...
"Iya, aku hanya mendengar suara ribut-ribut jadi aku kemari" jawab Eliza dengan datar.
"Eliza...kamu mendengar semuanya?" Tanya Alex lagi, kini dia benar-benar merasa panik.
"Iya" jawab Eliza masih dengan nada tenang nya.
"Eliza... Aku bisa jelasin" kata Alex lagi
"Jelaskan apa? Itu tidak penting, karena aku tahu, aku hanya sedang membayar hutang ku, sama saja kan aku sedang menjual tubuhku pada mu, tidak ada bedanya, jadi untuk apa kamu menjelaskannya pada ku, tenang lah... Aku mengerti posisi ku" jawab Eliza dengan senyuman pahitnya.
"Eliza... Bukan itu yang..."
"Sudahlah, aku harus segera pergi bekerja, aku baru masuk kemarin, aku tidak mau terlambat" ucap Eliza memotong pembicaraan Alex. Dan segera pergi dari sana dengan sedikit tertatih, karena dia merasakan sakit di bagian bawah tubuhnya.
"Eliza... Tetaplah disini, tidak perlu bekerja di sana lagi, bukankah kamu sudah menjadi tanggung jawabku" pinta Alex pas Eliza.
"Terimakasih, tapi itu tidak perlu, aku juga perlu menyiapkan uangku sendiri seandainya nanti kamu mengusir ku, aku sudah memiliki uang ku sendiri" jawab Eliza sembari terus berjalan menuju kamar nya dan segera menguncinya.
"Eliza...." Panggil Alex seraya terus mengetuk pintu kamar Eliza.
Eliza terduduk di lantai menekuk lututnya dan memeluk lututnya sendiri.
Air matanya sudah membasahi wajah cantiknya "Aku juga akan diperlakukan seperti wanita tadi bukan? Dibuang setelah dipakai, menyedihkan" Ucapnya dengan suara kecilnya.
Setelah puas menangis, Eliza bangun dari duduknya dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan seluruh tubuhnya.
Dia melihat dirinya sendiri di cermin yang ada dihadapannya "menyedihkan sekali kehidupan ku..." Ucapnya.
Eliza segera membersihkan diri dan keluar dari kamar mandi, setelah itu dia memakai pakaiannya dan segera keluar dari kamarnya.
"Alex... Kamu disini?" Tanya Eliza yang melihat Alex sedang duduk di lantai depan pintu kamarnya.
"Iya Za, aku nunggu kamu, makanan yang aku pesan sudah datang, ayo kita makan bersama, aku yakin kamu lapar" jelas Alex pada pertanyaan Eliza.
"Iya" jawab Eliza singkat karena benar jika dia sudah lapar
Eliza mengikuti Alex ke meja makan dan segera memakan makanan yang sudah Alex pesan.
"Enak Za? Kamu suka?" Tanya Alex yang melihat Eliza begitu lahap memakan makanannya.
"Iya, ini enak, dan aku lapar" jawab Eliza tanpa melihat kearah Alex, dia fokus dengan makanannya
"Biarkan aku mengantarmu Za" pinta Alex pada Eliza yang sepertinya tidak ingin melihat wajahnya.
"Terserah" jawab Eliza singkat dan lagi-lagi tanpa melihat wajah Alex.
'ini pertama kalinya lagi aku benar-benar merendahkan diri ku didepan wanita, Eliza...kamu wanita pertama yang membuat ku merasakan segala hal yang pertama bagi ku' batin Alex yang terus menatap Eliza tapi tidak mendapatkan balasan.
"Ya sudah, habiskan makanan mu, dan aku akan mengantarmu" ucap Alex yang lagi-lagi hanya mendapatkan anggukan kepala sari Eliza.
Alex tersenyum pahit dengan keadaannya saat ini 'mungkin ini karma untuk ku' pikirnya.
"Aku sudah selesai" ucap Eliza mengagetkan Alex dari lamunannya.
"Baiklah ayo..." Jawab Alex dengan senyumannya.
Eliza membalas senyuman Alex dan mengikuti nya berjalan keluar untuk berangkat bekerja ke cafenya Nick.
Sesampainya di cafe Elizton milik Nick.
"Za, biar pulangnya aku jemput kamu ya?" Tanya Alex pada Eliza, dia tidak ingin memberikan kesempatan pada Nick untuk mendekati Eliza lagi.
"Terserah kamu saja" jawab Eliza dengan tanpa ekspresi seperti semula.
"Ya udah, nanti pulang dari kampus aku jemput kamu" Alex mengecup bibir Eliza sekilas dan segera keluar untuk membukakan pintu mobil untuk Eliza.
"Alex, itu tidak perlu" ucap Eliza setelah keluar dari pinta yang Alex buka.
"Tidak apa-apa, aku suka melakukannya" jawab Alex dengan senyuman manisnya.
"Terimakasih" Jawa Eliza dengan senyuman yang tidak kalah manis.
"Iya Za, sama-sama" jawab Alex yang kini sudah memeluk tubuh Eliza.
"Aku masuk dulu Lex..." Ucap Eliza sembari mendorong tubuh Alex yang memeluknya.
