Sore ini resepsi pernikahan Amel dan Alfin sudah di mulai , para undangan sudah begitu ramai memenuhi ruang aula besar itu , dan Amel terlihat begitu cantik dengan gaun berwarna peach yang ia pakai dan tentu Alfin tidak kalah menawan dengan tuxedo yang ia gunakan.
Green dan Nathan pun tak kalah sibuk menyambut tamu tamu penting dari berbagai kalangan , sedangkan Naina sudah terjaga dengan baik pada Elin dan Elin tentu tidak akan menolaknya.
Kesana kemari Elin terus menemani Naina yang begitu aktif , yang ingin selalu melihat dan mencoba sesuatu yang belum pernah ia maka .
Walau Elin sedikit kewalahan namun senyum tidak pudar dari bibirnya karena ia memang begitu menyukai anak kecil , apalagi itu Naina gadis kecil kesayangannya atau lebih tepatnya memang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri walau ia belum pernah merasakan bagaimana rasanya punya anak , namun cintanya pada Naina begitu besar.
" Mama yin Naina mau es cream itu " rengek Naina menunjuk gunungan es dengan tumpukan marsmello dan buah buahan dan tanpa banyak bicara Naina langsung menyeret tangan Elin menuju tempat makanan yang dia inginkan.
" Naina mau rasa apa ? "
" marsmello , strawberry , grape , emm vanila dan coklat " racau Naina yang menginginkan berbagai macam rasa
" Naina tidak bisa makan semuanya , itu terlalu banyak dan mama yin juga tidak bisa membawa semuanya " jelas Elin supaya anak pintar itu mengerti.
" Tapi Naina mau semuanya mama " rengek Naina lagi dengan wajah sedihnya membuat Elin menjadi tidak tega.
" Kita pilih dua rasa yang paling Naina mau , nanti kalau sudah habis kita kembali lagi kemari , oke "
" oke mama " sahut Naina tersenyum.
" Anak pintar " ucap Elin sambil mengusap lembut ujung kepala Naina.
" Jadi Naina mau rasa apa ?"
" Vanila dan Strawberry mama " sahut Naina dan Elin langsung memberitahukan pada pelayan .
" Hay " sapa seseorang menghampiri Elin dan Naina.
" Jerry " teriak Elin terkejut dan langsung memeluk Jerry.
" Bagaimana kabarmu ? " tanya Elin sambil menepuk pundak Jerry.
" Kau tentu melihat aku sangat baik , saat kau menolakku aku tidak begitu terpuruk " sindir Jerry tertawa dan Elin memonyongkan bibirnya mendengar perkataan terakhir Jerry.
" Apa kau masih dendam karena aku menolakmu ? " tanya Elin.
" Aku sudah berdamai dengan itu , ya walau masih sedikit kecewa jika mengingatnya kembali " jelas Jerry dengan terus tertawa.
" Jerry " teriak Elin kesal namun dengan bibir yang ikut tertawa.
" Mama yin " panggil Naina yang bingung siapa di hadapannya.
" astaga maafkan mama melupakanmu sayang " ujar Elin yang baru menyadari keberadaan Naina.
" lin , kita hanya tidak saling memberi kabar beberapa bulan ini , apa aku melewatkan sesuatu " ucap Jerry yang sedikit terkejut melihat Elin membawa anak kecil dan memanggilnya mama.
" Pikiranmu terlalu jauh Jerry , apa kau tidak melihat wajahnya , ini sangat jelas wajah Green apalagi matanya " jelas Elin.
"hahaha aku hanya bercanda lin ,tapi kenapa dia memanggilmu mama ? "
" karena aku memang mamanya , Amel bunda , dan Green mommynya "
" Kau beruntung cantik , lahir dengan tiga ibu yang yang cantik " ucap Jerry tersenyum pada Naina , namun gadis kecil itu malah memperlihatkan wajah tidak sukanya pada Jerry.
" Sepertinya anakmu tidak menyukaiku lin "
" Karena wajahmu menyeramkan Jerry " sahut Elin tertawa.
