Askar sadar jika dirinya melawan monster dengan empat tingkat di atas kekuatan miliknya, kemungkinan Askar menang di bawah 10%. Bagi Askar selama itu bukan 0%, Askar akan selalu memikirkan segala cara demi kesempatan 10% yang dia miliki.
Kepercayaan diri itu Askar dapatkan setelah mengalami pertaruangan hidup mati melawan seseorang yang levelnya berada jauh di atas Askar . Jika disamakan dengan pertarungan melawan Zilogia, kekuatan monster di wilayah ini seperti sebuah lelucon untuknya .
Askar tidak serta-merta meremehkan musuh, tapi Askar mengandalkan semua yang dia miliki, rencana ,trik ,jebakan, kelicikan ,perjuangan ,semangat dan keberuntungan. Walau pada akhirnya Askar tidak pernah percaya dengan namanya keberuntungan.
Askar berjalan maju ke arah Medan pertempuran dengan santai, setiap warrior susah payah bertahan dari serangan monster yang main keroyok. Tidak memberikan kesempatan untuk mereka semua beristirahat, sedikit mereka lengah maka akan beristirahat selamanya.
'*Re tingkatkan akurasi hingga seratus persen '
'Jawab :baik tuan* .'
Askar menggunakan zona persepsi untuk menandai setiap monster di wilayahnya, Re mengirimkan data dengan keakurasian seratus persen kedalam pikiran Askar.
"Skill penciptaan pedang tanpa batas."
Askar mengangkat satu tangan yang bersinar merah terang dan memusatkan konsentrasi penuh kesetiap tanda lokasi monster. Ratusan pedang melayang di atas langit, tepat dibawah monster yang sudah di tandai oleh Askar.
Askar mengayunkan tangannya, ratusan pedang turun, semua warrior melihat ratusan pedang bergerak turun dari langit, membidik satu persatu monster tanpa kesalahan . Walau monster bergerak untuk pergi, pedang Askar akan tetap mengejar hingga berhasil membunuh mereka.
"Kekuatan apa itu ...."
Para anggota Batarasanga yang melihat diam dengan mulut terbuka, hanya Dilia tersenyum mengejek dan berkata .
"Aku tahu perasaan kalian, aku pun tidak terkejut ."
Dalam sekejap mata, lebih dari seratus monster mati tanpa bisa melawan dan hanya tersisa kristal energi dari sisa abu bangkai para monster.
"Penggunaan skill penciptaan skala besar, terlalu banyak memakan energi."
Keluh Askar dengan menyeka keringat dan berlari menuju tempat dimana lawan utamanya menunggu.
•••••
Di dalam hutan.
Dua warrior sedang bertarung melawan sosok monster dengan tingkat setara raja tempur, kondisi mereka berdua sudah mencapai batas . Sosok Demihuman setinggi lima meter dengan tiga wajah dan empat tangan, dua kaki dan tidak memiliki kelamin .
Di belakang punggung monster terdapat bola merah yang mengeluarkan serangan api dengan skala besar.
"Alex....kita harus mundur..., mustahil kita bisa mengalahkannya." Teriak warrior wanita dengan nafas kacau.
"Ya kau benar, tapi monster itu tidak mungkin melepaskan kita begitu saja ."
"Jadi apa yang harus kita lakukan ."
Keduanya tampak putus asa setelah bertahan melawan serangan monster dalam waktu yang lama. Askar dengan cepat tiba di lokasi dan melihat kedua warrior yang di sebutkan oleh anggota Batarasanga sebelumnya.
Askar bersembunyi di atas dahan pohon untuk melihat pergerakan dari serangan monster, Askar tidak mungkin bergerak melawan tanpa rencana. Karena itu, Askar mencari informasi monster dengan mengamati pertarungan kedua warrior dari persembunyiannya. Tapi Askar melihat niat buruk dari perilaku Alex, dalam keadaan hidup mati yang di alami mereka berdua, tentu satu hal terlintas yaitu menyelamatkan diri.
Askar tidak mungkin menghentikan rencana warrior bernama Alex itu ,karena jika Askar tiba-tiba muncul, itu seperti datang dan menyerahkan nyawa begitu saja.
"Silsi ,maafkan aku ."
Dengan sebuah skill dinding energi, alex mengurung Silsi dalam kubus energi, membuatnya tidak bisa bergerak dan menjadi sasaran monster. Alex memanfaatkannya untuk kabur dan berlari cepat dengan wajah ketakutan.
Silsi memperlihatkan wajah kecewa karena di khianati oleh temannya sendiri .
"Setidaknya, kematianku bisa menyelamatkannya ." Gumam Silsi mencoba untuk tersenyum dengan kekecewaan yang dalam.
Monster itu tidak melewatkan kesempatan, terlebih lagi dengan memakan seorang warrior akan menambah kekuatannya. Para monster tidak perduli dengan kandungan gizi di dalam tubuh manusia, walau orang itu terjangkit penyakit borok sekali pun, mereka akan dengan lahap mengunyahnya.
Sebuah pukulan monster menghancurkan kubus energi yang mengurung Silsi dan membuatnya terlempar jauh tanpa bisa bergerak.
"Aku benci melihat orang yang menyerah, tapi aku lebih benci dengan seorang penghianat ." Gumam Askar yang kesal melihat drama dari kedua warrior itu .
