Kebisingan semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Siswa siswi lain mulai masuk dan memenuhi kelas ini. Hampir semua bangku telah di tempati, aku bersyukur kursi samping kanan ku ini masih kosong. Aku harap akan selalu begini sepanjang tahun.
Semoga aja gak ada cewe yang mau duduk sebelah ku ...
Setelah semua bangku telah di tempati dan bel tanda jam pelajaran dimulai sudah berbunyi. Aku sangat senang aku bisa duduk sendiri tanpa adanya orang yang sebangku denganku.
"Wah ... Kaito ... kayaknya harapan mu terwujud ... kamu bakal duduk sendiri tuh," ujar Raku yang menoleh ke arahku dari bangkunya yang ada di depanku.
"Hmm," aku hanya kembali memandang langit biru di pagi hari ini dari jendela yang tepat berada di samping kiriku ini.
Greek ...
Seseorang kembali membuka pintu kelas.
Seorang gadis rambut hitam panjang dengan bola mata yang berwarna ungu berjalan masuk ke kelas membawa tas warna merah miliknya. Sepertinya dia anak baru di sekolah ini. Aku tak pernah melihatnya tahun lalu di kelas mana pun.
Sial!!! ... dia pasti akan ...
Gadis itu berdiri sejenak di depan kelas dan mencari tempat duduk untuk diri nya. Pandangan mata gadis itu berhenti ke arah ku. Saat mata kami bertemu perasaan ku jadi aneh. Aku langsung memalingkan wajah ku dan kembali melihat ke arah luar jendela.
"Kaito ... kayak nya kamu gak jadi sendirian," kata Raku perlahan dengan senyum nya lalu kembali mengarahkan pandangannya ke depan kelas.
Ya ampun ...
Gadis itu duduk di kursi yang ada di samping ku dan menggeledah tas merahnya itu. Aku berusaha untuk tak memperhatikannya dan hanya memfokuskan pandanganku ke luar jendela kelas.
"Ano ... salam kenal ... aku etto ... nama ku Mirai Ai," katanya sembari menyentuh bahuku dengan jari telunjuknya.
"O-ohh ... aku Okino Kaito, salam kenal," ucap ku memperkenalkan diri lalu kembali memalingkan wajahku darinya.
"Ano ... maaf ... bisa tulis nama mu di sini?", kata Ai memberiku sebuah buku catatan kecil dan pulpen warna merah muda miliknya.
He? ... buat apa coba ...
"Ohh ... oke," aku pun menuliskan nama lengkap ku seperti yang ia minta lalu mengembalikan buku dan pulpennya.
"Salam kenal Kaito ...," ujarnya dengan senyuman nya setelah membaca tulisanku.
"Hmm," aku kembali melanjutkan kebiasaanku untuk melihat ke luar jendela.
"Maaf ... aku ini gak bisa denger suara dengan jelas ... bisa di bilang aku tuli tapi sebenar nya aku kadang masih bisa denger dengan jelas," kata kata Ai yang membuat mata ku terbelalak dan kembali menoleh ke arahnya.
"Mohon bantuannya ya?" lagi-lagi dia melempar senyumnya itu padaku.
-----
Pelajaran hari ini pun di mulai. Hari pertama ini terasa sangat membosankan. Mirai Ai, gadis yang duduk sebangku dengan ku ini memiliki pendengaran yang buruk. Beberapa kali aku harus menepuk pundaknya ketika guru memanggilnya.
Sejujur nya aku merasa aneh, kenapa Tuhan memberiku teman sebangku yang aneh. Aku berusaha tak mempedulikannya saja. Lagi pula, aku tak ingin tambah repot kalau harus berteman dengan orang sepertinya.
Kriingg Kriingg Kringg~~
Akhirnya suara yang paling aku tunggu sepanjang hari ini terdengar juga. Ya, bel pulang sekolah telah terdengar di seluruh penjuru gedung sekolah.
"Oh ... iya anak anak ... ini ada formulir pendaftaran klub tambahan sepulang sekolah ... kalau ada yang mau daftar ke salah satu klub ini ambil formulirnya di meja", jelas pria tinggi dengan rambut hitam serta kacamata yang ada di wajahnya.
Pria itu adalah pak Kakegawa atau biasa di panggil Kega sensei. Beliau adalah wali kelas kami dan sekaligus guru bahasa dan sastra. Sepertinya hari ini aku langsung daftar ke klub sastra sepulang sekolah.
Tanpa ku sadari Ai sudah pergi dari tempat duduk nya. Bahkan dia sudah keluar dari kelas. Sepertinya aku melamun terlalu lama. Walau sebenarnya aku tak peduli lagi tentang apa yang terjadi padanya.
"Kaito ... ayok pulang", Raku sudah berdiri dan menggendong ransel milik nya.
"Entar deh ... aku mau daftar klub," jawab ku sembari memakai jaket hitam ku dan menggendong ransel.
"Hua ... ternyata kau belum menyerah ... ya sudah ... semangat, aku pulang dulu ya", ucap nya menepuk pundakku lalu berjalan keluar dari kelas.
Seperti pesan Kega sensei, aku mengambil selembar formulir di meja guru yang ada di depan kelas. Ada sangat banyak pilihan klub tambahan yang bisa aku ikuti. Tapi yang menjadi pusat perhatianku hanya lah klub sastra.
Setelah melengkapi data diri dan memilih klub yang akan aku ikuti. Aku segera menuju ke lantai dua sekolah ini. Lantai dua digunakan untuk ruangan klub dan perpustakaan. Setelah keluar dari kelas dan menaiki tangga.
Aku segera mencari dimana keberadaan ruang klub sastra itu.
"Ohh ... ini", gumamku saat melihat papan penunjuk ruangan yang ada di atas pintu ruangan itu.
'Ruang Klub Sastra'
Ruangan itu tepat di seberang perpustakaan sekolah. Aku membulatkan tekad ku dan membuang jauh jauh rasa malas yang ada di hatiku.
Greek ...
Aku menggeser pintu ruangan ini dan masuk ke dalam. Tak ku sangka aku melihat Ai yang sedang berdiri menghadap ke kuar jendela. Cahaya oranye sore hari yang masuk lewat jendela ruangan ini memang terlihat cantik.
Aku hanya melangkah mendekatinya perlahan tanpa mengatakan apapun. Dan saat Ai menyadari keberadaaanku, dia menoleh dan memberikan aku senyumannya itu.
Apa ini?
Aku terpaku melihat senyumannya itu. Cahaya sore hari ini membuat senyumannya semakin indah dari tadi pagi.
Perasaan aneh apa ini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Thomas_slebew™
ooo ini tau aku animenya
2020-07-18
2
martin
thor kenapa ai gak bisa jadi bisu aja
2020-04-05
3
Bagas
wah makin seru nih
2020-03-14
3