PDDM Bab 2

[BAB REVISI]

Daffa menatap balkon kamarnya. Menikmati senja yang perlahan meredup. Memandang ke depan dan sesekali menatap ponselnya. Menimang-nimang apa yang akan ia lakukan.

'Gimana cara gue minta tolong ke mereka? Sedangkan gue sendiri terlalu gengsi buat ngechat mereka.' Batin Daffa masih memandang ke arah langit-langit.

Pria remaja itu akhirnya menyalakan ponselnya. Memberanikan diri untuk memulai mengirimkan pesan terlebih dahulu. Membuka grup chat yang dibuat oleh para penggemarnya untuk bisa berhubungan dekat dengan dirinya.

Selang beberapa menit, Daffa-pria itu memandang ke arah ponselnya. Tersenyum licik ke arah ponselnya yang masih menunjukkan percakapan antara dirinya dengan seluruh penggemarnya.

'Mereka yang terlalu bodoh atau gue yang jadi raja mereka?' Batin pria itu kembali. Puas ketika melihat dengan mudah ia menghasut para penggemarnya.

__________

Tangan nya terangkat. Memegang sendok berisikan makanan yang akan disuap olehnya ke dalam mulut. Tatapan nya kosong lurus ke depan. Mulutnya mengunyah makanan yang berada di dalam mulutnya. Tetapi pikiran nya jauh kembali ke kejadian beberapa jam yang lalu di sekolahnya. Kania-gadis itu kembali teringat kejadian di kantin hari ini.

'Kok ada ya orang kayak gitu di dunia ini? Terlalu lebay gara-gara salah paham!' Gerutu Kania dalam hati. Memberi sumpah serapah pada orang-orang yang menjadi penggemar Daffa.

Kania mengerjabkan matanya dua kali. Tersadar dari lamunan nya karena sebuah tepukan halus mendarat di bahu gadis itu. Ia mendengak menatap orang yang menepuk bahunya.

"Ada masalah, Dek?"

Kania tersenyum. Buru-buru gadis itu menggeleng menandakan dirinya tidak apa-apa. "Nia gak papa kok, Bunda." Balasnya pada Alfira-sang Bunda yang menatap wajah anaknya dengan perasaan yang khawatir.

"Yakin?"

Dengan cepat gadis itu mengangguk. Meyakinkan Bundanya untuk tidak khawatir pada dirinya. Menyuapkan kembali sendok ke dalam mulutnya dan kembali memakan makanan nya dengan lahap agar sang Bunda tidak khawatir dengan nya. Alfira mengangguk percaya, Bundanya itu kembali duduk di kursi makan nya seperti semula yang berhadapan langsung dengan Kania.

"Emm… Ayah gak pulang hari ini, Bun?" Tanya Kania basa-basi. Bertanya pada sang Bunda disela-sela makan malamnya. Menetap ke sekeliling rumah yang tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Ayahnya.

Sang Bunda menggeleng lemah. "Ayah ada masalah di perusahaan, gak tau kapan baru bisa pulang." Balas Alfira seperti tak bersemangat. Wanita berstatus Ibunya itu memaksakan senyumnya di depan sang anak. Tak ingin terlihat sedih di depan Kania.

Kania terdiam. Ikut sedih ketika melihat wajah Alfira yang berubah menjadi sendu. Alfira menggeleng cepat, merubah mimik wajahnya menjadi seperti semula. "Ayok makan lagi, habis ini kita belajar bareng, oke?" Ajak sang Bunda dengan menyuapkan makanan ke dalam mulut Kania. Tersenyum hangat pada anaknya. Kania mengangguk setuju dengan ucapan Alfira. Memakan makanan nya dengan semangat untuk bisa segera belajar bersama dengan Bundanya. Hal yang sudah lama Kania inginkan dari Bundanya.

__________

Matahari mulai terlihat. Menyambut orang-orang yang terbangun di pagi hari. Membangunkan banyak orang untuk segera melaksanakan kembali tugasnya yang tertunda di hari kemarin. Jalan raya ramai, dipenuhi dengan orang-orang yang berangkat kerja ataupun melakukan kegiatan nya di pagi hari. Membuat jalanan pagi itu terlihat sangat penuh karena kendaraan yang terjebak di jalan.

Di antara banyaknya kendaraan itu, sebuah mobil Pajero hitam dengan plat mobil P juga terjebak di dalam kemacetan itu. Si pemilik mobil mengusap wajahnya kasar, lelah menunggu kendaraan di depan nya bisa kembali berjalan. Orang itu melirik ke arah jam tangan nya sejenak. Menunjukkan pukul setengah tujuh lewat.

Orang itu menghela napas panjang setelah melihat jam tangan nya. Frustrasi melihat angka yang ditunjukkan di dalam jam tangan nya. Memang belum terlambat, tapi kemungkinan besar dirinya akan tetap terlambat jika terus berada di dalam kerumunan kendaraan itu.

Akhirnya orang itu meraih ponselnya. Mencari nomor kontak orang tuanya. 'Halo, Yah?' Ketika panggilan nya terhubung, segera orang itu membuka pembicaraan.

