*****
di toko roti...
" pagi monica" teriak Tasya saat masuk toko roti.
"eehh Tasya, aku kira kamu berhenti kerja karena merasa sudah di pecat".gumam monica sambil membersihkan meja.
"gak lah, aku tetap kerja, aku kan butuh uang juga". canda Tasya sambil ikut membersih kan meja.
terdengar suara pintu terbuka...
"Tasya, kemana kamu selama 2 hari ini". tanyak sosok pria yang baru saja masuk.
dia adalah pemilik toko roti tempat Tasya bekerja. pria baik, sopan dan lembut. namanya pak roy, dia tinggi, memiliki hidung mancung dan mata yang Indah, siapa pun yang melihatnya dia akan jatuh Cinta.
"maaf pak, selama 2 hari ini saya ada urusan mendesak, maaf juga karna tidak izin dulu ke bapak". jawab Tasya dengan sopan sambil membungkuk.
"yaa sudah tidak apa-apa, saya juga minta maaf karena sudah memecatmu tanpa pengetahuan saya".
"iyaa pak tidak apa-apa.terima kasih sudah memberikan saya kesempatan untuk bekerja lagi". ucap tasya dengan senyum manisnya.
lalu pemilik toko pergi masuk ke dalam kantornya.
"beruntung kamu tasya, pak roy orang yang baik,dia tidak ikut-ikutan memecatmu".ucap monica sambil memeluk tasya.
tasya hanya bisa tersenyum,dia merasa beruntung ,mendapat bos yang baik dan pengertian.
****
apartemen hans....
ddrrttt drttttt ddrrrtt
hp bik ijah bergetar, lalu cepat-cepat bik ijah angkat telfon.
"iyaa tuan" ucap bik ijah
"tasya keman bik?". tanya hans
"non tasya pergi bekerja tuan".
"di antar mang ujang kan bik".
"tidak tuan, non tasya tidak mau di antar ,dia memilih naik bus tuan"jawab bik ijah, khawatir kalau hans marah.
"ya sudah bik". hans langsung mematikan telfonnya.
" wah gimana ini jika tuan hans benera marah".gumam bik ijah
******
kantor hans....
"kenapa hans, koq kamu diam aja". celetuk raka yang tiba-tiba masuk ke kantor hans.
"gak apa-apa, kapan kamu masuk? gak ada sopannya kamu ya, masuk gak ketuk pintu".
"eh aku uda beratus kali ketuk pintu, kamu aja yang melamun gak jelas'. jawab raka sedikit kesal.
lalu hans duduk di kursi tamu kantornya di ikuti oleh raka. raka salah satu sahabat hans yang paling dekat. mereka membangun perusahaan bersama-sama.
"hans, kamu gak ada niatan buat umumkan tentang pernikahan kamu". tanya raka kepada sahabat dari kecilnya hans.
"kamu tau aku kan raka, aku gak suka, bahkan gak Cinta sama Tasya, aku nikah sama dia karna ingin menjauh dari Nadia". ujar hans sedikit kesal.
"kamu gila yaa hans, wahh parah kamu, ngomong kadang gak pake otak".
"maksud kamu apa?". tanya hans penasaran.
"kamu yang udah milih tasya buat nikah tapi kamu tega ngomong gitu, kalau dia tau gimana? sakit hati dia. wahh parah kamu hans". ujar raka sambil menatap hans yang sedang berdiri menatap jendela kantor.
"entahlah, walaupun aku yang memilih dia,tapi aku belum bisa menerimanya sebagai istriku raka".
hati Hans masih tertutup untuk tasya, hans sadar tasya tidak melakukan kesalahan apapun padanya. tapi setiap kali dia melihat wajah tasya, hans merasa emosi dan membenci nya.
"apa kamu udah kenal sama keluarga tasya?". tanya raka
" aku bahkan gak pernah tanya soal keluarga nya atau tentang hidupnya, menurutku gak penting untuk tahu segalanya tentang dia". jawab hans sambil berjalan menuju raka.
"karna dia istri kamu, saranku pelan-pelan deh kamu buka hatimu buat tasya. kasian dia bro, udah jadi istri kamu tapi gak kamu pedulikan". ucap raka sambil mengelus pundak sahabatnya itu.
