Montir Ganteng

Montir Ganteng

Part. 1 (Konflik)

"Dareen bangun!" Suara bokap gue melengking untuk membangunkan.

Mata masih lengket, gue tarik bantal untuk menutup kepala sehingga telinga pun tertutup bantal.

"Bangun Dareen! Malas sekali! contoh Abang mu jam segini udah berangkat kerja! Kamu jam segini aja masih tidur. Dareen!" sahut Papa berulang-ulang.

Akhirnya gue mengalah, telinga gue sakit mendengar bokap yang teriak-teriak membangunkan sedari tadi. Tapi yang membuat sakit hati, Bokap selalu bandingin gue dengan abang gue.

"Kamu mau jadi apa sih? Jam segini masih tidur." Bokap masih ngomel.

"Pan Dareen masih kuliah Pa. Baru masuk malah. Kuliah juga nanti siang kok."

"Ma, lihat itu anak mu selalu menjawab kalau di omongin orang tua!" Adu Papa ke Mama.

"Udahlah kalian tiap hari selalu berantem," jawab Mama.

"Dareen kamu mandi sekarang ya Nak. Papa berangkat kerja saja nanti kesiangan." Timpal Mama.

"Belain terus anaknya! Entah dia mau jadi apa!" ucap bokap sambil ngeloyor pergi.

Gue pun masuk kamar mandi setelah itu langsung menyambar sarapan yang telah tersedia di meja makan. Gue anak bontot dari dua bersaudara. Aril itu abang gue, dia yang selalu dibanggain sama Papa.

Kami lahir dan besar di Kota Bandung. Kami mempunyai wajah yang putih dan bermata sedikit sipit, hingga banyak yang mengira kalau 2 bersaudara ini ada darah chinesenya. Padahal mah lokal banget. Urang Sunda pisan.

Di kampus, gue sering disebut bujang sama temen-temen. Ada juga yang nyebut oppa biasanya cewek alay yang nyebut kek gitu sama gue. 'Saranghaeyo' teuing ah teu ngarti deuk sarang odeng oge kop lebok! (enggak tahu ah gak ngerti mau sarang tawon juga sok makan!)

"Jang, nanti nongkrong di tempat biasa ya habis pulang sekolah." Ajak Ferdy.

"Mau ngapain?"

"Galang dana buat korban banjir."

"Oke! Aink (Gue) usahain."

Jam pelajaran di kampus udah beres. Gue sama temen-temen berangkat untuk menggalang dana korban banjir yang ada di Kota Gedebage.

Kami mengumpulkan donasi melalui online dan turun langsung ke jalan untuk minta sumbangan dari para pengguna jalan.

Kami menggalang dana dari siang sampai sore hari. Malam menjelang kami baru selesai menuju rumah masing-masing.

"Assalamu'allaikum" gue mengucap salam ketika membuka pintu rumah.

Si Papa udah nangkring aja di ruang tamu sambil tumpang kaki dan mata yang menatap tajam ke arah ku.

"Jam segini baru pulang? Kamu main atau kuliah sih Dareen?" tanya papa.

Mak jleb! Belum juga gue jelasin Papa udah berpikiran jelek ke gue.

"Galang dana Pa," jawab ku lugas.

"Mana ada galang dana jam segini?" tanya papa menyelidik.

"Ya, Papa tanya aja sama temen-temen."

"Percuma kalau nanya sama temen-temen kamu. Kan temen-temenmu juga udah kamu kompromiin supaya kompak satu suara," ucap papa.

Hadeh kalau Papa udah kek gini gue cuma bisa jurus andalan yaitu DIAM biar aman. Biar ngocehnya cepet kelar, masuk dari telinga kiri keluar lagi dari telinga kanan.

Maafkan aku papa, kalau enggak kek gitu, gue banyak makan ati. Gerutu dalam hati.

"Contoh tuh si Abang jam segini dia udah pulang. Langsung ngerjain lagi tugas yang belum beres dari tempat kerjanya. Dia rajin!" Papa mulai membandingkan.

"Rajin atau lelet pak?" Tanya ku, kesal.

"Ya rajinlah, Abangmu sampai membawa pulang kerjaan yang belum beresnya. Kamu mana ada?"

"Ya enggak ada lah kan Dareen udh beres semua di kampus tugasnya. Ngapain bawa pulang?"