Alex memaksakan senyumnya pada Eliza sebelum menganggukan kepalanya dan mengatakan "iya Za"
"Ya udah kamu hati-hati" kata Eliza sebelum dia berjalan masuk ke dalam cafe itu.
Alex hanya bisa menatap punggung Eliza yang kemudian menghilang dari balik pintu kaca cafe milik Nick. Dan dia segera pergi dari sana menuju ke kampus nya.
----------
"Za... Kamu terlihat pucat? Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Nick pada Eliza yang memang terlihat pucat.
"Enggak apa-apa kok kak Nick. Eliza cuman kurang tidur aja" jawab Eliza tidak ingin membuat Nick khawatir, tapi Nick sudah tahu alasan mengapa Eliza kurang tidur.
"Ya udah Za, kamu istirahat saja, aku akan mengantarmu pulang" ajak Nick pada Eliza, namun Eliza menggelengkan kepalanya, dan tersenyum pada Nick " enggak apa-apa kak Nick, Eliza cuman duduk aja kan kerjanya, jadi enggak bakalan lelah" jawabnya.
"Ya udah terserah kamu aja Za, kalau kamu ngerasa kenapa-napa kamu bilang sama aku ya?" Pinta Nick yang mulai khawatir.
"Iya kak Nick, Eliza janji" jawab Eliza dengan senyuman manis yang akan membuat orang yang melihatnya terpesona dengan kecantikannya.
"Ya udah, aku mau ke ruangan ku dulu ya" kata Nick yang kemudian pergi dari sana meninggalkan Eliza di meja kasir.
"Akhir-akhir ini aku merasakan jika ada sedikit aneh dengan badan ku, dan juga aku sering mimisan, walaupun enggak banyak, apa aku perlu ke dokter?" Tanya Eliza pada dirinya sendiri.
"Sebaiknya tidak perlu, mungkin aku hanya kelelahan dan banyak pikiran" jawab Eliza dengan pertanyaannya sendiri.
----------------
Malam harinya.
Alex sudah menunggu Eliza di depan cafe.
"Ini sudah 30 menit aku berdiri disini, kenapa dia belum keluar?" Tanya Alex seraya melirik jam tangannya.
"Alex...? Kamu disini? Apa kamu mau bertemu dengan ku?" Tanya wanita yang baru saja keluar dari cafe itu
"Kamu siapa? Tanya Alex pada wanita itu.
"Kebiasaan banget deh... Aku Ferin, Alex, kita pernah menikmati malam indah bersama di apartemen mu, apa kamu lupa?" Jelas wanita bernama Ferin itu.
"Aku enggak inget, mendingan kamu pergi dari sini..!!!" Usir Alex pada Ferin yang mulai bergelayut manja di lengannya.
"Kok galak banget sih Lex, aku kangen tahu sama kamu..." Jawab Ferin, yang tidak mau melepaskan pelukannya di lengan Alex, walaupun Alex sudah mendorong nya.
Dari kejauhan Eliza melihat bagaimana Alex dan wanita itu berbicara, walaupun dia tidak mendengar apa yang mereka bicarakan, tapi Eliza yakin jika wanita itu juga pernah tidur bersama Alex dan sekarang Alex sedang mengusirnya, dia jadi memikirkan nasibnya sendiri
'jika Alex sudah bosan, mungkin aku juga akan diusirnya' pikir Eliza.
"Eliza..." Panggil Nick pada Eliza dengan keras, sehingga Alex dan Ferin juga melihat kearah Nick.
Alex terkejut melihat Eliza sudah berdiri dan menatap padanya disana
"Apa eliza melihat semuanya? Ini buruk" ucap Alex yang segera mendorong Ferin untuk menjauh darinya dan mendekati Eliza dan Nick yang juga sedang berjalan mendekati Eliza.
"Za, ayo pulang" Alex menarik lengan Eliza untuk mengikutinya sebelum Nick yang melakukannya.
"Alex... Bukankah kamu kemari untuk menjemput ku?" Tanya Ferin yang kini kembali mendekati Alex.
"Tidak, aku bahkan sama sekali tidak ingin melihat wajah mu, jadi pergilah!!" Usir Alex pada Ferin.
"Alex, jadi sekarang kamu ingin bermain dengan wanita ini? Aku yakin permainan ranjangnya tidak sebagus diriku, jadi aku yakin kamu akan menyesal dan tidak akan puas seperti aku yang memuaskan mu" kata Ferin yang langsung mendapat tatapan tajam dari Alex.
"Eliza, kamu mau aku antar pulang? Sepertinya kamu terlihat pucat" kata Nick menawarkan dirinya, karena melihat Eliza seperti sudah ingin menangis saat ini.
"Iya" jawab Eliza pada ajakan Nick. Eliza sungguh merasa lelah dan pusing.
....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
🌹phîâ♏ķhûñýíĺ🕊🕊
udah mulai keluar tanda2 penyakitnya eliza y
2021-03-10
0
Maida Wati
kasihan eliza
2020-05-01
3
Husainaina
Eliza akhirnya meninggal....
itu hukum karma yang sesungguhnya untukmu Alex....
2020-02-28
7