SUAMI PILIHAN PAPA
CAPTER 1
DALAM PERJALANAN PULANG
“Pria bersarung ngapain ngelihatin aku kayak gitu?!” teriak Naura sambil melototi laki-laki bersarung yang tidak lain bernama Hasan.
“Kenapa ... apa aku nggak boleh masuk?!.” “Maaf mba ... saya cuma...,”
“Cuma apa hah?!.”
“Itu tempat wudhu wanita di sebalah sana!.” Sambil menunjuk kearah panah yang bertuliskan WANITA.
Naura mengabaikan Hasan dan berjalan menuju tempat wudhu wanita yang sudah ditunjukkan oleh pria itu.
“Mmmm...” Guman Hasan sambil memasuki masjid dan menunaikan sholat magrib.
Setelah selesai sholat dia kembali mengganti sarungnya dengan celana dan menyimpan sarung itu di jok motor. Dia merapikan kembali kemeja dan mengecek tatanan rambutnya melalui spion sepeda motor.
Dari teras masjid terlihat Naura berjalan menuju mobil Suv warna kuning yang terparkir dihalaman masjid dan hanya beberapa meter dari sepeda motor Hasan. Mata Hasan melirik sosok Naura, wanita dengan rambut diwarnai, memakai sandal hak tinggi dengan dress selutut bewarna army, tentu sangat kontras ketika berada di sebuah
masjid besar yang berdiri diseberang jalan. Naura merasa pria yang tadi sedang memperhatikannya, merasa seolah diintimidasi Naura berjalan menghampirinya.
“Mas nggak pernah lihat cewek kayak saya ada di masjid...ini kan tempat ibadah jadi bebas siapa saja yang mau shalat, emang ada tulisan di depannya HANYA UNTUK YANG BERHIJAB?!.”
“Jangan salah paham gitu Mba.”
“Salah paham apanya...saya nggak suka lho ya cara Mas ngelihatin saya..., apa karena saya nggak pakek gamis jadinya saya nggak boleh masuk buat salat?!.”
“Mba sekali lagi saya minta maaf, soalnya baru kali ini saya ngelihat...,”
Tiba - tiba handphone Naura berdering. Sambil mengangkat telapak tangannya, Naura memberi isyarat pada Hasan untuk diam.
“Iya Pa Naura masih dijalan, ini mampir ke masjid dulu...bentar lagi nyampek rumah!.”
Sambil berjalan menjauh dari Hasan
dan menghidupkan kembali mobilnya, sesaat kemudian mobil itu keluar dari halaman masjid dan menembus jalan raya yang lumayan padat.
Sementara itu Hasan juga kembali menyusuri jalan raya dengan sepeda motornya. Baru beberapa menit mengendari sepeda motor, dia melihat kembali mobil Suv bewarna kuning yang tadi terparkir dihalaman masjid. Hanya berselang beberapa detik si pemilik
mobil keluar dari Apotek yang berada dipinggir jalan. Terlihat dua orang
laki-laki berpenampilan kumal, yang satunya sambil merokok berjalan mendekati Naura.
Naura yang tidak menyadarinya
terus berjalan dengan santai menuju mobil, melihat gelagat dua orang itu, Hasan segera menambah kecepatan sepeda motor. Dan tepat ketika dua orang itu hendak merampas tas Naura, Hasan mengerem sepeda motornya persis disamping laki-laki berkaos biru, bahkan ban depan sepeda motornya mengenai laki-laki itu. Naura yang kaget, spontan kedua telapak tangannya memegang dada.
Hasan segera turun dari sepeda motor dan meraih pergelangan tangan Naura, menarik Naura kearahnya sambil mengarahkan tatapan pada dua laki-laki itu tajam. Wajahnya menunjukkan kewaspadaan level dewa dan siap menghajar keduanya jika tidak
segera enyah.
“Huhh.... “ Guman Hasan.
Naura yang masih terlihat shock tetap diam mematung, pandangannya terus tertuju pada Hasan.
“Ka..kamu!.” Suara Naura terpotong.
“Iya kenapa, mau marah – marah lagi?!.”
