Jordy, Rendra, Miranda, dan juga Kanaya sedang chack-in di bandara S. Satu jam lagi pesawat mereka akan terbang ke Jepang. Ya, liburan pertama Kanaya dengan seorang kekasih meskipun hanya kekasih kontrak.
“Kanaya, bukankah ini liburan pertamamu ke luar negeri?”
“Benar, Miranda apakah kau sering pergi ke luar negeri?”
“Ya, dulu aku kuliah di New York.”
“Wah hebat..”
Setelah menunggu setengah jam merekapun mulai memasuki pesawat, “Apakah ini benar-benar nyata? Liburan keluar negeri bersama pacar?”
--- Bisik-bisik ---
“Hey, lihat pria itu sangat tampan. Aku penasaran apakah dia sudah punya pacar atau belum.” Tania
“Coba dekati dia.” Felly
Tania mencoba untuk mendekati Rendra, belum sempat Tania bertanya Kanaya segera menyandarkan kepalanya di bahu Rendra dan seketika membuat hati Tania hancur berkeping-keping.
“Bagaimana?” tanya Felly kepada Tania yang bermuram sedih.
Tania menggeleng.
Dikursi nomor 3 dan 4 tempat duduk Rendra dan Kanaya “Kau senang?” Rendra menjauhkan bahunya dari Kanaya.
“Tentu! Tidak akan kubiarkan siapapun mendekati pacarku.”
Kanaya membenamkan wajahnya di bahu Rendra dan tertidur pulas. Sementara itu Rendra terus menatap wajah Kanaya, “Gadis yang berisik.” Bibir Rendra membentuk senyuman khasnya.
Dari bangku depan Jordy tak sengaja menangkap pemandangan langka itu, “Akhirya.”
“Ada apa?” Tanya Miranda.
“Tidak ada apa-apa.”
---Menikmati penerbangan ke Luar Negeri---
Setelah menempuh perjalanan panjang dan melewati perbedaan waktu dari Negara A ke Negara Jepang pesawat merekapun sampai di bandara Jepang, saat itu di Jepang sedang mengalami musim semi.
“Wow, indahnya.” Kanaya terkagum-kagum melihat pemandangan di negeri sakura itu.
Dua setengah jam kemudian mereka berempat sampai di hotel Delux, “Kok nama hotelnya sama seperti nama hotelmu.”
“Benarkah? Mungkin hanya kebetulan saja.” Dengan polosnya Kanaya mengangguk dan mempercayainya begitu saja.
“Selamat datang tuan muda, senang sekali bisa bertemu anda disini.”
Kanaya berbisik-bisik pada Miranda tepat dibelakang Rendra dan membuatnya terkekeh. “Rendra cukup terkenal di tempat ini?”
“Haha, Kanaya kau benar-benar tidak tahu?”
Kanaya menggeleng “Apa itu?”
“Haha, Kanaya kau benar-benar polos. Hotel ini milik Rendra.”
“Hah?” Kanaya terdiam sembari mengerjap-ngerjapkan kedua matanya.
Tiba waktunya makan malam pertama mereka saat liburan di Jepang, makan malam ini begitu mewah.
“Tuan dan nona silahkan nikmati hidangan makan malam ini.”
Usai makan malam Rendra mengajak Kanaya jalan-jalan ke pasar malam.
“Tidak disangka kau juga suka ketempat yang seperti ini.”
“Jangan salah faham, aku membawamu kemari karena hanya tempat ini yang sangat cocok untukmu.”
“Apa? Kau mengejekku.” Perkataan Rendra membuatnya mendengus kesal.
“Berisik.”
Setelah menikmati beberapa wahana sekarang mereka berdiri tepat di depan wahana rumah hantu. Dengan langkah gemetar Kanaya terpaksa melagkahkan kakinya kedalam wahana menyeramkan itu.
“AkH!”
“Kau takut?” Dengan santai Rendra menyusuri lorong-lorong rumah hantu itu dan membiarkan Kanaya ketakutan tepat dibelakangnya.
“Ma-mana mungkin aku takut. Aaah!! Rendra tunggu aku.”
Kanaya bergidik merinding sesaat ia mendengar beberapa hantu tertawa dan menangis. “Huhuhu, Hihihi..”
Tak ingin berlama-lama Kanayapun berlari dan tanpa disengaja baju Kanaya tersangkut di ranting kayu itu dan membuatnya ketakutan setengah mati, “Tolong aku, Rendra..” Kanaya mulai menangis ketakutan.
