Kota Acela adalah merupakan satu dari tujuh kota besar yang ada di Benua ini.
Kota ini cukup terkenal akan kekuatan militernya. Itu terbukti dari tidak adanya penguasa lain yang mencoba menyerang dan menguasai kota ini.
Dalam segi kewilayahan, militer, serta politik, kota ini dikuasai dan dikendalikan langsung oleh Guild Gagak Hitam.
Yang juga atas kuasanya, telah menunjuk Keluarga Estera sebagai keluarga bangsawan tertinggi, yang mengatur roda perekonomian serta perdagangan di kota tersebut.
***
Rhaka yang kini telah berganti nama menjadi Scarra, telah memutuskan untuk ikut pergi menuju Kota Acela.
Hal itu ia lakukan guna mengetahui dan mencari sedikit informasi tentang Dunia barunya tersebut.
"Tetsu, apa itu?" Kantong kecil dengan sesuatu yang bersinar di dalamnya, telah menarik perhatian Scarra.
"Oh, ini...?" Tetsu memperlihatkan batu tersebut. "Ini Cray Stone." Sambungnya.
"Batu Jiwa...?" Scarra mengambil dan memeriksanya. "Hmm... Begitu, ya. Sinarnya menjadi lebih terang dari sebelumnya." Gumamnya.
Cray Stone adalah sebuah batu cristal berwarna merah menyala. Batu itu merupakan perwujudan jiwa atau kekuatan dari setiap monster yang ada, dan hanya bisa didapatkan setelah mengalahkannya.
Semakin tinggi level monsternya, maka batunya pun akan semakin besar.
Di dunia ini, Cray Stone cukup berharga dan sangat diperlukan. Karena batu ini adalah merupakan material inti dalam pembuatan atau perbaikkan pada suatu perlengkapan.
"Mau kalian apakan batu ini?" Tanya Scarra.
"Kita akan menjualnya. Sekarang ini, harga Cray Stone di pasaran sedang naik, jadi sayang kalau tidak dijual. Ya kan, hama?"
"Ya." Jawab Hama mengangguk.
Setelah cukup lama mereka berjalan, akhirnya tembok tinggi Sang Pelindung Kota Acela pun mulai dapat terlihat.
Tembok itu begitu kokoh, terbentang tinggi melindungi Kota Acela yang begitu luasnya.
"Gerbang ini...," Scarra mengela nafas. Nampaknya, ia mulai teringat akan masa lalunya.
"Scarr, kenapa diam saja? Ayo cepat, kita harus mulai mengantri." Teriak Tetsu dari kejauhan.
Pagi itu, di depan Gerbang Kota Acela, para petualang serta para pedagang mulai berdatangan. Mereka datang dari berbagai arah.
"Ayo cepat!" Seru Hama tergesa-gesa. "Kita beruntung, antrianya belum terlalu panjang." Sambungnya.
Scarra melirik ke arah gerbang, dan ia mencoba mengamatinya. Nampaknya ada sebuah pemeriksaan di sana, yang mana hal itu seharunya tidak ada.
Scarra cukup terkejut, namun ia memakluminya, karena setelah sekian lama, sebuah perubahan bisa saja terjadi.
Setelah cukup lama menunggu, akhirnya tibalah giliran mereka untuk diperiksa.
Tetsu dan Hama telah tercatat sebagai petualang dari Kota Acela, dan dengan kepingan lisensi yang mereka miliki, mereka dapat dengan mudah memasuki kota tersebut.
"Tunggu! Kamu tidak boleh masuk!" Tegas salah satu penjaga.
Mendengar hal itu, Tetsu dan Hama yang sudah berada di dalam, bergegas kembali dan langsung menghampiri Scarra.
"Apa?! Kamu belum punya lisensi?!" Tanya Hama terkejut.
"Tunggu-tunggu...," Tetsu menyela. "Scar kamu bercanda, kan?!" Sambungnya.
"Hehehe...." Scarra tertawa menyeringai seraya menggaruk kepalanya.