“Nggak, itu tanganmu.” sambil melirik bawah.
“Emang kenapa ma tanganku?!. ” belum menyadari.
“Kalo masih belum puas...pegang aja terus. “
“ Siapa juga yang mau pegang.” Sambil
melepaskan genggamannya.
“Lah tuh barusan...masih tebal muka
ngelesnya."
“Mba-nya...bukannya terimakasih malah ngomel!.”
“Ohh...jadi nggak ikhlas nolonginnya?!” suara Naura mulai meninggi.
“Bener-bener dah kucing betina ini," Guman Hasan
“Apa...coba ulangi?!” bukan hanya suara yang meninggi, pupil matanya juga melebar
“Nggak ada.”
“Jelas – jelas tadi ngomong!.”
“Kalau uda jelas ngapain nanya!," potong Hasan
Naura yang tersulut emosi, maju selangkah ke hadapan Hasan dan menatap tajam.
“Ehh.. Wadimor jaga sikapmu ya!.”
“Emmm....” Menghela nafas.
Hasan tidak mau meladeni, dia
memilih menaiki kembali sepeda motornya dan meninggalkan Naura.
-------
Di kediaman pak Malik
Ayah Naura tengah duduk diruang kerja sambil membaca buku, mendengar suara mobil anaknya memasuki garasi, dia menyudahi bacaannya dan
keluar menyambut hangat putri semata wayangnya itu.
“Na...papa rencananya besok mau keluar kota.”
“Kemana Pa?.” tanya Naura sambil memeluk erat ayahnya.
“Ketemuan sama teman lama papa.”
“Mmm...how long?.”
“Mungkin dua hari."
“Sama siapa Pa?."
“Sama David”
“Ok...”
Naura memberikan ciuaman
hangat di pipi ayahnya dan bergegas kelantai atas menuju kamar untuk mandi dan berganti pakaian. Beberapa saat kemudian dia kembali turun dan menemui ayahnya yang sudah menunggu dimeja makan.
“Emang siapa teman lamanya Papa itu...Nana kenal nggak Pa?.”
“Na nggak kenal.”
“Oww....”
Naura mengambilkan beberapa
makanan dan meletakkannya di piring, dan juga menuangkan air putih untuk ayahnya.
Setelah makan malam ayah Naura kembali ke ruang kerja tapi kali ini tidak untuk melanjutkan bacaannya, melainkan untuk menelfon teman lama yang dia maksudkan tadi.
------
Dilain tempat
Hasan segera memarkir sepeda motor miliknya begitu tiba di rumah, dengan perasaan kesal dia memasuki rumah.
“Kenapa Mas?!.” tanya Ilham.
“Ehh...apa?.”
“Yahh...gagal fokus."
“Emang nanya apa barusan?.”
“Masnya kenapa...kok kayak lagi emosi gitu?!.” Ilham mengulangi.
“Ohh...nggak ada cuma,” Hasan tidak
melanjutkan omongannya, dia malah tersenyum tipis.
“Lah kok malah senyum – senyum sendiri...tanda – tanda ini."
“Tanda- tanda apa hah?.”
“Ya...itu dah!.” Sambil nyengir.
“Itu apa?!."
“Itu....”
“Itu apa?!.” Mulai kesal.
“Itu kesurupan.”
“Apa?!."
“Kesurupaan kuntilanak cantik!.” Ilham
menjelaskan sambil tertawa
“Siapa Ham yang kesurupan kuntilanak
cantik?.” Andik berlari menghampiri mereka berdua
“Siapa lagi kalau bukan Mas bujang ini.”
Ilham tertawa
Hasan menendang betis Ilham
dan berlalu dari hadapan dua kunyuk itu, begitu berada dikamarnya dia senyum –
senyum sendiri tak kala mengingat pertengkarannya dengan si kucing betina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Bungatiem
aku baca udah ke 4x. tapi pas cerita nya udah mulai melintir ga karuan aku ga lanjutin lagi.
2024-01-16
0
Seelmy Saleem
nyimak dulu thor
2021-07-26
0
Damayanti Yanti
Lanjut
2021-07-17
0