UM (3)

Berlian menatap takjub kepada seorang wanita cantik dan terlihat sangat awet muda yang berdiri anggun di hadapannya. "Kok,,,, kok tante disini? Belum pulang?"

Udayana menggeleng pelan, mereka berdiri di tengah-tengah anak tangga dan saling pandang. "Untuk beberapa hari kedepan kami akan menginap di sini, kenapa? Apa kamu keberatan?"

Astaga, cobaan apalagi ini Tuhan. Berlian sangat merasa tertekan saat ini.

Seharusnya dia bisa tenang karena tadi sudah mencoba menghindar dengan baik, pakde atau mamanya juga tidak mengatakan apa-apa, makanya dia santai saja sejak tadi. Tapi ini,,,,,,,

Ya ampun, iya saya keberatan Tante. Pulang sana. Lontaran kata yang ingin dia ucapkan saat ini.

"Ya enggak lah tante!!!" Dan berbanding terbalik dengan ucapan kenyataannya, dia menjawab pertanyaan Udayana di bumbuhi dengan tawa ringan. Takut akan menyinggung Udayana yang terlihat sangat bahagia malam ini atau memang wanita utu selalu bahagia? entahlah...

"Bagus kalau kamu tidak keberatan." Dia tersenyum lebar menatap Berlian, tiba-tiba saja wanita itu bergerak merangkul lengannya dan mengajaknya untuk bergabung di ruang makan. Berlian hanya tersenyum kaku saat dengan santai Udayana mengajaknya berbicara selama perjalanan menuju ruang makan.

Basagita menoleh, melihat Berlian dan Udayana sedang berjalan berdampingan. "Bee ayo duduk." Panggilnya saat tidak sengaja matanya bertemu pandang dengan sang putri.

Sebelum Berlian mendaratkan pantatnya di kursi sebelah Mamanya, Udayana lebih dulu menyeret Berlian untuk duduk di sebelah Aryan. Pria yang di jodohkan dengannya.

"Disini aja. Nah cocokkan mereka duduk sandingan gitu." Celetukan Udayana membuat mereka semua tertawa, namun tidak untuk Berlian dan Aryan.

Acara makan malam tampak ramai saat suara menggelegar Udayana memenuhi ruangan, dia menjadi moderator malam ini. Bertanya dan terus bertanya.....

Kepada Berlian tentunya...

Setelah selesai membantu membersihkan meja makan, Berlian menuju kamarnya. Rasanya malas untuk berada di lantai bawah bergabung bersama bude, mamanya dan wanita yang terus berusaha menarik perhatiannya itu.

Apalagi saat dengan mudahnya dia terus mengatakan Berlian cocok dengan anaknya.

Ck.

Setelah bosan bermain game, ia beralih menatap Alicia yang sedang menggunakan masker pada wajahnya. "Mba" Panggilnya pelan.

"Hmm." Tanpa menoleh, dia harus fokus mengoles.

"Kenapa sih Berlian harus di jodohin, Berlian itu bukannya tidak laku. Tapi memang belum dapet aja. Berlian itu masih muda. Dan lagi,,,, perjodohan? memangnya ini jaman kapan?" Berlian tampak melampiaskan protesnya kepada Alicia anak dari pakdenya itu, karena dia tidak berani menghadapi Timo lebih baik dia keluarkan saja unek-uneknya kepada anaknya.

"Ya mba gak tau Bee." Masih sibuk mengoles.

"Kalau cuma mempererat hubungan, kenapa pakai perjodohan. Terus, kenapa harus Berlian? kan di keluarga Wijaya anak perempuan yang masih lajang banyak." Berlian benar-benar di buat sangat kesal dengan perjodohan ini. "Selama ini Berlian diam saja loh sewaktu pakde jodoh-jodohin Berlian, tapi kali ini kok rasanya kesal sekali."

"Mereka maunya kamu gimana." Jawab Alicia. "Nurut saja."

