Dalam kurun waktu tujuh hari setelah terjadinya retakan dimensi di tiga wilayah margasari, telah memakan puluhan korban jiwa dan kerusakan bangunan secara besar-besaran. Tiga guild besar dari kota Tegal melakukan penyerangan selama tiga hari, hanya saja tidak ada kemajuan berarti. Alasannya adalah jumlah monster yang terlalu banyak dan kehadiran dua monster tingkat raja tempur.
Sedangkan bantuan dari gabungan tiga guild hanya memiliki empat warrior sekelas raja tempur. Dengan kehadiran monster setara raja tempur hanya bisa di hadapi dengan gabungan dua warrior di tingkat kekuatan yang sama, tapi itu tidak memberikan kemenangan mutlak. Dimana monster yang setara raja tempur terlalu sulit di lawan, kecerdasan mereka sudah terbuka dan memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi.
Askar mendengar semua cerita dari Dilia, termasuk kejadian saat pembantaian kelompok yang bersama dengannya. Dari gabungan ketiga guild, di bagi menjadi beberapa kelompok yang di sebarkan ke segala penjuru untuk melakukan penyerangan . Tapi kelompok Dilia mendapatkan serangan langsung oleh puluhan monster sehingga membuat anggota kelompoknya terbantai. Karena skill Dilia dalam melenyapkan keberadaan, membuat Dilia sangat sulit untuk di deteksi sehingga memberikan kesempatan untuk melarikan diri.
Bagian tenggara yang menjadi bagian kelompok Dilia telah di bantai habis oleh Askar, Dilia melihat bagaimana Askar menggunakan skill miliknya tanpa ada jeda waktu atau pun batasan penggunaannya. Membuat Dilia berpikir untuk meminta bantuan kepada Askar.
"Kak Askar, tolong bantu kami ."
"Aku menolak." Tolak Askar dengan cepat tanpa basa-basi.
"Jika tidak, akan lebih banyak korban yang berjatuhan. "
"Itu urusan pemerintah, bukan urusanku ."
Askar tidak ingin melibatkan dirinya di dalam masalah ini, Askar ingat saat keluarganya mengalami kesengsaraan, tidak ada bantuan apa pun dari pemerintah.
"Kalau begitu bantulah kami, demi aku ."
"Hei, hei, kita baru kenal dua hari yang lalu, itu pun tidak sengaja ."
"Tapi kau sudah melecehkanku."
"Apa hanya dengan memeluk itu sudah di anggap pelecehan, sungguh sistem hukum yang lucu." Jawab Askar dengan gugup.
"Tapi aku merasa kalau ini adalah takdir sehingga aku bertemu dengan penyelamat ."
"Sekali lagi kau bercanda, maka aku akan tertawa, aku bersungguh-sungguh ."
"Tapi aku yakin dengan itu." Askar benar-benar tertawa dan kemudian melihat Dilia diam tanpa ekspresi .
"Tolonglah ."
Askar tidak bisa berkata apapun, walau sebagian hatinya masih memiliki dendam, karena permohonan dari Dilia membuat Askar menjadi bingung.
"Baiklah, cepat kita kesana ." Jawab Askar dengan lemas tanpa bisa menolak saat melihat seorang gadis yang putus asa.
Askar menuju ketempat penyerangan di wilayah timur menggunakan mobil dari petugas keamanan yang berjaga di pos evakuasi.
"Monster yang menyerang wilayah bagian timur berjumlah berapa ."
"Mereka terdiri dari seratus pasukan monster demihuman tingkat rendah, dua puluh tingkat menengah dan satu monster tingkat atas yang setara dengan raja tempur ." Kata Dilia yang sudah siap dengan semua informasi.
Askar mulai berpikir, jika hanya seratus tingkat rendah dan dua puluh tingkat menengah itu bukan masalah. Hanya saja monster yang memiliki kekuatan setara dengan raja tempur adalah lawan berat untuk Askar bahkan bisa di anggap mustahil.
'*Re ,berapa persentase kemenangan melawan monster setingkat raja tempur .'
Jawab : lima persen jika tanpa persiapan.
'Berikan aku solusi untuk melawan mereka.'
Jawab :ada dua solusi yang terbaik untuk mengalahkan monster itu* .
Askar mendengarkan baik-baik solusi yang di sarankan Re untuk Askar dan mulai membayangkan segala kemungkinan didalam pertempuran, dia memikirkan rencana dengan meminimalisir kerugian yang akan terjadi.
"Dilia, aku akan memberikan tugas untukmu."
Dilia mengangguk dengan semangat saat mendengarkan perkataan Askar .
"Kau bisa melakukannya ."
Dilia terkejut mendengar rencana Askar .
"Aku akan mencobanya."
"Ini akan menguras sebagian besar energiku dan hanya bisa digunakan sebanyak tiga kali kesempatan, jika semuanya gagal maka...."
"Maka..? ."
"Kau bisa membayangkan sendiri apa yang akan terjadi kepadaku."
"Tidak masalah." Jawab Dilia menyanggupi rencana Askar.
"Tidak masalah palamu, aku akan mati jika rencana ini gagal."
