Dunia Di Balik Batas : Penciptaan Tanpa Batas
Matahari masihlah terbit dari ufuk timur.
Alur kehidupan memperlihatkan sosok anak remaja kusut, namun berbakti kepada orang tua, taat peraturan dan rajin menabung, menikmati waktu luang untuk diinjak-injak oleh orang lain.
Dia adalah seorang lelaki yang sudah digariskan oleh takdir kesengsaraan selama hidupnya.
"Sialan kau."
"Kau harusnya sadar, sampah."
"Tempatmu bukan disini Askar, kau seharusnya sudah dibuang dan didaur ulang menjadi pupuk organik."
Sekali lagi. Kehidupan Askar hanya menjadi alas kaki untuk ketiga orang yang berkuasa.
Richard, Sealmo dan Rahul. Mereka adalah tiga orang yang paling dibenci oleh semua orang sekolah ini.
Status Ricard sebagai anak dari warrior dalam guild terkuat Indonesia membuatnya berjalan sombong dengan dagu kedepan.
Askar dibawa pergi ke belakang sekolah, memojokkannya tanpa seorang pun yang akan melihat. Sekali pun ada, tidak mungkin mereka yang berani membelanya.
Tiga orang itu memukul dan menginjak-injak, berguling ditanah hingga muntah. Dari tangan kanan lelaki berbadan tinggi, gendut, lebar dan berlemak itu mengeluarkan percikan api .
"Jangan gunakan energi, jika ada yang melaporkan kita bisa dapat masalah. "
"Cih." Berdecak mulut Ricard yang mengurungkan niat dan pergi meninggalkan Askar yang babak belur.
Bagi seorang anak dari keluarga miskin seperti Askar. Dia hanya bisa menerima perlakuan Richard tanpa bisa melawan.
Dunia seakan menertawakannya dalam diam, semua orang yang berkuasa adalah majikan dan Askar tidak lebih sebatas alas kaki.
Sialnya untuk lelaki itu.
Seorang gadis tanpa sengaja melihat Askar betah berbaring ditanah. Mendekat dan berjongkok, menatap datar tanpa sedikit pun ekspresi.
"Apa senikmat itu berbaring ditanah, Askar." Berkata dirinya dan mengusap luka diwajah Askar.
Dia adalah Rea. Sosok cantik dengan rambut hitam panjang dan bermata biru. Seorang gadis cerdas dan berbakat dalam ketrampilan pengolahan energi tingkat tinggi.
Bahkan beberapa guild sudah menawarkan posisi untuk Rea setelah lulus. Sebuah masa depan yang menjanjikan untuk manusia terpilih seperti dirinya.
"Ini hanya kesialanku saja yang berlebihan." Jawab Askar menolak usapan tangan Rea .
"Apa yang kau anggap kesialan itu adalah perumpamaan bahwa kau tidak perduli dengan harga dirimu ."
"Harga diri ? apa itu makanan ?... heh jangan bercanda Rea, harusnya mengerti bagaimana cara mengatasi harga diri untuk orang sepertiku." Jawab Askar tersenyum lemas menanggapi perkataan Rea.
Askar menahan sakit itu dengan sebuah tawa. Dia tertawa kepada dirinya sendiri.
Bahkan orang bodoh pun sadar, Lebih baik dirinya dihajar daripada karena tidak ingin terlibat masalah, terlebih lagi berurusan dengan Ricard.
Askar hanya seorang anak dari keluarga miskin dan sang ayah yang cacat karena kerusakan sirkuit energi didalam tubuh.
Berkerja sebagai buruh pabrik berpenghasilan dibawah standar. Dimana sang ayah yang sering sakit-sakitan, harus menafkahi Askar dan adik perempuannya tanpa lelah.
Askar berniat untuk segera menyelesaikan sekolah tanpa ada masalah dan mulai berkerja, demi membantu perekonomian keluarga.
Walau pun begitu, Askar tetaplah seorang lelaki, dia memiliki sebuah perasaan spesial kepada lawan jenis dan gadis itu adalah Sina. Seorang gadis tomboy dengan sikap ceria dan baik.
Sina menjadi teman dekat Askar sejak sekolah dasar, rumah mereka berdua pun berdekatan satu sama lain.
