Pagi sekali Satria bangun dari tidurnya, kemudian ia beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi untuk gosok gigi dan juga cuci muka sebelum jogging.
Satria selalu menjaga badannya agar tetap bugar. Beberapa asisten rumah tangga sudah standby dengan tugas masing-masing.
Bi siti dengan kesibukannya di dapur, Bi Nati dengan tugas-tugasnya menyapu dan mengepel. Mang udin dengan senjatanya siap merawat taman dan kebersihan halaman rumah. Sedangkan Pak Min mencuci mobil yang akan di kendarai Satria setiap harinya.
Satria berlari kecil mengitari komplek, saat tiba di taman komplek Satria berencana istirahat sebentar disana. Karena ini hari minggu jadi sepagi ini sudah ramai dengan orang-orang yang ingin berolahraga. Banyak juga yang berjualan disana.
Satria melihat salah seorang penjual kue yang begitu familiar, dia tidak menghampirinya hanya tersenyum tipis memandangnya dari jauh.
"Hah Gadis itu lagi, berapa pekerjaan yang kamu miliki," gumam Satria sambil mengelus dagunya perlahan.
Satria beranjak dari duduknya lalu berlari pulang. Meskipun hari libur, Satria biasanya tidak pernah ada di rumah. Namun hari ini berbeda. Satria ingin istirahat di rumah saja.
Usai dari olahraga kecilnya, Satria menuju kamar lalu segera mandi kemudian ke meja makan untuk sarapan.
Usai sarapan Satria duduk di taman belakang di temani secangkir kopi dan juga pisang goreng hangat.
"Permisi den Satria, ini ada telpon dari nyonya," ucap Bi Nati sambil berjalan menunduk ke arah Satria membawa gagang telpon untuk diserahkan kepada Satria.
"Oh iya, makasih Bi. Oh ya Bi, tolong ambilkan beberapa camilan kemari," pinta Satria dengan sopan setelah menerima gagang telpon.
"Halo ... Ma," Satria memulai pembicaraan di telpon dengan malas.
"Kamu ngapain sayang?" Terdengar suara seorang wanita dari ujung sana
"Ngopi ... Mama," tanya Satria kembali.
"Mama main kesitu ya sayang," ucap Mamanya dari seberang sana.
"Sama siapa? Lagian Satria bentar lagi mau keluar," ucap Satria berbohong agar mamanya tidak datang kemari. Karena kalau mamanya kemari akan membuatnya pusing dengan ocehannya yang tiada henti.
Maklum, emak-emak kalau sama anaknya adaaa aja yang diomongin.
"Oh ya udah deh. Lain kali mama kesitu." Diam sesaat setelah terdengar sedikit kecewa.
"Lain kali mama akan buatin kencan buta buat mu." Tanpa kata lagi Mama menutup telpon dengan sedikit kesal.
Satria hanya tersenyum kecut dengan kelakuan mamanya. Tidak hanya sekali dua kali mamanya mengancam dengan kencan buta. Dan semua kencan buta itu tak pernah digubris oleh Satria.
Hingga mamanya dibikin bingung dan takut kabar diluar itu benar. Bahwa Satria tidak menyukai wanita. OMG memikirkannya saja sudah merinding.
"Selalu saja soal itu. Nanti juga kalau udah waktunya bakal aku bawa mantu pulang buat mama," gumam Satria sedikit kesal dengan tingkah mamanya.
Awalnya Satria tidak ingin keluar. Tapi terlanjur bilang ada acara pada mamanya. Terpaksa Satria keluar tanpa tujuan. Karena kalau Satria tidak keluar, mamanya pasti akan menelpon ke rumah lagi untuk memastikan. Tidak mungkin mamanya menelpon ke handphone Satria, pasti tidak akan pernah diangkat oleh pemiliknya.
Entah apa tujuan Satria memiliki handphone. Tak pernah ia menjawab telpon dari keluarganya, apalagi berinisiatif telpon duluan
Satria mengarahkan mobilnya ke sebuah kafe, kali ini tanpa Pak Min. Satria mengendarai sendiri mobilnya.
Setelah tiba di sebuah kafe, Satria memilih bangku paling ujung lalu menelpon seseorang.
Seorang pelayan menghampirinya, memberi buku menu kepadanya.
"Selamat siang Pak, silahkan pilih pesanan anda. Jika sudah ada yang mau dipesan silahkan panggil saya kembali." Dengan sopan pelayan itu memberikan buku menu kepada Satria lalu pergi ke meja yang lainnya.
Satria hanya mengangguk karena dia sedang menelpon .
"Buruan lo kesini Jo! Ke kafe Brown," Satria menutup telponnya setelah menghubungi seseorang. Lalu mencari satu kontak lagi.
