Memasuki hari kelima liburan di Jepang Rendra mengajak Kanaya untuk berkeliling Tokyo menggunakan kereta super cepat yang terkenal di dunia.
“Kau tidak sedang merencanakan sesuatukan?” Kanaya duduk di bangku kereta tepat berseblahan dengan jendela.
“Seharusnya aku yang bertanya seperti itu.”
Begitu sampai di stasiun S merekapun turun dan melanjutkan perjalanan ke museum terkenal.
“Wow!” Kanaya mengerjap-ngerjapkan kedua matanya dengan mulut setengah terbuka, kedua matanya sangat menikmati koleksi-koleksi di dalam museum.
“Jangan hanya diam disitu, cepat atau aku akan meninggalkanmu disini.” Rendra beranjak pergi melihat sebuah lukisan wanita cantik, “Sempurna.”
Kanaya mendekati Rendra dan menggelayuti tangannya, “Apanya yang sempurna?” Kanaya menaikkan pandangannya ke arah lukisan itu, “Wah, cantik sekali pantas saja kau bilang sempurna. Hey, (Kanaya menyikut perut Rendra dengan sikunya) apakah yang seperti itu adalah tipemu?” Jari teluntuk Kanaya mengarah ke lukisan.
“Kanaya kau jangan asal bicara, meskipun aku bilang sempurna tapi bukan berarti bahwa itu juga merupakan tipeku. Ayo, kita pergi dari sini.”
Rendra membalikkan tubuhnya dari lukisan itu dan melangkahkan kaki keluar dari museum bersama Kanaya.
Museum itu dipenuhi pengunjung dari berbagai daerah dan negara, orang-oang berkerumunan memadati pintu keluar, “Rendra...”
Kanaya terdesak diantara kerumunan itu,
“Pegang tanganku.” Kanaya menggenggam tangan kekar itu dengan kuat.
Merekapun berhasil lepas dari situasi seperti itu, Rendra mengatur nafasnya dengan baik, “Kau ingin pergi kesuatu tempat?”
“Emh.” Kanaya mengangguk, “Taman.”
Jarak dari Museum ke taman hanya berkisar 20 menit, setelah sampai ditaman Rendra membeli dua botol minuman dingin yang sudah sangat populer di Negeri Sakura itu, Pocari Sweat minuman penuh ion yang sangat baik untuk tubuh yang mulai lelah.
“Minumlah.” Rendra mengambil posisi duduk tepat disebelah Kanaya kini posisi mereka sangat dekat.
“Terimakasih, tapi kau terlalu dekat bisakah kau menjauh sedikit?” Kanaya memiringkan kepalanya menghadap Rendra.
“Dimanapun aku duduk sama sekali bukan urusanmu, jika kau tidak suka kau saja yang pergi dari kursi ini.” Jawaban ketus Rendra membuatnya kesal hingga sepulu hasta.
Hari semaki sore tak terasa waktu beralalu begitu cepat, “Ayo pulang.” Ucap Kanaya.
Rintik hujan perlahan turun dan menjadi hujan yang mengguyur deras di daerah itu, Kanaya menggenggam tangan Rendra dan membawanya berlari mencari tempat untuk berteduh.
Tangan yang kekar dan hangat. Hujan semakin deras dan membuat jalanan yang ditapaki Kanaya menjadi licin, “Eh!”
Kanaya terkejut sesaat tubuhnya hampir terjatuh hampir sama rata dengan tanah, tangan sigap Rendra menangkap tubuh mungil itu ke dalam dekapannya. Kedua nanar itu saling menatap dan berhasil membuat rona merah di kedua wajah insan itu.
Rendra segera melepaskan dekapannya dan membuat Kanaya jatuh, “Ah! Apa yang kau lakukan? Membuatku basah seperti ini.”
“Salahmu jalan tidak hati-hati.”
Hujanpun reda kini mereka berdua bisa bernafas lega. Sesaat setelah keluar dari taman hal yang sama sekali tak di inginkan harus terjadi dimana Rendra bertemu dengan mantan kekasihnya, Viona yang sedang bergandengan tangan dengan tunangannya.
“Rendra, apa kabar? Sapa wanita cantik itu.
“Viona!”
Oh, jadi dia yang bernama viona? Cantik sekali, dibandingkan denganku soal kecantikan aku masih kalah jauh. Kanaya merasa down saat melihat pemandangan seperti itu, bertemu wanita cantik berpakaian rapih, sexy jika dibandingkan dengannya yang pada saat itu basah kuyup.
Viona menatap kanaya dengan tatapan remeh, hatinya ingin tertawa melihat kencan konyol mereka. “kalian sedang kencan?” ucap Viona dengan nada mengejek.
“............” Rendra hanya diam lalu merangkul mesra Kanaya dan membawanya pergi dari taman.
Kejadian di sore itu benar-benar memukul perasaan Rendra, sesampainya dikamar hotel Rendra menyalakan keran air hangat dan membiarkan air itu mengaliri setiap lekuk tubuhnya.
Tubuh kekar yang kuat dada bidang yang menjadi pesona, “Kenapa aku harus bertemu denganmu. Sial!” Rendra meninju tembok kamar mandi itu lalu mengehela nafas dengan cepat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Bzaa
bikin rendra jdi bucin sama kanaya tor😆
2021-10-27
0
Har Tini
thor kasih visual ny dong
2021-07-20
0
Suprianti Sunandar
masih susah move on 🤭
2021-04-23
2