PDDM Bab 12

[BAB REVISI]

Bel pulang sekolah berbunyi. Kania berjalan melewati kelas Daffa dengan membawa setumpuk buku tulis di tangan nya. Terlihat dari wajah gadis itu ia seperti sedang kesusahan membawa tiga puluh buku murid kelasnya menuju ruang guru. Daffa yang hendak keluar kelas menjadi berhenti karena melihat Kania melewati kelasnya.

"Nia!" Merasa namanya dipanggil ia menoleh mencari orang yang memanggilnya. Tersenyum ke arah orang itu yang sedang berlari ke arahnya.

"Kenapa Ray?" Tanya gadis itu pada Rayhan, sang ketua osis yang juga merupakan teman sekelasnya.

"Biar gue bantu." Jawabnya sekenanya. Mengambil alih beberapa buku tersebut ke dalam tangan nya.

"Thanks Ray." Ujarnya merasa beban yang ia bawa berkurang karena bantuan Rayhan. Kemudian keduanya berlalu dari depan kelas Daffa menuju lantai bawah.

Itu semua tak luput dari pandangan Daffa. Niatnya ingin mendekati Kania dan membantu istrinya, namun malah melihat kedekatan gadis itu bersama pria lain yang membuatnya menggeram kesal.

Pria itu segera berlari menuju anak tangga yang lain nya untuk mengikuti Kania dan Rayhan yang berjalan menuju ruang guru.

Sampai di depan ruang guru, pria itu menoleh ke kanan dan kirinya. Ia tak tau gadis itu mengumpulkan buku pelajaran apa, sehingga ia hanya bisa menoleh kebingungan.

Kakinya kembali melangkah tanpa melihat ke arah mana ia melangkah hingga tak sadar di depan nya ada Kania yang baru saja keluar dari ruang guru.

"Aakhh!!" Pekik Kania. Daffa menabrak kencang tubuh gadis itu hingga tersungkur ke lantai bersama dengan dirinya yang posisinya berada di atas tubuh Kania.

Rayhan yang baru keluar dari ruangan guru terkejut melihat apa yang sedang terjadi. Dengan cepat ia mendorong tubuh Daffa agar menjauh dari Kania. Menolong Kania untuk kembali berdiri.

"Makasih Ray." Si pemilik nama tersenyum lalu mengangguk. Kemudian ia beralih menatap Daffa.

"Gila lo Daf!! Gak cukup hukuman lo di skors seminggu!!? Pake otak lo buat mikir!!" Sarkasnya dengan tatapan tajamnya. Seolah Daffa adalah mangsanya dan tak akan ia biarkan begitu saja. Apalagi sampai mengganggu ketenangan nya.

"Tutup mulut lo sebelum mulut lo itu gak bakal bisa digunain lagi!!" Ancam Daffa merasa jengah karena sikap Rayhan sedari tadi yang menganggapnya seperti musuh.

Bukan nya takut, justru Rayhan tersenyum miris mendengar balasan dari Daffa. "Gak bermoral lo." Ucapnya hendak menarik pergelangan tangan Kania dan membawa gadis itu pergi dari hadapan Daffa.

Belum sempat itu terlaksanakan, Kania sudah lebih dahulu mundur beberapa langkah. Tak ingin tangan nya digenggam oleh pria lain selain mahromnya.

"Maaf, gue lupa." Ucap Rayhan menyesali perbuatan nya. "Ayo!" Sambungnya mengajak gadis itu pergi tanpa memegang lengan nya.

Kania hanya mengangguk mengikuti langkah Rayhan. "Kania tunggu!" Baru beberapa langkah gadis itu berjalan Daffa memanggilnya membuat langkah Kania terhenti.

Ia berdiam, namun tak berbalik menatap Daffa. Akhirnya Daffa sendiri yang harus mendekati sang istri. "Gue mau ngomong." Sambung Daffa mengutarakan niatnya.

"Mau lo apa sih Daff?!" Rayhan ikut menghentikan langkahnya dan berbalik dengan bersedekap dada.

Daffa menatap tak suka pada Rayhan yang terkesan terlalu mencampuri urusan pribadi orang lain. "Bukan urusan lo!" Balasnya langsung.

"Tapi-"

"Ray," Ucapan Rayhan langsung dipotong cepat oleh Kania. "Gua gak papa. Lo bisa duluan." Sambungnya meyakinkan pria itu.

Ia diam tak menjawab. Ada keraguan dalam hatinya untuk mempercayai Daffa semenjak pria itu memoerlakukan Kania dengan sangat tidak baik. "Yakin lo?" Kania mengangguk memberi kepastian pada pria itu.

"O-oke. Gue cabut duluan." Meskipun masih merasa ragu, ia memilih pergi membiarkan dua anak manusia itu berbicara berdua saja.

Kania melirik jam tangan nya. Tak ingin terlalu lama berada di depan Daffa. Itu hanya akan membuatnya sakit hati karena ucapan pria itu. "Lima belas detik dari sekarang." Ucap Kania tak ingin berlama-lama.

"Kania gue-"

"Stop! Waktu lo abis. Gue capek berurusan sama lo terus." Potong Kania cepat. Wajah gadis ceria itu sekarang menatapnya tanpa ekspresi membuat rasa bersalah Daffa semakin dalam. Namun cepat-cepat egonya menepis pikiran itu.

