membuatnya menangis dalam keadaan tertidur dan aku mengambil barang yang dipeluk Kania saat ini. ku ambil benda itu yang berupa buku berukuran sedang yang bertuliskan catatan harian K.F. (Kania Fellyta).

Aku membuka buku catatannya dari halaman pertama. Di dalam halaman pertama adalah tentang keluarganya. Beberapa lembar selanjutnya adalah pertemuan pertama kali aku dengan Nia. Lalu halaman selanjutnya adalah para penggemarku yang mengganggunya untuk yang pertama kali. Tentang pernikahan dini kami, nama anak kucing yang hampir ku tabrak bernama Dania (Daffa dan Kania) karena ditemukan saat masalah awal terjadi.

Itu semua aku anggap biasa saja sampai aku baca di halaman terakhir ia menulis catatanya. Sedikit terkejut dengan ceritanya yang menceritakan kalau ia tidak pernah bahagia jika bersama aku. Setelah itu ada rasa kasian kepadanya di dalam benak ku.

Semenjak itu, aku suka mencuri-curi pandang ketika di sekolah, penasaran apa saja yang ia lakukan. Memang seperti biasa, Nia selalu bersama teman-teman ceweknya dan jarang sekali melihat ia bersama dengan cowok. kalaupun iya, pasti Nia bakal bareng juga bersama salah satu temen ceweknya.

Entahlah sejak kapan, aku suka dengan pribadinya. Contohnya, seperti cara bicaranya yang selalu lembut dan jarang sekali bahkan hampir tak pernah berbicara dengan keras dan kasar. Sikapnya yang selalu sopan, pakaianya yang tertutup dan tidak pernah memamerkan lekuk tubuhnya sekalipun kepada ku yang statusnya adalah suaminya. Kulitnya putih, bersih, dan menurutku ia tinggi untuk ukuran cewek dewasa seperti dirinya, bibirnya yang tipis dan berwarna merah muda walaupun tak di oleskan apapun. Sikapnya yang tegas dan bertanggung jawab jika sedang memimpin kelasnya.

Karena itu, bukan hanya aku saja yang tertarik kepadanya melainkan hampir cowok di sekolah maupun di luar sekolah menyukainya.

Aku tak mau mengakui yang sebenarnya kepada Nia karena mungkin saja yang aku rasakan hanyalah rasa kagum. Aku mencoba menyingkirkan semua itu dengan cara bertengkar dengannya, memarahinya tanpa alasan dan semua ku lakukan agar terlihat normal bagi Nia.

Kalau soal drama? Sebenarnya yang ku lakukan bukan sepenuhnya drama. Tapi aku beralasan kepada Nia bahwa itu hanyalah sebuah drama yang dilakukan di depan keluarga, agar para keluarga tidak curiga.

Dan terjadilah hari ini. Hari dimana Nia tertabrak karena aku. Awal mula kejadianya yaitu ketika aku sudah sampai di mall XXX yang menurutku paling dekat. Setelah memarkirkan mobil ku, aku masuk ke dalam mall tersebut dan terus berjalan hingga lantai paling atas, yaitu tempat menjual kebutuhan keluarga.

Aku membuka ponsel ku untuk melihat list barang yang harus ku beli. Ku baca list paling atas yaitu sayur, lauk pauk, beserta bumbu dapur yang aku tak tau bagaimana bentuk dan seperti apa perbedaannya. Lalu ku putuskan untuk menelpon Nia. saat aku membuka ponsel ku dan mencari nomor Nia, hasilnya nihil, tidak ketemu. Lalu aku mencari lagi dengan nama Kania, dan tetap saja nomornya tak ditemukan. Setelah itu barulah aku ingat bahwa aku tak memiliki nomornya karena aku pun tak pernah meminta nomor ponselnya.

"Mamah. Iya, mungkin Mamah punya nomor ponsel Nia karena Nia sama Mamah hubungannya sangat dekat" gumam ku.

Aku mencari nomor mamah dan ku telpon mamah untuk meminta nomor ponsel Nia.

"Assalamu'alaikum mah ...." ucap ku saat telponnya sudah terhubung.

"Walaikumsalam, kenapa Daffa?" Tanya Mamah dengan lembut.

"Mamah punya nomor Nia gak?" Ucapku tak mau basa-basi.

"Nomor Nia? Punya lah .... Kenapa emangnya?" Tanya Mamah lagi.

"Minta dong mah ...." pinta ku.

"Emangnya kamu gak punya nomor Nia?" Tanya Mamah dengan suara terkejut.

"Enggak" jawab ku seadanya.

"Astaghfirullah Daffa .... Kamu selama ini gak punya nomor Nia? Kenapa? Apa alasannya?" Tanya Mamah.

"Gak kepikiran" balas ku.

"Terserah lah .... Emang Nia kemana?" Tanya Mamah lagi.

"Gak tau"

"Ya Allah, ya udah kamu cepetan cari Nia! Nanti Mamah kirimin nomornya ke kamu" suruh Mamah.

"Iya Mah ...."

"Ya udah cepetan cari. Mamah tutup ya, assalamu'alaikum"

"Iya, waalaikumsalam" balas ku langsung menutup telponnya.

Aku membuka pesan dari Mamah yang mengirimkan nomor Nia. segera ku save nomornya keburu ke hapus dari ponsel ku. Aku langsung mencoba menghubunginya sekali dan panggilan ku direject olehnya. Dengan kesal aku mengirim pesan kepadanya.

Daffa : Woi lu di mana? Kenapa telpon gua di mati-in?!

Kania: Siapa?

Daffa : Gua Daffa!

Kania: Kak Daffa?

Daffa: Iya! Siapa lagi!?

Kania: Oh, kenapa kak?

Daffa: Lu dimana?

Kania: Di mall XXX lantai dua di restoran seafood XXX

Daffa: Oke

langsung ku masukkan kembali ponsel ku dan berjalan menuju lantai dua yang entah kebetulan atau nggak, Nia bisa berada di mall yang sama dengan ku.

Aku turun menggunakan eskalator. Setelah sampai di lantai dua, aku mencari restoran seafood yang diberi tau oleh Nia tentang keberadaannya.

Setelah beberapa lama mencari restoran seafood yang Nia dan teman-temannya singgah, akhirnya aku menemukannya. Tapi kali ini ada yang berbeda, yaitu dua orang cowok yang ikut duduk bersama Nia dan teman-temannya. Hati ku merasa semakin sangat terbakar ketika melihat cowok itu duduk bersebelahan dengan Nia. Dengan perlahan aku maju untuk melihat dengan jelas siapa yang duduk di sebelah Nia.

"Rayhan ...." Ucap ku penuh emosi. Beraninya dia mendekati Nia dan Nia tidak menolaknya.

Aku berjalan dengan langkah kaki yang lebar menuju tempat Kania. Setelah itu ku tarik tangannya menjauh dari teman-temannya. Ku dengar teriakan teman-temannya Nia, tapi ku abaikan dan tetap menarik Kania dengan kasar menuju tempat yang sepi pengunjung.

Flashback off

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ciihh dasar,liat Kania sama cowok lain kamu marah,tapi kamu sendiri gak pernah ngehargain istri kamu,dasar egois🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🙄🙄

2023-02-01

0

Rapa Rasha

Rapa Rasha

Nia......

2022-12-07

0

pena misterius

pena misterius

dasar daffa

2022-02-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!