Pagi ini Andhika dan Nissa pergi menuju villa.
Andhika bersikeras ingin pergi dengan mobil milik nya. Karena takut ada hal yang mendesak, jadi lebih nyaman langsung pergi dengan mobil. Andhika juga merasa telah lama tidak menyetir mobil sendiri.
Sepanjang perjalanan, mereka mengobrol hal yang santai namun sangat nyaman didengar. Nissa selalu mengatakan kepada Andhika betapa indah pemandangan di sepanjang perjalanan mereka. Laut yang mereka lewati bahkan pekarangan sawah pun tetap indah di mata Nissa. Andhika selalu merespon dengan santai dan menjawab....
"Tentu saja! pemandangan alam itu memang sangat indah".
Nissa terus bersenandung di perjalanan sambil berbicara kepada Andhika. Mereka sampai di villa setelah berkendara selama lima jam perjalanan.
Sejak di perjalanan yang cukup panjang itu, Nissa berkali-kali menanyakan kepada Andhika apa Andhika ingin bergantian menyetir. Andhika bersikeras untuk tidak mau bergantian. Akhirnya mereka sampai di depan pintu masuk villa.
Pada akhirnya mereka sampai di depan villa. Pak Prabu penjaga villa telah menunggu mereka.
"Selamat datang, Mbak Nissa....Saya Pak Prabu selaku penjaga villa, Pak Bowo berpesan Anda bebas menggunakan kamar yang ada di villa dan berkeliling di sekitar rumah. Saya dan Istri ada di belakang villa.....jika ada yang kalian perlukan silahkan datang ke rumah Saya. Lalu....ini kunci nya"
Pak Prabu menjelaskan dengan singkat sambil memberikan kunci Villa kemudian pergi.
Nissa dan Andhika pun memindahkan koper mereka dari bagasi mobil ke dalam kamar di villa. Mereka memilih kamar di lantai atas. Saat mereka membuka pintu, mereka setuju untuk memilih kamar yang ada di hadapan mereka saat ini.
Di tengah ruangan, ada tangga besar yang menghubungkan ke lantai dua. Disana ada tiga kamar besar. Menurut Papa Nissa, klien nya itu memiliki banyak anak sehingga villa itu memiliki banyak kamar untuk mereka huni.
"Apa kita bisa berkeliling hari ini? Ku lihat cuaca sepertinya tidak mendukung" ucap Andhika sambil melihat langit gelap di luar jendela.
"Hujan tidak akan turun secepat itu...apa Kau takut sama hujan? Anak kecil aja suka sama hujan " ledek Nissa dan berlari keluar kamar.
Andhika segera menyusul Nissa dan mengikuti Nissa dari belakang.
Villa itu sangat besar, meski hanya dua lantai namun jika hanya dua orang yang berada di villa terasa sekali suasana begitu sunyi. Di samping villa ada taman bunga dan ayunan keluarga. Nissa terus mencatat apa-apa saja yang perlu diperbaiki dan di dekorasi. Andhika terus memotret dengan kamera di tangan nya. Sebagian foto yang Andhika potret hanya lah foto nissa dan tanpa disadari Nissa pun ingin melihat hasil foto Andhika.
"Andhika coba Kulihat foto nya!! Kayak nya bagian ayunan ini perlu renovasi cuma Aku lupa mencatat deskripsi nya" ucap Nissa seraya mengambil kamera itu.
Belum sempat Andhika menghapus foto, Nissa sudah mengambil kamera itu terlebih dahulu.
"Apa ini?!! bukan kah Aku menyuruh Kau untuk memotret objek yang Ku tandai? kenapa hanya ada foto ku dan langit?? " Tanya Nissa dengan kesal.
"Baiklah, Aku akan memotret ulang" Andhika segera mengambil kembali kamera itu.
"Memang nya Kau ingat apa aja yang sudah Ku tandai?"
"Kalau nggak ingat bukan Andhika nama nya!!" jawab Andhika bangga.
Andhika lalu memotret ulang objek yang Nissa suruh. Dengan teliti dan cekatan, Andhika memotret semua objek dari sudut yang berbeda.
