PDDM Bab 4

[BAB REVISI]

Kania terbangun dari tidurnya. Mengedarkan pandangan nya lalu turun dari atas ranjang tidurnya. Berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Mengguyur seluruh tubuhnya menggunakan shower yang berada di dalam kamarnya. Memikirkan setiap perkataan yang Ayahnya katakan pada dirinya.

Setelah itu Kania melanjutkan acara mandinya. Segera menyelesaikan apa yang sedang ia lakukan saat ini. Memakai pakaian rumahan nya dan segera bergegas ke luar ketika mendengar namanya dipanggil.

Dengan tangan yang sedang mengelap rambutnya menggunakan handuk, Kania berjalan mendekati Alfira-Bundanya yang tadi memanggil namanya. "Iya kenapa, Bunda?" Tanya Kania dengan tersenyum ke arah sang Bunda.

Alfira membalas senyum anak bungsunya. Menepuk-nepuk sofa yang sedang ia duduki. Meminta agar Kania segera duduk di sebelahnya. Tanpa bantahan sedikitpun, Kania mengikuti kemauan sang Bunda. Setelah itu tangan Alfira menangkupkan wajahnya, menatap lekat wajah Kania.

"Jujur sama Bunda!"

Kania menatap bingung karena ucapan sang Bunda. "Bunda tau kamu terpaksa, Dek!" Sambung Alfira.

Gadis itu memaksakan senyumnya. "Nggak papa, Bunda. In syaa Allah Nia ikhlas." Membalas ucapan pertanyaan yang Alfira lontarkan padanya.

"Kenapa kamu gak nolak, Dek?"

"Gak papa, Bunda"

"Nia!"

"Bunda gak mau masa depan kamu hancur gara-gara itu, Nia. Bunda gak mau, Bunda gak mau!!" Sambung Alfira menangis karena merasa tak berguna. Ia memukul-mukul tubuhnya sendiri. Kesal karena tak bisa menahan kemauan Husein.

"Bunda, Nia gak papa, Bunda. Bunda jangan kayak gitu, Nia takut Bunda!" Kania menahan pergerakan lengan sang Bunda yang terus menyalahkan dirinya sendiri dan memukul-mukul tubuhnya sendiri.

Gadis itu memeluk sang Bunda. Tidak mau Alfira melakukan hal seperti itu. Menenangkan Alfira supaya Bundanya itu tidak menyalahkan dirinya sendiri.

__________

Paginya, Kania berjalan santai setelah ke luar dari ruangan kucing miliknya. Memegang tas sekolahnya dan berjalan menuju meja makan untuk sarapan bersama.

Gadis itu menarik kursi makan nya. Duduk dan menaruh tas sekolahnya di atas kursi yang kosong. Meraih piring dan roti serta selai kacang kesukaan nya. Mengoleskan selai kacang di atas rotinya.

"Nia"

Kepala Kania terangkat, menatap Ayahnya yang baru saja memanggil namanya. "Iya, Yah?" Tanya Kania kembali mengoleskan selai kacangnya.

Roti yang ia gunakan untuk sarapan pagi ini ia gigit sedikit, mengunyah dengan pelan agar tidak tersedak. Menunggu ucapan Ayahnya yang ingin berbicara dengan nya.

"Nanti malam keluarga teman Ayah bakal datang ke sini… Untuk melamar kamu"

"Uhhukk! Uhhukk!" Kania langsung tersedak ketika mendengar ucapan sang Ayah. Sangat terkejut ketika acaranya akan dimulai secepat itu. Alfira berdiri dan menyerahkan segelas susu vanila ke arah Kania agar anaknya itu segera meminumnya.

"Makasih, Bunda."

"Ayah harap semua jadwal hari ini kamu kosongkan," sambung Husein melahap rotinya.

Dengan terpaksa Kania mengangguk. Mau bagaimana lagi, ia sudah tak bisa mengelak dari perjodohan ini. Toh ia sendiri yang menyetujuinya. "Tapi, Yah… Kenapa gak nunggu Nia lulus dulu?" Tanya Kania sedikit kecewa. Mengapa keluarga itu sangat terburu-buru tentang ini?

"Kamu tenang aja, kamu pasti lanjut sekolah sampe lulus, kok!" Ucap Husein menenangkan Kania. Ia tau pasti hal itu yang sedang anaknya khawatirkan.

Lagi-lagi Kania mengangguk pasrah mengikuti keinginan teman Ayahnya. "Makasih, Yah." Balas Kania dengan senyum yang dipaksakan.

"Aku berangkat dulu, Yah, Bun. Assalamualaikum!" Kania menghabiskan segelas susunya. Meraih satu buah pisang dan membawanya ke luar rumah setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya. Takut pembahasan Ayahnya semakin jauh mengenai perjodohan itu.

__________

Kania memarkirkan kendaraan nya di dalam parkiran siswa dan siswi. Langkahnya pagi itu kembali dibuat terhenti karena ulah orang suruhan Daffa yang tidak jelas. Gadis itu berdecak pinggang. Heran dengan siswi yang seperti itu. Dengan sangat percaya diri mereka melakukan tugas dari Daffa. Sama seperti sedang menurunkan harga diri mereka demi seorang pria yang tak jelas seperti Daffa.

"Mau apa lagi sih?" Tanya Kania tak suka. Ia membuang mukanya ke sembarang arah. Tak ingin melihat segerombolan anak alay yang berada di depan nya.