"Eh!"
"Tetsu, dia tidak berbohong. Coba kau periksa statusnya, dan lihatlah baik-baik." Bisik Hama.
N/A [Not Applicable], tulisan itulah yang tertera pada kolom reputasi di Bar Status milik Scarra.
"Scarr, apa kamu tidak tahu? Tanpa lisensi, kamu tidak akan bisa memasuki kota manapun!" Terang Tetsu.
Scarra hanya terdiam, ia benar-benar tidak memiliki lisensi itu. Pasalnya, di dalam game sebelumnya, hal ini tidak pernah ada.
***
Di Dunia ini, kepingan lisensi adalah merupakan sebuah identitas bagi mereka yang tinggal di dalamnya.
Setiap anak yang telah menginjak umur dewasa, akan mulai di data dan lalu didaftarkan untuk kemudian diberikan sebuah lisensi sebagai tanda status sosial bagi mereka.
Dengan kata lain, kepingan Lisensi ini harus dimiliki oleh setiap orang, dan lisensi itu sendiri terdiri dari 3 jenis lisensi.
Lisensi Petualang. Lisensi ini tidak memiliki persyaratan yang spesifik, mereka hanya perlu mendaftarkan diri mereka ke sebuah Guild yang ada pada setiap kota.
Setiap kota tentu memiliki nilai standar yang berbeda. Namun biasanya, pembuatan lisensi ini akan dikenakan biaya cukup rendah.
Lisensi Pedagang. Mendapatkan lisensi ini bisa dibilang cukup sulit. Mereka yang telah memilikinya kebanyakan berasal dari keluarga bangsawan. Orang-orang yang memiliki jaringan cukup luas.
Memiliki Sertifikat Ilmu Perniagaan, menjadi syarat utama dalam mendapatkan lisensi ini. Di samping itu, mereka juga harus didukung dengan surat rekomendasi dari salah satu keluarga bangsawan setempat.
Pembuatan Lisensinya sendiri dikenakan biaya lebih mahal daripada lisensi yang lainnya.
Lisensi Hunter. Lisensi Hunter hanya akan diberikan kepada mereka yang telah bergabung dengan Aliansi Guild.
Dan setiap orang tentu memiliki potensi untuk dapat bergabung kedalamnya. Jika saja, mereka cukup memenuhi syarat atau kriteria yang ditrapkan oleh guild itu sendiri.
Yang mana setiap guild tentu memiliki persyaratan dan ketentuan yang berbeda dalam perekrutannya.
Namun saat ini, Scarra sama-sekali tidak memiliki satupun lisensi, dan hal itu tidaklah wajar bagi mereka.
***
Kini para penjaga mulai berdatangan, dan keadaan pun menjadi semakin gaduh.
Tidak memiliki lisensi adalah masalah yang sangat krusial. Karena dengan satu lisensi itu, para penjaga akan mengetahui status sosial apa dan dari mana pemiliknya berasal.
Namun juga, tidak semua orang yang memiliki lisensi bisa memasuki kota.
Semua tergantung dari kota mana mereka berasal, dan diplomasi seperti apa yang terjalin di antara keduanya. Lisensi itu menentukan segalanya.
Para penjaga mulai curiga, mereka beranggapan bahwa Scarra adalah seorang Black Hunter. Sebutan untuk seorang hunter mata-mata.
Namun Tetsu dan Hama mencoba meyakinkan mereka, dan negosiasi pun berlangsung cukup alot.
Hingga akhirnya, para penjaga sedikit memberikan kelonggaran. Mereka mengijinkan Scarra masuk namun dengan satu persyaratan.
Yaitu, Scarra diharuskan pergi ke tempat Asosiasi Guild terlebih dahulu, untuk kemudian membuat sebuah lisensi di sana, sebelum akhirnya ia diperbolehkan pergi ke tempat yang lain.