"Dari pada lo buang waktu yang gak berguna, mending lo abisin tuh waktu lo buat kumpul sama penggemar lo yang sama begonya kayak lo! Lakakan apa yang udah bu Rita suruh ke lo tadi." Sambung Kania tanpa menatap lawan bicaranya. Setelah itu Kania berlalu meninggalkan Daffa yang masih terpaku di tempatnya.

"Sebejat itukah gue?"

__________

Sampai di tempat parkiran Kania segera berjalan menuju tempat dimana mobilnya terpakir. Hanya tersisa beberapa kendaraan yang terparkir di sana, termasuk kendaraan miliknya.

Gadis itu masuk ke dalam mobilnya setelah bunyi mesin kendaraan itu menyala. Ia menyandarkan tubuhnya pada sofa jok kendaraan nya dan memejamkan matanya sejenak. Sedang berusaha menghilangkan beban nya saat ini dan kembali bersikap seolah baik-baik saja.

Setelah dirasa sudah lebih tenang ia mulai menjalankan mobilnya keluar pekarangan sekolah. Baru sampai di gerbang sekolah ia berpapasan dengan sang supir yang bekerja di rumahnya. Kania memberhentikan mobilnya di samping mobil milik ayahnya. Keluar dari kendaraan dan mendekati sang supir.

"Dek Nia." Sapa sang supir yang mengetahui keberadaan anak majikan nya. Kania tersenyum simpul membalas sapaan tersebut.

"Nunggu siapa pak?" Tanya Kania setelah berada di depan pria yang bekerja bersama ayahnya.

"Nunggu dek Daffa. Kata ibu kalian pulang setengah jam yang lalu, tapi kok belum keluar juga ya?" Tanyanya heran. Ia menoleh ke sana kemari mencari keberadaan Daffa namun ia tak dapat menemukan nya, padahal Alfira sudah memberitahu waktu kepulangan mereka.

Wajah Kanis berubah setelah mendengar nama Daffa. Ia lupa kalau pria menyebalkan itu sudah berstatus suaminya. Bahkan juga sedang tinggal di satu atap yang sama dengan dia dan kedua orang tuanya.

"Oh, kayaknya dia pulang telat pak. Lagi latihan paskibra tadi." Balas Kania memberikan alasan kepulangan Daffa yang terlambat.

Pria paruh baya itu mengangguk mengerti. "Jadi gimana dek? Bapak harus tunggu di sini aja atau pulang?" Tanya pria itu meminta pendapat.

"Pulang aja pak dari pada bapak nunggu lama di sini. Nanti balik lagi, paling selesai jam lima sore pak." Balas Kania sekenanya. Seingatnya memang pukul segitulah para siswa yang memiliki kegiatan lebih di sekolah pulang.

"Oh ya udah deh bapak balik juga. Makasih ya dek Kania."

Kania mengangguk sebagai balasan. "Ya udah Nia juga permisi, pak." Setelah mengatakan itu Kania berlalu untuk kembali masuk ke dalam mobilnya.

Mulai meninggalkan kawasan sekolah menuju kediaman nya. Tak peduli pada Daffa yang akan pulang menaiki apa nantinya. Yang jelas saat ini ia tak rela miliknya digunakan juga oleh Daffa.

Dalam perjalanan ponselnya berdering membuat Kania harus menepikan kendaraan nya untuk menjawab panggilan tersebut.

Nama kontak Alfira terlihat di layar ponselnya yang menandakan bahwa sang bunda lah yang menghubunginya. Segera ia jawab panggilan tersebut dan menyambungkan nya pada earphone bluetooth miliknya.

'Assalamualaikum Nia kamu di mana?' Tanya sang Bunda langsung bersamaan dengan Kania yang kembali menjalankan kendaraan nya.

"Waalaikumsalam. Ini juga lagi di jalan pulang, Bun. Ada apa?"

'Cepet pulang ya, Revan, Dinda sama Rena sore ini sampe di rumah. Kita adain makan malem bersama.'

"Mas Revan?!" Tanya Kania mengulang. Moodnya beribah drastis mendengar nama sang Kakak yang sangat ia rindukan akhirnya kembali ke tanah air bersama istri dan anaknya.

'Iya. Kamu cepet pulang biar bisa siap-siap!'

"Iya Bunda."

'Jangan lupa Daffa bilangin nanti. Udah itu aja, assalamualaikum.'

"Waalaikumsalam."

Kania melepaskan earphone nya. "Terus Daffa gimana?" Gumamnya bertanya pada diri sendiri. Tak mungkin ia menjawab sedang menerima hukuman karena telah membuat kekacauan di sekolah. "Gua harus gimana terus?!" Gumamnya kembali lebih histeris.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Lebih dari itu asal loe tau,Katena loe sudah mempergunakan cewek lain utk ngebully istri loe sendiri,teris loe harus dipanggil apa!!!🙄🙄

2023-02-01

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Harus ikhlas ya,,kalo kamu benci istrinkamu,Kamu harus tau banyak irg yg sayang dan suka istri kamu..

2023-02-01

0

Rapa Rasha

Rapa Rasha

trus kak

2022-12-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!