"Apa enaknya nurut. Ya mba kan ada?" Ucap Berlian.

"Huss, Mba kan sudah tunangan " Berlian terdiam menatap Alicia yang menunjukkan jari yang terselip sebuah cincin dengan balutan mutiara di sekelilingnya, dia baru ingat kalau Alicia sudah bertunangan dua bulan lalu. "Kalo kata mba, mau saja sih. Toh keluarga Mahesvara itu baik, kamu tidak akan menderita kayak di film-film." Alicia tertawa keras, bahkan ia harus ulang mengoles masker di wajahnya karena sedikit retak akibat ia tertawa. "Sudah, tidak perlu di pikirin terlalu dalam Bee. Nikmatin saja, Aryan juga tidak jelek, kamu tidak akan malu bawa dia ke kondangan."

"ARGGGHH.....mba Cia nyebelin." Berlian beranjak pergi. Alicia hanya tetawa mendengarnya dan kembali memperhatikan masker diwajahnya.

********

Karena merasa terganggu dengan obrolan berisik dari Abraham dan Timo, Aryan pamit pergi. Ia menemukan tempat pas untuk mengerjakan tugas kantor yang menumpuk. Sebuah taman luas dan air mancur yang di kelilingin bunga, cukup nyaman untuk sekedar mengerjakan tugas.

Selagi berkutat dengan tugas kantor yang menumpuk, Aryan berhenti ketika mendengar suara seorang perempuan bernyanyi.

Aryan beranjak dan mencari sumber suara. Menemukan seorang perempuan di sebuah ayunan kayu. Sebenarnya, jarak mereka dekat hanya terhalang air mancur saja.

Play Now (Tentang Rindu - Virzha, Cover Chintya Gabriella)

'Ku hanya diam

Menggenggam menahan

Segala kerinduan

Memanggil namamu

disetiap malam ...

Aryan bertepuk tangan setelah melihat Berlian menyelesaikan lagu yang dia mainkan. Bagaimana tidak? Berlian sangat mahir bermain gitar, suaranya juga merdu terdengar.

"Sejak kapan lo disitu??"

"Gak lama kok, aku duduk disana." Aryan menunjuk tempat yang ia singgahi tadi.

"Ternyata lo bisa ngomong juga?" Pria itu tampak terkejut dengan pertanyaan yang Berlian lontarkan untuk dirinya.

"Ya,,, bisa lah."

"Soalnya dari tadi siang gue gak denger lo ngomong, gue kira bisu." Karena memang Aryan pria yang pendiam. Mendengar dia berbicara adalah suatu keberuntungan.

"Jadi, kamu penasaran sama suaraku?" Aryan bertanya dengan wajah datar. Ya, kalau boleh jujur, Berlian cukup penasaran dengan pria yang dijodohkan dengan dirinya. Selain senyumnya yang manis, ternyata suaranya cukup berat. membuatnya terlihat semakin Manly.

OH GOD!!!!!...

Berlian berdecih. Aryan malah tersenyum melihat itu. "Yuk duduk disana? Aku ninggalin kerjaan disitu." Berlian mengikuti Aryan yang mengajaknya duduk dibangku panjang.

Entahlah, kenapa juga dia menuruti itu.

Aryan kembali sibuk dengan kerjaannya saat mereka berdua sudah duduk bersebelahan berhadapan dengan air mancur. "Kalo sibuk kenapa kesini, Ribet?" Ucap Berlian sembari memainkan senar gitar dengan asal dipangkuannya.

"Kata Mama, kesini lebih penting." Jawab Aryan sembari mengetik serius.

"So?"

"Ya gitu deh." Berlian memalingkan wajahnya menatap pria disampingnya yang terfokus ke layar laptop. "Tapi gak apa-apa kok, jangan khawatir."

