MY PERFECT HUSBAND - TRUE LOVE

MY PERFECT HUSBAND - TRUE LOVE

BAB I - AWAL DARI SEGALANYA

Suara petir menggelegar dan siap membelah langit untuk menimpa bumi malam itu hujan sangat deras, Kanaya berjalan menyusuri zebra cross. Kaki jenjangnya melangkah sepanjang jalan zebra cross itu, dengan kedua

nanar yang menderai air mata. Hujan deras dimalam itu membuat air matanya bahkan hampir tak terlihat.

Kanaya mengingat kembali kejadian beberapa jam yang lalu, "Ayah, apa yang kau lakukan?! Kenapa kau memukul ibu?!"  Kanaya memeluk tubuh ibunya yang tersungkur dilantai dengan luka lebam di kening kirinya.

"Diam! Dasar anak ******!"  Kanaya tercekat kaget, suaranya terhenti dikerongkongan membuatnya sulit untuk berkata-kata. A-anak ******?! Aku..? Aku anak ******?! Hati Kanaya begitu sakit tersayat-sayat mendengar ayah

yang sudah ia anggap seperti ayah kandungnya sendiri tega berkata seperti itu.

Sanjoyo nama ayah tiri Kanaya menyebutnya sebagai anak dari seorang wanita ******. "Ayah!

Apa maksudmu?! Jangan asal bicara." Sorot mata Kanaya begitu tajam dan membuat Sanjoyo semakin muak.

"Cih!!! Pergi kalian! Dasar ******!" Hati Kanaya begitu hancur,ia bersumpah tidak akan pernah memaafkan ayah tirinya itu.

Malam itu akan menjadi mimpi terburuk dalam hidupnya. Tak akan pernah melupakan kejadian menyakitkan itu.

Hera nama ibu Kanaya, terkulai lemas tak sadarkan diri karena mendapatkan pukulan keras dari suaminya yang ringan tangan tersebut.

Segera Kanaya membawa ibunya ke Ruamah Sakit Bunda untuk mendapatkan pertolongan pertama.

"Dokter, bagaimana keadaan ibu saya?!" Hans, nama itu tertera di bad name yang

tergantung di salah satu sisi kemeja yang dipakai dokter muda itu. Dokter muda yang tampan, stetoskop itu ia kalungkan dilehernya dengan mengenakan jubah putih yang membuatnya terlihat keren.

"Ibumu mendapatkan luka serius dibagian kepala dan harus segera di oprasi."

"Hah..!???? O-oprasi? Dokter, apakah tidak ada cara lain untuk menyelamatkan nyawa ibuku?"

Hans menggeleng, "Tidak! Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan ibumu ialah dengan segera melakukan oprasi. Kita tidak punya banyak waktu. Dilihat dari kondisinya ibumu hanya bisa bertahan tiga hari."

Kanaya tertunduk diam, masih memandangi ujung jari kedua kakinya dengan kedua tangannya yang mengepal erat, Kanaya mencoba untuk ttetap tenang dan tegar. "Dokter, berapa biaya oprasi ibuku?!"

"Mungkin sekitar Rp.150.000.000; Untuk lebih jelasnya kau bisa bertanya di bagian administrasi."

Terkejut mendengar betapa mahalnya biaya oprasi itu.

Lalu Kanaya melepaskan kalung dan cincin yang ia pakai, "Dokter kumohon, untuk sekarang aku hanya punya ini. Anggap ini sebagai jaminan. Aku akan berusaha mencari biaya oprasi ibuku." Kanaya meletakkan kedua perhiasan itu di tangan Dokter tersebut.

Tanpa sadar air mata Kanaya menetes membasahi kedua pipih putih mulusnya, Kanaya mengerjap-ngerjapkan kelopak matanya. Mengingat hal menyakitkan seperti itu sungguh membuatnya ingin mati tetapi di dunia ini

Kanaya masih memiliki seorang ibu yang sangat menyayanginya.