Di dalam mobil Askar mengaktifkan skill penciptaannya, untuk kali ini Askar merasa energinya berkurang terlalu banyak, dimana Askar menciptakan sebuah senjata yang di luar batas kemampuan. Sampai di pos perbatasan wilayah timur, sudah banyak tentara militer bersenjata lengkap sedang mengamati pertarungan para warrior. Dilia keluar dengan Askar yang membawa sebuah benda terbungkus kain putih .
"Pak komandan, apa ada perkembangan ."
Komandan pasukan militer yang mengamati pertarungan di belakang pasukan penjaga hanya menggelengkan kepala.
"Tidak sedikit pun, bahkan beberapa warrior harus terluka parah untuk menahan serangan monster tingkat menengah ."
Peperangan berat sebelah, walau tiga guild besar telah berhabung, tidak mendapatkan hasil apa pun. Guild di kota ini hanya sebatas guild tingkat lima dan empat, untuk mendatangkan guild besar tingkat dua keatas, memerlukan biaya besar dan terkadang guild besar hanya tertarik untuk menghadapi retakan dimensi level tinggi.
Beberapa tentara telah mundur untuk membawa para Warrior yang terluka, tiga orang mendekat ke arah Askar dan Dilia .
"Dilia, dari mana saja kau, kita harus melaporkan ke pusat untuk menambah bantuan ."
Mereka adalah anggota guild Batarasanga yang sudah bertempur habis-habisan melawan para monster.
"Itu tidak mungkin, karena sebagian anggota masih di dalam misi lain, tuan Guno."
"Sial." Guno dengan marah tidak bisa mengatakan apa pun, dimana dirinya pun sudah terluka berat.
"Bagaimana dengan senior Alex dan senior Silsi, apa masih bertarung dengan Monster tingkat raja itu ."
"Ya, tapi tidak ada hasil yang berarti, monster itu memiliki kekuatan regenerasi yang tinggi, jika seperti ini maka tidak ada kesempatan untuk melawan balik."
"Itu berita buruk ." Gumam Dilia yang gelisah mendengar kondisi kedua seniornya.
"Ya, buruk sekali ."
Senior Alex dan senior Silsi yang di maksudkan oleh guno adalah ketua dan wakil kelompok guild Batarasanga di pertempuran ini. Keduanya memiliki tingkat kekuatan raja tempur, mereka sedang mencoba untuk mengalahkan pimpinan dari para monster.
"Jika Sam dari guild Black sword dan Riana dari guild RoseGold berhasil membunuh pimpinan monster di wilayah selatan, kita pasti memiliki peluang membunuh pimpinan monster di wilayah ini." Kata guno memikirkan dua warrior dari guild lain.
Dilia melihat ke arah Askar, sedangkan Askar masih mengunyah makanan yang dia bawa dari pos evakuasi.
"Kenapa di saat seperti ini kau malah makan dengan santai ."
"Jika makan terburu buru itu tidak baik untuk pencernaan dan juga aku harus mengisi energi untuk bertarung ." Jawab Askar yang tampak santai dan tidak perduli dengan keadaan di sekitarnya.
Guno dan para anggota Batarasanga melihat askar dengan sebelah mata.
"Dilia untuk apa kau membawa orang ini, dia hanya kesatria jiwa, kita tidak ingin menambah mayat lagi ."
Askar tidak sedikit pun perduli dengan perkataan guno dan terus mengunyah makanan secara teratur.
"Berapa jauh pimpinan monster dari sini ." Bertanya Askar kepada Guno .
"Untuk apa kau bertanya, tidak ada gunanya ."
"Cepat jawab ."
Guno melihat mata Askar yang mengintimidasi, walau mulutnya masih sibuk mengunyah, Askar membuat Guno menggigil.
"Lebih dari dua kilometer ."
"Pantas saja, aku tidak bisa merasakannya ."
Askar berjalan mencari lokasi yang sesuai dan saat menurunkan barang yang dia bawa seperti sebuah batu besar terjatuh. Setelah benda itu terbuka, wujud senjata laras panjang dengan bahan metal hitam muncul .
"Dilia, senjata ini hanya memiliki tiga peluru, jika ketiganya gagal membunuhnya maka berdoalah semoga kita masih selamat ." Perintah Askar untuk Dilia agar memegang kendali atas senjata yang Askar ciptakan.
"Baiklah ."
"Aku akan memancing pimpinan monster agar tepat di titik bidikanmu, jadi jangan sampai gagal ."
Setiap anggota Batarasanga tercengang melihat seberapa hebat senjata yang Askar keluarkan. Dalam pengamatan mereka senjata itu memiliki tingkat kekuatan tinggi di atas senjata raja, bisa dirasakan dari energi yang keluar.
"Tolong jangan menghambatku ." Askar berjalan maju sambil menelan sisa makanan dalam satu suapan .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 647 Episodes
Comments
Hanachi
iya nih aku juha heran. kan ayah Askar termasuk pahlawan tapi ga dikasih tunjangan apapun. 😥
2024-07-19
0
Sang M
dancok host sampah
2024-06-04
1
God•eyes✨
wilayah timur tegal? pemalang apa pekalongan thor? btw aku yo wong pemalang
2022-06-16
0