Sreet!

Hijab Kania ditarik dengan kencang, membuat hijab yang gadis itu kenakan terbuka di bagian penitinya hingga menusuk leher Kania. "Auww!!" Jerit Kania merasa sakit di bagian lehernya.

Segera ia tepis tangan siswi itu dari hijabnya. Buru-buru membetulkan kembali hijab persegi yang ia kenakan. Menatap nyalang ke arah para siswi itu.

Mereka tertawa kompak melihat kesakitan yang Kania rasakan. Tanpa perasaan mereka memperlakukan Kania seperti itu. Juga tanpa rasa malu ditonton oleh banyak murid.

Tak ingin membalas perbuatan orang-orang seperti itu, Kania memilih langsung pergi meninggalkan mereka. Baru beberapa langkah gadis itu berjalan, langkahnya kembali dibuat terhenti.

Bugh!

Punggung Kania dipukul sekencang mungkin oleh siswi itu. Lagi-lagi seperti orang bodoh mereka tertawa melihat Kania kesakitan. "Pergi lo!" Ucap salah satunya setelah memukul punggung Kania.

Kania tersenyum sinis setelah diperlakukan seperti itu. Tak ingin membalas perbuatan mereka yang sangat kelewatan pada dirinya. Karena itu akan membuang waktu dan tenaga saja jika mengurusi sekumpulan orang gila seperti itu.

Gadis itu berjalan hingga masuk ke dalam kelasnya. Di sepanjang koridor banyak bisik-bisik tentangnya. Tak ada satupun yang dipedulikan oleh gadis itu. Hingga ia berbelok masuk ke dalam kelasnya, ia disambut oleh para sahabat setianya.

"Nia!!" Sapa mereka berjalan mendekati Kania. Gadis itu tersenyum melihat keakraban teman nya.

"Eh, ini apa?"

"Apaan?" Tanya Kania balik.

Nesya, gadis itu mengambil selembar kertas yang menempel di punggung Kania. "Saya pelaku kriminal," gumam Nesya membaca tulisan tersebut.

"Siapa yang giniin, Nia?" Kiara bertanya bingung.

Kania-gadis itu terkejut mendengar ucapan Nesya yang baru saja membaca tulisan di kertas tersebut. Meraih kertas yang dipegang oleh Nesya dan ikut membacanya. "Penggemarnya orang gila!" Ucap Kania meremuk kertas yang bertuluskan hal itu. Memberikan sumpah serapah pada Daffa serta para penggemar pria itu.

__________

Di dalam kediaman Kania, para maid berhambur ke sana ke mari. Mengerjakan kegiatan rumah dan menyiapkan segala makanan untuk malam itu. Sedangkan si pemilik rumah masih sibuk berada di dalam kamarnya. Termasuk Kania, gadis itu masih bersantai-santai dengan ponselnya. Tatapan gadis itu tak teralihkan sedikitpun dari ponsel yang sedang ia mainkan saat ini.

Tok! Tok! Tok!

Pintu kamarnya diketuk. Buru-buru gadis itu bangun dari tidurnya. Meletakkan ponsel dan berjalan menuju pintu kamarnya.

"Ini pakaian nya udah siap, Dek. Ibu bilang langsung kasih aja ke Adek." Kania menerima sebuah gaun dari salah satu maidnya. Tersenyum dan mengatakan terima kasih pada maidnya yang sudah membawakan pakaian untuknya. Maid itu memgangguk dan pamit kembali mengerjakan tugasnya.

Tanpa menunggu lama Kania mengganti pakaian nya menggunakan gaun putih bersih tersebut. Merias sedikit wajahnya dan memoleskan lip balm di bibirnya agar tidak terlihat kering. Mamandang pantulan dirinya dari cermin.

Suara gerbang rumahnya terbuka membuat Kania menoleh. Berlari ke arah balkon kamarnya dan memastikan bahwa itu adalah orang yang akan dijodohkan dengan nya. Dan benar saja, kedua orang tuanya ke luar dan menyambut kedatangan tamunya tersebut.

"Siapa cowoknya?" Tanya Kania pada dirinya sendiri karena tidak bisa melihat wajah pria yang akan dijodohkan dengan nya dengan jelas.

Tok! Tok! Tok!

Pintu kamarnya kembali diketuk yang langsung membuyarkan lamunan Kania. Gadis itu berjalan menuju pintu kamar dan membukanya. Seorang maid mengajaknya ke luar kamar karena suruhan kedua orang tuanya. Kania menurut mengikuti langkah maid tersebut.

"Lo?!" Kejut Kania serta pria itu secara bersamaan. Menimbulkan pertanyaan dimasing-masing pikiran mereka. Membuat orang-orang disekitar juga merasa bingung melihat interaksi antara Kania dengan pria itu.

Terpopuler

Comments

Rapa Rasha

Rapa Rasha

duh kak gimana nasib Nia nanti lanjut

2022-12-07

0

BINTANG PENGHACUR

BINTANG PENGHACUR

gw pengen liat Daffa menyesal, Nia jangan mau baper ya biar Daffa merasa sakit dan biarkan dia bunuh diri kalau perlu🤣

2021-12-14

1

Nia Ajch

Nia Ajch

si kania ko bego bngtt ya, ketika d jahatin diam az, go punya harga diri apa. gk harus d bls tpi se nggknya kasih pelajaran biar pda malu dan sadar

2021-10-30

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!