“Hm? Bukankah kau bilang tidak takut!?”
Dari belakang hantu wanita berjubah putih dengan rambut panjang yang terurai kedepan memegangi pundak kiri Kanaya.
Rasa takutnya itu berhasil membuatnya berjingkrak ketakutan, “Tidaaaak!” Kanaya berlari memeluk Rendra dengan erat.
Melihat baju Kanaya yang sobek itupun Rendra melepaskan jaket yang ia kenakan dan membalutkannya pada Kanaya, “Pakai ini.”
“Te-terimakasih.” Kanaya menundukkan wajahnya yang kini merah merona
Usai menikmati wahana yang membuatnya senam jantung Kanaya terpukau melihat biang lala raksasa itu.
Kanaya merangkul lengan Rendra dengan mesra, “Rendra, ayo kita naik biang lala.”
“Kau tidak takut lagi?”
“Tidak, ayo.” Dengan senang hati Kanaya membawa Rendra untuk menaiki biang lala, terakhir kali Kanaya bermain di wahana ini saat Sekolah Dasar dulu.
Kanaya menghela nafasnya dengan berat.
“Ada apa? Kau tidak suka? Bukannya tadi kau menggebu-gebu untuk naik biang lala.”
“Tentu saja aku suka, aku hanya teringat dengan masa kecilku.”
“Oh!” Rendra menikmati angin malam itu dengan memejamkan kedua matanya sembari memangku dagu.
---Pesta Kembang Api---
Malam pertama liburan di Jepang benar-benar membahagiakan, menyenangkan sekali menikmati pemandangan langit yang bertaburkan kembang api sembari menaiki biang lala.
“Rendra, Rendra lihat itu kembang apinya cantik sekali.”
“...................” Rendra sama sekali tidak menggubrisnya.
“RENDRAAAAAAA...!”
PUK!! Rendra melemparkan sapu tangan ke wajah Kanaya, “Jangan berisik!” Kanaya yang kesal mengerucutkan bibirnya dan membuatnya semakin imut.
“Kemari...” Rendra menepuk-nepuk tempat kosong yang ada di sebelahnya.
“Humph..!!” Kanaya memalingkan wajahnya. Sreeeet......Rendra menarik tubuh Kanaya untuk mendekat padanya, kini Rendra memeluk Kanaya yang terdiam.
Rendra memainkan rambut panjang Kanaya “Rambutmu wangi.”
“Kau suka?” Kanaya membalas pelukan Rendra
“Tentu, kenapa tidak.” Rendra menguatkan pelukannya, “Kanaya?!”
“Ya, ada apa?”
“Mengenai kontrak kita, aku ingin kau melakukan sesuatu untukku.”
“Apa itu? Tapi kau tidak boleh melanggar apa yang telah aku sebutkan sebagai tambahan di dalam kontrak kita.”
“Hm....!”
Minggu pagi tibalah waktu untuk Pers Konferensi. Ruang Rapat Hotel Delux Jepang Kanaya dan Rendra bersamaan masuk kedalam ruang rapat itu, dimana semua wartawan televisi, media asing dan lokal sudah berkumpul disana.
“Jangan gugup santai saja. Lakukan seperti apa yang aku katakan.” Rendra menggenggam tangan Kanaya dan dibalas anggukan darinya.
Kanaya, kau harus bisa. Ingat dia sudah banyak membantumu!
Seperti itulah isi hati Kanaya pada saat itu.
Lou mulai membuka sesi tanya jawab, “Rekan-rekan wartawan sekalian jika ada yang ingin kalian tanyakan harap bertanya dengan sopan.”
Sesi Tanya Jawab~~
Wartawan Media ANN : “Tuan, aku mendengar gosip batalnya pernikahanmu dulu karena orang ketiga, apakah benar seperti itu dan apakah orang ketiga itu adalah wanita yang duduk disebelahmu?”
Di bawah meja kaki Kanaya gemetaran tak karuan, ditambah lagi saat ia mendengar pertanyaan salah satu wartawan itu. Hah? O-orang ketiga? Aku bahkan tidak tahu akan hal itu. Jangan asal menuduhku.
Rendra menjawab pertanyaan itu dengan lantang, “Tidak! Seperti yang kau katakan itu hanya gosip dan dia (Kanaya) bukanlah orang ketiga, kami membatalkan pernikahan karena adanya ketidak cocokan diantara kami dan kami juga selalu berbeda pandangan.”
