PDDM Bab 8

[BAB REVISI]

Pernikahan, ialah bersaatunya dua insan yang bersatu dalam ikatan suci. Dimana hari itu adalah saat yang sangat ditunggu-tunggu oleh kedua anak manusia itu. Lain halnya dengan Kania yang sangat terpaksa menyetujui perjodohan ini.

Ia sudah bangun sejak setengah jam yang lalu, namun gadis itu masih nyaman dengan posisi berbaringnya dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Tubuhnya kedinginan karena pendingin ruangan yang berada di dalam kamarnya, tetapi ia terlalu malas untuk bergerak sekedar menjangkau remot dan mematikan alat pendingin ruangan itu. Alhasil ia tetap berbaring di atas ranjang dengan selimut tebal yang menutup seluruh tubuhnya dan memainkan ponselnya.

Tok! Tok! Tok!

"Nia kamu udah bangun?" Alfira mengetuk pintu kamarnya membuat Kania terlonjak kaget. Buru-buru ia melepaskan kembali ponselnya dan memejamkan matanya, pura-pura tertidur.

Ceklek!

Karena tak mendapatkan jawaban Alfira memilih masuk ke dalam kamar sang anak. Kamarnya masih sangat gelap, bahkan lampu tidurnya tak menyala satu pun.

Wanita itu berjalan mendekati anaknya yang terlihat masih sangat nyaman dalam selimutnya. Berjalan mendekati nakas dan mengambil remot pendingin ruangan, lalu dimatikan olehnya supaya Kania segera terbangun. Setelah itu ia menaiki ranjang anaknya dan mengguncang-guncangkan tubuh Kania.

"Dek bangun… Kamu lupa hari ini?" Ucapnya seraya membangunkan anaknya.

Kania menggeliat pelan dan perlahan membuka matanya, berpura-pura supaya sang bunda percaya ia baru saja bangun dari tidurnya. "Masih ngantuk, Bunda…" balasnya pelan.

"Nggak, ayo bangun! Mandi terus sholat subuh!"

"Udah subuh tadi. Sekarang mau lanjut tidur…" Kania merengek layaknya anak kecil. Ia makin mengeratkan genggaman nya pada selimut yang ia gunakan ketika Alfira menariknya dengan paksa.

"Kania Fellyta…" di situlah genggaman tangan Kania pada selimutnya terlepas. Ia takut jika sang bunda sudah memanggil nama lengkapnya.

Buru-buru ia duduk dan menghadap ke arah Alfira. Namun saat ia menoleh ke arah sang bunda, tatapan sendu diberikan oleh wanita yang telah melahirkan nya itu. "Maafin Ayah Bunda, Nia… Bunda tau kamu sangat terpaksa-"

"Shhhtt!" Kania menempelkan jari telunjuknya di bibir Alfira dan membuat ucapan wanita itu terhenti. "Nia cuma ngantuk kok, bukan gak mau. Liat ya, nih Nia jalan langsung ke kamar mandi," Kania segera turun dari ranjangnya. Mengambil handuk baru di lemarinya dan berjalan menuju kamar mandi.

"Sekarang Bunda tunggu Nia di luar. Jangan lupa kunci pintu ya, Nda!" Kania berteriak dari dalam kamar mandi. Meminta Alfira untuk keluar dari kamarnya.

Ia hanya tersenyum menanggapi ucapan Kania. "Kamu masih kecil, dek…" gumam Alfira mengingat umur anak gadisnya masih delapan belas tahun.

__________

Kania baru saja dirias oleh perias pengantin. Ia tampak semakin cantik dengan gaun pengantin dan hijab yang ia kenakan. Setelah dirias, gadis ditinggal sendiri di dalam kamarnya oleh perias pengantin nya. Disaat dia sendiri, seolah topeng yang ia gunakan dilepas olehnya. Senyumnya sedari tadi luntur begitu saja. Menatap pantulan dirinya dari cermin riasnya. Wajah sendunya terlihat sangat jelas. Tentu saja ia tak menginginkan pernikahan ini, bahkan dengan Daffa. Tak pernah sedetikpun ia berpikir untuk menikah muda seperti ini.

"Hei sadar! Ini keputusan lo, Nia!" Ia menepuk kedua pipinya. "Ayo senyum!" Suruhnya pada dirinya sendiri. Dengan sangat terpaksa, ia kembali menyunggingkan senyuman nya.

Tok! Tok! Tok!

Suara pintu ruangan diketuk dari luar. Ia langsung menoleh ke sumber suara. Di ambang pintu ada Alfira yang baru saja membuka pintu kamarnya. Ia mendekati sang putri untuk menjemputnya.

"Nia, pengantin prianya udah sampe, ayo keluar terus duduk di sebelahnya." Ucap Al-Fira memberitau.

"Iya Bun."

"Ayo." Ajak Alfira meraih tangan Kania. Putrinya itu membalasnya dengan mengangguk dan tersenyum lembut kepadanya. Wanita itu menuntun anaknya hingga di depan penghulu. Meminta Kania untuk duduk di samping Daffa.