"Hah, gue lagi gak khawatir sama lo." Menatap kearah lain, "Lebih baik lo pulang aja sana, disini gak ada yang penting juga kan?" Pria itu menghentikan tugasnya dan pandangannya beralih menatap Berlian.

"Jelas banget loh ngusirnya." Berlian memang tidak suka berbasa basi.

"Sadar juga." Aryan menarik ujung bubirnya, tersenyum simpul tanpa Berlian ketahui. "Kalau boleh tau, lo kenapa sampai dijodohin, jangan bilang kalau lo gay?" Aryan tertawa mendengar ucapan wanita disampingnya ini. "Kok ketawak? Gue lagi gak ngelucu."

"Kenapa kamu bisa bilang aku gay??" Aryan bertanya dengan nada sedikit merendah berusaha menahan tawa apalagi ditambah Berlian yang tanpa ekspresi membuatnya semakin ingin tertawa lenih keras.

"Yaaaa,, lo keliatan cool sama berkharisma aja, gak mungkin lo gak punya pasangan kalau bukan gay kan?" ini yang ia pikirkan sedari tadi saat mengurung diri di dalam kamar.

"Makasih atas pujiannya." Aryan tersenyum tipis.

"Gue gak lagi muji."

"Iya, tapi maaf aku bukan gay. Aku dijodohin mungkin karna aku sibuk kerja aja, jadi gak sempet cari pasangan."

Dia ngomong gak sempet cari??? kayak pasangan itu baju astaga.

"Batalin aja gih, gue gak minat soalnya." Menatap wanita itu sejenak, lalu memfokuskan pandangannya ke layar laptop lagi.

"Kamu sudah punya pacar?" Berlian terdiam, ia hanya memandangi gitarnya. Masih disebut pacarkah kalau seorang kekasih menghilang tanpa kabar dan jejak....

Sepasang suami istri saja, jika suami pergi tanpa kabar selama tiga bulan, istri bisa meminta cerai kepada suami. Lantas, bagaimana dengan Berlian yang ditinggalkan lebih dari tiga bulan atau mungkin sudah dua tahun, Berlian tidak lagi mengingatnya. "Seharusnya kamu bilang kalau kamu sudah punya pacar ke om Timo dan yang lain. Biar gak salah paham, aku akan menolak kalo kamu yang meminta."

Setelah malam itu, seharusnya Farrel dan Berlian sudah bertunangan sekarang. Merasakan menjadi sepasang kekasih yang akan membuat seluruh dunia iri.

Tapi, Farrel tidak datang, menghilang tanpa kabar. Pergi entah kemana. Tidak ada satupun orang tahu keberadaanya.

"Berlian? Are you oke?" Berlian tersadar dari ingatan pedihnya saat Aryan mengguncang bahunya pelan. "Kamu kenapa?"

Berlian tampak kebingunhan saat berdiri dari duduknya. "Gue masuk duluan, ngantuk." Melambaikan tangan kearah Aryan dan berlalu pergi.

...☘️☘️...

Jangan lupa vote dan like ya Cium online. muahh~~

Terpopuler

Comments

ani nurhaeni

ani nurhaeni

ntar farel datang kalauu berlian udah meriit
truus gangguin
gtuu kalii yaa
🤔🤔

2022-01-25

1

mamayot

mamayot

mampir di novel ku kak.