Wartawan Media Asing : “Tuan, bolehkah kami tahu kapan kalian berdua akan menikah?”
Kali ini Kanaya hanya menelan ludah dan menngepalkan kedua tangannya dengan erat menahan kegugupan dirinya. Me-menikah? Haha yang benar saja bahkan aku dan Rendra hanya sepasang kekasih yang terikat kontrak. Kami tidak akan menikah.
“Menikah bukanlah perkara yang mudah, butuh banyak kepercayaan didalamnya. Aku akan menikah ataupun tidak, tidak akan ada yang tahu apa yang akan terjadi kedepannya.” Rendra menjawab pertanyaan itu.
Setelah menjawab beberapa pertanyaan wartawan Rendra beranjak berdiri dan membawa Kanaya keluar dari ruangan itu, para wartawan yang hadir masih sibuk melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang ada dibenak mereka.
“Lou, sisanya kuserahkan padamu.”
“Baik, tuan muda.”
Di dalam Lift Kedua mata Rendra mendapati Kanaya yang sedari tadi hanya tertunduk diam, “Ada apa?”
Kanaya menggeleng, “Tidak ada apa-apa, aku hanya lelah.”
Kanaya mengangkat pandangannya setengah dari tinggi Rendra, pandangan mata Kanaya terhenti di dada bidang Rendra.
“Apa yang kau lihat?”
Wajah Kanaya memerah dan menjadi gugup karena tertangkap basah sedang menikmati pemandangan dada bidang itu, “Ti-tidak ada, hahaha..”
Pintu lift pun terbuka dan mereka berdua masuk ke kamar masing-masing. Kanaya membuka pintu kamar dan menutupnya kembali. Setelah menutup pintu itu Kanaya menyandarkan tubuhnya di pintu dan menghela nafas.
Miranda yang baru keluar dari kamar mandi memandangi Kanaya yang terlihat lesu tidak semangat.
“Oh, Kanaya. Sudah selesai pers konferensinya?”
“Miranda?” Suara Kanaya terdengar lirih. Kanaya memandangi Miranda dengan nanar yang begitu sendu.
“Kanaya ada apa? Jangan membuatku takut.”
Kanaya duduk diatas springbad itu dan merebahkan dirinya, memandangi langit-langit kamar yang mewah itu.
“Apa kau tahu apa penyebabnya Rendra gagal menikah?”
Miranda pun menceritakan semua yang terjadi pada masa itu.
Hari kedua liburan di Jepang jadwal mereka hari ini untuk bermain ski.
“Yo, Kanaya kau terlihat lelah. Apakah kau tidak tidur dengan nyenyak?”
Rendra melirik kearah Kanaya, “Hm..!”
“Aku tidur dengan baik, dan Jordy jangan sok akrab denganku!”
“Uh, jahatnya. Aku kan sudah minta maaf padamu soal itu.”
“Kau mengungkitnyaaaaaaa~” BANG!! Kanaya melemparkan sepatu sebelah kirinya ke arah Jordy.
Menikmati perjalanan dari hotel ketempat bermain ski melihat tumpukan salju itu yang membentuk manusia salju membuat Kanaya senang.
“Wah, bagus sekali, ditambah lagi saljunya juga banyak.”
Sesampainya ditempat bermain ski,
“Kanaya..” Miranda meminta kanaya untuk mendekat padanya.
“Miranda, ada apa?”
“Kau ingin bermain ski?” Miranda memberinya perlengkapan sefety.
“Tidak, aku tidak bisa bermain ski.”
“Hm? Benarkah? Kenapa tidak meminta Rendra untuk mengajarimu? Dia itu sangat jago bermain ski loh.”
Kanaya pun mendengarkan saran Miranda dan mendatangi Rendra untuk memintanya mengajari bermain ski.
“Tidak! Belajar saja sendiri.”
“Iiiih!!! Judes sekali, dasar cowok jeleeekk!!”
“Hm!” Rendra tak menggubris Kanaya yang sudah mengomel sejak ia menolak permintaannya untuk mengajarinya bermain ski.
Jordy dan Miranda terkekeh mendengar pertengkaran kecil dua sejoli itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Har Tini
lanjttt
2021-07-20
0
Casnialovly Purple
Jordy Kanaya tom and Jerry🤣🤣🤣
2021-05-31
1
Casnialovly Purple
seru kyanya nich semoga Kanaya orangnya tegas sama pelakor sama orang" jahat
2021-05-31
1