Bertahun-tahun saling kenal, membuat Askar jatuh cinta. Tapi kesialan Askar memang sudah mengalir hingga urat nadi.
Dengan tubuh yang sakit, masih harus ditambah ketika melihat gadis yang dia cintai bersama lelaki lain.
Koridor depan kelas. Pelajaran baru akan dimulai.
Sekilas Askar melihat Sina berdiri dipintu kelasnya dengan seorang lelaki yang dia kenal. Enolf.
Lelaki itu memiliki kehidupan yang berbanding terbalik dengan Askar. Kedekatan mereka menjadi pukulan telak untuknya.
Pertama kali dalam hidup Askar, dia merasa bahwa hidupnya sudah tidak memiliki kata bahagia, karena Sina pun diambil paksa, tanpa ada perlawanan.
"Askar, kau terlambat ." Sina yang dari jauh melihat Askar.
Sina melambaikan tangan, dengan berat hati Askar tersenyum menjawab panggilannya.
"Ya, kesialanku hari ini semakin berat, jadi..." Ucapan Askar tergenti, karena Sina pun tidak perduli dengan apa yang dikatakan olehnya.
Sina menikmati percakapan dengan Enolf dan mereka berdua saling bergandeng tangan .
Apa ada yang lebih buruk dari ini .
Askar hanya berdiri dengan diam dan merasa kalau dunia memang mempermainkan dirinya.
Askar duduk diatas kursi penuh coretan, dalam keadaan penuh memar dan sakit hati.
Sejak mereka berdua beranjak dewasa, Sina semakin menghindar dari kehidupan Askar. Kenyataan bahwa dia sudah memiliki kekasih, membuat Askar sadar, bahwa dia mungkin berharap lebih dari kenalan saja.
Sebagian besar dari hidup Askar diluangkan untuk berkerja disebuah toko kelontong, dan itu Askar lakukan secara rahasia.
Ibunya tidak akan mengizinkan dirinya untuk berkerja. Walau demikian, Askar hanya ingin meringankan beban perekonomian keluarga.
Paling tidak, Askar bisa membeli beberapa macam mainan dan jajan untuk Silva adiknya .
******
Di dunia ini, tidak ada yang tahu kemana benang takdir membawa seseorang.
Saat Askar dengan malas membaringkan tubuh diatas meja, memperhatikan dua ekor cicak yang saling bermesraan sebelah foto presiden.
Askar hanya berpikir.
Aku iri ...bahkan cicak pun punya pasangan.
Askar, Enolf, Ricard dan Rea berada dalam satu kelas dan selalu menjadi perbincangan disekolah.
Rea adalah murid cantik dengan bakat terbaik, tidak bisa di pungkiri banyak lelaki yang jatuh hati kepada Rea.
Enolf adalah murid lelaki dengan wajah tampannya dan dilahiran dalam keluarga ningrat.
Ricard adalah anak orang hebat dengan kelakuan nakal yang terlindungi oleh nama ayahnya.
Ketiga orang itu memang pantas di perbincangkan karena memiliki nilai lebih didalam hidup mereka.
Sedangkan untuk Askar, siapalah dia. jika bukan karena kesialannya, tidak mungkin ada satu orang pun kenal.
Askar kebalikan dari mereka bertiga, walau memiliki kecerdasan diatas rata-rata dan wajah tidak terlalu buruk .
Tapi Askar terlahir tanpa sirkuit energi, status keluarga digaris kemiskinan dan dikenal sebagai seorang murid berharga namun tidak berguna.
Nilai disini bukan hanya tentang otak. Kekuatan energi, kecerdasan, beladiri dan logika, semua itu menjadi tolak ukur nilai dalam sekolah.
Askar sudah terbiasa mendengar ejekan tentang dirinya, sebagai murid tanpa sirkuit energi. Dia hanya bisa menerima perlakukan diskriminasi oleh orang lain.
Matahari berada tepat diatas kepala, silau pantulan cahaya bisa terlihat disetiap sudut ruangan.
Tapi dalam sekejap langit berubah, pusaran awan gelap tepat diatas sekolah dengan kilatan petir menyambar .
*Gemuruh...
Gemuruh*...
Itu bukan awan hujan, karena tidak ada awan hujan berwarna hitam yang bergerak seperti pusaran angin dan menutupi sebagian besar kota.
