"Selamat" uluran tangan itu beserta senyuman yang selalu menghiasi harinya mampu meluluhkan perasaan yang tak bisa tertahan dalam hati seorang Velicia Atmarini Ellena.
"Terima kasih kak, karna kakak telah menemaniku di hari hari pentingku" ucapnya tulus pada pria yang juga tersenyum manis padanya.
"Bukankah aku selalu ada di hari pentingmu? Dan aku berharap aku bukan hanya akan berada dihari pentingmu tetapi berada pula dihari pentingnya kita berdua" ucapan pemuda berparas tampan itu berhasil membolak balikan perasaan sang wanita yang berada dihadapannya.
Velicia: "Baiklah sebagai imbalan karna kak Evan telah ikut berpartisipasi membantuku, kak Evan menginginkan apa dariku?" tanya Velicia yang telah berada dalam satu mobil bersama pria bernama Evan.
Velicia: "Bagaimana kalau nonton?" sarannya.
Velicia: "Dengar dengar ada film horor yang baru tayang.. dan aku juga belum pernah menontonnya, ini akan menjadi pengalam pertama kita menonton dibioskop luar negri. Bagaimana?" perkataan Velicia sepertinya tidak mendapatkan tanggapan secara langsung dari pria disebalahnya yang sedang mengemudi.
Velicia: "Kak?" panggilnya lirih berusaha menengok kearahnya.
Velicia: "Kak Evan?" panggilnya lagi masih berusaha.
Velicia: "Kak Evan dengar ak...
Evan: "Vei?" panggilnya tanpa mengalihkan pandangan dari jalan.
Velicia: "Ya?" sahutnya sambil terus memperhatikan.
Evan: "Apa bisa aku meminta lebih dari sekedar menonton film horor?" katanya masih tak memalingkan pandangannya.
Velicia: "Maksudnya kak?" tanyanya balik karna merasa kurang paham.
Evan: "Bisakah aku meminta lebih dari sekedar menonton contohnya bisakah aku meminta menjalin hubungan yang lebih dari sekedar berpacaran? misalkan kita bertunangan begitu?" katanya begitu saja.
Evan: "Apa bisa?" katanya lagi meminta jawaban pasti.
Vevei adalah panggilan kesayangan yang secara langsung diberikan oleh Evan pada kekasih tercintanya yaitu Velicia.
Hubungan mereka telah berjalan cukup lama, hingga mereka benar benar telah mengenal satu sama lain bahkan telah dekat dengan keluarganya masing masing.
Evan pria berstatus lajang dengan berprofesi sebagai dokter telah menetapkan pilihannya pada wanita yang pertama dia temui disebuah taman komplek milik Velicia.
Evan yang memiliki sikap lembut dan penyayang sangat mudah diterima oleh Velicia bukan hanya sebagai seorang teman tapi juga dia terima sebagai seorang kekasih.
Saling percaya satu sama lain dalam kesibukan masing masing, saling mengerti dalam bidang dan kegiatan masing masing.
Mereka layaknya pasangan yang diirikan oleh semua kaum muda mudi karna saling mencintai dan dicintai.
Mereka saling percaya, saling memahami dan saling mendukung dalam berbagai aspek.
Bahkan kesibukan mereka tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk tetap meluangkan waktu bagi pasangannya.
Kadang jikalau Evan memiliki seminar diluar kota atau bahkan diluar negri, Velicia sebagai kekasih sebisa mungkin menyempatkan diri agar bisa menemaninya.
Dan juga sebaliknya, Evan dalam kesibukannya sebagai seorang dokter juga berusaha keras agar tetap ada untuk kekasihnya tercinta.
Velicia: "Apa kak Evan sedang melamarku?" tanyanya polos sambil terus memperhatikan kekasihnya.
Evan: "Tentu saja.. menurutmu apa Vei?" tanyanya balik merasa terheran heran.
Velicia: "Kak Evan sungguh sedang melamarku?!"
Tak ada jawaban dari sang pria, dia hanya terheran heran saat melihat sosok wanita yang dicintainya merasa aneh saat dilamar oleh kekasihnya.
Velicia: "Apa ini cara melamar kakak?" tanyanya begitu saja.
Evan: "Maksud mu Vei?"
Velicia: "Payah! dimana mana seorang pria akan berlutut dihadapan wanita yang dicintainya dan mengatakan aku cinta kamu, maukah kamu bertunangan dengan ku?"
Velicia: "Sedangkan kak Evan? ck. ck. ck. apa apaan" ledeknya sambil berpangku tangan.
Hanya gelak tawa yang dilayangkan oleh Evan untuk kekasihnya atas apa yang baru saja dia katakan.
Evan: "Aku hanya takut jika aku ditolak olehmu, maka dari itu aku mencobanya terlebih dahulu dengan cara biasa"
Velicia: "Maaf dr. Evan yang terhormat lamaran anda saya tolak karna tidak bermodal" sindirnya lagi tapi dengan maksud bercanda.
Evan: "Sejak kapan kekasih ku yang cantik ini menjadi matre dan mau yang mewah mewah? Apa tadi kau bertemu dengan seseorang yang telah memberimu pengaruh buruk?"
Velicia: "Bukan seperti itu kak" sahutnya merasa tak enak hati.
Meski terlahir dari keluarga berada, namun seorang Velicia bukanlah wanita manja yang sukanya hanya menodong pada orang tua.
Dia wanita mandiri, sopan, baik, ramah, penyayang, lembut dan sempurna.
Bagi pria yang melihatnya, seorang Velicia tidaklah memiliki kekurangan fisik maupun psikis.
Dia bagaikan malaikat tak bersayap yang hanya akan bisa bersanding dengan pria baik yang pantas untuknya.
Evan: "Baiklah baiklah"
Evan: "Jadi jika dr. Evan yang terhormat ini bisa melamar sesuai dengan keinginan putri Vevei, pasti diterima?"
Velicia: "Jawabannya tergantung dari usaha kak Evan" sahutnya terlihat menggantungkan.
Evan: "Kenapa bisa seperti itu, harus berikan jawaban pasti Vei"
Velicia: "Iya tergantung dari usaha kakak untuk memenangkan hati aku, pasti nanti aku jawab ditempat kok" sahutnya malu malu.
Evan: "Janji ya.. tidak boleh menggantungkan jawaban apalagi sampai meminta waktu"
Velicia: "Iya janji kak"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Romi Yati
jek gong mudeng critae...tpi seneng da klanjutanya dri kluarga dr clara
2020-10-04
0
Violet Agfa
belum mudeng akuuu cerita nya
2020-09-11
13
Qhie Qhie
Seneng banget ada kelanjutan dokter clara... 😍
2020-08-16
4