Kini Scarra, Tetsu dan Hama mulai memasuki kota. Mereka pergi menuju Guild Hall Gagak Hitam, dengan dikawal oleh beberapa hunter penjaga di belakangnya. Guild Hall itu berada tepat di tengah-tengah pusat Kota.
Scarra berjalan melewati pemukiman dan lalu pertokoan, ia juga melintasi suatu pasar yang cukup menarik perhatiannya.
Berbagai macam peralatan, aksesoris, bahkan hewan peliharaan tersedia di sana. Semuanya benar-benar tertata rapih.
Di sepanjang perjalanan, para petualang serta para hunter begitu ramai berlalu lalang.
Sebagian dari mereka ada yang tengah berkumpul di tepian jalan, saling bernegosiasi dan saling memamerkan perlengkapan mereka.
Tidak hanya itu, terlihat juga beberapa petualang berlevel tinggi mencoba mengolok-olok petualang berlevel rendah, hal itu dapat dibedakan dari perlengkapan yang mereka kenakan.
"Kota ini, terasa begitu hidup dan nyata." Setidaknya, itulah yang terlintas di pikiran Scarra saat itu.
Di tengah perjalanan, tepat di sebelah kanan persimpangan jalan, kereta kuda melaju dengan cepat ke arah rombongan. Kereta itu hampir menabrak Tetsu.
Beruntung para penjaga dapat meraih Tetsu, dan lalu menariknya.
"Hei, apa kau buta?!" Teriak Tetsu membentak.
"Maaf kawan! Kami sedang terburu-buru!" Teriak pengemudi kereta, yang saat itu sedang mengangkut keluarga bangsawan.
"Cih, seenaknya saja minta maaf...." Gumam Tetsu.
"Tetsu! Kau baik-baik saja?" Tanya Hama.
"Ya, ini semua berkat mereka." Tetsu melirik ke arah para penjaga yang telah menyelamatkannya.
"Syukurlah, tadi itu nyaris sekali." Sambung Hama.
Kaki Tetsu gemetar dan Scarra memperhatikannya. "Kaki mu...?"
"Jangan mengejekku!" Timpal Tetsu memotong, dan tawa pun pecah.
"HAHAHAHA."
***
[Asosiasi Guild Gagak Hitam]
Guild Hall yang begitu besar dan megah, bangunan ini nampaknya telah direnovasi, begitulah yang ada di pikiran Scarra saat pertama kali melihatnya.
Bangunan dengan empat lantai ini, nampaknya telah menjadi bangunan termegah yang ada di kota Acela. Pepohonan cemara berbaris rapih di balik pagar yang mengelilinginya. Semuanya begitu indah dan tertata.
Para Hunter berlalu lalang begitu ramai, mereka menjaga tempat ini dengan sangat ketat, terutama tepat di bagian gerbang masuk.
Begitu Scarra melewatinya, semuanya nampak terasa asing baginya.
Jalanan yang begitu lebar, terbentang lurus menuju pintu utama bangunan tersebut.
Bunga-bunga cantik yang mengiringi di setiap sisinya, membuat tempat ini terlihat sangat estetik.
Halamannya begitu luas. Di sana bahkan terdapat Arena Pelatihan, dan beberapa hunter terlihat sedang berlatih di sana.
Belasan kereta kuda terparkir di sampingnya. Kereta itu memiliki warna dasar hitam dan juga warna keemasan di setiap ornamennya, perpaduan dari keduanya membuat kereta itu terlihat begitu elegan.
Pahatan-pahatan dan bendera kecil berlambang gagak semakin memperkuat identitasnya. Yang mana itu adalah merupakan kereta militer milik Asosiasi Guild Gagak Hitam.
Scarra berjalan dengan senyuman di wajahnya, ia tidak bisa menutupi rasa kekagumannya.
Terlebih, ketika Scarra mulai memasuki Guild Hall yang megah itu, semua yang ia lihat tampak begitu baru baginya. Dan hal itu membuat rasa penasarannya semakin bertambah.
Scarra memasuki loby Guild Hall Gagak Hitam, ia berjalan dengan ditemani oleh Tetsu dan Hama di belakangnya.
