Golden Memories Putih Abu-Abu
Suasana makan malam bersama begitu hening, Nayla yang kurang bersemangat tetap memaksakan dirinya untuk makan karena tidak ingin menimbulkan rasa resah pada orang tuanya.
"Berkas untuk mendaftar besok sudah disiapkan Nayla?" tanya Papa Nayla
"Sudah, pa"
"Nanti periksa lagi, jangan sampai ada yang ketinggalan, " lanjut mama Nayla
"iya Ma," sambil melanjutkan makannya,
Selesai makan Nayla kembali ke kamarnya, ada segetir asa dalam hatinya, Nayla meneteskan air matanya meluapkan segala emosi yang ada, Nayla memeriksa kembali berkas yang akan ia bawa ke sekolah barunya.
Terdengar suara pintu di ketuk dari luar, Nayla segera menghapus air matanya yang menetes dalam isaknya, dan menuju pintu dan membukanya. Tampak dibalik pintu mama membawakan kue kesukaannya dan segelas susu, Mama masuk dan meletakkan cemilan untuk Nayla di mejanya, mata Nayla yang sembab terlihat oleh mama,
sambil mengelus rambut Nayla mama pun menyakinkan Nayla dengan keputusannya.
"Nayla, mama tau kau berat dengan keputusan mama dengan memilihkan sekolah untukmu, tapi mama yakin ini yang terbaik untukmu" ucap Mama
Nayla hanya bisa menjawab dengan menganggukkan kepalanya,
"Nayla, mama yakin suatu saat kau pasti akan sukses nak, dimanapun kau sekolah, semua itu tergantung dari dirimu, mau rajin dan tetap mempertahankan prestasimu juga pasti bisa, mama sudah cari tau tentang kualitas sekolah itu, guru-gurunya berasal dari universitas ternama, mama janji kalau kau tidak betah dalam satu semester, baik dari segi pembelajaran, dan semuanya kalangan sekolah yang tidak membuatmu nyaman maka kamu boleh memilih sekolah yang kau inginkan"
"Serius Ma," ekspresinya langsung berubah dengan pernyataan dari mama
"iya, sayang.. sekarang jangan sedih lagi yah, dan habiskan cemilan itu, " kata mama sambil menunjuk cemilan yang dibawa oleh mama di atas meja Nayla
"siap mama," ucap Nayla sambil mendekati meja dan mulai memakan cemilan kesukaannya.
Entah apa yang akan terjadi besok, Nayla hanya bisa berharap dia tidak akan nyaman di sekolah pilihan mamanya itu dan bisa pindah ke sekolah yang diinginkannya.
***
Mentari pun menyapa, Nayla segera bergegas mempersiapkan dirinya untuk mendaftarkan diri di sekolah SMA Negeri Tunas Harapan. Segala keperluan diperiksa lagi satu persatu agar tidak tertinggal.
"Nayla, Pak Azis sudah datang Nak, tidak baik membiarkan gurumu menunggu" Ucap Mama Nayla dibalik pintu kamar yang sedikit terbuka membuat Nayla agak sedikit kaget.
"Iya Mama, Nayla berangkat dulu"
Pak Azis adalah salah satu guru SMP bagian kesiswaan, karena prestasi Nayla yang membanggakan sekolah di waktu SMP maka pak Azis menawarkan dirinya untuk mengantarkan Nayla untuk mendaftar di sekolah SMA. Bagi pak Azis Nayla adalah sosok siswa penurut dan mampu dalam di segala bidang akademik dan non-akademik, tak ayal ketua OSIS pun dinobatkan kepadanya.
Sesampainya di sekolah tersebut Pak Azis segera mendaftarkan Nayla. Setelah segala urusan selesai Pak Azis pun menemui kepala sekolah bersama Nayla.
Nayla diperkenalkan oleh Pak Azis kepada Kepala sekolah sebagai seorang siswi yang memiliki kemampuan, dengan harapan sekolah bisa memfasilitasi bakatnya.
Percakapan yang begitu singkat dengan kepala sekolah tersebut membuat risih Nayla,
Nayla ingin dirinya tidak bertahan lama di sekolah ini, sambil terus mendengarkan percakapan antara pak Azis dan Pak Kepala Sekolah, Nayla melihat ada piala berjejer di ruang kepala sekolah.