Kanaya menggeleng menepuk-nepuk wajahnya, ia tidak ingin terus menerus dalam ingatan yang menyakitkan itu.

Jam sepuluh pagi Kanaya membuka ponsel flip nya dan mengecek satu per satu kontak di handphone nya itu.

"Ah! Mariana, mungkin dia bisa membantuku." Segera Kanaya menekan tombol telpon di kontak Mariana.

-Nada Sambung Pribadi-

"Halo Mari, apa kau bisa membantuku mencari pekerjaan?!

“Aku punya kenalan di club malam, apakah kau yakin ingin bekerja disana?”

"Ah iya, apapun itu asalkan gajinya besar, aku sangat membutuhkan uang. Aku butuh biaya untuk oprasi ibuku."

“Baiklah jika memang begitu, kau catat alamatnya.”

"Iya, baiklah. Aku akan pergi ke alamat yang kau sebutkan itu. Baiklah Mari terimakasih. Maaf sudah mengganggumu. Bye..!"

Usai menelpon Kanaya bergegas menuju Club Malam yang di sarankan Mariana.

Sesampainya Kanaya di club malam itu, Kanaya pun bertemu dengan seorang pria gemuk berkacamata minus yang tingginya sekitar 169 cm, dengan setelah jaz hitam di dalam ruangan manager. Diatas meja itu tertera

nama sang manager, Boy Smith.

"Oh, jadi kau orang yang di rekomendasikan Mari untuk bekerja di club ini?!"

Kanaya mengangguk, "Iya, benar. Apakah aku bisa bekerja sekarang juga?!"

Manager itu menyematkan jari jemari tangannya, Hm... Dia terlihat fresh dan polos "Baiklah, kau boleh bekerja sekarang juga. Kau bisa mengambil seragammu di ruang sebelah."

Setelah berbincang-bincang dan menyepakati gajih perbulan yang akan diterima Kanaya, Boy mengenalkannya dengan seorang kepala staff.

"Dia Jon, orang yang bertanggung jawab atas semua pekerja disini termasuk dirimu. Dia juga akan menjelaskan bagaimana dan apa saja yang harus kau lakukan selama bekerja di club ini, mengerti?!"

"Aku mengerti manager. Aku tidak akan menimbulkan masalah untuk anda dan juga club ini."

"Bagus. Tapi kau jangan sekali-sekali memanggilku manager aku tidak suka."

Raut wajah bingung namapak di wajah Kanaya, “Panggil aku mas Boy!” lanjut sang manager gemuk itu.

Kanaya mengganti pakaiannya di dalam ruang ganti, setelah mengganti pakaian Jon membawanya ke ruangan Gold VVIP, "Namamu Kanaya?"

"I-iya.." Suara Kanaya terdengar gemetar.

"Tidak perlu gugup. Ayo, tamu Gold VVIP sudah menunggu kita."

Tibalah mereka berdua di ruangan Gold VVIP, di dalam ruangan itu terdapat lima lelaki tampan bak seorang pangeran di negeri dongeng.

Ta-tampan sekali. Wajah Kanaya sesaat memerah.

"Apa kau sakit?!" Jon bertanya padanya sembari merapihkan dasi dan juga jas yang ia pakai.

Kanaya menggeleng gugup, "Ah, tidak-tidak hehe.."

"Tuan-tuan sekalian, silahkan menikmati beberapa wine terbaru kami. Kanaya, cepat tuangkan wine-wine itu digelas mereka."

"Ba-baik.." Dengan penuh rasa gugup Kanaya menuang wine itu kedalam gelas para tuan muda.

Selagi menuangkan wine itu kedalam gelas para tuan muda, salah satu di antara mereka Jordy memegang lengan kanan Kanaya dan membuatnya terkejut. "Heee... Kau orang baru disini?! Apakah kau masih perawan?!"