" sudah ah ..berisik kamu raka, balik kantormu sana, kerja yang bener". hans menarik tangan raka sambil mendorongnya keluar.
"oke oke boss". ucap raka sambil memberi hormat layaknya kepada komandan.
setelah raka pergi, hans kembali merebahkan tubuhnya dikursi kerjanya. hans masih sering memikirkan Nadia, Nadia adalah Cinta pertamanya jadi sulit bagi hans untuk melupakannya.
*****
toko roti...
jam menunjukkan jam 5 sore...
" monica aku pulang duluan ya". ucap tasya sambil mengambil tasnya didalam loker.
"ehh tunggu ,koq buru-buru banget sih, kan biasa nya kita ke caffe dulu". jawab tasya yang sedang berdiri di balik meja kasir.
"maaf monica lain kali ya, lain kali juga aku ceritakan semua padamu". teriak tasya yang membuka pintu dan langsung berlari keluar.
" tapi Tasya..... ". belum selesai monica bicara. Tasya sudah berlari sangat kencang.
tasya belum bisa menceritakan semua nya, karena semua terjadi secara tiba-tiba dan tasya tidak mau terlihat seperti orang yang berbohong jika dia menceritakan semuanya pada monica.
sambil berlari Tasya terus melihat jam di tangannya yang menunjukan jam 5 lewat .
"maaf monic, lain kali aku bakal cerita semua sama kamu. aku harus cepat sampai di rumah sebelum hans pulang".
"ehh tunggu pak ". teriak Tasya kepada supir bus.
Tasya sudah naik bus menuju ke apartemen. jarak toko roti dan apartemen hans hanya 15 menit naik bus.
walaupun dekat tasya tetap memilih naik bus agar cepat sampai. rutinitas seperti itu sudah dilakukan oleh tasya setiap hari, sehingga dia tidak terbiasa naik mobil mewah.
*****
apartemen hans...
" bik ijah ,aku pulang". ucap tasya sambil melepas sepatunya dan menaruh nya di dalam rak sepatu.
" eh non udah pulang, mau makan non?." tanyak bik ijah sambil memotong sayuran untuk makan malam.
" gak usah bik, aku nunggu hans pulang aja, bibik masak apa?".tasya mendekati bik ijah yang di dapur.
" masak cah kangkung non kesukaan tuan,dan gurami goreng"
" aku bantu yaa bik, tapi aku mandi dulu".
" gak usah non, istirahat aja, biar bibik masak sendiri."
" gak apa bik, aku istri hans harus masak buat dia".
bik ijah hanya bisa tersenyum.bik ijah merasa bahagia melihat Hans memiliki istri yang baik dan pengertian seperti tasya.
tasya masuk ke kamar untuk mandi.10 menit kemudian tasya keluar kamar untuk membantu bik ijah.
"wahh non pintar masak juga ya". puji bik ijah,yang merasa kagum dengan tasya.
"aku uda terbiasa bik, dulu waktu aku tinggal sendiri, aku juga masak sendiri". jawab tasya dengan senyum.
"udah selesai bik, aku tinggal nunggu hans pulang aja". ujar tasya yang menatap meja makan penuh dengan masakan yang dia kerjakan dengan bik ijah.
" non makan aja dulu kalau lapar, non kan capek pulang kerja".
"gak bik, aku udah makan roti tadi di toko".
" ya sudah non, bibik pamit pulang dulu ya non, mang ujang sudah menunggu bibik di bawah". ucap bik ijah
" iya bik, makasih ya bi ijah buat hari ini". jawab tasya yang sambil mengantar bik ijah ke depan pintu.
" sambil menunggu hans, aku nonton TV aja deh". Tasya mengambil remot dan menonton TV.
jam berjalan menunjukkan pukul 23:00 malam. tapi hans belum pulang juga.
Tasya terus menunggu hans dan tidak memperdulikan perutnya yang semakin lapar.
akhirnya Tasya tertidur di sofa depan tv, jam 23:40 Wib hans pulang, dan melihat Tasya tertidur di sofa. hans terus melangkah ke kamar tanpa menyentuh makanan yang di buat Tasya.
hans yang tidak terbiasa dengan adanya orang lain dirumah membuat hans sedikit risih. selama ini hans nyaman tinggal dirumah sendiri.
pagi hari ...