"Kamu tuh ya, kalau dikasih tahu orang tua suka ngejawab terus." Kata Papa yang mulai tersulut emosi.

"Sudah-sudah! Cukup!" Mama melerai.

"Kalian itu dari pagi sampai malem kerjaannya ribut terus!" Timpal Mama.

"Ya, Papa yang mulai duluan Mam."

"Udah! Mama enggak mau dengar. Kamu masuk kamar Dareen!" Suruh Mama.

Gue ngeloyor tanpa pamit sama mereka karena keadaan semuanya sedang memanas malam itu.

Drett ... Dreettt ...

Hp bergetar. Ada pesan WA di dalamnya.

'Jang, besok galang dana lagi yuk buat korban yang lain?' Dari Ferdy.

'Liat besok, bro!' Balas gue.

'Kenapa?' Tanya Ferdy.

'Barusan aja Gue kena semprot Papa.'

'Kok bisa?'

'Yaelah, lu kek enggak kenal sama bokap aja!" jawab ku.

'Iya sih. Terus gimana dong besok?' tanya Ferdy lagi.

'Gue usahain ya? Tapi, enggak janji Gue.'

'Oke!' Percakapan pun selesai.

Pikiran menerawang apabila ingat omongan si papa yang selalu bandingin gue sama bang Aril.

Kadang terbesit dalam hati, apakah Gue bukan anak kandung Mama dan Papa ya? Tapi hal itu selalu dibantah bang Aril.

'Kamu tuh anak Papa dan Mama. Abang juga menyaksikan waktu kamu lahir dulu.'

Semua terbantahkan dengan kesaksian bang Aril.

Tapi kenapa Bokap kek benci banget sama gue? Bokap seneng banget muji-muji bang Aril. Apa mungkin karena bang Aril sudah kerja? Entahlah. Hanya bokap yang tahu.

"Dareen!" Tok ... Tok ... Tok .... (Papa mengetuk pintu)

"Bangun!" Papa mulai ngoceh lagi.

Gue bukakan pintu kamar sembari mata gue yang memang rada sipit menjadi semakin tak terlihat melek ketika bangun tidur.

"Buka matanya! Udah jam berapa ini? tanya si papa.

"Ini udah melek Pa. Baru juga jam tujuh masih ada waktu kuliah juga nanti siang."

"Dareen. Dareen. Papa mesti ngomong gimana sih sama Kamu? Contoh Bang Aril, Dareen. Lihat cara Dia menata hidup. Kamu itu jam tujuh aja baru buka mata. Kamu enggak sholat subuh, ya?" tanya Papa menuduh.

"Sholat kok, Pa."

"Kalau sholat, pasti kamu udah bangun dari tadi." Papa tambah jengkel.

"Sholat Pa, cuma tidur lagi. Dareen masih ngantuk," jawabku cuek.

"Ya Allah, yaa Robb!" Papa geleng kepala.

"Hem kebiasaan deh dua orang ini. Udah, bubar-bubar! Mama pusing denger kalian berdebat! Lerai Mama.

Karena Mama udah mulai ngomel, semua bubar takut gak dibikinin sarapan. Sekali Mama ngambek, nanti makan malamnya masak masing-masing.

Dari pada lihat Mama ngomel mending gue mandi terus kabur ke kampus.

"Gimana, Jang? Bisa ikut gak, Lu? Sapaan Ferdy di pagi hari dengan pertanyaan yang sama.

"Hadeh, lihat entar siang ya, Bro?" jawab ku.

"Yaelah Jang, kalau Lu enggak ikut, enggak ramelah, Bujang!"

"Heleh! Emang Gue siapa? Gak ngaruh juga kalau Gue enggak ikut."

"Ngaruh lah! Kalau ada Lu, pendapatan Kita buat nyumbang banyak," jawab Ferdy.

"Loh kok bisa?" tanya gue heran.

"Iya lah kan kata Cewek-cewek Kampus, Lu mirip Oppa korea haha." Tawa Ferdy pecah. Sudah puas dia ngeledekin gue di pagi hari.

"Anjirr berarti ajas pemanfaatan ini?"

Haha... Semua teman yang ngumpul tertawa pecah.

Kami semua memang suka menggalang dana untuk membantu korban bencana di sekitaran Bandung area. Kami memang tidak bisa memberikan materi secara langsung. Tapi, kami berharap komunitas kami bisa membantu meringankan sedikit beban mereka, melewati galang donasi yang kami selenggarakan.