Tak lama setelahnya ijab kabul pun terlaksanakan. Seorang remaja yang masih berumur delapan belas tahun itu mengucapkan ijab kabul dengan sangat lantang dan lancar. Membuat kedua orang tua mereka menintikkan air matanya. Tangis haru kedua orang tua mereka ketika melihat sang anak sudah menjadi milik orang lain sekarang.

Beberapa jam setelahnya resepsi dimulai. Tidak banyak orang yang hadir karena yang diundang hanya kerabat dekat saja. Hingga sore menjelang malam acara resepsi itu baru selesai. Memang terkesan sangat cepat. Wajar saja, tak banyak yang datang saat itu.

Di dalam mobil, Daffa dan Kania duduk di kursi belakang dan saling berjauhan. Mobil yang mereka naikin melaju menuju kediaman Kania. Biarlah untuk malam ini mereka berdua berada di kediaman gadis itu. Sedangkan kedua orang tua Daffa telah kembali ke kediaman mereka.

Singkat perjalanan, mobil yang dinaiki oleh keduanya telah sampai di kediaman Kania yang terlihat sangat megah itu. Keduanya turun dari arah pintu yang berbeda. Berjalan sendiri-sendiri untuk masuk ke dalam rumah. Terlihat seperti habis bertengkar.

"Dek, suami kamu mana?" Alfira menghampiri putrinya ketika melihat ia berjalan seorang diri.

"Ada di belakang, Nda. Nia capek, badan Nia juga gerah banget jadi mau langsung ke kamar buat mandi. Bajunya juga berat, pegel badan Nia." Balasnya memberikan alasan. Walaupun tak sepenuhnya mengatakan kebenarann nya, setidaknya bundanya sudah percaya dengan kata-katanya.

"Nia duluan ya, Bun." Pamit Kania meminta izin.

"Iya sayang."

Setelah mendapatkan izin ia segera berlalu menuju kamarnya. Berjalan menuju lantai dua rumahnya dan langsung masuk ke dalam kamarnya dengan sangat tergesa. Ia tak ingin Daffa mengetahui letak kamarnya, karena itu ia segera berlari menuju kamarnya.

Brak!

Gadis itu membanting pintu kamarnya dengan kencang. Ia melepas asal gaun yang dikenakan nya. Setelah terlepas dan hanya menyisakan pakaian dalamnya ia kembali berlari ke dalam kamar mandi. Tak sabar untuk berendam di dalam bathub kamar mandinya.

Kania melupakan sesuatu, yaitu mengunci pintu kamarnya. Membiarkan pakaian nya berserakan di dalam kamarnya. Hingga Daffa masuk ke dalam kamar gadis yang statusnya sekarang adalah istrinya. Jujur saja, ia sangat tak ingin berada di dalam satu kamar yang sama dengan Kania. Namun karena ini adalah tempat tinggal kedua orang tua Kania, mau tak mau ia harus melakukan apa yang telah diperintahkan untuknya.

"Ini kamar cewek apa tarzan? Berantakan banget!" Daffa menarik kopernya dan menaruh di dekat lemari. Melihat gaun yang baru saja Kania gunakan tergeletak begitu saja di atas lantai.

Ceklek!

Daffa menoleh ketika mendengar suara pintu terbuka yang berasal dari kamar mandi. Kania berjalan keluar dari dalam kamar mandi dan hanya menggunakan handuk kimononya. Ia berjalan santai dan tak sadar akan kehadiran Daffa yang menatapnya tanpa berkedip.

Setelah ia menutup pintu lemarinya yang berada di sisi lain kamarnya, saat itu pula ia baru sadar akan kehadiran Daffa. Ia terdiam beberapa saat, seperti sedang mencerna apa yang sedang terjadi. Detik berikutnya ia berteriak sekencang mungkin. "ANJIRRR MESUMM!!!!" Teriaknya reflek. Melempar semua barang yang berada di dekatnya ke arah Daffa.

"Kok gue sih! Lo aja yang sembarangan!" Elak Daffa tak terima ketika dirinya disalahkan. Ia menangkis barang-barang yang Kania lempar ke arahnya.

"KELUARRR!!" Bagai melihat macan yang sedang mengamuk, Kania menggila dengan melemparkan semua barangnya hingga melontarkan kata-kata kasarnya pada Daffa. Membuat Daffa langsung keluar dari dalam kamar setelah Kania melemparnya dengan cermin berukuran sedang ke arahnya hingga menjadi pecahan-pecahan dan mengenai kakinya.

Daffa menarik napas lega setelah keluar kamar. "Huh…" ia menggeleng mengingat kejadian baru saja. "Gak waras!" Umpat Daffa kesal. Ia berjalan asal menuju lantai paling atas untuk mencari kamar mandi dan membasuh kakinya yang berdarah karena pecahan kaca.

Terpopuler

Comments

Rapa Rasha

Rapa Rasha

h🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔🙄 lanjut

2022-12-07

0

Bunga_Tidurku

Bunga_Tidurku

rasain dah tuhhh dilempar2in barang

2021-11-21

0

Nur hikmah

Nur hikmah

ko kania gt......kn berhijab hrusy llmbut sdkt...hihihi

2021-10-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!