Pukul 05.00 Nayla dan teman-temannya sudah bangun, mereka sibuk di
tenda dapur menyiapkan sarapan sederhana sekedar mengganjal perut sebelum
aktivitas pagi dimulai. Mereka pun menyiapkan segala perlengkapan berupa
sembako yang sudah dipesan sebelumnya untuk dibagikan kepada orang-orang yang
membutuhkan.
“Roti panggang, coklat keju sudah siap. Sarapan yuk.” Ucap Naning yang
memang punya hobi dalam memasak
“mmmm… Naning memang terbaik deh, nggak salah punya teman jago masak”
Ucap Jojo memuji Naning
“Iya dong, Calon mantu ideal tuh harus jago masak” Lanjut Naning
“Lah… emang sudah ada calonnya?” Tanya Cicin
“Masih dicari sih,”
“Kirain sudah ada,” Ucap Cicin yang disertai tawa kecil mereka
“Pada mau minum susu nggak?” Jojo melakukan tawaran kepada
teman-temannya.
“Boleh” Ucap Naning, Cicin, dan Feby hampir bersamaan
“Kamu Naya mau susu nggak?” Tanya Jojo
“Nggak deh, aku air hangat saja” Nayla Menolak untuk dibuatkan susu
oleh Jojo
Tak berselang berapa menit pesanan teman-temannya dibawakan Jojo
berupa susu hangat dan air hangat.
“Nih semua, susu dan air hangatnya”
“Makasih ya Jojo” Ucap Nayla
“mmmm… nikmat mana lagi yang kamu dustakan. Walau sesederhana ini,
namun memang berasa nikmadnya” Ucap Naning
“Yep.. Bersyukur tentunya selalu kita haturkan terhadap nikmat sekecil
apapun” Lanjut Jojo
Mereka menikmati sarapan pagi masing-masing.
“Ning, Kamu memang punya hobi masak yah” Tanya Feby
“Iya.. aku bantu-bantu mama di dapur kalau lagi masak biar sekalian
belajar, berbekal youtube juga sih” Ucap Naning
“Aku ngiri deh sama Naning, aku bisanya masak air doank” Ucap Nayla.
Mendengar kelakar Nayla semua pun tertawa kecil mengingat di tenda sebelah
belum ada gerakan aktivitas.
“Yang lain belum bangun yah” Ucap Cicin sambil melihat keluar tenda
“Kayaknya masih di alam mimpi tuh” Lanjut Feby
“Kalau sudah selesai ayo kita bersih-bersih dulu” Ajak Jojo kepada
lainnya
“Yep betul, biar nggak antrian lama” Ucap Nayla
Kelima gadis tersebut langsung mengambil perlengkapan mandi dan
langsung menuju MCK-Umum di sekitar perkemahan putri secara bergantian dan
saling membantu satu sama lain. Tak lama teman-teman putri lainnya mulai
berdatangan untuk menggunakan MCK-umum tersebut. Setelah selesai kelima gadis
tersebut kembali ke tenda mereka dan menunggu instruksi selanjutnya dari
panitia.
Tepat pukul 06.00 megaphone dibunyikan pertanda apel pagi akan
dimulai. Nayla dan teman-temannya bergegas mengambil barisan di depan tenda panitia.
Tak lama kemudian Jodi langsung membuka kegiatan pagi dari kemah bakti
“Selamat pagi semua,”
“Pagi kak”
“Semoga kalian dalam keadaan sehat yah semua, karena pagi ini kita
akan melakukan kegiatan bakti sosial, perjalanan yang akan kita lewati kali ini
cukup jauh, diharapkan semuanya berhati-hati dan menyiapkan segala keperluan
yang akan dibawa nanti, terutama air minum.” Lanjut Jodi
“Sebelum kita berangkat ada beberapa penyampaian dari kepala sekolah,
mohon untuk menjadi perhatiannya, Silahkan pak” Ucap Jodi dan mempersilahkan
kepala sekolah memberikan arahan
“ Pagi Semua, “
“Pagi pak”
“Kegiatan pagi ini adalah kita akan melakukan kemah bakti dan akan
membersihkan dua tempat ibadah yang ada di sekitar kemah, tapi sebelum ke
kegiatan bersih-bersih pagi ini kita akan mengunjungi perkampungan di daerah
sini dan memberikan santunan ala kadarnya yang telah kita siapkan sama-sama. Mohon
menjadi perhatiannya tolong perhatikan keselamatan kalian, karena daerah yang
akan kita lalui cukup ada bahaya, kita akan melewati beberapa bukit dan sungai,
jadi dimohonkan kepada kalian agar berhati-hati. Kalian akan dibagi kelompok
nanti oleh pantia, dan kerja sama kelompok pun sangat membantu kebersamaan
kalian. Ada pertanyaan?”
