Chapter 3

Fendy sedang menyusun beberapa laporan di mejanya, kemudian seseorang datang ke kantornya, yaitu Heni. Heni membawa beberapa makanan untuk Fendy dan Kirana. Kirana hari ini sedang sekolah di salah satu ternama di kota Medan, yaitu SUTOMO 2.

Fendy seorang pengusaha muda di perusahaan Perkayuan Amplas. Tetapi kantornya berada di jalan Thamrin dekat dengan sekolah Kirana.

Heni sudah kenal baik dengan keluarga Fendy, saat Mama Fendy sedang pergi ke pajak / pasar, beli beberapa sayuran dan camilan untuk di stok di rumah. Kebetulan Mama Fendy bertemu dengan teman seangkatan, yaitu Mama Heni. Tepat saat Heni dan Mamanya berjualan manisan buah disekitar tempat itu.

Heni, adalah seorang wanita judes, tegas, dan tidak suka melakukan pekerjaan berat. Walaupun usaha manisannya mencapai pesat tetap saja penampilan Heni lebih di utamakan. Di sanalah perbincangan para Mama-mama di mulai. Mama Fendy berbincang-bincang dengan Mamanya, menanyakan soal dirinya apakah sudah bersuami atau masih singel?

Perbincangan para mama-mama tak habis-habisnya, hingga Mama Fendy pun melirik Heni, tidak ada salah beliau memperkenalkan dirinya dengan putranya yang berduda anak satu. Pada awal, Heni menolak, namun mamanya beri sedikit pencerahan kepadanya.

Karena Heni tidak yakin, beliau pun memperlihatkan selembar foto kepadanya. Heni pun terdiam, setelah melihat foto putra dari teman mamanya. Pada akhirnya dia pun mengiakan untuk saling mengenal, dan dekat dengan putranya.

Setelah sepakat, akhirnya mama Fendy pun mengajak Heni untuk bertemu dengan putranya di kantor, di mana putranya sedang bekerja. Tanpa ragu pun, Fendy yang tengah disibukan oleh pekerjaan barang dari Luar Negeri, harus meminta anggotanya mengurus.

Fendy juga, kebingungan atas kedatangan dari mamanya, dan membawa seseorang yang tidak biasanya. Perbincangan antara anak dan ibu, Fendy pun mengiakan, lalu dengan ramah berkenalan dengan Heni. Di mulai perbincangan basa-basi, dan akhirnya Heni dipertemukan dengan seorang anak kecil, sudah diceritakan oleh mamanya Fendy dan juga lelaki itu.

Kirana, adalah gadis kecil periang, anehnya Kirana tidak menyukai kehadiran Heni di kantor Fendy. Padahal itu awal-awal perkenalan dengan Heni dan dia, siapa sangka firasat seorang gadis kecil lebih kuat daripada firasat seorang dewasa.

Setelah saling berkenalan, Heni sering berkunjung ke kantor Fendy, walau tidak pernah berkunjung ke rumahnya. Karena Heni tidak bisa meninggalkan mamanya berjualan sendirian di sana. Apalagi, di jam makan siang pasti banyak yang keluar dari kantor untuk mencari makan siang, atau camilan.

Hingga sekarang, Heni belum bisa mengambil hatinya Kirana, bahkan dengan cara apa pun. Kirana tidak berniat dekat dengannya terkecuali Fendy memohon.

"Kamu sudah datang, aduh, tidak perlu sungkan sampai bawa makanan segala," ucap Fendy berdiri dari duduknya membawa rantangan yang di bawa oleh Heni.

"Tidak apa-apa, kok. Sudah kewajiban jadi wanita," kata Heni senyum.

Tak lama kemudian terdengar suara derapan kaki berlari, pasti Kirana, dong, sudah pulang sekolah. Kirana masuk Playgroup sebentar lagi masuk TK.

"Papaaaa...!" teriak Kirana berlari masuk ke kantor Fendy.

Fendy langsung mengangkat Kirana, lalu menduduki dia ke pangkuannya. Wajah Kirana yang berseri tadi, menjadi masam. Karena kehadiran seseorang yang tidak ingin dia temui, yaitu Heni. Heni beri senyuman kepadanya, sebenarnya pun ia kurang suka sama dengan Kirana, karena Kirana adalah gadis kecil yang manja kepada Fendy.

"Papa kenapa ada tante galak, sih?" ceplos Kirana langsung.

"Galak dari mana? Kalau kamu nakal, pasti dong digalakin!" Fendy menjiwir hidung mungil putri kecilnya.

Kirana sontak meringis sakit, apalagi dibuat-buat suara manjanya. Sengaja agar Heni termakan cemburu atas tingkah laku mereka.

"Iih, Papa! Kirana tidak suka saja, sih, dia ada di sini?!" cicitnya kemudian melayangkan mata besar kepada Heni.

Heni mau tak mau beri senyuman sebisa mungkin, agar tidak terpancing emosi atas sikap gadis kecil itu. Fendy, merasa tidak enak atas sikap putrinya kepada Heni.

"Sayang, kok, kamu omongnya begitu. Tidak sopan sama tante Heni. Sebentar lagi, dia jadi mama kamu, loh! Ayo, minta maaf sama tante Heni?!" tegur Fendy kepada Kirana.

Kirana langsung memasang kedua pipinya mengembuung, kemudian dia menggeleng-geleng kuat-kuat.

"Tidak akan, Kirana tidak mau dia jadi mamaku. Tetap tante yang kemarin!" Kirana turun dari pangkuan Fendy lalu berlari keluar menuju ke kamar bermainnya.

Heni melirik sikap gadis kecil itu benar-benar kesal. Apalagi maksud anak itu tante kemarin?

"Maafkan, putriku. Kemarin ajak dia jalan-jalan ke mall," Fendy menceritakan kejadian kemarin waktu di mal tersebut kepada Heni. Heni tentu mendengar sangat baik, dari cerita Fendy. Bahkan, Heni tidak lepas melihat wajah Fendy setiap berbicara. Rasanya, Heni benar-benar sudah jatuh cinta dengan lelaki ini.

Adakala Heni merasa aneh pada dirinya sendiri. Baru beberapa bulan saja bertemu, dan hanya sebatas pertemanan. Dia sendiri, masih ragu untuk mengungkapkan perasaan kepada lelaki di depannya.

Apalagi, Heni masih belum tahu, apakah Fendy memiliki perasaan yang sama seperti dirinya? Itu yang selalu dia pertanyakan pada dirinya sendiri.

Setelah Fendy selesai menceritakan kejadian di mal kemarin, hatinya terasa bagaimana gitu, dia tidak rela saja, jika putrinya lebih suka memilih wanita yang menemukan Kirana di mal tersebut.

Apa ini bertanda bahwa dirinya tidak berjodoh dengan Fendy? pikirnya.

BERSAMBUNG.....

Terpopuler

Comments

ratna atiqah

ratna atiqah

J

2022-10-26

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

Kirana peka kl Heni gak tulus sayang sama Kirana nya👍👍👍👍

2022-05-27

0

Priskha

Priskha

thor bahasanya ndak beraturan bikin bingung bacanya 🤗🤗🤗

2022-03-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!