Dengan skill penciptaan, sebuah perisai muncul di depan Silsi untuk menahan serangan lain dari monster.
"Apa ini ." Silsi terkejut dengan kemunculan tameng yang menyelamatkannya dari serangan monster.
Askar berjalan maju, berdiri di samping Silsi yang pasrah tanpa menunjukan perlawanan.
"Siapa kau."
"Aku ?, Aku Askar, orang yang di paksa untuk datang ke tempat ini ." Kata Askar yang menjawab pertanyaan Silsi .
Skill penciptaan di aktifkan, satu pedang besar berada di tangan Askar, sekuat tenaga Askar melemparkan kearah monster demihuman berkepala tiga. Lemparan pedang Askar dengan akurat menancap tepat ke tubuh monster.
Walau memberikan sebuah damage, kecepatan regenerasinya langsung menyembuhkan luka seperti tidak terjadi apa pun .
"Kau pergi, monster ini sangat kuat ." Teriak Silsi kepada Askar untuk pergi secepatnya.
"Terimakasih atas perhatiannya, tapi aku tipe lelaki yang tidak bisa mengabulkan permintaan seorang wanita tidak berdaya ."
Dua pedang tercipta di tangan askar, bergerak dengan kecepatan tinggi melewati setiap pukulan monster. Melompat, berputar, menghindar, menebas, menusuk dan melemparkan setiap senjata yang di ciptakan kearah monster, tapi luka yang di berikan seketika itu pulih tanpa bekas.
Askar melakukan berulang kali dan semua luka dari serangan askar pulih dalam hitungan detik .
"Ini lebih buruk lagi ."
Sedikit menjauh Askar mengangkat tangan ,di atas monster itu terbentuk puluhan senjata ciptaan askar .
Tubuh monster terhujani puluhan senjata dari atas langit, tapi itu hanya untuk menghambat pergerakan saja.
"Sebaiknya kita pergi ."
Askar mengangkat tubuh Silsi dan melompat pergi untuk segera memancing monster setara raja tempur kedalam rencananya.
Dengan tubuh masih tertusuk puluhan pedang, monster setara raja tempur memang bukan sembarangan, dia masih mampu bergerak sama cepat dengan Askar,
Jika tidak membawa Silsi dalam pelukannya, askar masih mampu untuk bergerak lebih cepat .
"Turunkan aku dan cepatlah kau pergi jangan perdulikan aku ." Teriak Silsi dengan permintaan untuk meninggalkan dirinya.
"Bisa kau diam nona, kau itu berat ." Jawab Askar dengan wajah kesal.
"Maafkan aku ."
"Untuk apa kau meminta maaf ."
"..........😒"
"🤨"
••••••
Alex sampai di pos pertahanan, setiap orang sedikit bersyukur dengan keselamatan ketua mereka dengan ekspresi ketakutan Alex mendekat dan berkata.
"Kami berdua tidak bisa melawan monster itu, Silsi terbunuh di sana, aku tidak bisa menyelamatkannya ."
Setiap orang terkejut, bagaimana tidak, Silsi adalah salah satu dari petinggi guild yang sangat di puja oleh setiap orang. Dengan usia muda sudah mendapatkan posisi sebagai wakil kelompok dan ada banyak undangan dari guild besar dari luar kota yang menginginkan bakat Silsi.
"Tidak apa ketua, memang ini kabar buruk, tapi sebuah kematian di pertarungan adalah takdir kita ." Kata guno yang mencoba menerima kenyataan dari Alex.
"Ya kau benar ."
Setiap anggota Batarasanga berduka, sebuah bayangan datang dari balik bangunan rumah penduduk dengan kecepatan tinggi dan tidak ada yang bisa menahan pergerakannya .
"Apa itu ."
"Itu pimpinan monster ."
Komandan militer terdiam saat melihat bentuk musuh yang menjadi musuh utama di wilayah ini. Dilia mulai berkonsentrasi, membidik ke satu titik dimana sudah di tunjukan oleh Askar . Dua orang keluar dari tebalnya debu, dia adalah Askar dan seorang wanita yang bawa dalam pelukannya.
"Terima ini ."
Askar menciptakan sebuah pedang besar di atas monster dan menusukan langsung, monster itu berhenti bergerak karena terjebak oleh pedang Askar .
"Dilia, sekarang ." Teriak Askar dengan keras, setiap orang di tempat pertempuran melihat kearahnya, Dilia bersiap dengan senjata di tangannya.
"Semoga ini berhasil ."
Pelatuk senjata di tekan, gelombang energi mulai mengalir dan membuat sebuah tembakan kuat dengan daya ledak tinggi.
Dilia tidak mampu menahan gelombang ledak hingga terpental kebelakang .
"Senjata apa itu ." Alex terkejut saat melihat kekuatan yang di hasilkan oleh senjata itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 647 Episodes
Comments
Hanachi
dih cowok kok malah ngorbanin cewek buat nyelametin dirinya sendiri. /Smug/
2024-07-19
0
Sang M
Thor....thor..!!! cerita apa lu.!!!!! Hodt sampah kok dipake thema cetita. dancokkkk
2024-06-04
1
My
pake 3mot🤮🤣🤣
2023-11-12
2