BAB II - KESEPAKATAN

Bugh!!! Kanaya jatuh dari sofa tempat ia tidur di ruang Delima

Rumah Sakit Bunda. "Ish... Sakitnya, aw.." Kanaya mengingat-ingat kembali apa yang telah terjadi

semalam.

"Jadi pacarku dan kau akan mendapatkan

royalti. Tidak akan ada satupun yang rugi di

antara kita."

"Ro-Royalti?!"Kanaya masih shock mendengar permintaan lelaki yang

baru saja dikenalnya itu terlebih lagi menjadi pacarnya akan mendapatkan

royalti.

Kanaya menunduk memperhatikan kedua kakinya

yang gemetaran "Be-berapa royalti

yang akan ku dapatkan?!"

"Rp.50.000.000; per bulan." Dengan santai Rendra menjawab

pertanyaanya.

Haaaaaaah???? Li-lima puluh juutaaa!

Kanaya masih tak percaya dan  terus menerus menggelengkan kepalanya dan

menepuk-nepuk kedua pipinya.

"Kenapa? Kau tidak mau jadi pacarku? Atau

nominalnya kurang?” Rendra menatap Kanaya dan kembali menyetir mobil dan memfokuskan pandangannya kedepan.

 

 

Kanaya menggeleng, "Tidak, tidak, tidak, bukan

begitu."

Masih tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya, entah demi

apapun siapa yang mau memberinya keuntungun dua kali  lipat seperti itu.

"Jadi? Kita sepakat?!" Rendra meyakinkan

Kanaya.

 

 

"Emh...(Kanaya mengangguk) I-iya

aku mau. Tapi, tapi bisakah aku mengmbil Royaktiku untuk tiga bulan kedepan?

Aku sangat memerlukannya."

 

Wanita dimanapun selalu sama, hanya ingin uang dan hartaku! Rendra menghela nafas panjang. Apa

yang Kanaya katakan barusan membuat Rendra berfikiran negative padanya. "Hei, kau bahkan belum sehari

menjadi pacarku."

 

 

"Kumohon!" Kanaya memelas dengan penuh iba,Rendra kembali menghela nafas

sembari menyetir mobil.

"Baiklah akan ku transfer ke

rekeningmu."

***

Siang itu Rendra mengirimi pesan singkat pada

Kanaya dan membuyarkan ingatan indahnya itu.

"Jam tiga sore datanglah ke hotel Delux, kita

akan menandatangani kontrak."

Jam tiga? Kenapa juga harus dihotel.

Setelah menempuh satu setengah jam perjalanan dari rumah sakit ke Hotel Delux, Kanaya

tiba tepat waktu ditempat mereka janjian. Waaah,

mewah sekali hotelnya design nya juga sangat mengagumkan.

Setelah menunggu setengah jam di lobi hotel, Ini sudah jam setengah empat kemana dia?

Menyuruhku datang tepat wakutu tapi dia sendiri  malah terlambat.

 Sore itu Rendra menggunakan setelan jaz biru dipadukan kemeja

putih dan juga dasi biru membuatnya semakin tampan, "Kau sudah

datang..?!"

Suara lelaki yang tak asing itu menyapanya dari belakang, "Kau terlambat."

Lanjutnya.

"Aku datang lebih awal." Rendra membuat Kanaya kesal tetapi apa boleh

buat Kanaya tidak ingin membuatnya kesal, bagaimanapun juga dia telah

memberikan royalti tiga bulannya.

Kanaya mengela nafas, "Baiklah,

maafkan aku karena datang terlambat. Mana kontrak yang harus  ku tanda

tangani."

"Ayo, kita keruanganku."

Ruangannya?

Ja-jadi hotel ini miliknya.

 Berada didalam ruangan CEO membuat kanaya tertegun sesaat setiap sudut ruangan itu ia perhatikan sungguh mewah sekali. Kanaya dan Rendra duduk berhadapan dengan sebuah meja kaca yang menjadi pembatas di antara mereka.

 

Rendra memeberikannya kontrak  tertulis dimana di dalam kontrak itu terdapat

100 point yang tidak boleh dilanggar.

"Kenapa point nya banyak sekali? Kau ingin menjebakku."

 

Rendra menggeleng , " Lou, jelaskan padanya."

