PDDM Bab 19

[BAB REVISI]

Mobil putih kecil yang tadi dinaiki oleh Daffa dan Kania telah berhenti di depan rumah kedua orang tuanya.

Dua orang keluar dari dalam mobil tersebut dan membayar sesuai jumlah untuk dua orang.

Daffa dan Kania berjalan menghampiri pagar rumah kedua orang tuanya dan membukanya. Kedua satpam yang saat itu sedang berjaga terkejut mendengar suara pagar rumah terbuka, mereka keluar dari dalam pos satpam. Kembali terkejut melihat Kania dan Daffa datang tanpa membawa mobil. Keduanya menghampiri Daffa dan Kania yang sedang menutup kembali pagarnya.

"Tuan muda sama Nona muda udah pulang? Kok cuma berdua aja?" Tanya salah satunya menyambut kedatangan anak dan menantu majikan mereka.

"Nggak mang, kita cuma mau ngambil mobil terus balik lagi" balas Kania ramah, sedangkan Daffa tak peduli dan tetap masuk ke dalam rumah orang tuanya. Berjalan menuju ruang tamu untuk mengambil kunci garasi dan kunci mobilnya.

"Kalau gitu Nia duluan ya, takut ke sorean pulangnya." Pamit Kania ramah.

"Iya Non, silahkan." Balas keduanya mempersilahkan.

Dengan cepat Kania berlari untuk mensejajarkan dirinya dengan Daffa. Saat hampir sampai, ia memelankan langkahnya dan menatap Daffa

"Lo punya tata krama gak sih!!?" Sinis Kania kepada Daffa yang berada di sisinya.

"Nggak." Balas Daffa singkat. Masa bodo dengan ucapan Kania.

"Bad attitude." Gumam Kania kesal.

"Mamah udah ngirimin listnya?" Tanya Kania mengganti topik pembicaraan.

"Lu bisa gak sih diem?!" Tanya Daffa yang sudah kesal dengan Kania.

"Dih nyolot." Umpat Kania pada Daffa.

Triing!

Bunyi suara pesan masuk dari ponsel Kania. Gadis itu dengan segera mengambil ponselnya dari saku rok jeans yang ia kenakan. Memelankan langkahnya untuk membaca pesan tersebut.

Pesan itu datang dari grup 'the bestie' yang isinya adalah Kania, Nesya, Aina, Kiara, dan Indah. Langsung saja ia membuka grup tersebut dan membaca pesan yang terkirim dari teman-temannya.

Ia membaca satu-persatu isi pesan tersebut. Mengulum bibirnya memikirkan sesuatu karena pesan yang baru saja ia baca. Menimang-nimang tawaran teman-teman nya yang mengajaknya untuk jalan sore.

"Tanya aja dulu," gumam Kania pada dirinya sendiri.

Segera berjalan masuk ke dalam kamar Daffa kemudian kembali turun setelah mengambil kunci mobilnya. Secepat mungkin ia berlari, takut Daffa akan lebih dahulu meninggalkan dirinya yang akan meminta izin pada sang suami.

Ia masuk ke dalam garasi lewat pintu belakang rumah. Dan benar saja, Daffa sudah siap di dalam mobilnya yang sepertinya akan berjalan sebentar lagi.

Dengan cepat Kania berlari menghalangi jalan mobil tersebut. Tangan nya terbuka lebar menghalangi jalan Daffa tanpa rasa takut membuat Daffa menggerang kesal. Ia menekan klakson mobilnya berkali-kali, berharap sang istri menyingkir dari hadapan mobilnya.

Karena tak kunjung pergi dengan sangat terpaksa Daffa membuka kembali pintu mobilnya dan membanting dengan keras saat ingin menutupnya.

"Heh! Udah gak waras lo!!?" Ejek Daffa dengan kesal. Mendekati gadis itu dan menatapnya dengan tajam.

Tangan Kania kembali turun. "Gue mau ngomong!" Ucap Kania tak mempedulikan umpatan dari Daffa tentang dirinya.

"Buang waktu gue lo!"

"Gue ikut lo ke mall?" Tanya Kania kembali tak peduli dengan ucapan Daffa. Tak masalah pria itu mengizinkan ia bertanya atau tidak, yang penting ia sudah mengutarakan niatnya.

"Ya nggak lah, yang bener aja lo!" Tolak Daffa cepat. Memang niat awalnya tak ingin bersama dengan Kania.

