H-10 persiapan pernikahan hampir rampung, Rendra masih sibuk menyelesaikan proyek milyaran itu, semua ia percayakan kepada sekretarisnya.
“Lelahnya, hm coba kulihat siapa lagi yang belum masuk kedalam daftar undangan?!” Kanaya meregangkan tubuhnya.
Ponsel Kanaya berdering...
“Halo selamat siang, siapa ini?”
“Selamat siang, saya Sandra pemilik Boutique Clatch Queen tuan Rendra memintaku untuk menghubungi nona –“
“Menghubungiku?”
“Ya benar, tuan muda ingin anda fitting gaun pengantin sekarang. Oh ya tuan muda juga bilang akan segera datang ke boutique.”
“Hm, benarkah? Ok baiklah aku segera kesana.” Kenapa tidak menelfonku langsung?
Kanaya menyimpun semua undangan pernikahannya diatas meja rias dan segera pergi ke boutique itu.
Tin tin...
“Mobil? Tapi mobil siapa? Ah, pasti mobil kiriman Rendra.”
Begitu keluar rumah didapatinya seorang pria yang tidak asing, “Zean? Kenapa kau disini?”
Zen menurunkan kaca jendela mobil, “Hanya ini yang bisa kulakukan, cepat masuk.”
Kanaya mengangguk, suasana didalam mobil itu terasa sangat canggung mengingat apa yang dulu pernah terjadi saat Kanaya masih bekerja di club malam.
Sesekali Zean menatap Kanaya melalui kaca kecil yang tergantung tepat diatas kemudinya, lumayan.
“Kenapa?” Balas Kanaya menatapnya kembali.
“Tidak. Kita sudah sampai, turunlah.”
“Terimakasih, Zean.”
Kanaya menarik nafas dan menghembuskannya dengan pelan, “Terakhir kali aku kesini kira-kira enam bulan yang lalu. Bertemu wanita menyebalkan, fyuh.”
Kanaya mendorong pintu itu dan masuk kedalam boutique, “Wow.. Gaunnya cantik sekali, banyak pilihan model dan warna aku jadi bingung.” Kalau bisa aku ingin memakai semuanya.
“Kau sudah datang?” Sapa Sandra padanya.
“Oh, iya maaf aku terlambat.”
Sandra menggeleng, “Tidak apa-apa, ayo.” Sandra memperlihatkan gaun-gaun terbarunya semua design nya sungguh elegant.
“Tunggu sebentar, aku ingin mencoba gaun merah itu.” Pinta Kanaya dan dibalas anggukan dari Sandra.
***
Malam itu ialah malam yang dingin, desiran angin terasa seperti menusuk tulang belulang, Kanaya dan Rendra sedang berada disebuah hotel yang tak lain adalah hotel miliknya.
Hotel bintang 7 dengan pelayanan yang begitu memuaskan design hotel berkelas dunia dengan tinggi mencapai 190 meter, hotel yang memiliki lima kolam renang, tiga indoor dan tiga outdoor juga memiliki area privat bagi tamu khusus VVIP yang menginap dihotel itu.
Selain memiliki bisnis hotel, Rendra juga memiliki bisnis lainnya seperti delapan restaurant serta club malam dan dua pusat perbelanjaan, sulit dibayangkan berapa banyak omset perbulan yang dimilikinya.
“Konsep seperti apa yang kau inginkan?” Tanya Rendra.
“Emh, yang seperti ini.” Kanaya menunjukan konsep wedding di ponselnya.
“Tidak! Terlalu sederhana, ganti.”
“Yang ini..?”
Rendra menggeleng, “Tidak!”
Kanaya hampir menyerah dengan semua pilihannya karena tak satupun yang disukai Rendra, “Kejam..”
“Hm?! Kau mengatakan sesuatu?”
Kanaya menggeleng, “Tidak, tidak ada. Yang ini dan itu kau sama sekali tidak mau, kenapa tidak kau saja yang memilihnya sendiri.”
“Lou, kupercayakan kepadamu.”
Lou mengangguk, “Baik tuan muda.”
“Ayo, kita harus memilih kamar untuk malam pertama kita nanti.” Lanjut Rendra.
Kanaya terkejut mulutnya sedikit terbuka, kedua matanya terbelalak. Kanaya tak habis fikir bagaimana bisa dia mengatakan hal itu dihadapan orang lain selain dirinya, sejenak wajah Kanaya merah padam.
“Ada apa? Kenapa wajahmu merah, kau sakit?” Tanya Rendra tanpa rasa bersalah.
Lou terlihat menahan tawa dan segera memalingkan wajahnya.
Kanaya terdiam menahan emosinya dan pergi meninggalkan Rendra sendirian.
“Hei, kau mau kemana?” Rendra berjalan cepat menyusul Kanaya, “Hei, kau tidak dengar?” Lanjutnya dengan kesal.
Kanaya sama sekali tak menggubrisnya, Bodoh! Aku benci kau yang bodoh seperti itu..!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Har Tini
lanjuttt
2021-07-20
0
novivia
lagian si kanaya mau2 aja di ajak nikah sma cwok yg baru dia kenal
2021-07-14
0
wida tya
dunia halu....bebas ya thor
2021-06-20
0