 

"Baik tuan muda."Lou berjalan mendekati Kanaya,

"Nona, kami membuat kontrak itu dengan mempertimbangkan semua kondisi anda, tuan muda memberikan

anda banyak keuntungan. 100 point saya rasa itu bukanlah masalah besar." Lanjutnya.

Lou sekretaris Rendramenjelaskan panjang lebar

mengenai isi kontrak itu, "Ya baiklah aku akan tanda tangani kontrak ini, beri aku pulpen."

Setelah selesai menandatangani kontrak itu

Rendra memberikan sebuah undangan party.

"Apa ini?!"

"Dilihat saja bukannya itu sudah jelas

sebuah undangan. Buka."

Kanaya membuka undangan itu, "Pesta pertunangan Jordy?! Siapa

Jordy?"

"Kau akan tahu setelah kita datang. Lou

aku ingin dia tampil berbeda dari wanita manapun."

"Baik tuan muda, saya akan mengatur segala

sesuatunya untuk anda."

Usai menandatangi kontrak itu Kanaya bergegas

menuju Rumah Sakit dan bertemu dengan Hans dokter yang akan mengoprasi ibunya. "Dokter kapan

ibu saya akan di oprasi? Aku sudah menyiapkan uangnya."

"Oprasi akan kita lakukan besok pagi."

"Benarkah? Syukurlah." Ibu, kau pasti akan sembuh. Kanaya mengelus dadanya dengan mata berkaca-kaca.

Jadwal oprasipun telah ditetapkan, Kanaya masih mondar-mandir

sedari tadi di depan ruangan oprasi. Terlihat jelas wajah gugupnya itu. Tiga

jam setelahnya pintu oprasi itupun akhirnya terbuka, Kanaya tertegun melihat

ibu nya yang masih tidak sadarkan diri dengan selang oxygen yang berada di

hidungnya.

 “Tidak perlu cemas, oprasinya berhasil.” Ucap Hans kepada

Kanaya sembari memegang pundaknya.

Mendengar kabar baik itu Kanaya menghela nafas lega. Setelah

memastikan ibunya baik-baik saja Kanaya segera meluncur ke sebuah boutique elit

di kota itu.

 Lou menjemput Kanaya di rumah sakit dan menemaninya ke boutique. Di dalam mobil

mereka berbincang-bincang ramah, “Nona ambil ini.” Lou memberinya sebuah kartu

kredit tanpa batas, Kanaya bisa menggunakan kartu itu untuk berbelanja

sepuasnya ataupun membeli apa saja yang ia inginkan tanpa batas.

“Kartu kredit tanpa limit? Apakah itu tidak berlebihan?”Jari telunjuk Kanaya menunjuk ke arah kartu kredit yang masih ada di tangan Lou.

Lou tersenyum ramah padanya “Nona tidak perlu khawatir, meskipun Nona membeli gnung

emas sekalipun harta tuan muda tidak akan pernah habis.”

Satu jam menempuh perjalanan dari rumah sakit ke boutique pun akhirnya mereka sampai

juga, tepat didepan mobil yang Kanaya tumpangi sebuah papan nama bertuliskan Boutique Clatch Queen menyambutnya.

 “Saya akan menunggu di dalam mobil, nona tidak masalahkan jika belanja sendirian?”

 “Iya, tidak apa-apa. Aku pergi dulu.” Kanaya mendorong pintu yang bertuliskan PUSH itu dan masuk kedalam boutique. Koleksi pakaian yang di jual benar-benar elegan dan mahal. Melihat sepatu pesta berhiaskan blink-blink silver yang di bandrol harga Rp.1.500.000; itu membuatnya terkejut setengah mati.

 

Puas melihat koleksi sepatu Kanaya beranjak ke deretan dress. "Wah, dress ini bagus

sekali." Kanaya terpesona saat melihat dress biru itu.

 

"Sayang, aku mau dress biru itu."

Seorang wanita cantik dengan rambut panjang

sepundak menginginkan dress yang sama seperti Kanaya.

Kanaya mengambil dress biru itu terlebih dahulu, "Maaf ya nona, aku duluan yang melihat dress ini."

"Apa!! Sayang aku hanya ingin dress biru itu. Aku tidak ingin dress yang lain."

