PDDM Bab 3

[BAB REVISI]

Disebuah gedung yang menjulang tinggi ke atas, seluruh siswa siswi berhambur memasuki kelas mereka. Jam pelajaran akan segara dimulai, maka diharapkan mereka sudah betada di dalam kelasnya masing-masing.

Entah sengaja atau tidak, Kania dan Daffa berjalan masuk ke dalam sekolah secara bersamaan. Tanpa keduanya sadari kalau mereka masuk ke dalam sekolah secara bersamaan.

Brak!

Tubuh Kania didorong hingga terhuyung ke belakang. Daffa yang berada di sebelah gadis itu pun dengan sigap menahan agar Kania tidak terjatuh. Menatap orang yang baru saja mendorong Kania dengan sengaja.

"Kak Daffa awas! Kok diselametin sih?!" Protes seorang siswi dengan rambut yang dikuncir kuda. Bersedekap dada dengan memasang raut wajahnya yang kesal.

Daffa menoleh ke arah Kania yang masih berada dalam dekapan nya. Ketika mengetahui orang yang ia tangkap adalah Kania, buru-buru pria itu lepaskan. Dan,

Brak!

Kania terjatuh di atas aspal sekolahnya dengan posisi duduk. "Auww…" ucap Kania meringis dengan mengusap bokongnya yang terasa sakit karena jatuh mengenai aspal.

Siswi tadi tertawa dengan kencang. Menertawakan Kania yang posisinya masih terduduk di atas aspal. Tanpa aba-aba siswi tadi merebut paksa tas ransel sekolah milik Kania. Membuka resleting tas tersebut dan menghambur-hamburkan buku pelajaran Kania yang berada di dalam tasnya. Sengaja melakukan hal tersebut di hadapan Daffa supaya pria itu kagum dengan apa yang ia lakukan.

Setelah isi tas itu berserakan, segera siswi itu menginjak-injak buku pelajaran milik Kania. Mengeluarkan kata-kata kasarnya dan menghina Kania di hadapan Daffa.

Kania menatap kesal. Tak terima teman kesayangan nya diinjak-injak seperti itu. Entah keberanian dari mana, Kania berdiri dan langsung mendorong siswi tadi hingga kondisi siswi itu sama seperti kondisi dirinya yang sebelunya.

Dengan cepat Kania memungut buku pelajaran miliknya. Mengusap bukunya berharap noda bekas injakan siswi tersebut bisa menghilang. Tak ingin kejadian seperti tadi terulang, segera gadis itu memasukkan kembali buku pelajaran nya ke dalam tas sekolahnya. Memeluk tas sekolahnya agar tidak kembali direbut.

Kania berdiri setelah memungut bukunya. Menatap Daffa dari bawah hingga atas pria itu. "Lo cowok? Kok bisa-bisanya manfaatin cewek untuk bales gue?" Tanya Kania menyindir Daffa. Tersenyum sinis melihat Daffa yang sedari tadi hanya diam tanpa ada niatan membantu.

Kania menoleh pada siswi yang tadi ia dorong. Siswi itu masih fokus membersihkan pakaian sekolahnya yang kotor karena ia jatuh tepat di atas tanah liat. "Kasian banget ya? Disekolahin mahal-mahal cuma bisa jadi babu. Ups, canda ya?!" Ejek Kania menatap siswi yang terlihat sangat kesal. Tersenyum sinis sebelum berlalu meninggalkan Daffa dan siswi tersebut di gerbang masuk.

__________

Kania berjalan tanpa semangat. Tubuhnya sedikit lelah hari ini. Hampir disetiap dirinya sedang seorang diri, pasti ada saja para penggemar Daffa yang datang dan tiba-tiba saja mengganggunya. Padahal Kania tak pernah merasa merugikan mereka sedikitpun. Bahkan Daffa tak pernah ia ganggu.