Hah!!! Pertanyaan macam apa itu? Dasar gila..! Sontak pertanyaan Jordy membuat Kanaya malu merah

padam. Kini wajah Kanaya benar-benar merah seperti tomat.

"Hahaha... Kenapa kau diam? Atau jangan-jangan kau sudah tidak perawan lagi yah??"

Apa yang telah dikatakan Jordy membuat suasana di ruangan itu dipenuhi gelak tawa.

"Hahahahaha...." Ketiga tuan muda itu Jordy, Seihan, Zean tertawa terbahak-bahak, terkecuali tuan muda Rendra Xing. Sebut saja Rendra, dia hanya sibuk memainkan smartphone nya dan sesekali menatap

dingin ke arah Kanaya.

Kanaya menarik lengan kanannya kembali, Kanaya berdiri tegak dan menghirup udara sebanyak mungkin dan langsung menghembuskannya dengan sekuat tenaga.

TAK!! Kanaya menjitak kepala Jordy "Dasar tidak sopan!" Kanaya segera pergi meninggalkan kelima tuan muda itu dengan ekspresi marahnya yang imut.

"Ouuwwhhh... Sakit sekali! Berani-beraninya dia menyentuh kepalaku." Jordy meringis kesakitan dan mengelus kepalanya. Lagi-lagi ketiga tuan muda itu dibuat tertawa terpingkal-pingkal karena aksi balasan Kanaya kepada Jordy. Tapi tidak bagi Rendra, dia masih sibuk dengan smartphone nya.

"Hey kau!"

Jordy menunjuk ke arah Jon, "Ah, iya saya tuan muda.." Bentakan itu membuatnya berkeringat dingin.

"Kenapa diam, beri dia pelajaran!"

"Ma-maafkan saya tuan muda Jordy, saya akan memberikan teguran padanya, saya permisi dulu."

"Hm!" Jordy menekuk telapak tangan kanannya kebawah dan memaju mundurkannya, "Shuh.. shuh.."

Zean menyipitkan kedua matanya dan melirik ke arah Rendra, dengan segera Zean merampas smartphone itu dari tangan Rendra.

"Shit! Apa yang kau lakukan, kembalikan!" Rendra mendengus kesal.

"Haaah???? Kita datang kemari untuk bersenang-senang, tapi kau malah sibuk dengan smartphone mu ini."

"Benar.." Seihan membenarkan pernyataan Zean. "Sudah, lupakan saja Viona dia sudah bertunangan dengan pewaris group Leng." Zean melanjutkan kalimatnya.

"Hm.. Benar, Mendapatkan pacar baru bagi tuan muda Rendra tidaklah susah. Kau harus membalasnya." Jordy meyakinkan Rendra agar tidak  terus-terusan larut dalam kesedihannya.

"Apa maksud kalian?!" Rendra mulai menunjukkan rasa ketidak sukaannya terhadap ke empat sahabatnya itu.

"Ya ampun. Rendra, kau lihat gadis yang barusan? Kenapa kau tidak mengencaninya saja dan buat Viona menyesal karena telah meninggalkanmu." Roy melanjutkan kalimatnya.

Rendra beranjak berdiri dari sofa tempat yang ia duduki dengan nyaman dan memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana biru yang ia kenakan dengan gayanya yang cool dan perfect.

Tanpa sepatah katapun Rendra menatap tajam ke arah mereka berempat lalu pergi begitu saja.

Pukul 23.00 malam waktunya Kanaya pulang setelah bekerja di club malam hampir tiga belas jam lamanya. "Oh tidak, tadi itu taxi terakhir. Bagaimana ini? Aku harus segera sampai ke Rumah Sakit."

Kanaya mondar mandir sedari tadi berharap ada taxi lainnya yang datang, jam hampir menunjukkan pukul 00.00, Kanaya semakin panik.

Brrmmm... Brrmmm... Kanaya mendengar suara mobil keluar dari dalam area parkir. Tanpa berfikir panjang Kanaya mempercepat langkah kakinya menuju mobil itu.