Wanita itu bergelayut manja pada kekasihnya,

"Nona, maaf bisakah kau memberikan dress itu kepada pacarku?!"

"Tidak.

Aku yang terlebih dahulu melihatnya." Kanaya menolak untuk memberikan dress itu padanya.

Keributan kecilpun terjadi,mendengar keributan itu Sandra pemilik boutique keluar dari

ruangannya. "Cukup! Apa yang telah kalian

lakukan sudah mengganggu kenyamanan pelanggan lainnya.”

 Lina    nama wanita cantik yang memperebutkan dress itu dengan Kanaya, mereka

bertiga dibawa masuk keruangan Sandra agar tidak mengganggu kenyamanan pembeli lainnya.

 

 

"Nona-nona bisakah kalian menjelaskan apa

yang terjadi? Kenapa kalian berdua membuat keributan disini?!"

Kanaya dan Lina menjelaskan kronologi kejadian

itu dengan versi mereka masing-masing, “Kalian ini, siapa yang benar sih?

Penjelasan kalian sama sekali berbeda.”

Dengan sombong Lina membangga-banggakan status

pacarnya itu, “Aku ingin dress itu berapapun harganya, apa kau tidak tahu?

Pacarku ini cucu kesayangan tuan El. Kau pasti tahu dengan sangat baik siapa

itu tuan El kan?”

 Kanaya terpancing dan menjadi tidak mau kalah dengan status pacar yang

seperti itu “Hm, jangan sombong dulu kau

nona. Aku memang tidak tahu siapa itu tuan El, tapi akan kupastikan jika kau

mengenal Rendra Xing.”

“Apa?” Pemilik boutique itu tak percaya seorang

gadis biasa seperti Kanaya bisa mengenal Rendra, “Kau, Kau siapanya tuan muda

Rendra? Dan lagi kau hanya menyebut nama lengkapnya tanpa kalimat penghormatan

terhadapnya.”

“Hah! Dia tidak butuh itu dariku, aku yakin kau tidak ingin

tahu aku ini siapanya Rendra, tapi karena kau bertanya baiklah aku sama sekali

tidak keberatan untuk memberitahumu. Aku Kanaya pacar Rendra.” Kanaya meletakkan kelima jarinya di atas

dadanya sendiri dengan bangga.

  Manager itu sontak tekejut, Hah? Pa-pacar tuan muda Rendra, matilah aku “Baiklah, sudah

diputuskan dress ini milikmu nona Kanaya.”

Mendengar hal itu Lina sangat marah dan

menggebrak meja, “Mana bisa begitu, sayang kenapa kau diam saja?”

“Emh, ya soalnya kalau sudah berhubungan dengan

Rendra Xing itu membuat bulu kudukku merinding. Sayang kita cari yang lainnya

saja ya, apapun itu akan aku belikan.”

 

“Hah! Dasar pengecut.” Tapi tidak kusangka seorang tuan muda Excel sepertimu masih tidak bisa

berkutik dengan orang yang bernama Rendra Xing, sebenarnya siapa sih dia? Aku

jadi penasaran. Sial!

 

Selesai membeli dress dan sepatu pesta Kanaya

dan Lou melanjutkan perjalanan mereka ke sebuah salon yang juga tak kalah

elitnya di kota itu.

 Salah satu karyawan disalon itu meminta Kanaya

untuk masuk kesebuah ruangan untuk mencuci rambutnya terlebih dahulu.

Merekapun mengobrol dengan ramah,

ditengah-tengah obrolan itu ponsel Kanaya berdering, panggilan

masuk dari kekasih kontraknya Rendra “Hallo,

aku sedang bersiap-siap.”

 “Ingat, jangan sampai terlambat!”

“Ya tenang saja

sekretarismu melakukan tugasnya dengan baik. Jadi aku tidak akan terlambat, nanti

ku hubungi lagi, mereka mau make over padaku.”

Setelah satu jam di make over oleh tangan professional, “Wah, cantik sekali kulit

wajahmu juga sangat bersih kau pasti melakukan perawatan mahal.”

“Mana ada, aku hanya

rutin menggunakan skincare pagi dan malam, memakai minyak zaitun diwajahku dan

setiap malam sebelum tidur aku selalu menggunakan aloevera gel hanya itu saja.”

“Benarkah?”

Perias itu terkagum-kagum dengan kecantikan Kanaya.