Nissa merasa puas dengan kerja Suami nya. Andhika dan Nissa terus berjalan ke belakang villa dan menemukan sebuah danau yang sangat indah, disana hanya ada satu buah perahu kayu dan bangku panjang. Danau itu cukup besar dan dipenuhi pemandangan alam yang sangat jarang di jumpai di kota mereka. Keduanya kemudian duduk di bangku panjang itu sambil melihat danau.
"Apa Kau pernah menyesal menikah dengan Ku?" tanya nissa tiba-tiba.
Andhika terkejut mendengar pertanyaan Nissa. melihat mata Nissa kejujuran di hati nya pun terbuka.
"Lalu Kai? Apa Kau pernah menyesal menikah dengan Ku?" tanya Andhika kembali.
Sedikit saja jawaban indah yang ingin Andhika dengar.....berharap Istri nya tidak ada rasa penyesalan kepada dirinya lalu Nissa menjawab.
"Meskipun ada perasaan aneh, namun Aku tidak pernah menyesal menikah dengan Mu" jawab Nissa.
"Aku juga! Aku tidak pernah menyesal menikah dengan Mu, meskipun ada beberapa penjelasan yang perlu, namun Aku tidak memiliki penyesalan terhadap hal ini" ucap Andhika.
Nissa merasakan ketulusan itu. Nissa ingin menanyakan apakah hati Suami nya masih milik wanita itu atau kah telah berubah. Meski sedikit pun tak masalah, yang Ia ingin kan adalah kepastian dari hati Suami nya.
Akhir -akhir ini ada rasa yang aneh di antara mereka, namun Nissa yakin ada sedikit rasa yang berbeda dari semenjak pertama kali mereka bertemu.
Apakah takdir nya bisa berubah? Apakah hati Suami nya akan datang kepadanya? Apakah mereka bisa bahagia? Karena nyatanya kini hati Nissa telah jatuh kepada Suaminya.
Nissa ingin tahu apakah Suaminya merasakan hal yang sama kepadanya. Nissa ingin menanyakan kepada Suami nya dan Nissa merasa ini lah saat nya.
"Andhika...apa Aku boleh bertanya?"
"Tentu saja, apa ada hal yang ingin Kau ketahui?"
"Apa kah....Kau..."
Belum sempat kalimat itu selesai dari bibir Nissa....angin pun bertiup kencang dan hujan tiba-tiba turun dengan deras nya. Hujan menghantam mereka dengan sangat cepat dan dalam sekejap membasahi mereka. Tubuh mereka terasa seperti diguyur air satu danau karena air hujan yang tiba - tiba turun dengan sangat deras nya.
Seolah langit tak ingin kalimat itu keluar dari mulut Nissa. Hujan menghentikan semua pertanyaan itu. Dengan cekatan Andhika menggenggam tangan Nissa dan berlari.
"Cepat lari!!" teriak Andhika.
Andhika berusaha menutupi kamera dengan bajunya dan menarik tangan Nissa menuju villa. Jarak villa dari danau cukup jauh sehingga Andhika memilih melewati belakang villa. Karena belakang villa terkunci dengan kuat, Andhika pun mendobrak pintu belakang dengan kuat sedangkan hujan yang deras tidak mampu menahan mereka di belakang.
Dengan dobrakan terakhir dari Andhika, pintu belakang pun terbuka dan ternyata pintu itu menuju ke dapur yang disana terdapat sebuah tangga dapur dengan langsung menuju ke kamar mereka. Andhika sibuk mencari handuk kecil dan mulai mengelap kamera nya kemudian mengelap kepala Nissa dengan lembut.
Harum nya tubuh Nissa yang terkena hujan serasa bagai mawar basah. Andhika ingin mencicipinya. Andhika merasa bahwa ia tidak dapat lagi bernafas melihat baju Nissa yang mengepas di tubuhnya. Andhika dengan cepat mengecup bibir Nissa dengan intesitas yang lebih besar dari terakhir kalinya.
-bersambung-
"Mata selalu menunjukkan hati seseorang yang sebenarnya, hati seseorang akan terpantul dalam pandangan matanya"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 360 Episodes
Comments
Rifah Rifah
cie cie dhika nafsuan banget sih
2021-09-03
1
Eko Yuyun Luji Jadi
Aq suka Thor, setiap kalimat indah diakhir bab... 👍🏻👍🏻👍🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻
2021-08-13
0
Sri Cntya
eemmm...eemmm
2021-07-12
1