"Tunggu!!" Kanaya membentangkan kedua tangannya.

Pemilik mobil BMW berwarna merah itu merasa kesal dengan tindakan Kanaya. Tiin.. Tiin.. Tiin.. Klakson mobil itu terus di bunyikan. Kanaya berjalan lebih cepat dan mengetuk kaca pintu mobil. "Tuan ku mohon bantu aku..!" Kanaya memohon dengan suara iba.

Pemilik mobil yang memakai kacamata hitam itupun menurunkan kaca jendela mobilnya, "Kau tidak berhak memohon padaku!"

Kanaya terkejut mendengar jawaban itu, "Hah!? Aku tidak akan menumpang dengan gratis, aku pasti aka membayarnya. Aku harus segera sampai ke Rumah Sakit ibuku sedang sakit keras."

"Lalu?? Apakah ibumu itu ada hubungannya denganku?" Pria itu menaikkan alis sebelah kirinya, "Tidak kan?! Jadi

sekarang juga kau menyingkir!" Pria itu melanjutkan kalimatnya dengan sangat menohok dan menaikkan kaca jendela mobilnya.

"Oh my god, (Kanaya memegang kepala dengan kedua tangannya sesaat ia menjadi shock) aku pasti gila karena sudah bertemu dengan pria egois sepertimu! Pergi saja sana semoga ban mobilmu meledaaaak!"

Brrm.. Brrm.. Mobil itu melaju dengan kencang. Ah, Tidak, bagaimana ini?! Seharusnya aku bisa menahan perkataanku dan tetap memintanya mengantarku ke Rumah Sakit. Bodoh! Kanaya menunduk lesu.

Namun tak lama kemudian Kanaya mendengar suara mobil mendekat ke arahnya, "Ah, mobil itu

lagi. Kenapa dia kembali?"

BMW merah itu menepi dipinggir jalan, dan pria didalam mobil itu membunyikan klakson sebanyak tiga kali. Karena Kanaya gadis yang polos ia pun sama sekali tidak faham apa maksdunya. Pria itu semakin kesal

dibuatnya, dan langsung membunyikan klakson mobil dengan  Sangat panjang, TIIINN..!!!

"Gadis bodoh! Cepat masuk ke mobil!" Pria itu berteriak dari dalam mobil dan memanggil Kanaya dengan sebutan -Gadis Bodoh-.

Di dalam perjalanan menuju ke Rumah Sakit, Kanaya yang berada di dalam mobil BMW itu hanya terduduk diam memandangi jalan yang ada di depannya. Suasana yang sangat hening dan canggung. "Namamu..?"

"Kanaya Olivia Putri, panggil saja aku  Kanaya. Kau?!"

"Rendra Xing. Tadi kau mengatakan tidak akan menumpang dengan gratis bukan?"

Kanaya mengganggukkan kepalanya, "Iya. Berapapun akan ku bayar uang bensinnya."

"Bodoh! Simpan saja uangmu, aku tidak butuh!"

"Lalu?!"

Dengan lantang Rendra mengatakan "Jadilah pacarku!"

"APA!!!!" Kanaya terkejut membelalakan kedua matanya. Suara teriakan Kanaya membuat telinga

Rendra sakit. Ciiiiiittttt!!! Suara decitan ban mobil yang mendadak di rem, "Gadis bodoh! Tidak bisakah kau mengecilkan suaramu!!"

"Ma-maaf, tapi yang kau katakan barusan itu, aku  emmh aku, ma-maksduku aku."

"Berisik!!" Kiss, Rendra mencium bibir Kanaya dengan kasar.

Terpopuler

Comments

NO NAME

NO NAME

.

2022-10-13

0

Edy N

Edy N

lha dalah Bab awal kok main nyosor aja bang

2022-07-20

0

💐Tuti Komalasari💐

💐Tuti Komalasari💐

aku mampir dikaryamu thor untuk yang pertama kali🤗

2022-03-26

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!