He? ... aku siapa?
Aku dimana?
Pertanyaan itu sering keluar setiap kali aku membuka mataku di pagi hari. Dan entah kenapa ada rasa lelah dan malas menyatu di dalam hatiku juga setiap kali aku membuka mataku di pagi hari.
"Bolos aja kali ya?" Gumamku lalu bangkit dan duduk di atas ranjangku.
Hari ini adalah hari senin. Dan juga hari dimana kegiatan sekolah dimulai kembali stelah libur kenaikan kelas.
Tok tok tok~
"Oi!!! bangun kak!!" Teriak Hanabi mengetuk pintu kamarku dari luar seperti biasa.
Aku tersadar dari lamunan ku sendiri. Aku pun segera melangkah ke kamar mandi dan menghabiskan beberapa menit untuk membersihkan tubuhku ini.
Beberapa saat kemudian aku keluar dari kamar dan menuruni tangga dengan seragam SMA-ku yang rapi ini.
"Whoa ... selamat pagi kak!" Sapa Hanabi dengan seragam SMP warna putih dan rok pendeknya itu.
Seperti pagi sebelumnya, adikku sudah bangun jauh lebih awal dariku untuk mempersiapkan sarapan pagi. Jujur saja, terkadang aku merasa aku yang seharusnya melakukan itu. Tapi, ya sudah lah adikku jauh lebih bisa di andalkan dari pada aku. Bahkan hidup ku saja sudah berantakan seperti ini.
Setelah selesai sarapan aku memutuskan untuk membantu Hanabi mencuci piring yang baru saja kami gunakan untuk sarapan di wastafel dapur. Hanabi berdiri di samping ku untuk mengeringkan piring yang aku cuci menggunakan kain lap.
"Ano ... kakak gak akan bolos lagi kan?" Tanyanya sembari mengelap piring yang baru saja aku cuci.
"Enggak ...," setelah menyelesaikan piring terakhir, aku memberikan piring itu ke Hanabi dan kembali naik ke kamar untuk mengambil ranselku.
"Kak ... Hanabi berangkat dulu ya!!!" serunya dari lantai bawah.
"Ya"
Aku segera memakai jaket hitamku dan menggendong ransel ku yang warnanya hitam pula. Setelah keluar dan menutup pintu kamar aku langsung menuruni tangga dan keluar dari rumah.
"Huuff ... dingin banget," gumamku sembari mengunci pintu depan rumahku.
"Pagi Kaitolol ...," sapa seorang gadis dengan rambut kemerahan pendeknya itu.
"Hoi ... kami jemput kamu supaya gak bolos lagi," ujar Raku yang berdiri di samping gadis rambut pendek itu.
Nama gadis itu adalah Hanabi Mina. Dia juga adalah sahabatku sejak SD dulu, sifatnya hampir sama dengan Raku. Mina selalu ceria dan mudah bergaul dengan orang lain. Sikap mereka berdua sangatlah jauh dari diriku, aku sendiri heran kenapa mereka bisa akrab denganku.
Jika Mina aku tanya kenapa dia bisa dekat denganku. Dia pasti menjawab karena namanya sama dengan nama adikku. Alasan yang tak masuk akal, tapi ya sudah lah, aku tak peduli lagi.
Rumah kami bertiga memang saling berdekatan. Jadi tak jarang kami bertiga berangkat bersama seperti ini. Pagi ini aku kembali melangkahkan kakiku menuju ke tempat yang sejujurnya paling aku benci di dunia ini. Sekolah, satu kata yang membuatku semakin malas menjalani hari ini.
Di tengah dinginnya pagi di awal tahun ini aku melangkah bersama kedua sahabat ku ini. Entah kenapa aku merasa ada sesuatu yang aku lupakan, tapi aku tak tahu apa itu. Selalu saja seperti itu setiap pagi.
"Nee ... Kaito ... kenapa kamu gak cari pacar aja ... biar kamu gak males aja gitu," saran dari Mina yang sama sekali tak berguna di tengah lengkah kami pagi ini.
"Bhuahaha ... Kaito pacaran? ... dia aja gak pernah ngomong sama cewe selain kamu," ujar Raku dengan tawanya sembari memukul kepala Mina perlahan.
"Pertanyaan mu dah dijawab Raku tuh," kataku tetap fokus melihat kemana aku berjalan.
Beberapa saat kemudian kami bertiga pun sampai di depan gerbang SMA Asakura yang terbuka lebar.
"Whoah ... akhirnya sampai juga!" Ujar Mina mengangkat ke dua tangannya ke atas.
Ya, akhirnya aku sampai di tempat yang paling aku benci di dunia ini. Keramaian murid murid lain yang berjalan melewati gerbang, suara kebisingan yang tak pernah membuatku senang. Hari ini, aku kembali ke sini lagi.
"Ayo *****!! ... entar telat." Raku menepuk pundakku dan memimpin langkah kami memasuki gedung sekolah dua tingkat yang luas ini.
"Whoh ... kebetulan ... kita ada di kelas yang sama," ucap Mina ketika melihat papan pengumuman sekolah.
Kami bertiga masuk ke kelas 2A. Entah takdir atau kebetulan, kami sekelas lagi untuk yang kedua kalinya. Setelah kami masuk ke kelas kami, ini saatnya memilih tempat duduk.
"Aku paling depan!!" Seru Mina lalu duduk di bangku baris paling depan di kelas ini.
"Kamu dimana Kaito?" Tanya Raku.
"Ohh ... kaya taun kemarin aja", aku melangkah ke bangku pojok baris paling belakang samping jendela.
Aku sedikit kecewa karena tempat duduknya tidak seperti tahun lalu. Meja panjang dan dua kursi di belakangnya menandakan kami harus duduk dua orang dalam satu meja. Dan peraturan yang paling membuat ku kesal, teman sebangkumu haruslah lawan jenis.
"Aku duduk di depanmu lah," kata Raku lalu meletakan ranselnya di atas kursi yang ada di depan mejaku.
Aku pun duduk di kursi dan melihat ke luar jendela. Entah kenapa ini jadi kebiasaanku sejak dulu. Duduk diam dan melihat ke arah luar jendela. Itu lebih menyenangkan dari pada bicara dengan teman sebangku menurutku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Theo Apricot
posisi duduknya sama kek kebanyakan MC di anime, nice...
2020-05-15
4
Rara Chamela
masih miripnsama season 1 y thor
2020-04-07
2
martin
semangat thor
2020-04-05
1