Seluruh siswa didalam sekolah melihat keluar jendela, mata mereka terpana dengan mulut menganga .
"Retakan dimensi "
Itu jelas berbeda dari keadaan normal, dimana retakan dimensi biasanya hanya sebesar rumah.
Bahkan jika ada yang memiliki besar seperti gedung puluhan lantai, itu sangat jarang terjadi dan hanya berwarna biru bukan hitam seperti saat ini .
Sebuah bencana..
itu yang terlintas dibenak Askar dan semua orang yang melihat keatas langit penuh dengan kecemasan .
• • •
Satelit Indonesia dan beberapa dari negara tetangga menampilkan gambar yang tertangkap.
Ini pertama kalinya setelah dua puluh tahun, sebuah retakan dimensi dengan skala bencana nasional terbuka.
Kilat petir keluar dari dalam retakan dimensi, terlihat mengerikan, matahari hilang tertutup gumpalan awan, suasana gelap dan angin yang berhembus dingin.
Setiap orang hanya akan berfikir, bagaimana cara mereka pergi dari kota ini secepatnya.
Ketika retakan dimensi terbuka, langit terbelah dan menujukan ruang gelap seperti black hole diangkasa.
Beberapa orang melihat dari depan layar monitor, sebuah alat pengukur kekuatan retakan dimensi tidak menunjukan data .
"Pak Halkim, alat ini tidak mampu mengukurnya ." Seorang lelaki melihat layar monitor yang menunjukan kata unknown berwarna merah .
"Cepat, bunyikan alarm bencana level 10 ."
Pengukuran kekuatan terhitung dari levelnya, semakin tinggi level yang dikeluarkan, semakin besar bencana yang ditimbulkan dan level 10 adalah yang tertinggi sejak 20 tahun terakhir.
"Apa dunia akan mengalami bencana besar seperti 20 tahun yang lalu ." Kata lelaki tua dengan melihat ke atas langit yang terbuka .
• • •
Sebuah kilat menyambar diatas gedung sekolah, cahayanya terang bahkan menyilaukan mata.
Hanya saja tidak ada tanda-tanda kehadiran monster yang keluar dari retakan dimensi .
'Apa ini hanya sebuah lelucon ... ' Itu yang di pikirkan Askar.
Semua siswa didalam kelasnya pun tampak bingung melihat retakan yang masih aktif diatas langit.
"Anu...Apa kalian semua bisa duduk dengan tenang ."
Terdengar sebuah suara berat yang menakutkan ditelinga, semua orang yang ada didalam kelas pun menyadarinya.
Sosok kesatria dengan baju perang lengkap berwarna biru hitam sudah duduk diatas meja guru.
Itu tidak sopan, jangan ditiru...
Setiap orang yang melihat, bisa merasakan aura menakutkan, kepulan asap dari baju besi memperlihatkan sebuah sensasi keputusasaan.
"Kalian semua duduk." Dengan tujukan jari dan perintah.
Menarik tubuh semua orang yang berdiri disamping jendela, kembali ketempat duduk masing-masing dan tidak ada yang bisa bergerak.
"Oi ini bukan bangku gua." Salah satu siswa berteriak, tapi tidak ada yang perduli.
Kesatria biru itu berdiri, layaknya guru wali kelas diawal perkenalan.
"Emm ... Tolong dengarkan semua, aku adalah eldfet, tangan kanan dari lord terkuat, teragung dan terbaik dari segala penguasa. Zilogia..... ahh."
Saat kesatria itu mengatakan nama tuannya, dia terlihat begitu bersemangat dan benar-benar menikmati ucapan agung untuk tuannya. Hanya saja desahan itu terdengar menjijikan.
"Ekhemm jadi tujuanku kemari untuk mencari seorang tumbal kepada lord terkuat, teragung dan terbaik dari segala penguasa. Zilogia ahh ." Sekali lagi dia mendesah dan sangat menikmatinya .
"Siapa diantara kalian yang dengan suka rela menjadi tumbal untuk lord terkuat, teragung dan terbaik dari segala penguasa. Zilogia .
ahh ."