-MY BODYGUARD PANJI

2021-08-31

1

Ahmad

Ahmad

sabar ya... Berlian

2020-10-03

1

lihat semua
Episodes
1 UM (1)
2 UM (2)
3 UM (3)
4 UM (4)
5 UM (5)
6 UM (6)
7 UM (7)
8 UM (8)
9 UM (9)
10 UM (10)
11 UM (11)
12 UM (12)
13 UM (13)
14 UM (14)
15 UM (15)
16 UM (16)
17 UM (17)
18 UM (18)
19 UM (19)
20 UM (20)
21 UM (21)
22 UM (22)
23 UM (23)
24 UM (24)
25 UM (25)
26 UM (26)
27 UM (27)
28 UM (28)
29 UM (29)
30 UM (30)
31 UM (31)
32 UM (32)
33 UM (33)
34 UM (34)
35 UM (35)
36 UM (36)
37 UM (37)
38 UM (38)
39 UM (39)
40 UM (40)
41 UM (41)
42 UM (42)
43 UM (43)
44 UM (44)
45 UM (45)
46 UM (46)
47 UM (47)
48 UM (48)
49 UM (49)
50 UM (50)
51 UM (51)
52 UM (52)
53 UM (53)
54 UM (54)
55 UM (55)
56 UM (56)
57 UM (57)
58 UM (58)
59 UM (59)
60 UM (60)
61 UM (61)
62 UM (62)
63 UM (63)
64 UM (64)
65 UM (65)
66 UM (66)
67 UM (67)
68 UM (68)
69 UM (69)
70 UM (70)
71 UM (71)
72 UM (72)
73 UM (73)
74 UM (74)
75 UM (75)
76 UM (76)
77 UM (77)
78 UM (78)
79 UM (79)
80 UM (80)
81 UM (81)
82 UM (82)
83 UM (83)
84 UM (84)
85 UM (85)
86 UM (86)
87 UM (87)
88 UM (88)
89 UM (89)
90 UM (90)
91 UM (91)
92 UM (92)
93 UM (93)
94 UM (94)
95 UM (95)
96 UM (96)
97 UM (97)
98 UM (98)
99 UM (99)
100 UM (100)
101 UM (101)
102 UM (102)
103 UM (103)
104 UM (104)
105 UM (105)
106 PENGUMUMAN
107 SEQUEL
Episodes

Updated 107 Episodes

1
UM (1)
2
UM (2)
3
UM (3)
4
UM (4)
5
UM (5)
6
UM (6)
7
UM (7)
8
UM (8)
9
UM (9)
10
UM (10)
11
UM (11)
12
UM (12)
13
UM (13)
14
UM (14)
15
UM (15)
16
UM (16)
17
UM (17)
18
UM (18)
19
UM (19)
20
UM (20)
21
UM (21)
22
UM (22)
23
UM (23)
24
UM (24)
25
UM (25)
26
UM (26)
27
UM (27)
28
UM (28)
29
UM (29)
30
UM (30)
31
UM (31)
32
UM (32)
33
UM (33)
34
UM (34)
35
UM (35)
36
UM (36)
37
UM (37)
38
UM (38)
39
UM (39)
40
UM (40)
41
UM (41)
42
UM (42)
43
UM (43)
44
UM (44)
45
UM (45)
46
UM (46)
47
UM (47)
48
UM (48)
49
UM (49)
50
UM (50)
51
UM (51)
52
UM (52)
53
UM (53)
54
UM (54)
55
UM (55)
56
UM (56)
57
UM (57)
58
UM (58)
59
UM (59)
60
UM (60)
61
UM (61)
62
UM (62)
63
UM (63)
64
UM (64)
65
UM (65)
66
UM (66)
67
UM (67)
68
UM (68)
69
UM (69)
70
UM (70)
71
UM (71)
72
UM (72)
73
UM (73)
74
UM (74)
75
UM (75)
76
UM (76)
77
UM (77)
78
UM (78)
79
UM (79)
80
UM (80)
81
UM (81)
82
UM (82)
83
UM (83)
84
UM (84)
85
UM (85)
86
UM (86)
87
UM (87)
88
UM (88)
89
UM (89)
90
UM (90)
91
UM (91)
92
UM (92)
93
UM (93)
94
UM (94)
95
UM (95)
96
UM (96)
97
UM (97)
98
UM (98)
99
UM (99)
100
UM (100)
101
UM (101)
102
UM (102)
103
UM (103)
104
UM (104)
105
UM (105)
106
PENGUMUMAN
107
SEQUEL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!