Saat itu di dalam begitu ramai, bahkan tidak hanya hunter, tetapi juga banyak sekali petualang yang berlalu lalang di dalamnya.
Nampaknya terdapat sebuah Bar di sana, dan juga Quest Hall. Yang mana, kedua tempat inilah yang paling sering dikunjungi oleh para petualang di kota ini.
Setibanya di dalam, mereka pun langsung diarahkan menuju Aula Pendaftaran. "Silahkan, kalian mendaftar disini!" Tegas penjaga yang mengawalnya.
Seorang wanita berparas cantik lantas menyambutnya. Ia adalah petugas lisensi itu.
Dengan senyuman manisnya, wanita itu kemudian menjelaskan sedikit tentang lisensi dan kegunaannya. Ia juga menjelaskan tentang syarat dan ketentuannya.
Setelah dirasa paham, ia mengeluarkan sebuah Formulir Pendaftaran, yang kemudian diserahkan kepada Scarra.
"Silahkan, isi data Anda di sini." Menunjuk ke salah satu kolom formulir. "Dan lingkari jenis lisensi yang anda inginkan." Sambungnya.
Tetsu mengintip sedikit, ia melihat Scarra melingkari Hunter sebagai pilihannya, dan itu membuatnya terkejut. "Hunter?! Scar, apa kau tidak salah?"
Hunter adalah sebuah julukan atau gelar bagi mereka yang telah terikat dengan Assosiasi Guild.
Hunter sendiri memiliki beberapa tingkatan, dimulai dari tingkat yang terendah yaitu Rank C, sampai yang tertinggi yaitu Rank S."
"Ya. Lagian biayanya gratis, kan?" Jawab Scarra seraya mengisi formulir tersebut.
"Iya sih, tapi bukan itu masalahnya." Tetsu dan Hama saling melirik. "Kamu akan melawan salah satu dari mereka, dan itu tidak mudah!" Sambung Tetsu, memperingati.
"Aku tau, wanita itu sudah menjelaskannya tadi. Tapi, kalau kita tidak mencobanya, kita tidak akan tau, kan?"
Tetsu menarik nafas dalam-dalam, "Hmm... Baiklah, itu keputusanmu. Aku hanya bisa mendukungmu."
Scarra pun tersenyum. "Baiklah, sudah selesai, ini dia...." Menyerahkan Formulir Pendaftaran.
"Tuan Scarra, Anda cukup beruntung, anda tidak perlu menunggu lama. Ujian hunter kali ini akan diselenggarakan besok siang, tepat di Arena di dekat Alun-alun kota. Saya harap, Anda bisa menunjukan kemampuan maksimal Anda. Ini ambillah...."
Wanita itu memberikan Scarra sebuah lisensi sementara. Lisensi yang hanya akan berlaku hingga hari dimana pertandingan dimulai.
"Dan terimakasih sudah mendaftarkan diri untuk bergabung dengan guild kami, semoga hari Anda menyenangkan." Sambung petugas wanita itu menutup dengan senyuman termanisnya.
"Eh! Dia bahkan tidak memberiku kesempatan untuk bertanya." Gumam Scarra.
"Scar, aku tahu kemampuanmu. Tapi, ujian hunter tidaklah semudah yang kau pikirkan." Ujar Hama.
"Hahaha... Tenanglah." Scarra menepuk bahu Hama sambil tertawa kecil, "Aku pasti akan mendapatkan lisensi itu. Percayalah!" Scarra mencoba meyakinan Tetsu dan Hama.
Saat itu, Scarra memilih menjadi seorang hunter bukan hanya sekedar memilih tanpa alasan.
Dengan ujian hunter ini, ia akan dapat mengukur kekuatannya dengan orang-orang yang ada di Dunia baru.
Mengetahui sejauh mana kekuatannya, akan menjadi informasi penting untuknya saat ini.