"Prestasi apa sebenarnya sekolah ini begitu banyak piala yang ada di sini? " Nayla bergumam dalam diamnya
"Apakah ada yang spesial di sekolah ini?, setahuku sekolah ini paling terkenal dengan hal negatif, mulai dari siswanya yang sering membolos, gurunya yang jarang masuk, katanya sih..,, apa iya bisa punya banyak prestasi seperti ini" gumamnya dalam hati
Seketika Nayla kaget dengan bapak kepala sekolah memanggil namanya,
"Nayla, selamat datang dan bergabung di sekolah ini"
"Iya Pak" Jawab Nayla dengan senyum simpul
Nayla dan Pak Azis pamit sama pak kepala sekolah dan meninggalkan ruangan kepala sekolah. Sambil berjalan menuju tempat parkir motor, Nayla mengajukan pertanyaan kepada Pak Azis,
"Pak, boleh saya tanya pak?"
"Yah, Nayla, ada apa?"
"Pak, tadi kan bantu daftarin saya kan, kira-kira berapa jumlah siswa yang daftar pak?"
"Kamu adalah orang ke enam"
"What.. aku yang keenam gak salah nih, ini kan sudah pertengahan bulan untuk masuk sekolah, masa jumlah siswanya hanya enam orang,"
"Ada apa Nayla?"
Tersentak kaget, "MMM, tidak apa-apa pak"
"O.. ya sudah kalau begitu, kamu mau pulang dengan saya atau..."
"Bapak pulang saja terlebih dahulu, saya nanti naik angkot saja, masih mau lihat keadaan sekolah dulu pak"
"ya sudah kalau begitu, bapak pulang dulu"
"iya pak, terima kasih atas bantuannya hari ini"
Nayla pun berjalan di koridor sekolah dengan hati yang masih dipenuhi tanda tanya besar dengan sekolah yang akan dia jalani ini,
satu persatu ruangan demi ruangan ditelusurinya, sambil melangkah dan terus melangkah. Langkahnya pun terhenti ketika dia berpapasan dengan dua gadis yang masih menggunakan pakaian SMP sama dengannya dan menyapanya.
"Hai, kamu yang waktu itu main voli di sekolah kami kan" Ucap salah satu dari gadis itu
"MMM, siapa yah..?" sambil mengingat dengan jelas kedua gadis tersebut.
"Kenalkan namaku Cicin, dan ini Feby. Kamu siswi dari SMP Negeri Nusa Bangsa kan? Kamu yang menjadi salah satu spiker di tim sekolahmu kan?" Ucap Cicin sambil memperkenalkan diri. Nayla mengangguk dalam kebingungan
"Sekolah kami mengundang sekolahmu dan mengadakan pertandingan persahabatan waktu itu, SMPN Citra Unggulan" Ucap Feby
"O..iya, Nayla langsung mengingatnya dan langsung memperkenalkan dirinya, Namaku Nayla, senang berkenalan dengan kalian, apa waktu itu kalian main juga? Maaf aku tidak ingat"
"Tidak, kami hanya tim seksi konsumsi waktu itu, suka main sih, tapi takut bola kena wajah," ucap Feby
Nayla tersenyum, "kan bisa di voley pake tangan"
"Ngaak deh, Nggak hobi soalnya" Kata Cicin
"Kamu mau lanjutin sekolah di SMA ini?" Kata Feby
"Iya, kata Nayla bersamaan dengan anggukan kepalanya"
Keduanya langsung bertatapan dan melihat Nayla dengan penuh tanda tanya
"Ada apa, seperti kurang yakin gitu?"
"Hehehehe.. Nggak apa-apa sih, semoga kita bisa berteman" ucap Cicin
"O..jadi kalian mendaftar di sini juga, wuaahh berarti aku nggak sendiri sekarang, sudah punya teman dong," sambil merangkul bahu kedua gadis tersebut, bete juga kalau aku sendiri di sini jalan sendirian yang ada ketemu senior, pasti dikerjain deh"
Feby dan Cicin itulah teman perdana yang dijumpai Nayla di SMA Negeri Tunas Harapan, berharap akan ada keajaiban selanjutnya. Harapan Nayla, antara sekolah pilihannya atau sekolah pilihan orangtuanya.
😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
Yani Cuhayanih
Aku mampir thor sekalian mo nostalgian masa SMA dulu sekedar healing yg gratisan .....mantaaap
2022-11-23
0
Ari Mulyati
aku kembali baca ulang entah yg ke berapa x ini,,,, nunggu yg seasin 2 nya lama up nya,,, ga tau othor nya masih inget apa ngga buat lanjut yg season 2 itu heheheheh aku sih berharap di lanjutin,, tapi ya sudahlah ga bisa maksa juga,,, butuh waktu buat mikir juga buat bikin part nya yah Thor,,,, aku hanya bisa menunggu dan menunggu,, dan sambil menunggu aku baca lagi yg ini,,,
2022-01-12
1
Ananda Rizkxy
mampir thor..
2021-02-04
0