Askar mendengar setiap kata saat mengagungkan nama tuannya itu sangat menjijikan. Karena diakhir kalimat, ada suara mendesah yang membuat perut Askar terasa mual .
"Silakan tunjuk tangan, jika ada yang berminat menjadi tumbal lord terkuat, teragun... ."
"SUDAH CUKUP...!!!, jika kau tidak melepaskanku, ayahku akan menghancurkanmu dan tuanmu yang entah apalah itu namanya ."
Richard yang berkata tegas penuh keberanian, menghentikan Eldfet mengucapkan nama tuannya Zilogia yang agung itu .
Kesatria eldfet perlahan mendekat menuju Richard, sebuah asap gelap berkumpul ditelapak tangan dan berubah menjadi sebuah pedang .
"Bocah gemuk, tidak perduli jika kau menghinaku dengan ejekan rendah, TAPI.... jika kau tidak mengatakan nama tuanku, lord terkuat, teragung dan terbaik dari segala penguasa. Zilogia ... ahh, dengan baik, maka ..."
Slash....
Bagian tengah rambut Ricard terpangkas dan hanya menyisakan bagian kiri dan kanan saja
"Aku tidak akan bermain-main lagi mengerti, sekarang katakan, lord terkuat, teragung dan terbaik dari segala penguasa. Zilogia ahh ."
Ricard mengangguk paham.
"Lord terkuat, teragung dan terbaik dari segala penguasa Zilogia ah ."
Slash... Bagian kiri rambut Ricard hilang .
"Mendesahmu kurang !!!. lord terkuat, teragung dan terbaik dari segala penguasa. Zilogia ... ahh" Perjelas eldfet dengan desahan nikmat itu.
"lord terkuat, teragung dan terbaik dari segala penguasa. Zilogia... .ahh."
"Bagus, aku suka dengan gayamu mendesah ." Puji eldfet dengan menepuk pundak Richard dan itu terdengar menjijikan bagi Askar .
Eldfet kembali duduk dibangku depan kelas, tidak ada yang berani berkomentar lagi dan semua orang terdiam.
"Kalau begitu, tunjuk satu orang yang ingin kalian semua tumbalkan."
Bagi Askar ketika kalimat itu terucap, seakan waktu disekitarnya bergerak sangat lambat.
Bahkan suara detak jantungnya pun terdengar seperti akan berhenti.
Karena Askar tahu, dari sekian banyak orang yang ada ditempat ini, hanya ada satu orang dan itu adalah dirinya.
•• ••
Disaat terlihat sambaran petir yang mengarah ke gedung sekolah, seluruh pasukan pertahanan nasional dan para warrior dari guild top datang, tapi mereka terhenti karena sebuah segel dimensi menutup jalan masuk.
Setiap anggota pertahanan nasional mengakses gambar yang tampil melalui layar monitor dari sebuah kamera cctv yang terpasang diruang kelas.
"Pak Halkim, kesatria ini adalah satu-satunya monster yang keluar dari retakan dimensi itu."
"Hanya satu monster tapi membuka retakan level 10 ." Berkata Halkim dengan terkejut.
Halkim sekalu komandan pertahanan nasional melihat beberapa warrior berusaha menghancurkan segel ruang. Bahkan Warrior dengan tingkatan Raja tempur tidak mampu menggores segel bahkan dengan seluruh kekuatannya .
Note : tingkatan warior :
*Kesatria jiwa
*Jendral surga
*Panglima perang
*Raja tempur
*Kaisar agung
*Monarch berdaulat
*Setengah saint
*Saint suci
"Walau tidak terlihat membahayakan negara, tapi jika ini hanya awal, maka akan ada kekuatan besar datang merusak seluruh Nusantara." Dengan perasaan cemas, Halkim melihat semua warrior sudah kehabisan tenaga hanya untuk membuka segel.
"Gunakan panggilan nasional, kirimkan sinyal darurat kepada presiden untuk mengirimkan saint suci ." Perintah Halkim kepada bawahannya dengan wajah serius.
"Baik pak ."
Seluruh orang tua dari murid yang terkurung dalam segel dimensi mulai berdatangan.
Mereka semua khawatir dengan keselamatan anak mereka. Termasuk wanita tua dengan menggandeng anak perempuannya.