Ketika Scarra, Tetsu, dan Hama hendak berjalan menuju pintu keluar, tiba-tiba sekelompok orang dengan jirah serba hitamnya datang dan memasuki aula dengan begitu tergesa-gesa.
Mereka terlihat sangat kuat. Hal itu dapat dilihat dari armor atau jirah yang mereka kenakan.
Semua orang yang ada di dalam ruangan itu seketika berdiri tegap. Mereka menundukkan kepalanya seraya mengepalkan kedua tangannya.
"Master!" Mereka melakukkan sebuah penghormatan.
"Tetsu, siapa orang itu? Kenapa semua orang menundukkan kepalanya?" Bisik Scarra kepada Tetsu.
"Itu dia, Ryou Kousei, Wakil Master Guild Gagak Hitam. Dan yang dibelakangnya adalah para anggota terkuatnya."
"Scar, tundukan kepalamu!" Bisik Hama mencoba memperingati.
Di dalam ruangan itu, semua orang menundukkan kepalanya, dan hanya Scarra yang tidak melakukannya. Ia merasa kagum dan tidak bisa berhenti menatap Kousei, sampai-sampai ia lupa untuk menundukkan kepalannya.
Namun tidak di mata Kousei, tatapan Scarra saat itu seolah seperti menantangnya. Akan tetapi Kousei menghiraukan hal itu, ia berjalan pergi dan melewatinya begitu saja.
Momen menegangkan itu pun akhirinya berakhir.
***
[Di Halaman Guild]
"Tetsu, bukankah kita harus...."
"Astaga, aku lupa...," Tetsu memotong ucapan Hama.
"Kenapa, apa ada yang tertinggal?" Tanya Scarra.
"Aku lupa, aku sudah ada janji. Dia pasti sudah menungguku. Dia menunggu batu ini." Tetsu Menunjukkan batu Cray Stone miliknya.
"Pergilah...." Ujar Scarra.
"Tapi, kau masih belum mengenal kota ini. Aku khawatir kau akan tersesat."
"Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja. Percayalah!" Scarra mencoba meyakinkan.
"Baiklah. Kalau begitu, aku pergi dulu." Tetsu menepuk salah satu bahu Scarra. "Hama!" Sambungnya seraya melirik ke arah Hama.
"Em!" Hama mengangguk. "Scar, kami pamit!"
"Baiklah, jaga diri kalian."
Mereka pun akhirnya berpisah. Dan setelah berjalan cukup jauh, Tetsu berbalik. "Besok kami akan datang untuk melihat pertandinganmu! Jadi, kamu harus menang, ya!" Teriaknya dari kejauhan.
"Tentu saja!" Scarra tersenyum seraya memandangi mereka berdua. Sekilas ia menjadi teringat kepada teman-temannya.
Scarra kini memulai perjalanannya seorang diri. Ia berencana pergi menuju pasar yang sebelumnya ia lewati, namun di tengah perjalanannya, ia melihat suatu banguan yang terlihat tidak asing baginya, dan kemudian ia pun memutuskan untuk menepi.
Storage Hall Service. Kantor layanan atau jasa penyimpanan telah menarik perhatiannya.
"Selamat datang tuan, apa ada yang bisa saya bantu?" Sambut Petugas Storage.
"Bisa tolong bukakan storage ini?" Scarra Menunjukan SKS (Sertifikat Kepemilikan Storage) kepada penjaga tersebut.
"Tentu saja, tuan." Petugas itu pun kemudian memeriksa sertifikat tersebut.
Dan alangkah terkejutnya petugas itu, ketika mengetahui bahwa sertifikat tersebut adalah bukti dari kepemilikan brangkas nomor #100.
Dengan wajah yang pucat, petugas itu berlari memanggil manajernya. Ia menunjukkan sertifikat itu kepadanya.
"Se-Seratus?!" Teriak sang manajer terkejut.
Sang manajer menghela nafas, ia mencoba menghilangkan rasa gugupnya. Sebelum akhirnya ia mulai menghampiri dan menyambut Scarra.