"Halo, kamu tidak sibuk kan? Ke kafe Brown sekarang. Jo juga akan bergabung," ucap Satria kepada seseorang di telpon.
Usai melakukan panggilan, Satria membuka buku menu dihadapannya. Lalu memanggil pelayan tadi, "buatkan latte satu, Cappuchino satu dan satu lagi jus jeruk. Makanannya tiga spagetty."
Pelayan mencatat pesanan Satria tanpa terlewat satu pun. Lalu meninggal kan Satria disana.
Satu persatu orang yang di telpon Satria datang menghampiri mejanya.
Saat Jonathan duduk disana, seorang pelayan membawa pesanan Satria lalu menatanya di meja.
Satria tak acuh, dengan kesibukan pelayan yang menata hidangan di mejanya.
Lain dengan Jonathan, dia tersenyum dan berkata, "kamu lagi, nih buat kamu."
Begitu Jonathan mengenali gadis pelayan yang membawa makanannya dia memberi beberapa lembar uang kepada gadis itu.
Gadis itu hendak menolak namun lagi-lagi Jonathan memaksanya.
"Tapi ini terlalu banyak tuan," ucapnya dengan sopan.
"Itu tidak seberapa," ucap Jonathan dengan senyum diwajahnya.
" Tapi ini terlalu berlebihan tuan." Kembali gadis itu menyodorkan uang yang diberi Jonathan.
"Ada apa ini?" Seorang wanita menghampiri mereka yang tak lain adalah manajer kafe ini.
"Oh ini bu, tuan ini memberi uang terlalu banyak. Padahal pesanan sudah dibayar oleh tuan itu." Mengerti situasi yang dialami bawahannya, wanita itu menjelaskan..
"Maaf tuan, bukan bermaksud karyawan kami menolak uang dari anda. Tapi ini berlebihan, jika sewajarnya saja karyawan kami pasti menerimanya. " Sang menejer menjelaskan dengan penuh hormat
Satria merasa terganggu dengan kejadian di depannya. Kemudian dia menatap dua perempuan yang berdiri dihadapannya, Satria pun terkejut
Gila!!! Gadis ini lagi. Kenapa dia seperti jamur sih.
"Yaudah, kalian temenin kami disini. Gampang kan?" Satria sekali buka mulut lumayan membuat orang lain bergidik.
Kembali Jonathan menyodorkan uangnya, dengan sangat terpaksa pelayan itu menerimanya.
"Kamu tidak perlu duduk disini, aku hanya minta nomor hape mu." Jonatan berbisik ke telinga pelayan muda itu sembari menyodorkan handphone kearahnya.
Saat gadis itu selesai mengetik nomornya kemudian dia pamit.
"Siapa namanya," Jonathan berteriak kepada gadis itu.
"Linda," sahut gadis itu sambil berlalu.
Datang seorang pria Keturunan Korea mendekat ke meja Satria. Tubuhnya tinggi, berwajah tampan, seperti oppa oppa korea yang lagi hits di jagat hiburan.
Lee Hyeon Jeong, sahabat Satria kala kuliah di Amerika dulu. Juga sahabat Jonathan.
Ketiganya sukses membuat seluruh pengunjung kafe terkesima dengan ketampanan mereka, termasuk pelayan disana.
Hanya seorang yang tak perduli dengan pesona tiga pria tampan disana. Ya, dia adalah Melinda. Dia malah mencibir kesal dengan perlakuan mereka.
Sok ganteng amat sih, tapi dilihat lihat emang ganteng sih. Iihhh tapi amit-amit, serem semua. Jangan sampai gue liat mereka lagi.
Melinda menuju toilet untuk mencuci mukanya. Setelah dirasa cukup segar, dia keluar dari toilet.
Bruuggghhhh
Linda menabrak sesuatu cukup keras membuatnya terhuyung hampir terjengkang ke belakang. Namun tubuhnya ditanya oleh orang yang ditabraknya.
Linda lalu mendongak mencari tau siapa orang ini. Hendak memaki, kemudian diurungkannya begitu melihat sosok pria yang menolongnya.
"Maaf, saya tidak sengaja..." dengan membungkuk Linda meminta maaf kepada pemuda yang menurutnya sangat seram itu. Siapa lagi kalau bukan Satria.
☘☘☘
***Selamat membaca
Jangan lupa like nya, untuk menghargai karya authornya.
Tinggalkan komen kalian
Terimakasih 💗💗💗***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
👑 ᴀʟɪᴀ💣
tubuhnya ditanya apa ditangkap mak
2022-12-20
0
👑 ᴀʟɪᴀ💣
meninggalkannya digabung ya mak. hahahah
2022-12-20
0
🥑hafiza🎸
nah meraton baca nya nah
2022-11-25
0