Kepulangan Velicia ke Indonesia sangat disambut antusias oleh keluarga dan beberapa kerabatnya.
Pasalnya ini adalah kali pertama bagi seorang Velicia mengemban tugas sebagai seorang desainer yang ditunjuk secara langsung oleh seniornya yaitu Daniel. Orang yang telah menjadi guru, sahabat dan juga mentornya terlebih Daniel adalah orang yang telah membuat Velicia begitu menggemari fashion sejak duduk dibangku Sekolah Menengah Atas.
Terbukti bukan hanya dari karya karya disain nya, terlihat dari penampilan Velicia disetiap harinya mulai dari outfit santai, menjamu pertemuan bahkan saat berkencan semua penuh dengan rancangan ide idenya tersendiri.
Berbalut kesederhanaan tapi masih dalam keanggunan dan kecantikan yang tidak bisa dikatakan biasa oleh kaum pria.
Tapi kali ini ada yang beda dari biasanya. Biasanya hanya akan ada ayah, ibu dan beberapa sepupu tapi kali ini nampak seorang pria yang tak jauh lebih tampan dari pria yang selalu berusaha menemaninya.
"Selamat atas prestasi gemilangmu Velicia" sapanya langsung saat seorang Velicia telah selesai bertemu sapa dengan keluarganya.
"Aku tak sepintar dirimu kak Davin" sahutnya diikuti dengan senyum ramah tamah.
"Sungguh? tapi aku merasa bahwa kau lebih pintar dariku hingga kau bisa memiliki pria yang sangat sempurna seperti Evan" ucapnya yang telah melirik pria yang sedari tadi menggenggam tangan Velicia.
Velicia: "Kak Davin.. kakak juga akan mendapatkan wanita yang pastinya bisa melebihi aku, karna kakak pintar, kaya dan yang terpenting kak Davin tampan" katanya diikuti tawa ringan.
Evan: "Kau memuji pria tampan didepanku Vei?"
Velicia: "Ayolah kak kita sudah sama sama dewasa bukan?" dari perkataan Velicia, Evan langsung tertawa yang juga diikuti oleh kekasihnya itu.
Davin: "Bagaimana jika kau saja yang menjadi wanitaku?" ucapan datar itu begitu mengubah suasana.
Tawa antara Velicia dan Evan pudar begitu saja saat mendengar ucapan seorang Davin yang terbilang selalu menjadi kebenaran.
Setiap apa yang keluar dari mulut seorang Davin Aditya Mayndra adalah keputusan mutlak yang tak bisa digangu gugat.
Apa yang ada dipikirnnya selalu menjadi kenyataan bagaimana pun caranya, karna bagi seorang Davin cara tidak akan mempengaruhi hasil yang dia inginkan.
Sama halnya dengan game yang dia rancang sendiri.
Meski mendapat pertentangan dari kakaknya tercinta sekaligus tidak akan bisa mengubah keputusannya untuk mengembangkan kejeniusannya dalam berkarya.
Dan dari sifat Davin lah, dia sering disebut sebagai seorang otoriter.
Seorang yang memiliki jiwa kepemimpinannya tersendiri, jiwa pemimpin yang tak ingin mendapatkan pendapat orang lain.
Jiwa seorang pemimpin dengan keputusan keputusannya yang tak bisa terelakkan atau dibantah oleh orang lain.
Karna bagi Davin, siapa yang membantah maka perlu dijinakan dari ruang lingkup kehidupannya.
Entah yang dimaksud jinakan itu adalah menguasai atau membinasakan.
Evan: "Jangan macam macam kau Davin!" gertakan itu begitu menjadi tanda sebuah penolakan yang tidak bisa diterima oleh kekasih Velicia.
Davin: "Kau memanggilku Davin?" raut wajah heran yang Davin layangkan berhasil membuat Velicia dan Evan sendiri paham akan maksud perkataan Davin.
Evan: "Kita hanya bertiga, apa masalahnya?"
Davin: "Terserah kau saja"
Pertemuan singkat di bandara Internasional Soekarno Hatta berakhir disebuah restoran yang telah dipesan khusus oleh keluarga Velicia untuk menyambut sekaligus ucapan syukur kepada Tuhan atas berkah dan nikmat yang Ia berikan bagi keluarganya.
Davin yang terbilang kaku karna belum merasa begitu dekat langsung pamit undur diri setelah berbincang bincang dengan kedua sejoli yang terlihat saling mencintai itu.
"Kak.. Bagaimana kalau kita kenalkan kak Davin dengan temanku"
Evan: "Saran yang bagus, tapi siapa?" sahutnya menerima saran dari sang kekasih.
Velicia: "Kiandra.. Dia teman aku, masih single cantik, baik dan yang terpenting dia pintar sama seperti kak Davin. Aku rasa mereka akan sangat cocok jika bersama" usulnya.
Evan: "Apa dia seorang dokter?"
Velicia: "Bukan kak.. tenang saja, dia model yang pernah aku pakai saat fashion show di Bali"
Evan: "Baiklah.. Vevei atur saja"
Davin membenci seorang dokter.. sama halnya dia tak suka pada Evan saat menggunakan jas kebesarannya dan mengoprasikan kedua tangannya untuk terus berusaha bekerja keras dalam upaya menyelamatkan banyak orang.
Padahal dalam garis keturunan seorang Davin, jelas dia memiliki jiwa kedokteran bukan hanya dari daddy mommy nya.
Terlihat dari Celine kakaknya yang sekarang telah menjadi dokter bedah ahli otopsi dan adiknya Kanya yang telah bercita cita ingin menjadi seorang dokter.
Tapi tidak dengan Davin, dia membenci profesi seorang dokter karna daddy nya.
Ya karna seorang David yang telah menyalah gunakan wewenangnya sebagai seorang dokter pembimbing dan menjerat mommy nya.
Dan karna segala kebohongan David dan tipu dayanya untuk terus mengikat mommy nya yang membuat Davin sangat tidak suka akan profesi ayahnya dulu sebagai seorang dokter.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Romi Yati
baru tau aku klo da lanjutanya dri kluarga dr clara...🙏🙏
2020-10-04
2
Malika
oppa Taehyung idolaku😘😘😘😘mau liat cewekny siapa sih....
2020-09-10
1
Wafi Oktavia
Kalo ada Davin, inget cerita dr.clara dulu waktu Davin msih kecil gedor2 pintu kamar daddy dan mommy nya ih lucuu bgt 😂😂
2020-08-24
10