Melihat kehebohan yang luar biasa dari para penjaga, para petualang pun silih bersautan.
"Siapa orang itu?! Benarkah, dia pemilik brangkas nomor #100 itu?!"
"Dia pasti dari keluarga bangsawan!"
"Aku tau para keluarga bangsawan di kota ini, tapi aku tidak pernah melihat dia."
"Tunggu, Setahuku, para bangsawan saja tidak boleh menggunakan brangkas itu. Bahkan para petugas pun tidak boleh memeriksanya."
"Maksudmu, dengan kata lain, brangkas itu hanya boleh dibuka oleh pemiliknya?!" Potong Petualang yang lain.
"Benar!"
"Dia pasti bukan orang sembarangan. Dilihat dari penampilannya, dia pasti sedang mencoba menutupi statusnya.
Saat itu, Scarra diperlakukan begitu istimewa. Ia dijamu dan ditawari berbagai macam fasilitias, termasuk beberapa wanita penghibur.
Akan tetapi Scarra menolaknya. Ia hanya ingin diantarkan menuju berangkas miliknya saja.
"Baiklah tuan, mari ikut saya!" Ajak salah satu petugas senior.
Kemudian petugas itu pun mengantarkan Scarra menuju sebuah ruangan yang cukup tersembunyi.
Ruangan itu berada di lantai 3, lantai tertinggi di bangunan tersebut.
Sebelum sampai di ruangan itu, Scarra harus melewati lorong-lorong panjang yang cukup gelap dan juga lembab.
Beberapa pintu tersembunyi dengan kode rahasia pun harus ia lewati, sebelum akhirnya tiba di berangkas miliknya sendiri.
"Ayolah, yang benar saja...," Scarra seolah tidak percaya telah menyewa ruangan yang merepotkan itu.
"Ini dia ruangan Anda, tuan!" Ucap petugas seraya memberikan kunci ruangan tersebut.
"Baiklah, mari kita lihat... Apa yang ada di dalam sini!"
BRAGG
Suara pintu dibuka dengan keras.
Ruangan yang begitu gelap dan juga lembab, yang setelah sekian lama tertutup, kini akhirnya dibuka. "Hmm...."
Saat itu, meski keadaan di luar ruangan terlihat cukup gelap dan juga menyeramkan, namun apa yang terlihat di dalamnya justru sangat berbeda.
Ruangan itu sangat luas dan juga terang. Di dalamnya terdapat sebuah meja besar dengan tujuh kursi yang mengelilinginya.
Hiasan dinding serta pernak-pernik yang indah di dalamnya, telah memberikan kesan mewah pada ruangan tersebut.
Armor, senjata, aksesoris dan juga beberapa perlengkapan lain, tersimpan dan tertata rapih di ruangan tersebut.
Beberapa peti besar terlihat di sana. Peti itu masih tertutup rapat dan kepingan emas dengan jumlah besar tersimpan di dalamnya.
Scarra kemudian berkeliling dan memeriksa ruangan tersebut. Ia bahkan telah lupa dengan apa yang ada di dalamnya.
Scarra membuka salah satu peti besar yang ada di sana. Lalu mengambil beberapa kantong emas yang ada di dalamnya.
Setelah itu, Scarra juga mengambil salah satu pedang yang ada di sana. Ia menggunakannya dan lalu menyimpan pedang katana hitam miliknya di dalam inventori.
Scarra berfikir, "bahwa mungkin akan lebih baik jika dirinya memakai perlengkapan yang tidak mencolok."
Pedang hitam, termasuk kedalam #10 deretan Pedang Kuno Legendaris yang cukup langka.
Pedang itu bernama Masamune Devil Sword, atau lebih dikenal dengan nama Pedang Auman Iblis.
Bersama dengan perlengkapan barunya, Scarra pun kemudian pergi dan melanjutkan perjalanannya.
***
TAP... TAP... TAP... TAP...
BRUUKK
Seorang wanita berlari dan lalu menabrak Scarra. Wanita itu terjatuh tepat di hadapannya.