Kania berjalan menuju parkiran untuk mengambil kendaraan nya. Masuk ke dalam mobil dan segera melajukan mobilnya ke jalan raya. Hari ini tak ada jadwal bimbingan belajar, maka gadis itu harus segera sampai di rumahnya.

Sesampainya di rumah, ia bingung kenapa Husein-Ayahnya ada di rumah. Biasanya, Ayahnya itu jarang sekali pulang ke rumah karena ia memang benar-benar sangat sibuk dan harus mengurus perusahaan miliknya yang di bangun bersama Kakek Kania. Bahkan kemarin malam Alfira sendiri yang mengatakan padanya bahwa Ayahnya sedang sangat sibuk.

Tak ingin terlalu lama ambil pusing, gadis itu lebih memilih masuk dan memastikan langsung keberadaan Ayahnya. "Assalamu'alaikum" Ucap gadis itu memberi salam.

"Waalaikumsalam" balas Husein yang sedang berada di ruang tamu. Pria itu berbalik menatap kedatangan anaknya.

"Kapan sampe Yah?" Tanya Kania basa-basi. Menghampiri sang Ayah dan mengecup punggung tangan Ayahnya.

"Tadi pas Dzuhur."

Kania mengangguk-angguk. "Ayah, Nia ke kamar dulu ya sekalian ganti baju, nanti kesini lagi" ucap Kania seraya berdiri. Pamit meninggalkan Ayahnya yang sedang istirahat.

Dengan segera Kania berjalan menuju kamarnya dan mengganti pakaiannya. Setelah mengganti pakaiannnya, ia kembali lagi ke ruang tamu dan duduk bersama Ayah dan Bundanya yang sudah berada di ruangan tersebut.

"Nia sini duduk sebelah Bunda!" Ajak Alfira kepada Kania. Menepuk-nepuk sofa yang sedang ia duduki agar anaknya duduk di sebelahnya.

"Iya Bunda"

Keheningan terjadi beberapa saat di ruangan itu hingga pada akhirnya Husein-sang Ayah membuka suara. "Nia," karena namanya dipanggil, gadis itu menoleh menatap sang Ayah. "Kamu… Mau bantu Ayah gak?" Tanya Husein menatap Kania dengan lekat. Berharap anaknya itu mengabulkan keinginan nya.

"Bantu apa Ayah? Bilang aja"

"Sekarang, perusahaan Ayah lagi di ambang kehancuran. Ayah bingung harus melakukan apa. Tapi teman lama Ayah datang dan akan membantu Ayah untuk memulihkan keadaan perusahaan kita," ucap Husein berhenti sejenak. Tak sanggup mengutarakan maksud dirinya yang sebenarnya.

Kania masih menatap lekat wajah Ayahnya. Masih memilih mendengarkan ucapan selanjutnya yang akan Ayahnya berikan padanya. "Teman Ayah bilang, sebagai balasan nya, Ayah harus menikahkan kamu dengan anaknya" lanjut Husein menyelesaikan ucapannya. Memejamkan wajahnya marena takut melihat ekspresi dari Kania.…

Kania terdiam beberapa saat, mencoba mencerna kata-kata Ayahnya. Dan di detik berikutnya ia terkejut. Tak percaya dengan ucapan Ayahnya. "Ayah gak bercanda kan?" Tanya Kania hampir tak percaya.

"Ayah gak bercanda sayang" Alfira yang membalasnya. Mengusap lembut punggung Kania.

"Nia, tolong pikirkan sayang. Perusahaan yang Kakek bangun dari awal akan hancur begitu saja" bujuk Ayah sangat berharap.

Kania menarik napas panjang. Tanpa pikir paniang, gadis itu menjawab. "Nia setuju kalau itu bisa bikin Ayah senang" jawabnya pasrah. Kania sedikit bimbang, antara kehidupan mudanya dengan keinginan Ayahnya. Kerena ia tak mau membantah permintaan Ayahnya, maka ia pasrah menurut.