'Iya, salah ambil jalan, ini gak bakal bisa ke luar dari kemacetan!'

'Udah deket kok, tinggal belok kiri ntar di depan'

'Oh, oke. Makasih, Yah.'

Orang itu memutuskan panggilan nya. Menaruh kembali ponsel yang ia gunakan di atas dashboard mobilnya. Mengikuti apa kata Ayahnya yang menyuruhnya untuk segera berbelok ke jalanan kiri di depan nya.

Tak lama ia sampai di dalam perusahaan sang Ayah. Segera memarkirkan kendaraan nya ke dalam parkiran khusus yang sudah disediakan dari perusahaan. Menaruh kendaraan nya di dalam barisan parkiran khusus petinggi perusahaan.

Orang itu berjalan meninggalkan mobilnya dengan kondisi yang sudah terkunci. Mengayun-ayunkan kunci mobilnya dan berjalan santai menuju gedung utama perusahaan tersebut. Saat dirinya masuk ke dalam perusahaan, banyak para karyawan kantor menyambutnya dengan ramah dan menundukkan pandangan nya. Orang itu hanya tersenyum membalas sapaan dari karyawan-karyawan Ayahnya.

Langkahnya terhenti ketika dirinya udah sampai di depan meja receptionis. Menyerahkan kunci mobilnya ke arah pegawai yang bertugas di meja tersebut.

"Ada yang bisa kami bantu, Dek?" Tanya pegawai receptionis itu ramah. Sepertinya ia adalah pegawai baru sehingga tak mengenali dirinya.

Orang itu tersenyum. "Mau nitip kunci mobil. Ntar Ayah saya dateng ke sini!" Setelah mengatakan hal itu, ia langsung berbalik. Hendak meninggalkan perusahaan tersebut.

"Tunggu!" Langkah orang itu dibuat berhenti oleh pegawai receptionis itu. "Maaf Dek, ini bukan tempat penitipan barang-barang. Kalau kamu mau langsung aja samperin Ayah kamu di meja kerjanya!" Suruh pegawai itu memperingatkan.

Orang itu menunduk melihat kunci mobilnya dikembalikan padanya. "Nanti kasih Ayah saya aja. Namanya Fahriz," Daffa-orang itu tersenyum ramah ke arah pegawai tersebut. Tak mengenali dirinya karena sudah hampir sebulan ia tak datang menghampiri perusahaan Ayahnya.

"Pak Fahriz ada di bagian apa Dek?"

"Den Daffa, kendaraan anda sudah siap!" Keduanya menoleh. Melihat kedatangan seorang pria berkemeja putih dengan jas hitam yang dipadukan dengan pakaian formal itu.

Daffa tersenyum dan mengangguk. "Terima kasih!" Balas Daffa ingin melanjutkan kembali langkahnya. Namun baru satu langkah, tangan pria itu kembali ditahan dan membuat pria itu kembali berhenti melangkah.

"Ini kunci mobilnya Dek!" Rupanya seorang pegawai itu tetap kekeh dengan ucapan nya yang terlihat masih diacuhkan oleh Daffa.

"Kasih Tuan Fahriz saja!" Seorang pegawai receptionis itu menoleh ke arah pria dengan seragam kantoran. Seorang atasan nya yangberada di dalam perusahaan ini.

"Tuan Fahriz?"

"Kasih ke Ayahnya saja, Tuan Fahriz, atasan saya. Kamu tidak mengenalnya?" Pria itu bertanya heran. Menaikkan sebelah alis matanya yang heran melihat tingkah salah satu pegawai perusahaan tersebut.

Pegawai itu menutup mulutnya karena terkejut. "Anak ini anaknya Tuan Fahriz?!" Tanya seorang pegawai itu seperti tak percaya dengan kenyataan yang baru saja ia dapatkan. Pria memakai kemeja itu mengangguk membenarkan.

Buru-buru pegawai wanita itu menunduk malu. "Maafkan saya, maafkan saya!" Ucap wanita itu sangat menyesal.

Daffa-pria itu mengangguk menerima permintaan maaf dari pegawai Ayahnya. Toh ia tak memiliki urusan apapun di perusahaan itu, untuk apa juga mempermasalahkan nya. "Ayo Pak!" Ajak Daffa meninggalkan tempat tersebut. Membawa Daffa melewati toll yang dapat menembus sekolahnya dengan cepat. Salahnya ia terlalu terburu-buru diawal sehingga lupa memasuki jalan toll.

Terpopuler

Comments

Rapa Rasha

Rapa Rasha

duh Daffa itu kayak nya sombong banget ya kak masak gara2 salah faham gitu aja bikin orang lain begitu, lanjut deh

2022-12-07

0

Humanoid

Humanoid

Kalau Daffa memang famous di sekolah, nggak mungkin ada yang nggak kenal sama Daffa apalagi Kania bukan anak baru..

2022-11-13

0

BINTANG PENGHACUR

BINTANG PENGHACUR

author keren bisa buat orang esmosi eh salah es campur maksudnya🤦

2021-12-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!