"Oke bagus! Kalau gitu gue mau izin-"

"Gak lo langsung pulang ke rumah!" Seolah tau apa yang ingin Kania katakan, Daffa langsung membantah cepat ucapan Kania.

"Apaan sih! Gue kan belum ngomong!" Ucap Kania mendumal kesal. "Gue mau ke mall bareng temen-temen gue, jadi izin dulu ke lo." Sambung Kania cepat agar tak kembali disela oleh Daffa.

"Gak! Balik lo!"

Kania mengangguk tersenyum sinis. "Oh oke… Nanti kalau ditanya apa-apa sama orang-orang rumah, gue bilang lo ngelarang gue ikut, ya?" Ancam Kania tersenyum misterius.

Daffa berdecak kecal. "Oke! Lo boleh ke mall bareng temen-temen lo tapi sebelum maghrib harus udah ada di taman kota! Gue tunggu lo di sana!" Mau tak mau Daffa menuruti permintaan Kania yang meminta izin padanya. Memperbolehkan gadis itu untuk jalan bersama teman-teman nya.

"Hore!!" Kania berjingkrak senang karena diberi izin oleh sang suami. "Thanks ya!" Setelah mengatakan itu Kania berjalan ke belakang mendekati mobilnya dan mulai memanasi mesin mobil tersebut.

Tanpa sadar Daffa tersenyum tipis melihat Kania yang bersorak senang karena ia mengizinkan sang istri untuk perga jalan bersama teman-teman nya. Ia menggeleng pelan kemudian kembali masuk ke dalam mobilnya dan mulai menjalankan mobilnya keluar pekarangan rumah kedua orang tuanya.

__________

Sampai di mall tempat ia berkumpul dengan teman-teman nya, ia segera memarkirkan mobil dan mulai menghubungi salah satu dari mereka.

"Halo, lo udah sampe belum?" Ucap Kania ketika sambungan telepon nya di angkat.

'Udah. Lo masuk, kita deket toilet bagian barat mall!' Suruhnya pada Kania. Gadis itu mengangguk sebagai jawaban dan mengatakan iya.

Panggilan ia putuskan. Mulai berjalan sesuai arahan sang teman hingga ia menemukan keberadaan mereka berempat. Ia berlari kecil ketika menemukan teman-teman nya.

"Telat ya?" Tanya Kania merasa bersalah.

"Nggak kok. Tadi Aina minta ke toilet jadi sekalian aja kita ke sini." Balas Kiara pada Kania. Membuat gadis itu tersenyum karena dirinya tidak terlambat.

"Yok kita ke tempat make up dulu!" Usul Aina setelah keluar dari dalam toilet. Ia merapihkan sedikit pakaian yang terlihat berantakan.

"Eh enggak. Kita cari skincare dulu oke?" Pinta Kiara membuat Kania langsung mengangguk setuju. Memang itulah niat awalnya, ingin membeli skincare yang telah habis di rumah.

"Makan dulu lah, laper gue. Kasian nih gue balum makan siang, gak ada yang masakin di rumah." Pinta Indah memelas agar permintaan nya dituruti.

"Kasian amat." Ucap Kania spontan, memberikan komentarnya pada Indah.

"Emang ada yang tanya, Ndah?" Ucap Nesya sedikit meledek.

Karena kesal Indah memukul kencang lengan Nesya. Sedangkan yang dipukul hanya tertawa karena ucapan nya berhasil membuat teman nya kesal. "Ya udah-ya udah, kita nurutin Indah. Yok kita makan!" Ajak Nesya langsung menggenggam erat tangan Indah. Menarik lengan sahabatnya untuk mencari restoran kesukaan gadis itu.

Sedangkan yang lain nya tertawa dan mengikuti langkah keduanya yang sudah lebih dahulu berjalan di depan mereka.

___________

Makanan telah sampai, mereka mulai menyuapkan makanan masing-masing ke dalam mulut mereka. Sesekali terdengar canda tawa diantara mereka hingga perhatian Kania teralihkan ketika mendengar nada dering di ponselnya berbunyi.

Segera Kania meraih ponsel miliknya yang berada di dalam sling bagnya. Melihat nomor yang tak dikenali menghubungi dirinya. Tak terlalu peduli, gadis itu langsung mematikan sambungan telepon nya dan kembali memakan makanannya.

Triiing!

Ponselnya kembali berbunyi, melihat ada pesan masuk di ponselnya dengan nomor yang sama seperti sebelumnya.

