“Kita mau kemana?” Tanya Kanaya sembari menyeret kopernya ke mobil.
“Kita akan pergi kesuatu tempat, cepat masuk.” Perintah Rendra menunjuk ke arah mobilnya.
Rendra memasangkan sabuk pengaman Kanaya, “Aku bisa memasangkannya sendiri.”
“Kau itu milikku, apapun yang menjadi milikku aku akan selalu menjaganya. Jadi kau diam dan menurut saja.” Rendra mencubit pipi Kanaya.
Kanaya yang kesal dengan suaminya langsung memalingkan wajah dan mengerucutkan bibirnya.
Rendra tersenyum melihat tingkah istrinya itu, “Tidak suka ya? Kalau begitu aku cari yang lainnya saja.”
Kanaya terkejut dan memalingkan wajahnya kembali ke arah Rendra, “Coba saja kalau kau berani.”
“Peft.. Hahaha, aku tidak akan pernah mencari yang lain.” Rendra mengelus pipi Kanaya dan disambut senyum sumringah.
***
“Berapa lama lagi kita sampai..”
“Sebentar lagi sayang, tidurlah saat kita sampai nanti aku akan membangunkanmu.”
“Kenapa tidak naik pesawat saja? Kenapa harus naik mobil?”
Rendra menggeleng, “Tempat seperti itu tidak bisa dikunjungi dengan pesawat, harus
melalui jalan darat.”
“Dan juga jalanannya sepi, aku takut. Sebenarnya kita mau kemana?” Imbuh Kanaya.
“Sudah diam saja, jangan cerewet.”
Jarak tempuh dari rumah ke tempat tujuan bulan madu mereka membutuhkan waktu yang
cukup panjang, perjalanan yang mereka tempuh hampir lima jam lamanya.
“Hampir lima jam kita menempuh perjalanan tapi masih belum sampai juga.”
Rendra mendadak menghentikan mobilnya, “Turun!”
“Hm? Apa?” Kanaya terkejut mendengar Rendra memintanya untuk turun dari mobil.
Kanaya menggeleng, “Tidak mau. Ini sudah larut malam kau tega menurunkan aku ditengah
jalan.”
“Aku bilang turun.” Rendra setengah menaikkan nada bicaranya.
Kanaya menggeleng dan tetap bersi keras tidak mau turun dari mobil itu.
“Baiklah, jika kau tidak turun maka aku yang akan turun. Dan kau lanjutkan sendiri perjalananmu.”
“Tidak mau..!” Kanaya mulai menangis.
Rendra yang terlihat kesal turun dari mobilnya dan membuka pintu mobil tempat Kanaya duduk lalu memaksanya untuk segera turun.
Tangis Kanaya pecah dan ia pun menangis dengan sesegukan berjanji tidak akan
mengulanginya lagi.
“Mengulanginya? Apa yang kau katakan, kita sudah sampai karena itu aku memintamu untuk turun.”
Sadar merasa dikerjai suaminya, Kanaya benar-benar marah. “Tidak ada yang kedua!”
“Aku hanya bercanda.”
***
Setelah sampai di vila sebuah desa yang sangat asri udaranya begitu sejuk, Rendra merebahkan dirinya diatas kasur yang lumayan empuk itu dan memanggil Kanaya, “Kemari.”
Kanaya datang menghampiri bukan untuk memenuhi panggilang sang suami. Melainkan untuk tidur mengingat jam sudah menunjukan pukul sebelas malam.
Kanaya tidur membelakangi Rendra, terdengar helaan nafas berat. Kanaya merasa bersalah dan tidak seharusnya berkata demikian.
Tapi itu adalah hukuman untuknya karena berani mengerjai istri sendiri.
***
Pagi hari kanaya bagun lebih awal dan masuk ke dapur untuk memasak. Aroma masakan
itu begitu menggugah selera.
Biasanya setelah mencium aroma masakan sang istri, Rendra bergegas menyusulnya ke dapur
tapi kali ini Rendra tidak melakukannya.
Jam sudah menunjukan pukul tujuh, namun meja makan itu masih sepi. Makanan diatas meja masih tertutup dengan rapih. Kanaya yang baru selesai mandi menghela nafas.
Kenapa dia belum bangun?
Kanaya membangunkan suaminya yang masih tertidur pulas, “Bangunlah, sudah pagi. Aku
membuatkan makanan kesukaanmu.”
“Emmh...”
Suaranya terdengar lesu.
“Ada apa? Kau terlihat tidak sehat.”
“Tidak apa-apa.”
Kanaya meletakkan telapak tangannya di kening Rendra, “Kau demam.” Kanaya mulai panik
segera ia membuka koper kecilnya dan mengambil perlengkapan obat-obatan lengkap
dengan P3K.
Kanaya mengambil thermometer dan mengecek suhu tubuh suaminya, disitu tertera angka 38,90C.Kanaya
berlari menuju ruang makan dan mengambil beberpa sendok makanan serta lauknya
lalu menyuapi suaminya, “Makanlah, setelah itu minum obat.”
***
Lima jam kemudian Rendra merasa sudah lebih baik, saat terbangun di dapatinya Kanaya
tertidur pulas di sebuah sofa tua, masih terlihat jelas jejak linangan air matanya.
“Kau menangis? Aku hanya demam biasa.” Rendra mengecup keningnya dan memindahkan Kanaya ke atas kasur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Har Tini
so sweet ny
2021-07-20
0
MandaNya Boy Arbeto❤️
manisny mreka
2021-04-18
1
༄༅⃟𝐐Dwi Kartikasari🐢
tambah seru thor
tetep semangat
semoga sukses dan sehat selalu
2021-01-01
1