" Aku sudah begini tampan kau bilang aku menyeramkan lin "
" Aku hanya bercanda ,kau sangat tampan sekarang , mungkin saat dulu kau sudah seperti ini , aku yakin aku tidak akan menolakmu " kata Elin bercanda.
" Mengapa tidak menerimanya sekarang ? " ujar Jerry dan Elin langsung menghentikan tawanya dan menatap Jerry dengan serius.
" Jangan menatapku seperti itu lin , aku hanya bercanda , ternyata kita memang di takdirkan menjadi sahabat " lanjutnya dengan senyum yang terlihat di paksakan.
" Aku kira kau serius dengan perkataanmu dan hampir aku mengatakan "yes" " kata Elin tertawa.
" Mungkin aku akan segera mengirimkan undangan padamu " ucap Jerry dan Elin langsung terbatuk karena begitu terkejut.
" Kau serius ? " tanya Elin tidak percaya dengan mata yang membulat sempurna dan Jerry menganggukkan kepalanya
"Kau yakin akan segera menikah , OMG seorang Jerry menikah , astaga perempuan mana yang begitu sial menjadi istrimu Jerry " kata elin yang masih begitu terkejut namun tidak berhenti tertawa.
" Ntah aku atau dia yang begitu sial " ujar Jerry dengan wajah yang senduh.
" hey , aku hanya bercanda " kata Elin yang menjadi tidak enak dengan perkataannya sendiri
" Tapi kau benar lin " lanjut Jerry dan Elin hanya diam tidak lagi berani untuk berbicara.
"Aku di jodohkan " sambungnya lagi.
"Sudah jaman apa ini , mengapa masih ada tradisi jodoh menjodohkan seperti ini" lanjut Jerry prustasi.
" Apa yang kau katakan itu sungguh jerry ? " tanya Elin memastikan , karena ia masih tidak bisa mempercayai seratus persen mulut laki laki yang sering berkata konyol seperti Jerry.
" Sungguh " jawab Jerry singkat , dan Elin sudah memastikan tidak ada kebohongan dari tatapan matanya.
" Kau lihat Green , dia menikah karena di jodohkan , dan kau lihat juga sekarang dia begitu bahagia dengan pernikahannya dan itu tidak menutup kemungkinan akan terjadi padamu , ingat kebahagian selalu datang tanpa di rencanakan teman " ujar Elin menenangkan Jerry sambil menepuk pundaknnya.
" ntahlah , doakan saja " sahut Jerry pelan.
" Hey , ini bukan wajahmu , Jerry tidak pernah seprustasi ini , berarti sekarang hatimu lebih hancur dari saat cintamu aku tolak "
" Jangan mengingat kembali luka itu lin " ujar Jerry kembali tertawa.
" Nona ini ice cream anda " ucap pelayan memberikan ice cream vanila dan strawberry sesuai keinginan Naina pada Elin.
" Mama yin ayo " rengek Naina yang sudah bosan.
" oke , sebentar sayang "
" Jerr aku pergi dulu , nikmati pestanya"
" Aku juga akan segera pulang lin , masih ada tugas kampus dan perkerjaan kantor yang harus di selesaikan " jelas Jerry.
" Sesibuk itu kah kamu sekarang ? " ujar Elin.
" Tepatnya menyibukan diri " sahut Jerry tertawa.
" Mama ayo " rengek Naina lagi.
" oke , bye jerr , kontakku masih sama dan kita masih tetap jadi sahabat , jadi jangan sungkan untuk bercerita denganku " kata Elin sambil memeluk tubuh Jerry ,
" Kamu juga , mungkin akhir akhir ini aku akan lebih sering menghubungimu "
" Aku pulang dulu , titip salamku pada Green dan Amel " kata Jerry sebelum benar benar pergi.
" Pasti , hati hati " balas Elin sambil mengangkat tangannya.
" oke sekarang anak mama mau kemana lagi ? , Apa Naina mau duduk disana sambil makan ice cream ini ? " tanyanya dan Naina menganggukkan kepala sambil berulang kali mengusap matanya.
" Mama gendong " pinta Naina , dan Elin langsung kebingungan karena kedua tangannya sedang memegang ice cream.