Semua diam dan saling padang satu sama lain.
“Kalau sudah tidak ada lagi maka silahkan panitia membacakan nama
kelompok untuk mereka” Lanjut kepala sekolah
“Ok. Adik-adik sekalian saya akan membacakan nama-nama kelompok mohon
perhatiannya.” Lanjut Jodi
Semua tenang mendengarkan nama masing-masing untuk kelompok Bakti sosial
pagi ini. Setelah selesai Jodi mengintruksikan mereka berkumpul sesuai dengan
kelompok masing-masing.
“Yah Nay.. Kita nggak jadi satu kelompok nih” Ujar Jojo kepada Nayla
“Aku juga nih” Lanjut Naning yang disambut senyum oleh Nayla
“Ya nggak apa-apa kan, biar kalian bisa ngumpul dan nambah teman”
Lanjut Nayla
Herson dan Rizal mendekati Nayla karena mereka berada dalam satu
kelompok.
“Hati-hati Naya, kamu berada satu kelompok dengan Irna.” Nasehat Naning kepada Nayla
“Tenang saja ada aku sama Feby yang akan bonyokin dia kalau dia
macam-macam” Lanjut Cicin
“Aku juga sama Rizal ada kok, jadi kamu tenang saja” Herson pun tak
kalah menyemangati Nayla.
“Hahahaha, santai saja, aku nggak apa-apa kok” Sambung Nayla.
Naning dan Jojo meninggalkan Nayla mereka mencari kelompoknya
masing-masing. Tak berapa Irna pun datang menyapa Nayla dan teman-temannya
dengan senyum sinis.
“Hai guys.. Kenapa kalian melihatku seperti itu? “ Ucap Irna ketika
melihat ekspresi Nayla dan teman-temannya.
“Jijik melihat tingkahmu” Ucap Herson yang mengejutkan Nayla dan lainnya yang tidak menyangka jawabannya
“Emang aku sampah sampai kalian jiji, idih kalian tuh yang menjijikkan”
Ucap Irna Kesal
“Sudah…sudah masih pagi pada ribut, Irna aku harap kerja samanya,” Lanjut Nayla
“Idih ogah kerja sama dengan kalian” Lanjut Irna sambil mencibir
“Buat kelompok sendiri saja kalau nggak mau” Lanjut Feby
“Hello yey’ siapa yah nggak kenal juga, “
“Kenalin namaku Feby, biar kamu ingat baik-baik”
“Huh’ Nggak penting juga aku kenal kamu”
“Bikin tensi naik nih anak, lama-lama aku bikin perkedel juga”
“Fe’… Udah, Kapan kita siap-siap kalau berentam terus haahh” Ujar
Nayla yang berusaha menahan marahnya kepada Irna
“Hai, kamu Nayla kan? Aku Ramang kebetulan kita satu kelompok” Ucap
Ramang menyapa Nayla dan mengenalkan dirinya.
“Aku Hendra”
“Aku Alan”
“dan aku Yulan”
“Senang berkenalan dengan kalian, semoga kita bisa bekerja sama dengan
baik.” Lanjut Nayla
Setelah perkenalan mereka pun segera menyiapkan perlengkapan yang akan
dibawa oleh masing-masing kelompok. Pukul 07.00 mereka langsung diarahkan untuk
perkampungan yang ada di sekitar perkemahan. Perjalanan yang cukup jauh setelah 1 jam berjalan mereka sampai di desa SUKA SARI. Kedatangan mereka disambut baik oleh kepala desa beserta aparatnya. Setelah bertemu dengan keluarga yang kurang mampu, setiap kelompok langsung menyerahkan sembako yang mereka siapkan
sebelumnya.
Sekitar dua jam lamanya mereka berada di desa SUKA SARI. Mereka melanjutkan perjalanan pulang ke kemah. Namun rute perjalanan pulang berbeda dengan rute waktu mereka datang. Untuk rute perjalanan pulang mereka menyesuri sungai menuju air terjun dekat perkampungan. Kurang lebih satu jam perjalanan akhirnya mereka sampai di air terjun. Air terjun yang begitu indah mengingatkan mereka betapa sungguh indah ciptaan yang kuasa.
Tepat pukul 13.30 mereka kembali ke perkemahan. Medan yang mereka lewati cukup terjal dan terjang satu persatu mereka menapaki turunan jalan yang hanya bisa
dilewati oleh satu orang saja.
