Messed Up

cerita ini sudah pindah

cerita ini sudah pindah

aqilla baru keluar dari kelas saat dia berpapasan dengan Alvaro, satu-satunya temannya di negara ini selain Damar tentunya.

"Udah siap?" Tanya Alvaro yang diangguki Aqilla, cowok itu mengulurkan sikunya untuk digandeng Aqilla, seperti yang sudah-sudah.

Aqilla dengan senang hati melingkarkan kedua tangannya ke lengan cowok itu, cowok terpopuler di kampus yang sama populernya. Alvaro merupakan sosok mahasiswa idaman para dosen maupun mahasiswa lainnya, ia begitu ramah, pintar, suka membantu, serta visualnya yang dikagumi banyak orang sebagai bonus, dan mungkin hal-hal itu yang membuat ia menjadi kesayangan orang tuanya.

Tetapi, sebenarnya ada satu hal yang janggal pada Alvaro dan Aqilla sering merasakannya, cowok itu terkadang suka berdiam diri dengan ekspresi menahan sakit, ia juga kadang meminta Aqilla pergi dan jangan mendekatinya kalau ia sudah seperti itu, kalau Aqilla tidak mau, Al akan sangat memaksa bahkan membentaknya!

Aqilla menggelengkan kepalanya mengusir pikiran yang sekarang bercokol dikepalanya, ia pikir ia tak perlu memikirkan itu karena Al sendiri yang bilang jika dirinya sedang ada masalah makanya bersikap aneh.

Mereka berdua berjalan menuju parkiran dengan wajah cerah, membuat beberapa orang yang berpapasan dengan mereka jadi menggoda Al dan Aqilla karena memang mereka berdua sangat cocok dan sering dijodoh-jodohkan oleh mahasiswa lainnya.

Sampai parkiran, Al menoleh menatap wajah Aqilla yang tiba-tiba murung, ia tersenyum kecil lalu menusuk pipi cewek itu dua kali.

"Kenapa? Mikirin dia lagi?" Tanya Al seraya sedikit membungkukkan badannya agar sejajar dengan Aqilla.

"Hmm," gumam Aqilla menunduk menatap jarinya yang bertautan, ia malu pada Al karena masih saja memikirkan Adam padahal mungkin saja cowok itu tidak memikirkannya juga disana.

"Jangan dipikirin terus," ujar Al tersenyum. "Pikirin tentang hal lain yang lebih penting, okey? Kalau mau hapus dia dari memori kamu, coba posisikan dia di daftar hal gak penting punya kamu, hapus semua yang berkaitan sama dia, dijamin lama kelamaan kamu bakalan lupa sama dia," sambungnya menegakkan tubuh.

"Atau," Al menghembuskan nafas yang beruap karena dinginnya cuaca disana. "Kamu bisa cari cowok lain biar bisa ngelupain dia, aku misalnya," sambungnya sembari tertawa lucu.

Bibir Aqilla yang tadinya tertarik membentuk senyuman, langsung surut saat mendengar perkataan Al yang terakhir. "Gak lucu," ujar Aqilla pura-pura kesal, tapi didalam hati sejujurnya ia merasa tak enak, Al pernah menyatakan rasa sukanya pada Aqilla namun ia tolak karena masih ada Adam disana, Aqilla tak mau nantinya hal ini akan menyakitkan Al yang begitu baik padanya.

"Eh ini nyata, aku bisa lupain Mia karena sekarang aku suka sama perempuan lain," kata Al yang mendapat kekehan serta putaran bola mata oleh Aqilla.

"Udah lah, lupain aja, sekarang waktunya pulang!" Seru Aqilla, membuat Al mengangguk kaku.

"Aku anterin ya," tawarnya.

"Boleh," jawab Aqilla lalu berjalan ke arah mobil berwarna silver dan Alvaro ke mobil hitam yang terparkir tepat disebelah mobil silver milik Aqilla.

Sekarang Aqilla sudah mampu mengendarai mobilnya sendiri dan itu berkat bantuan dari Al, semua-semua yang ia tak bisa pasti dibantu oleh cowok itu sampai Aqilla benar-benar bisa memecahkan masalahnya.

Apa yang kurang dari Alvaro bagi Aqilla? Tidak ada, sama sekali tidak, namun hanya saja, Adam masih enggan pergi dari hatinya, itu sebabnya Aqilla masih belum bisa membuka hatinya untuk Alvaro.