" emm..sebentar ya , kita letakkan ice cream Naina di sana dulu ya "
" Tapi Naina mau di gendong sekarang mama " rengek Naina yang sudah mulai rewel mungkin karena sudah begitu lelah dan mengantuk.
" Tunggu sebentar ya " ujar Elin dan matanya segera mencari cari pelayan yang bisa membantunya membawa ice cream Naina , namun tidak ada satupun pelayan yang berjalan mendekat kearah mereka , untuk memanggil pelayan suara Elin tidak melebihi dari suara sound musik yang bergema di ruangan.
" Ya ampun gimana ini ?, tunggu sebentar ya nak " ujar Elin yang semakin kebingungan
" Apa nona membutuhkan bantuan ? " ucap seorang , Elin segera membalikkan tubuhnya dan ia langsung bernafas legah saat menemukan Daniel di belakangnya.
" huh , Syukurlah kau datang , Apa kau bisa membawa ice cream ini ? , naina ingin meminta untuk di gendong " jelas Elin bernafas legah dan melupakan rasa malu karena tragedi foto tadi siang.
" Tentu " jawab Daniel dan tersenyum menatap wajah Elin , setelah memberikan dua tempat ice cream Naina pada Daniel , Elin langsung mengangkat tubuh Naina kedalam gendongannya.
" Biarkan aku yang menggendongnya " ucap Daniel dan Elin menggelengkan kepalanya.
" Aku bisa kok " sahut Elin tersenyum.
" papa Daniel jangan kemana mana , papa di sini aja ya bersama Naina dan mama yin " pinta Naina dengan mata yang sudah sayu namun memiliki sedikit kesadaran.
" iya papa di sini bersama Naina " sahut Daniel dan mengibas lembut rambut yang menutupi wajah Naina , dan tidak lama gadis kecil itu sudah tertidur dan mereka terus bersama seperti keluarga kecil.
" kita cari tempat duduk , kau pasti sangat lelah " ucap Daniel dan Elin hanya tersenyum karena kakinya memang sudah kram karena sepatu tinggi yang ia pakai.
" Berikan Naina padaku " pinta Daniel karena melihat Elin begitu kelelahan.
" Aku masih kuat " sahut Elin tertawa.
" Tapi peluhmu tidak bisa berbohong Nona , kemarilah aku tahu kau sangat lelah " ujar Daniel tersenyum dan akhirnya Elin memberikan Naina ke dalam gendongan Daniel.
" stttttt , pelan pelan nanti dia kebangun " ujar Elin sambil mengelus elus lembut tubuh Naina.
" Iya mama yin " kata Daniel tertawa dan Elin pun ikut tertawa mendengar Daniel menirukan gaya bicara Naina.
" Kita sudah seperti keluarga kecil yang menghadiri pesta pernikahan" ucap Daniel , membuat Elin kembali terbatuk karena sedikit terkejut dengan ucapan Daniel , laki laki yang terlihat begitu dingin dan irit bicara.
" Pelayan " panggil Daniel dan langsung mengambil satu gelas jus yang di bawa oleh pelayan dan langsung memberikannya pada Elin.
" Minumlah supaya kau tidak lagi batuk , karena Naina akan terbangun karena suara batukmu " jelas Daniel dengan senyum yang ia tahan.
" Terimakasih " ucap Elin dan mengambil gelas jus dari tangan Daniel.
" Your welcome mama yin " sahut Daniel tertawa.
"Naina akan terbangun karena ketawamu " balas Elin dan Daniel segera menghentikan tawanya , namun kini Elin yang kembali tertawa pelan dengan menutup mulutnya dengan tangan , merasa lucu karena Daniel begitu mudah di bodohi , namun yang membuat Elin senang adalah karena melihat senyum Daniel yang begitu manis.
jangan lupa vote , like dan coment🤗
dan sekali lagi terimakasih atas segala dukungannya🙏😇💚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Phoenix VR
Jerry jodoh Meili adeknya Daniel
2022-05-14
0
Lia Rochmatuz
Orang Cantik mah cepet dapet penggantinya
2022-05-14
0
Ayuna
aku baca komen aja untuk cari jawaban😁
2022-04-03
0