Ketika dalam perjalanan pulang kelompoknya Nayla beristirahat sejenak di bawah pohon yang rindang, dari atas bukit mereka disajikan dengan pemandangan yang sangat indah, sehingga membuat mereka berdecak kagum. Selang 30 menit kemudian akhirnya mereka melanjutkan perjalanan kembali yang dipandu
langsung oleh Jodi dan lainnya.
“Nay.. Cape.” Ujar Feby
“Gitu saja cape, yuk akh lanjut” Ajak Nayla yang disambut wajah cemberutnya Feby
Irna yang begitu melihat Nayla berdiri dan melanjutkan perjalanan, dengan sengaja menabrak Nayla. Nayla yang kehilangan keseimbangan dan menyebabkan kakinya terkilir, sehingga membuat Nayla tidak bisa menahan tubuhnya dan akhirnya Nayla pun terjatuh ke arah terjalnya jurang, untung saja
Nayla menahan beban tubuhnya dengan kedua tangannya pada satu ranting pohon
yang tumbuh di bagian jurang tersebut. Sontak saja membuat semua yang melihat
kejadian itu berteriak keras memanggil Nayla. Feby yang melihat kejadian itu sempat naik pitam terhadap sikap Irna.
“Kamu sengaja kan mendorong Nayla” Ucap Feby dengan marahnya.
“nggaklah, Nayla saja yang lebay, minta perhatian” Jawab Irna dengan gaya yang santai
“Kamu yang mendorng Nayla, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri” Ucap Feby dengan Emosi marah
“Sudah jangan bertengkar, kita selamatkan Nayla” Ucap Herson, namun sebelum Herson berinisiatif dia melihat Rizal dan Aldito sudah berada dipinggir jurang
“Nayla.. Nayla.. Bertahanlah” Dito dan Rizal bersamaan melihat ke arah jurang
“Tolong..., aku takut.” Jawab Nayla dalam isaknya.
“Tenang Nay, aku akan mencari bantuan” Ucap Rizal berlari memanggil Jodi dan panitia lainnya
“Ulurkan tanganmu” Ucap Dito sambil mengulurkan tangannya kepada Nayla
“Aku takut jatuh Dit,”Ujar Nayla masih dalam isaknya.
“Percayalah, kamu pasti akan selamat”
Perlahan Nayla mengulurkan tangannya kepada Aldito, dan akhirnya Nayla dapat menggapai tangan Dito.
“Angkat perlahan tubuhmu Nay, percayalah pada dirimu bahwa kau bisa” Lanjut Dito
“Baiklah” jawab Nayla dalam isaknya.
Nayla perlahan-lahan mengangkat tubuhnya dan Dito pun menariknya perlahan, namun batu besar yang digunakan Dito untuk berpijak menahan tubuhnya menolong Nayla bergeser yang menyebabkan salah satu pegangan tangan Dito terlepas dan membuat Nayla setengah berteriak ketakutan, untunglah dengan sigap Herson menahan tubuh Dito.
“Ayo Nayla berikan tanganmu,” Ujar Dito
Nayla melanjutkan perjuangannya naik dengan perlahan-lahan. Ditengah perjuangan
Aldito dan Herson membantu Nayla datanglah Rizal dan Jodi yang langsung menahan dan menarik tubuh Aldito, dan Nayla pun perlahan-lahan sudah mencapai permukaan tebing dengan cepat teman-teman pria lain pun membantu Nayla naik. Cicin dan Feby yang menyaksikan kejadian tersebut ikut menangis dan langsung memeluk Nayla.
“Kamu ngak apa-apa Nay?” Tanya Dito
“Kakiku sakit, terkilir,”ucap Nayla dalam isaknya.
“Kau harus melepaskan sepatumu, kalau tidak nanti akan bertambah parah sakitnya” Ucap Dito sambil melepas sepatu Nayla pada bagian yang terkilir.
“Harusnya dikompres nih” ucap Herson
“Kamu lewat jalan pintas saja Nay,”Ucap Jodi kepada Nayla
“Nanti kami bantu jalan sambil memapah kamu Nay,” Ucap Feby dan Cicin
Nayla hanya mengangguk pelan, dirinya masih begitu syok dengan kejadian yang dialaminya kali ini. Untunglah ada teman-temannya yang menolongnya. Nayla dibantu Cicin dan Feby berjalan menuju jalan pintas yang ditunjukkan oleh Putri senior yang pernah mengerjai Nayla kala Senior Time. Sesampainya diujung jalan mobil kepala sekolah sudah menunggu dan membawa mereka menuju perkemahan.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
Yani Cuhayanih
Gedeq banget aku si irna aku bikin gudeg dech sekalian .....
2022-11-23
0
Sasa (fb. Sasa Sungkar)
jejak 3 bab lagi thor
like like juga 🤗🤗
2020-06-22
0