" sudah pagi. apa hans tidak pulang?". gumam Tasya yang merenggangkan tubuhnya.
"pagi non". suara bik ijah mengejutkan Tasya.
"bik ijah. hans apa tidak pulang ya bik".
"tuan sudah berangkat kerja non".
"hmmm yaa sudah bik". wajah Tasya penuh dengan rasa kecewa. dia sudah menunggu hans tapi hans tidak memperdulikannya.
tasya seorang wanita yang tegar sehingga dia tidak menunjukkan rasa kecewanya.tasya berfikir hans butuh waktu untuk menerimanya sebagai istri.
"aauughhhh " Tasya memegang perutnya dan merintih kesakitan.
"non kenapa? ". bik ijah berlari menuju Tasya dan memapah untuk duduk di sofa.
"gak apa-apa bik. aku lupa makan tadi malam karena ketiduran".
"lain kali non makan aja, jangan menunggu tuan. tuan kalau sudah bekerja selalu pulang terlambat". bik ijah memberikan segelas susu dan roti untuk Tasya.
"iyaa bik, makasih". Tasya makan roti yang di berikan bik ijah.
" non bekerja hari ini?".
"iya bik kerja. kenapa bik? ".
" perginya di antar mang ujang aja ya non, bibik takut tuan marah". meyakinkan Tasya agar mau di antar mang ujang.
" gak usah bik, aku naik bis aja. lagian toko tempat aku kerja dekat koq dari sini. bibik jangan khawatir ya".
Tasya beranjak ke kamarnya untuk bersiap-siap bekerja. sudah 2 hari tasya menjadi istri hans tapi tasya belum merasakan benar-benar menjadi seorang istri sesungguhnya.walaupun hans dengan terpaksa menikah dengan tasya, dia tetap bisa menerima hans karena itulah takdir yang harus ia jalani.
"bik,aku berangkat kerja dulu ya ". tasya selalu izin dengan bik ijah jika ingin pergi kerja,karena tasya sudah menganggap bik ijah seperti ibunya sendiri.
"non tasya tunggu dulu, tadi tuan titip kartu ini buat non". bik ijah memberikan kartu kredit VIP,kartu itu hanya orang-orang terbatas yang memegangnya.
"tidak usah bik, aku punya uang sendiri". tasya menepis tangan bik ijah dengan senyum.
" tapi non... ".
"bik ijah jangan khawatir ya, nanti biar aku jelaskan sama hans".
"baiklah non, hati-hatilah dijalan non".
tasya pergi dan melambaikkan tangannya pada bik ijah yang melihatnya pergi didepan pintu.
maaf hans, aku tidak bisa menerima uangmu, karena kamu sendiri juga belum bisa menerimaku. sebaiknya kita hidup seperti ini, berada disatu rumah tapi menjalin hidup masing-masing karena hidup kita berbeda jauh.
tanpa ia sadari air matanya jatuh membasahi pipinya. ia harus menjalani hidup yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. dari kecil ia ditinggal oleh orang tuanya, hidup mandiri, mencari uang untuk bertahan hidup dan mendapatkan seorang suami yang tidak mencintainya.
terkadang hidup tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan,tapi satu-satunya untuk bertahan hidup adalah dengan mensyukuri setiap apa yang kita terima.
drrrtt ddrrttt...
tasya mengecek handphonenya, ternyata hans mengirimkan pesan
"ambil credit card yang aku berikan pada bik ijah, pakai sesuka mu. jika kamu membutuhkan hal lain katakan saja pada sekretaris Yuan".
tasya menghela nafas panjang setelah membaca pesan dari hans. sebuah pesan perintah yang sangat tidak tasya sukai.
mungkin bagi hans dengan memberikan uang dan kemewahan sudah cukup bagi tasya, tapi itu semua bukan sesuatu hal yang tasya inginkan.