"Kamu yakin sayang?" Tanya Alfira memastikan. Tak ingin keputusan yang anaknya ambil akan menjadi sebuah penyesalan di suatu hari nanti. Kania hanya mengangguk-anggukan kepalanya mengiyakan pertanyaan dari sang Bunda.

"Terima kasih sayang" ucap Husein terlihat bahagia.…

"Ayah, Bunda Nia ke kamar dulu ya"

"Iya sayang, silahkan"

Kania berjalan ke arah kamarnya. Diam, tak tau harus apa. Lama Kania menatap atap kamarnya hingga matanya terpejam karena mengantuk.

__________

Flashback.

"Pak proyek kita yang ada di Cilacap gagal total. Kita mengalami kerugian yang sangat besar!" Ucap seketaris Husein yang datang tiba-tiba tanpa mengetuk pintu ruangan atasan nya terlebih dahulu.

"Kok bisa?!" Tanya pria itu begitu terkejut.

"Tiba-tiba saja klien membatalkan proyek itu. Dia memilih bekerja sama dengan perusahaan lain."

Pria itu memijat pelipis keningnya. Bagaimana bisa proyek besar seperti itu yang sudah hampir selesai dibatalkan begitu saja. Apa klien nya itu tidak memikirkan laba perusahaan yang akan menurun? Husein memilih memejamkan matanya. Memikirkan hal selanjutnya yang akan ia lakukan.

Tok! Tok! Tok!

Seorang yang mengetuk pintu ruangan Husein. Mengalihkan pikiran Husein yang sedang tidak tenang seperti ini.

"Masuk!"

"Maaf pak, saya dapat informasi dari pemegang cabang perusahaan kita yang ada di Bandung dan Surabaya. Kedua perusahaan itu menghubungi saya secara bersamaan. Mereka kehilangan modal yang cukup besar untuk busa melanjutkan proyeknya." Tubuh Husein menegang. Kembali dibuat terkejut karena kenyataan yang baru saja ia terima.

Pria itu terdiam. Bagaimana bisa cabang dan proyek yang sedang berlangsung bisa hancur begitu saja?

"Cabang perusahaan kita di kota lain masih bisa bertahan?" Tanya pria itu begitu khawatir. Pikiran nya kalut tak bisa tenang.

"Saya belum pasti, Pak. Tapi untuk cabang yang berada di Belanda dan Inggris yang anak Bapak pegang masih bisa bertahan, Pak" jawab orang itu membuat Husein bisa sedikit bernafas.

"Baik lah. Terima kasih, kamu boleh pergi"

"Baik Pak, terima kasih. Saya permisi"

Tok! Tok! Tok!

Pintu ruangan Husein kembali diketuk.

"Masuk!"

"Hai Husein" sapa orang itu.

Mendengar namanya dipanggil, ia menoleh ke sumber suara. "Hai, bagaimana kabar mu Fahriz?" Tanya Husein kepada orang itu. Fahriz-nama pria itu yang sudah berteman sangat lama dengan Husein. Sudah hampir 16 tahun mereka tidak bertemu kembali setelah teman nya itu pindah tempat tinggal.

"Aku baik. Bagaimana denganmu?" Fahriz bertanya balik. Husein hanya tersenyum lalu mengangguk membalas ucapan teman nya. Menunjukkan kalau dirinya juga baik-baik saja.

"Kapan kamu balik ke sini?"

"Sebulan yang lalu. Anak dan istriku sudah berada di Jakarta dari lima tahun yang lalu." Ucap Fahriz menjelaskan.

"Bagaimana dengan keluargamu, dan perkembangan perusahaanmu?" Tanya Fahriz begitu saja. Seperti mengetahui keadaan perusahaan Husein yang sedang tidak baik saat ini.

Husein terdiam sejenak. Bingung ingin membalasnya dengan kata-kata seperti apa. "Emm… Keluargaku semua baik, tenang saja."

Fahriz menganggu. "Lalu perusahaanmu?" Tanyanya mengulang. Husein kembali dibuat bingung harus mengatakan apa.