Seragam kerja pabrik penuh kotoran, berlari melewati para wartawan dan semua orang. dengan pandangan penuh ketakutan, matanya mulai meneteskan air mata namun tetap mencoba untuk tetap tenang.
"Ibu apa kak Askar, akan baik-baik saja ."Sang ibu melihat anak perempuannya yang begitu cemas kepada sang kakak.
"Silva, ibu yakin kalau Askar pasti baik-baik saja, kakakmu lelaki yang kuat ." Walau berkata demikian, didalam hati Hana doa terus dipanjatkan demi keselamatan Askar .
••••
"Ada dua orang yang akan menjadi tumbal, tapi aku hanya perlu satu ."
Askar yang mendengar perkataan Eldfet, melihat ke sekitar, semua orang menunjuk kepadanya dan hanya satu yang mengacungkan diri .
Rea kenapa kau...
Melihat kenyataan yang ada di hadapannya, Askar tentu merasa dunia memang tidak adil.
"Kenapa dengan kalian semua ." Teriak Askar dengan berdiri dan berjalan maju ke arah Eldfet, melihat Rea, Askar tersenyum dan Rea menurunkan tangan.
"Aku tahu kalau saat ini kita ketakutan, tapi mengorbankan seseorang untuk menyelamatkan nyawa masing-masing, jangan bercanda, kalian semua memang sampah." Semua orang melihat tanpa berkata apa pun, di mata mereka semua nyawa Askarlah yang pantas untuk dikorbankan.
"Suatu hari nanti, disaat kalian mengalami keadaan hidup dan mati, jangan berharap ada yang rela mengorbankan hidup untuk kalian semua, karena kalian orang tidak berguna dan hanya ingin hidup tanpa pernah membela orang lain ."
Askar mengucapakan isi hatinya, dia berdiri tepat dihadapan tubuh eldfet, Askar menunjukan ekspresi rumit yang penuh kekecewaan.
Aku lelah dengan ini semua, tidak ada hal baik di dalam hidupku, bahkan untuk wanita yang aku cintai pun tidak akan pernah bisa aku dapatkan .
Bagi Askar, jika setiap orang saling membela tanpa pernah mengorbankan orang lain, dalam hati Askar akan dengan rela berkorban untuk keselamatan semua orang, tapi kenyataannya adalah sebuah penghianatan.
"Bagus, bagus sekali, mata kebencian, cemburu, kekecewaan, keputusasaan dan dendam, aku menyukai tatapanmu ." kata Eldfet.
Askar berbalik memandang semua orang yang hanya bisa diam, tak ada satu pun penyesalan dari wajah mereka, hanya Rea yang melihat mata Askar penuh perasaan rumit .
"Rea, tolong sampaikan kepada ibuku, kalau aku tidak bisa lagi membahagiakannya dan kau Enolf katakan pada Sina, kalau aku tidak menyesal karena memberikan separuh hatiku kepadanya, dan kau ....eee siapalah aku lupa, katakan kepada guru aku ijin keluar untuk waktu yang lama." kata Askar mengatakan isi hatinya.
Kembali mata Askar kembali memandang kepala eldfet.
"Bawa aku kepada tuan lord terkuat, teragung dan terbaik dari segala penguasa, Zi apalah itu dan jangan sentuh siapa pun di kota ini." Kata Askar dengan penuh rasa pasrah.
"Lord terkuat, teragung dan terbaik dari segala penguasa. Zilogia ahh"
"Sudah cukup, aku mual mendengarnya ."
"Baiklah, tapi kau harus ingat cara mengucapkannya dengan benar, karena itu sangat, sangat, sangat SPEKTAKULER."
Mungkin ini kesialanku yang terakhir...aku sangat menyesal berakhir seperti ini ...
Kilat menyambar dengan terang, setelah cahaya kilat pudar, sosok Askar dan kesatria hitam itu menghilang tanpa ada jejak .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 647 Episodes
Comments
Hanachi
ibu selalu mendoakan yang terbaik buatmu, Askar .. /Chuckle/
2024-07-16
0
Hanachi
Ya Allah .. emang ada ya orang yang sukarela mau jadi tumbal
2024-07-16
0
Hanachi
generasi lemah adalah dia yang mendongakkan dagu karena nama besar keluarganya.
2024-07-16
0