"Tuan, tolong selamatkan aku!" Pinta wanita itu dengan nada yang lirih dan mata yang berkaca-kaca.
"Eh!" Scarra memandanginya dan kemudian memeriksa statusnya. Wanita itu adalah seorang pekerja. Sebutan untuk seorang budak di Dunia baru.
Di dalam Game Crown Island Online, para player dapat membeli dan memiliki lebih dari satu budak.
Para budak ini biasanya akan dipergunakan untuk membantu para player dalam mengumpulkan suatu barang atau material tertentu.
Atau bahkan, hanya untuk sekedar membawakan barang-barang mereka yang berlebih.
Scarra mengulurkan tangannya, ia mencoba untuk membantunya berdiri.
Namun tiba-tiba saja, seorang pria tak dikenal datang dan berteriak dari kejauhan.
"Tolong jangan ikut campur!" Pria itu berjalan mendekat. "Serahkan budak itu padaku!" Pintanya.
Budak itu menatap Scarra, dan ia menggelengkan kepalanya dengan raut wajah yang penuh ketakutan.
"Ada apa ini? Sejak kapan seorang budak bisa tidak patuh kepada tuannya?" Scarra terkejut, Apa yang dilihatnya tidak seharusnya terjadi.
"Bagaimana ini, apa yang harus kulakukan?" Scarra hanya terdiam dan ia tidak bisa berbuat apa-apa. Membantunya tentu akan menyalahi aturan.
Hingga akhirnya pria itu pun mendekat, "Dasar budak sialan, kau selalu saja merepotkanku!" Bentaknya, seraya menarik rambut wanita itu dan menyeretnya pergi.
"Aku mohon, lepaskan! Lepaskan aku!" Pinta budak wanita itu, dengan air mata yang bercucuran.
"Ini, sudah bukan lagi game yang aku tau."
Scarra yang tidak tega melihatnya, langsung berteriak dan memanggil pria tersebut.
"Oi, mau kau apakan budak itu?!"
"Bukan urusanmu!"
"Aku akan membelinya!"
"Eh! Apa kau bilang?" Pria itu Menoleh.
"Budak itu... Aku akan membelinya!"
"Budak ini tidak dijual, dia adalah budak kesayangan Bossku! Tapi memangnya... Kau mau menawar berapa?" Tanya pria itu cengengesan.
Tanpa basa-basi, Scarra langsung melemparkan satu kantong penuh emas kepada pria tersebut. "Apa itu cukup?!"
"Hmm... Ini cukup berat. Tapi biar kuperiksa dulu." Pria itu mulai membukanya.
"Edan!" Pria itu terperanjat, dan ia terkejut bukan main.
"Emas! Ini semua benar-benar emas! Siapa dia sebenarnya?" Pria itu menatap ke arah Scarra.
"Apa dia seorang bangsawan? Kalau pun iya, dia pasti bukan berasal dari kota ini. Baguslah, aku harus menerima tawaran ini, sebelum nanti dia berubah pikiran." Gumam pria itu di dalam hatinya.
"Oi! Kenapa diam saja?!" Tanya Scarra.
"Ah, maaf-maaf. Baiklah, Ini... Ambillah!" Pria tak dikenal itu melemparkan sebuah cincin kepada Scarra.
Cincin itu adalah sebuah cicin ikatan, yang menjadi sebuah tanda dari kepemilikan budak wanita tersebut.
"Hahahaha... Aku kaya! Aku kaya! Dengan ini, impianku menjadi Bos besar akan terwujud!" Teriak pria itu kegirangan.
Melihat hal itu, wajah Scarra pun seketika pucat. "Ahh, Sial... Sepertinya, aku memberinya terlalu banyak."
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
DNK • SLOTH SINN
aku kayaaaa
2021-06-04
0
John Singgih
uangnya kebanyakkan
2021-05-17
0
fall
bego.. klo mau sok ya mikir dulu. 😒
2020-10-16
3