"apa aku tampak seperti menyusahkan dia ,apa aku begitu merepotkan". tasya mengerutu kesal
"iya, kamu begitu merepotkan jika terlambat kerja". tiba-tiba suara monica mengejutkan tasya
"ya ampun monic. kamu membuat aku terkejut". tasya memegang dadanya yang berdebar kencang karena terkejut
"ha ha ha kamu sendiri ngapain bergumam gak jelas gitu didepan pintu toko, kenapa gak langsung masuk aja". monic menarik tangan tasya masuk ke dalam toko
"ahh itu... anu.. bukan apa-apa koq". tasya tidak bisa menjelaskan pada monic karena semuanya akan semakin rumit, tasya tidak ingin sahabatnya itu khawatir tentang kehidupannya.
selama ini, monic sudah banyak membantunya, tasya tidak ingin merepotkan monic lagi. monic sangat berharga bagi tasya karena dia satu-satunya sahabat sekaligus keluarga yang tasya miliki.
"tasya, aku ada pekerjaan paruh waktu, bayarannya lumayan mahal. apa kamu menginginkannya".
"ahhh tidak monic. aku tidak bisa bekerja paruh waktu lagi".
"ada apa denganmu, biasanya kamu paling semangat kalau bekerja".
"tidak apa-apa monic". tasya tersenyum manis kepada sahabatnya itu, agar monic tidak bertanya yang membuatnya curiga
"pagi semua" roy menyapa dengan senyum manis dan wajah ramah
"pagi juga pak roy". serentak tasya dan monic menjawab sapaan roy
"ssst ssst sepertinya pak roy suka dengan kamu ". monic menggoda tasya dengan candaanya
"iihh apan sih kamu monic. itu tidak mungkin dan mustahil".
"apa kamu tidak mau mempunyai suami seperti pak roy, udah tampan, baik, ramah lagi ".
bagaimana bisa aku punya keinginan seperti itu, sedangkan aku sudah punya seorang suami, suami yang tidak pernah menganggap aku ada.
"udah ah monic jangan bicara omong kosong. itu hanya khayalan kamu aja".
tasya tidak berani berkata jujur bahwa dia sudah mempunyai suami. karena itu akan membuat hidupnya semakin rumit. tasya menyadari hal-hal apa saja yang membuat hans sangat marah. tasya ingin hidup tenang sebagai istri hans yang tidak dianggap.
dan tasya memilih tetap bekerja karena dia tidak ingin memikirkan hal-hal yang tidak berguna, tasya ingin dirinya tetap sibuk agar tidak merasa sedih pada hidupnya sendiri.
dia juga tidak ingin membebani siapapun tentang kehidupannya termasuk monic dan hans. tasya hanya ingin diakui sebagai istri itu sudah cukup membahagiakan bagi tasya.
tasya berharap ada secercah cahaya Cinta untuknya dihati hans,walaupun hanya sedikit. tasya perlahan membuka hatinya untuk hans walaupun dia baru mengenal hans.
" tasya, kamu gak pulang, sudah jam 5 sore ". lagi-lagi monic membuyarkan lamunan tasya
"aahh iyaa aku akan pulang".
"kamu kenapa tasya? ada masalah? ". monic menyadari tingkah laku aneh tasya beberap hari ini. monic tidak pernah melihat tasya sering melamun seperti itu, tasya seorang wanita yang ceria dan selalu tersenyum kapanpun.
"aku baik-baik saja monic, mungkin aku sedikit lelah dan butuh istirahat.
" hmm baiklah. segera pulang dan istirahatlah ".
"baik monic,sahabat ku yang paling baik". tasya memeluk monic, memastikan bahwa dia baik-baik saja.
"hati-hati dijalan tasya, kabari aku jika sudah sampai dirumah ". monic bertetiak pada tasya yang telah pergi jauh dari pandangannya dan tasya menjawabnya dengan melambaikan tangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Eka Suryani
mirip² dg tulisan di sebelah ya
2020-07-28
2
Nbil
jangan lupa baca ceritaku yaaa sumpahseru bgt dan bkl ada ++++++ ijin promote thor😷judulnya choice
2020-03-31
1
Amelisa cherry Salsabila
sempat bingung double tapi ya law gak papa dh
2019-07-17
1