Episode 11

Fe yang saat itu sedang fokus menyetir melirik feri melalui kaca sepionnya "maaf tuan muda, tidak." Ucap fe datar lalu fokus menyetir.

Feri tertawa mendengar jawaban fe.

"Ya ampun fe kamu udah tua belum pernah merasakan jatuh cinta?." Ucap feri sambil memegang perutnya karena tawa nya membuat sakit perut.

Fe menyeringai bingung ada apa dengan tuan mudanya, kenapa tiba - tiba dia bertanya perihal cinta itu. Selama dia bersama dengan feri, feri termasuk laki laki yang jarang dan mungkin sangat sulit untuk jatuh cinta. Biasanya di luar sana dengan modal tampang ganteng bisa dengan mudah mempermainkan wanita. Namun tidak dengan feri, dia sangat menghargai wanita padahal semua sudah ia miliki. Dia hanya berfikir ingin memberikan semua nya nanti dengan wanita yang akan menjadi istrinya (waaah kalau ada laki - laki seperti ini di kehidupan kita aku hanya ingin berdoa sisakan buat ku tuhan 😁😁😁😁 bener gak kakak2 selamat membaca)

"Maaf tuan muda. " Ucap fe yang masih kebingungan lalu menatap feri dari kaca nya. Fe bingung mau menjawab bagaimana kepada tuannya itu.

"Fe mending kamu segera cari cewek yang buat kamu jatuh cinta." Ucap feri sambil menyeringai licik.

Memang tuan muda pernah jatuh cinta? kita kan juga sama tuan. Umur kita juga gak beda jauh gumam fe dalam hati.

"Baik tuan" jawab fe, ada apa dengan anda tuan. "Fe nanti siang kita ke sekolah xxx aku ada perlu." Ucap feri lalu menyandarkan kepalanya dikursi dan memejamkan matanya.

" Baik tuan." Ucap fe. Saat ini mereka sudah memasuki kantor prima group. Gedung yang tinggi dan mewah itu. semua pagawai menundukkan kepala nya saat feri datang, dengan wajah dingin nya dia berjalan menuju ruangannya. Tidak ada yg berani bicara. karena jika ada sesuatu yg membuat dia marah dia tdak akan memberi ampun.

"sekolah

Waktu sudah menunjukan jam 11. Saat ini masya sudah keluar dari ruang ujiannya. Saat masya mau berjalan keluar dari gerbang tiba tiba saja ada yang memanggilnya.

"Masya." Dari kejauhan dia berteriak. mendengar suara teriakan namanya masya langsung menoleh kearah suara panggilan itu. Ha lisa ada perlu apa lagi dia panggil aku gumam masya.

Lisa mendekati masya namun sebelum lisa bicara tiba2 miko datang dan langsung menggandeng tangan lisa.

Oh ternyata mau pamer kenesraan kalian didepanku gumam masya.

"Ada apa?." Jawab masya tanpa memandang miko sma sekali. Masya menganggap tidak ada miko disitu. Melihat miko yang tiba tiba mengandeng tangan lisa, membuat lisa bingung harus menjelaskan dari mana. Awalnya lisa ingin menjelaskan apa yang terjadi antara lisa dan miko, namun kemunculan miko membuat lisa mengurungkan niatnya.

"Em enggak apa apa cuma mau ingatin kamu minggu depan kita sudah mau ujian kelulusan, semga kamu tetep jadi juara pertama." Ucap lisa sambil melirik kearah miko. Karnea memang masya anak yg pintar. Dia selalu mendapat peringkat pertama disekolah itu jadi sekolah memberikan bea siswa kepadanya namun juga keuntungan buat masya karna setelah perusahaan bangkrut masya tidak khawatir dikelurkan dari sekolah karena memang biaya sekolah disitu mahal.Tempat masya sekolah adalah sekolah elit di kota tersebut.

Masya tidak menjawab kata kata dari lisa dan langsung berjalan pergi tanpa mengucapkan apapun.

"Miko, kamu kenapa sih." Ucap lisa kesal pada miko yg membuat rencana nya itu gagal." Jangan bertindak bodoh lisa." Ucap miko sambil melihat kepergian masya dengan berat.

"Aku gak bertindak bodoh miko, aku mau jelasin semua ke masya, aku yakin masya pasti mau mengerti." Ucap lisa kesal lalu meninggalkan miko.

Miko mendengar ucapan lisa lansung mengejar lisa. "Meskipun masya mengerti kita enggak bisa mengubah ini lisa, kita enggak bisa berbuat apa apa."ucap miko berjalan dibelakang mengikuti lisa.

Lisa berhenti menatap miko tajam "Setidaknya persahabatan kita gak seperti ini miko."lisa berkata dengan berkaca kaca lalu meninggalkan miko dengan meneteskan air matanya. Memang mereka sudah bersahabat cukup lama sehingga lisa merasa bersalah.