BAB X-BERDAMAI DENGAN MASA LALU

Viona perlahan menggerakkan jari jemarinya, dan perlahan membuka matanya, teringat akan hal buruk itu membuat Viona begitu shock dan menangis histeris.

“Kenapa kau membawaku kemari? Kenapa kau tidak membiarkanku mati saja!” Suaranya begitu lirih gemetar.

Tristan hanya diam dan keluar dari ruangan itu, betapa hancur hatinya saat mendengar penjelasan dokter saat itu.

Dilorong rumah sakit Kanaya tak sengaja melihat Tristan duduk termenung, “Ada apa? Apa yang kau lihat? Tanya Rendra.

“Itu..” Jari telunjuknya mengarah pada Tristan, “Sepertinya dia sedang ada masalah.” Lanjut Kanaya.

“Jangan ikut campur.” Imbuh Rendra.

“Mana bisa begitu, masalahnya pasti sangat berat kita harus membantunya.”

“Tidak perlu.” Rendra memegang tangan Kanaya dengan erat dan membawanya pergi.

***

“dr. bagaimana keadaannya?”

“Tuan mari kita bicara diruanganku.”

Tristan mengikuti langkah kaki dokter itu.

Dokter tersebut mempersilahkan Tristan duduk dihadapannya.

“Bagaimana keadaannya?”

“Dia baik-baik saja, anda tidak perlu khawatir. Tapi..!”

“Tapi apa?” Tanya Tristan dengan penasaran.

“Terdapat luka dibagian kewanitaannya, luka yang didapat akibat pemerkosaan.”

Deg!

Tristan terkejut sembari membelalakkan matanya, mengepalkan tangannya dengan erat.

Hatinya begitu resah, mondar-mandir sembari menunggu Viona sadar, Tristan mencoba untuk menenangkan dirinya.

Perlahan menarik nafas dan menghembuskannya dengan cepat.

“Kenapa kau membawaku kemari? Kenapa kau tidak membiarkanku mati saja!” Suaranya begitu lirih gemetar.

Ingatan itu membuat Tristan sulit bernafas dadanya begitu sesak beberapa kali terlihat memegangi dadanya, ia bersumpah akan menemukan siapapun pelakunya dan memberinya pelajaran yang lebih menyakitkan.

Setelah dua minggu dirawat di rumah sakit, kini Viona telah kembali ke rumahnya dan menikmati hidupnya seperti semula.

Tristan berjanji padanya tidak akan pernah berpaling, baginya kesucian wanita tidak terlalu berpengaruh untuk hidupnya.

Karena Tristan tahu betul seperti apa perasaan Viona, ia mencoba memposisikan dirinya yang mengalami nasib tragis seperti itu.

Memang sangat sulit untuk mendapatkan kepercayaan Viona setelah apa yang ia alami beberapa waktu lalu. Dengan usaha gigih akhirnya Viona mau membuka pintu hatinya lagi dan menerima masalalunya dengan baik.

***

“Non, jusnya bibi taruh disini ya.”

“Iya bi, terimakasih.”

Viona sedang menonton tv dimana siaran tv itu menayangkan berita persiapan pernikahan Rendra.

Senyum itu terukir diwajahnya, “Tidak ada waktu untuk santai, aku akan pergi mencari kado.”

Tristan mengirim sebuah chat padanya, “Baby, kau sudah menonton berita di tv? Aku kesulitan untuk menemukan kado yang pas. Kau bisa membantuku?”

Viona tersenyum dan membalas chat itu dengan singkat, “Ok, kita bertemu satu jam lagi di Mall Panaya.”

***

Mall Panaya yang tak pernah sepi pengunjung, selalu ramai ditambah lagi dengan event-event yang menarik seperti perlombaan sepasang kekasih untuk membuktikan cinta mereka, lomba antara orangtua dan anak, dan masih banyak lagi yang lainnya.

“Tristan..” Viona melambaikan tangannya.

“Kemarilah.” Tristan menunjukkan beberapa pilihan kado padanya.

“Apa itu? Seperti anak kecil saja. Beri kado yang berkesan, bukan yang seperti ini.”

Perdebatan receh diantara merekapun terjadi, sesaat mereka terdiam dan kemudian tertawa bersama.

“Ah, sudahlah kita cari yang lainnya saja.” Ajak Tristan dan dibalas anggukan dari Viona.

***

Sementara itu di hotel delux semua persiapan sudah mencapai 100%, “Sempurna. Nona Kanaya pasti menyukainya. Dia tak akan menyangka tuan muda akan memberinya kejutan spesial ini.” Lou mengacungkan dua jempolnya melihat dekorasi yang ia siapkan benar-benar selesai tepat waktu.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***