… : Kenapa gak di angkat?!

Kania mengerutkan alisnya membaca pesan tersebut.

Kania: Siapa?

Balasnya sangat singkat.

… : Daffa.

Tangan Kania langsung memegang kedua ponselnya. Meninggalkan sebentar makanannya dan memilih fokus pada pesan dari Daffa.

Daffa: Lo di mall mana?

Pria itu kembali mengetikkan beberapa kata pada Kania.

Kania: Gue di mall biasa yang deket sekolah. Deket taman kota yang biasa tempat gue kumpul.

Daffa: Lo sebelah mana?

Kania: Restoran seafood lantai dasar deket wahana bermain.

Daffa: Oke

Kania langsung mengerutkan keningnya ketika melihat balasan dari Daffa yang sangat singkat.

"Aneh." Tak berpikir panjang, Kania langsung memasukkan kembali ponselnya dan kembali memakan makanannya yang sempat tertunda.

"Hai guys!"

Perhatian mereka teralihkan, menatap dua orang pria yang baru saja mendatangi meja mereka. Dua orang tamu tak diundang itu membuat Kania serta teman-temannya terkejut.

"Lah, Rey?" Nesya menyapa lebih dahulu. Aina dan Indah terlebih dahulu menghabiskan makanan yang ada di dalam mulutnya sebelum menyapa sang ketua OSIS di sekolahnnya itu.

Reyhan tersenyum. "Boleh gabung?" Izinnya. "Kebetulan rame nih." Sambungnya setelah menengok kanan dan kirinya. Benar saja, restoran tersebut sedang ramai pengunjung karena memang sudah waktunya untuk makan.

Reyhan menatap keempatnya, menunggu persetujuan. Kania, Indah serta Aina menatap Nesya, menunggu jawaban dari yang paling tua diantara mereka berempat, sedangkan Nesya mengangkat bahunya acuh tak acuh. "Terserah lo, sih. Tapi minta extra bangku sendiri, ya? Bisa, kan?" Perintah Nesya pada Reyhan dan pria di sampingnya.

"Sip." Balasnya yang kemudian langsung berjalan ke arah kasir untuk meminta bangku tambahan.

Tak butuh waktu lama, Reyhan kembali membawa buku menu bersama dua orang waiters yang masing-masing membawa satu bangku tambahan. Kedua orang itu duduk dan mulai membuat pesanan mereka.

"Oh iya, kenalin, ini adek sepupu gue, panggil aja Egan. Itu panggilan kecil gue buat dia."

"Abang, ih!" Rajuk pria yang berada di sebelah Reyhan. "Nama aku Regan. Aku udah gede tau, udah mau SMP, jadi jangan panggil aku Egan!" Ucapnya memperkenalkan diri dengan bangga, ia merasa sudah besar sekarang.

Tuk!

Reyhan memukul pelan kepala adik sepupunya itu. "Ga usah ngerasa tua, bocil!" Ucap Reyhan dengan nada meremehkan.

Regan memegang kepalanya yang baru saja dipukul oleh kakak sepupunya itu. Ia mengaduh kesakitan. "Liat aja, ntar aku kasih tauin Mami!" Ancam pria kecil itu, tak terima dirinya baru saja dipukul oleh Reyhan.

Semuanya tertawa, menertawakan sikap Regan yang menurut mereka menggemaskan. Reyhan mencubit kedua pipi Regan. "Tuhkan. Kalo ngadu ke Tante, berarti kamu masih bocil, tau! Trus, gue ga harus jadi babysitter lo!" Bela Reyhan pada dirinya sendiri.

"Ihh-"

"Udah-udah! Makanannya udah sampe tuh!" Lerai Kania pada akhirnya mengeluarkan kalimatnya.

Kania mengambil tisu dan memberikannya pada Regan. "Elap dulu tangannya sebelum makan." Perintahnya.

"Oke, kak."

Reyhan memperhatikan. "Gue kagak?" Tanya Reyhan berpura-pura merajuk.

"Ck, baweh banget nih orang!" Keluh Indah yang kemudian memberikan satu kotak tisu pada Reyhan.

"Hehe, makasih bro!"

...----------------...

Terpopuler

Comments

Rapa Rasha

Rapa Rasha

seru lanjut

2022-12-07

0

Heri Monjali

Heri Monjali

emang ada ya taksi pesen buat 1 orang n dua irnag harga beda

2021-10-20

1

Happyy

Happyy

😘😘😘

2021-03-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!