Apa itu pacar?

Suara alarm yang berbunyi begitu keras membangunkan Stella dari mimpi indahnya. Stella mengambil hp dan melihat jam yang tertulis di sana.

" Masih jam 5.30, gue masih punya waktu untuk duduk-duduk di luar menikmati udara pagi, sekalian olah raga juga deh." Stella bangkit dari tempat tidurnya berjalan ke kamar mandi untuk beres-beres dan berganti pakaian.

.

.

.

Kini Stella telah selesai mandi dan telah mengenakan celana training serta tengtop warna hitam dan juga jeket warna abu-abu, gadis itu memutuskan untuk lari-lari sekitar komplek saja.

Pagi ini sangat indah, suara kicauan burung terdengar begitu merdu, bunga-bunga mawar yang memang sedang mekar menambah kesan indah, setelah gadis itu merasa cukup dengan olah raga ini, dia memutuskan untuk pulang dan bersiap-siap pergi kesekolah baru.

hari ini gue ngak boleh terlambat, ini hari pertama gue di sekolah baru, gue harus jaga image biar mudah dapat teman.

.

.

.

"Pagi kak." Stella menuruni anak tangga dengan perlahan agar tampilannya tidak rusak.

"Pagi, cepat duduk sarapan." Renata menunjuk sebuah bangku yang ada di sampingnya.

"Hari ini lo anterin gue ke Sma Garuda ya kak, soalnya kan lo tau gue baru di sini, jadi gue belum tau di mana Sma Garuda itu," ucap Stella sambil memasukkan sesuap nasi goreng ke mulutnya.

"Oke, tapi lo nanti lo pulang sendirian yak. Soalnya gue nanti mau ngedate sama pacar gue. "

"Pacaran teros ... pacaran ae teros, adek sendiri di lupain, kebiasaan deh." Stella memutar bola matanya sambil terus memasukkan makanannya.

"Hehe, mangap dek." Renata hanya bisa cengar-cengir melihat ekspresi adiknya itu.

"Tapi lo jugaan, makanya punya pacar. Biar ada yang merhatiin, ada yang ngajak ngedate, antar jemput lo tiap hari, biar gak gangguin hidup gue mulu."

"Pacar itu bisa datang kapan aja, tapi kebebasan itu cuman datang sekali, so ... selagi gue masih berada di masa kebebasan, gue gak mau ngeribetin diri gue sendiri dengan pacaran. Because pacaran itu ribet bagi gue. Sementara di kehidupan gue hanya ada rumus jika ada yang simple kenapa harus ribet?"

"Bilang aja kaga ada yang mau."

"Enak aja lo ngomong, yang mau sama gue itu banyak, cuman yah ... gue aja yang kagak mau. Lo gak percaya?" Renata menggeleng pelan, membuat Stella menghela nafas kesal.

"Lihat ni wa, ig dan line gue banyak kan yang nembak gue." Stella menyodorkan hpnya kepada Renata untuk membuktikan kebenaran yang ia ucapkan.

" Iyah-yah ... yang suka sama lo banyak, lo cantik, lumayan pintar lah, tapi kok lo masih jomblo aja?" Renata mengalihkan pandangannya ke arah adiknya itu.

"Eh ogeb ... kan tadi gue udah bilang gue gak suka ribet-ribet sementara pacaran itu ribet bagi gue, paham kan lo?" Renata mengangguk-anggukan kepalanya kemudian kembali menyantap nasi goreng miliknya.

"Eh Stel, tapi saran gue ni yah, lo jadi orang jangan terlalu pemilih ntar lo jadi perawan tua, emang lo mau?

"Eh sekate-kate lo ngomong, tarik tu ucapan." Stella menunjuk wajah kakaknya seraya berkata, "Amit amit ya Allah gue jadi perawan tua." Stella mengetok-ngetok jidatnya kemudian berganti mengetok-ngetok meja.

" Dengar yah ... gue itu bukan pemilih hanya saja gue merasa belum waktunya untuk pacaran, lo paham kan? " Stella bangkit dari tempat duduknya, dia sudah kehilangan nafsu makannya kerana perkataan Renata tadi.

"Eh lo mau kemana? Sarapan lo belum habis!"

"Ke mobil, lo buruan makan gue udah mau telat."

"Hedeh ... dasar cewe bar-bar, kapan sih lo mau berubah lebih feminiman dikit gitu?" Renata kembali melanjutkan makannya yang sempat tertunda akibat perdebatannya tadi.

****

~ NB: JGN LUPA LIKE, KOMEN AND RATING

THANK YOU:) ~

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***