*****

Dijalan yang cukup sepi orang, Aqilla melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, ia melirik kaca spion dimana mobil Al dengan setia membuntuti mobilnya dari belakang.

Aqilla tersenyum miring, ia sedikit menekan pedal gas, membuat mobilnya melaju kencang dan berjarak cukup jauh dari mobil Al. Aqilla lalu terkekeh, ia yakin Al pasti menggerutu sekarang dan bakalan menceramahinya nanti. Aqilla tentu saja sengaja, ia suka melihat Al yang mengomel karena perbuatannya yang salah.

Tiba-tiba hp Aqilla berdering, masih dengan kekehannya ia mengangkat telepon yang ternyata dari Reya.

"Halo, Re, apa kabar lo? Lama gak nelpon gue," sapa Aqilla dengan mobil yang melaju semakin kencang, tak terasa sebelah kakinya semakin menekan pedal gas lebih dalam.

"Ada yang mau gue omongin, Qil, ini penting. Lo lagi nyetir ya?"

"Iya, tapi gak papa, bilang aja," ujar Aqilla dengan pandangan lurus ke depan. "Sepenting apa sih emang?" Lanjutnya terkekeh pelan.

"Tentang Adam."

Aqilla terkelu, ia merasa kepalanya panas seketika. "Iya? Kenapa, Re?" Tanyanya berusaha senormal mungkin.

Terdengar helaan nafas diseberang sana, dan itu cukup lama, membuat Aqilla menahan dirinya untuk memaksa Reya berkata dengan cepat karena ia sudah sangat penasaran.

"Adam tunangan sama Marina, Qil."

Sepatah kalimat yang bagaikan sebilah pisau, mengenai tepat dihati Aqilla, membuat cewek itu terdiam seribu bahasa, hpnya bahkan terjatuh begitu saja dari tangannya.

"Gu-gue tau inu berat, tapi lo mesti tau. Gue juga ada beberapa fotonya, lo bisa lihat di chat gue."

Aqilla dengan mata yang sudah basah karena air mata kemudian mengambil hpnya yang tadi jatuh ke pangkuannya. Jari-jemari itu bahkan sedikit gemetar saat membuka dua file picture yang dikirim oleh Reya.

Jantung Aqilla terasa berhenti berdetak saat ia melihat gambar pertama dimana Adam menyematkan cincin ke jari Marina, dan perempuan satu itu sangat tampak bahagia, dan sepertinya Adam pun begitu!

"Qil? Aqilla? Lo gak papa?"

Aqilla dengan cepat mematikan sambungan telepon, ia lalu membuka kembali ruang chat itu, membuka gambar kedua dimana Adam mengecup kening Marina dengan mesra dengan tangan yang menggenggam erat tangan Marina.

"Brengs*k!" Aqilla berteriak pelan sembari membanting hpnya ke bangku kosong disampingnya.

"Kenapa gue nangis lagi sih?!" Aqilla laly mengusap air matanya dengan punggung tangannya.

Tapi air mata itu tidak mau berhenti! Sesak di dadanya membuatnya tak bisa menghentikan laju air mata yang mengalir deras. Aqilla bahkan membanting setir dua kali, pedal gas dibawah pun semakin ia tekan karena sedang emosi.

Karena pikiran Aqilla yang penuh, ia jadi tak konsentrasi dengan arah laju mobilnya, ditambah air mata yang memburamkan penglihatannya membuatnya tak melihat jika ada truk dari perempatan jalan mendekat ke arah mobilnya dengan begitu kencang!

Brak!

Dan tabrakan pun terjadi, suara klakson dan teriakan orang-orang mendominasi di telinga Aqilla yang kini mengeluarkan darah, Aqilla masih bisa melihat orang-orang yang berlari ke arahnya sebelum mata itu terpejam rapat, tak tahan dengan sakit yang teramat sangat, di tubuh maupun hatinya.

*****

Terpopuler

Comments

Angelluna Rayaza

Angelluna Rayaza

Tau ahh Thor,emosi sendiri ni guee..berasa pen nabok si Attar ma reya,udah tau ada masalah.nambah masalah lagi,..goblokkk😡👿 :)

2020-12-29

4

Tuti Yuli

Tuti Yuli

lanjut lagi kapan kejahatan Marina terungkap biar Adam tau wanita yg dianggap baik itu aslinya gmn

2020-12-29

2

Trisna

Trisna

adam ga punya otak knp ga cari tau dulu erggh👿 makin terbang itu si marina,,
ayo erik bocorin kejahatan marina🙏

2020-12-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!