 Lou dibuat pangling dengan penampilan Kanaya di sore itu, Kanaya benar-benar tampil

cantik dengan tubuh berbalut dress biru dan sepatu pesta yang berhiaskan

blink-blink silver.

 

Mendapatkan pandangan seperti itu membuat Kanaya tersipu malu.

“Pestanya akan segera dimulai.” Kanaya hanya diam dan mengangguk.

 Dan sampailah mereka di Villa mewah milik keluarga Jordy. Lou membukakan pintu

mobil dan memberinya uluran tangan.

“Sekretaris Lou

bagaimana menurutmu penampilanku? Aku sangat gugup.”

“Nona anda tidak perlu khawatir, malam ini anda sangat cantik.” Lou dan Kanaya pun

tiba di ruang utama acara pertunangan itu.

“Rendra.” Sesaat Rendra dibuat terkesan dengan penampilan Kanaya yang menggunakan dress biru sepatu

pesta berhiaskan blink-blink silver dengan rambut yang di curly riasan makeup

yang sangat cantik membuatnya mendapatkan perhatian dari seoang Rendra Xing.

Rendra melirikkan matanya ke arah Lou dan memberinya isyarat untuk segera pergi, “Nona

saya permisi dulu masih ada pekerjaan yang harus saya selesaikan.”

Rendra mendekati Kanaya dan memulai perbincangan. “Kau tidak perlu membawa hadiah.”

“Mana bisa begitu, bukankah ini acara yang penting.” Banyak sekali tamu undangannya, dilihat dari

manapun mereka semua benar-benar dari kelas elit.

Kanaya tak ada hentinya menatap tuan muda yang menjadi kekasih konraknya itu, di pesta

elit ini Rendra mengenakan jas putih dan kemeja biru dengan tampilan yang cassual

nan elegan membuatnya semakin banyak mendapatkan perhatian dari pasang mata

yang hadir pada pesta itu. Tampan sekali.

 

MC memulai acara pertunangan itu, semua tamu pada malam itu menikmati jamuan

mewah.

“Selamat ya Jordy.” Seseorang menyebut nama Jordy dan membuat Kanaya penasaran siapa itu

Jordy? Perlahan Kanaya melangkahkan kakinya mengikuti pria itu. Kanaya terkejut

saat mengetahui siapa itu Jordy. Jordy menatap kearah kanaya, “Oh hai, kau

datang juga. Salam kenal.”

“Hah!!! Jadi kau yang bernama Jordy?”

Tanpa merasa bersalah Jordy mengulurkan tangannya dan mengajak Kanaya berkenalan “Ya,

aku Jor –“

BUGH!!

Kanaya menginjak kaki Jordy dengan highheels 5 sentimeternya itu. Jordy tak

kuasa menahan rasa sakit itu dan hanya mampu menggembungkan kedua pipinya

sembari menahan sakit. Karena tak mungkin ia akan berteriak di acara semegah

itu.

“Ka– kau, aku akan memberimu pelajaran.” Jordy memegang tangan kiri Kanaya.

“Hm, rasakan itu dasar mesum.”

 “Jangan menyentuhnya!” Rendra datang menengahi mereka berdua.

“Tak ku sangka kau akan datang dengannya.” Jordy merapihkan jaz yang ia pakai

“Perempuan, Kau masih dendam padaku?! Aku minta maaf soal waktu itu.”

“Hmph!!”Kanaya memalingkan wajahnya “Permintaan

maafmu tidak tulus dan namaku Kanaya jangan memanggilku perempuan.”

“Kau!”

Tak lama kemudian ke tiga tuan muda lainnya dan Miranda tunangan Jordy datang

berkumpul dengan mereka. Malam itu mereka menghabiskan waktu bersama, canda

tawa menyelimuti mereka dimalam itu.

Terpopuler

Comments

💐Tuti Komalasari💐

💐Tuti Komalasari💐

masih jadi pacar udah dikasih kartu limit, enak banget Kanaya 😄

2022-03-26

1

Har Tini

Har Tini

good kanaya berani 👍👍👍😅😅

2021-07-20

1

Tasya

Tasya

hahahah...aku suka cerita mu Thorr..
kanaya Orang yg Pemberani aku suka 👌👌👌

2021-07-11

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!