"Bujang, selepas pulang kuliah Kita hitung donasi yang masuk ya? Lu yang jadi saksi," kata Ferdy.

"Oke lah, Gue ikutin aja."

Setelah jam kampus selesai, kita hitung donasi yang masuk untuk dibagikan kepada korban banjir.

KRUKK... KRUKK...

suara cacing dalam perut gue mulai menagih bak dept collektor yang nagih duit maksa bener.

"Lu laper, Jang?" tanya Ferdy sambil terkekeh kecil.

"He ... He ...." Gue tertawa kecil karena malu.

Akhirnya kita semua makan mie ayam di kantin kampus.

"Ayok Jang, Lu ikut lah biar rame. Sekarang gak mintain donasi kok, Kita sekarang tinggal serah terima aja sama pengurus di sana."

"Bentaran doang?" tanya ku.

"Iya, kan kalau ada Lu rame. Lu bisa cairin suasana. Lu bisa main gitar sambil nyanyi pasti mereka terhibur."

"Ya udahlah, Gue ikut kalian."

Setelah rombongan kami sampai gue dikejutkan dengan pemandangan miris. Banyak anak-anak ya mendekati kami seraya menjulurkan tangannya seperti pengemis.

Ternyata mereka begitu kelaparan. Ketika rombongan kami memberikan beberapa potong roti yang kami beli menggunakan galangan donasi mereka begitu senang dan antusias menerima kedatangan kami.

Ya Allah gue bersyukur walau bokap gue suka marah-marah tiap waktu, tapi gue masih bisa makan bahkan bisa dibilang bergelimang makanan kalau hanya untuk menganjal perut yang lapar.

"Oppa, kamu kesini juga?" tanya mahasiswi pecinta drama korea, namanya Keyra.

Gue tersenyum masam. Males di sebut kek gitu.

"Ternyata selain ganteng, jiwa sosial Kamu juga tinggi, ya? Makin nge-fans nih Aku sama kamu, Oppa," ucap Key alias Keyra.

Hadeh! Sumpah ni kuping gue tiba-tiba pen di korek pakek cotton bud denger sebutan itu.

"Iya gue diajakin sama temen-temen. Ini juga udah pen pulang kok, permisi." Gue buru-buru cabut menghindar dari Keyra.

.

Drettt ... Drettt .... Hp Dareen bergetar.

'Apa Fer?' jawab gue.

'Lu di mana, Jang?'

'Sorry, Gue balik duluan Bro! ada keperluan mendadak.'

'Oh, ya udah. Hati-hati lu!' Hp di matikan.

Gue memacu motor Yamaha R25 melesat menuju arah pulang.

Cuma di tengah perjalanan terdengar suara adzan magrib. Gue pinggirin motor ketika ada mesjid. Gue turun untuk mengikuti sholat berjama'ah di mesjid.

Sayangnya di mesjid yang berjama'ah cuma sedikit, hampir rata-rata di dominasi sama orang tua. Enggak ada anak muda yang memakmurkan mesjid. Miris!

.

"Dareen! Tidak bisa kalau kamu pulang tepat waktu?" si papa ngomel lagi.

"Iya Pa, maaf. Tadi Dareen mau telpon tapi yang ada tinggal kuota. Kan papa enggak punya WA untuk di telpon."

"Dareen! Dareen! Ada aja alasan mu." Si papa enggak percaya.

"Terserah Papa! Dareen udah capek untuk menjelaskan ke Papa karena Papa selalu punya ansumsi lain terhadap Dareen. Jadi percuma juga Dareen cerita sama Papa."

Gue mulai jengah apabila terus dituduh dan disalahkan oleh papa. Gue ngeloyor masuk melewati papa di ruang tamu. Gue menaiki anak tangga yang meliuk dan memasuki kamar untuk istirahat.

"Hem! Lelah. Gue benci dengan keadaan ini!" Sambil membenamkan badan diatas kasur.

Terpopuler

Comments

abdan syakura

abdan syakura

Assalamu'alaikum kak Darren..
salken....
Kuy.....nyimak nih...😊🤝👍💪

2023-05-15

0

Indah Nihayati

Indah Nihayati

mantab thor

2022-02-24

0

LESIE~sm

LESIE~sm

semangat yah toh
jangan lupa makan ya, jangan lupa berdoa, jangan lupa tersenyum, jangan lupa semua dehh...

2021-08-30

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!