Pria itu menghembuskan nafas kasar. "Perusahaanku sedang mengalami banyak masalah saat ini." Pria itu mulai menceritakan semua kejadian yang terjadi kepada perusahaan nya.

"Hemm .... Anak keduamu perempuan bukan?" Tanyanya setelah cerita dari Husein selesai.

"Iya .... Ada apa?"

"Gimana kalau kita jodohkan mereka dan sebagai gantinya aku akan menolong semua perusahaanmu?!"

Tentu saja Husein begitu terkejut atas tawaran darinya. "Maaf aku gak bisa, anak keduaku masih sekolah" tolak Husein cepat.

"Ayolah, setelah anak kita menikah kita akan menjadi keluarga dan aku akan menolong perusahaanmu. Soal biaya yang keluar nanti saat pernikahan mereka, biar aku yang urus semuanya," tawar Fahriz kembali. Tetap kekeh dengan tawaran nya.

"Jangan kau tolak. Sebaiknya kau tanyakan terlebih dahulu kepada istri dan anakmu. Aku tunggu jawabannya. Ini nomor ponselku, kalau kau sudah membicarakannya kepada mereka segera hubungi aku dinomor itu," lanjut Fahriz.

"Pikirkan baik baik ya, karna aku tak akan menawarkannya kembali. Aku pamit dulu, gak bisa lama-lama karena masih banyak urusan" pamit Fahriz begitu saja. Meninggalkan ruang kerja Husein dengan sebuah kartu nama yang ia berikan pada teman nya itu.

Setelah itu, Husein memikirkan ucapan dari Fahriz. Menimang-nimang apa yang akan ia lakukan selenjutnya. Akhirnya Husein memutuskan untuk segera keluar dari ruang kerjaku dan melajukan mobilku menuju rumah. Setelah sampai rumah, segera ia memarkirkan mobilnya dan langsung memasuki rumah.

"Assalamu'alaikum" ucapku sambil memasuki rumah.

"Waalaikumsalam. Eh, Ayah pulang" jawab Alfira yang sedang berada di ruang tamu seorang diri dengan menonton televisi.

Alfira tersenyum dan menghampiri Husein. Menyambut kedatangan suaminya dan mencium punggung tangan Husein. "Ayah kenapa gak bilang kalau mau pulang?"

"Ayah mau jodohin Nia dengan anak teman Ayah!" Ucap Husein sangat tiba-tiba. Membuat senyum Alfira menghilang dari wajah cantiknya.

"Ayah, Nia masih kecil. Dia masih butuh bimbingan kita. Apakah Ayah tega merenggut masa mudanya dengan menikahkan Nia?" Ucap Alfira tak terima. Tentu saja, orang tua mana yang tega membiarkan anaknya menjalani kehidupan pernikahan di saat usianya masih terbilang cukup muda?

"Bunda, tapi kalau perusahaan kita hancur Bunda mau? Kalau Ayah gak mau, itu peninggalan terakhir dari almarhum ayahku!"

"Tapi apa Ayah gak memikirkan masa depan Nia?! Setelah dia nikah, dia hanya akan mengurus rumah tangganya!"

"Ayah nggak mau dibantah,Bun. Semua keputusan ada di tangan Nia. Biar dia yang mengaturnya dan Bunda tidak boleh memanjakan Nia, dia sudah besar Bun!" ucapku dengan tegas.

"Ya udah, kita tunggu Nia pulang sekolah."

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Pasti selalu ini alasan yg slalu ku baca utk menjodohkan anak2 mereka,,,🤣🤣😜

2023-02-01

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Nah gitu dong!!! kamu harus tegas,lawan aja,Jangan lemah,kalo kamu lemah,mereka akan ngelunjak👏🏻👏🏻💪🏻💪🏻💪🏻👍🏻👍🏻

2023-02-01

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

pasti c daffa lelaki itu..

2022-12-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!