Di sebuah ruangan aula yang sangat besar yang sudah di dekor dengan sebegitu mewah dan putih silver menjadi warna pilihan pada kemegahan acara pernikahan anak kedua keluarga Vernandes.
Alfin yang sudah mengenakan pakaian serba berwarna putih sudah berjalan masuk kedalam ruang aula , di temani Wilna dan Banyu yang ikut berjalan mendampinginya , serta Nathan dan Daniel yang hari ini berperan sebagai groomsmen dari pihak mempelai laki laki pun ikut mengiringi Alfin.
Setelah mengantar Alfin ke kursi pelaminan ijab kobul , Wilna kembali duduk di deretan kursi belakang pengantin dan bergabung dengan Nita mami Green dan Lusi mama Amel yang sudah lebih dulu berada di sana , sedangkan Banyu ia duduk di sisi kanan Alfin sebagai saksi dari penikahan anaknya , Nathan dan Daniel juga ikut duduk di deretan kursi sebelah kanan atau tepatnya berada di belakang Banyu.
" Mempelai wanita memasuki ruangan " ucap seseorang di balik microphone yang hari ini bertugas sebagai pemandu acara dari pernikahan Amel dan Alfin.
Tiga perempuan yang menggunakan pakaian serba putih memasuki ruangam berdekor mewah itu , semua mata tertuju pada mereka , amel yang mengenakan pakaian kebaya berwarna putih serta siger berwarna perak dan bunga melati putih yang menjuntai dari kepalanya benar benar membuatnya nampak berbeda hari ini , sangat cantik dan anggun ,sedangkan Green dan Elin yang hari ini menjadi bridesmaid dari Amel tidak kalah cantik dengan menggunakan gaun berwarna putih yang sama , serta rambut yang di sanggul rendah dengan hiasan satu bunga melati.
" Kamu yang mau nikah kenapa aku yang deg degan ya mel " ucap Elin pelan yang merasa nervous karena semua mata menatap kearah meraka berjalan.
" Gimana jadi aku lin " sahut Amel yang tidak kalah nervous sebagai pengantin.
namun lain halnya dengan Green ia nampak begitu percaya diri dan tersenyum pada semua orang dengan tangan sebelah kiri yang menuntun Amel menuju ke pelaminan.
" huh , jadi flashback kan " ucap Green yang teringat pada saat pernikahannya dulu .
" Dulu aku yang kalian dampingi , sekarang gantian aku lagi yang mendampingi , dan nanti gantian aku dan Amel lagi yang mendampingi di pernikahan kamu lin " ujar Green tersenyum.
" Tentu , tidak lucu jika aku berjalan sendiri ke pelaminan " sahut Elin dan mereka saling tertawa pelan di sela langkah mereka menuju pelaminan.
" Nervousku sedikit hilang " ucap Amel dengan menghela nafas dan menegakkan pandangannya menatap semua para tamu yang tersenyum ke arah mereka.
" Jangan nervous oke " bisik Elin setelah Amel sudah tiba di kursi yang bersanding pada Alfin.
" Semangat kak " ucap Green pelan sambil tertawa pada Alfin dan Alfin hanya tersenyum kaku , karena sekarang dia sudah tidak bisa merasakan apa apa kecuali rasa nervous yang luar biasa.
Setelah mengantar Amel , Elin dan Green kembali duduk di deretan kursi sebelah kiri sebagai pengiring pengantin wanita dan Naina yang sejak tadi duduk bersama kedua omanya , langsung berlari dan bergabung bersama Green dan Elin .
" Bunda cantik ya mommy " ucap Naina yang kagum menatap Amel.
" Iya , Naina harus diem nggak boleh berisik ya " pinta Green dan Naina menganggukkan kepalanya mengerti .
" Baiklah para hadirin yang berbahagia , kita akan segera melaksanakan sesi ijab kobul dan di mohonkan untuk para hadirin untuk menyaksikannya dengan penuh hikmat " ucap pemandu acara di balik microphone.
Setelah membaca doa terlebih dahulu , penghulu pun mempersilahkan Yuri papa Amel untuk memulai dan mengulurkan tangannya pada Alfin.
" Bismillahirahmannirrohim"
Yuri : saya nikahkan engkau DERMAWANALFIN VERNANDES bin BANYU VERNANDES dengan anak saya AMELDA AZRIN binti YURIANDA AZRIN dengan mas kawin berbentuk cincin berlian di bayar tunaiii
Alfin : saya terima nikah dan kawinnya AMELDA AZRIN binti YURIANDA AZRIN dengan mas kawin tersebut , di bayar tunaiii
" Gimana para saksi sah ? " tanya penghulu dan semua orang yang berada di sana berteriak " SAAAAHHHHH"
" Alhamdulillah " ucap Alfin yang akhirnya bisa bernafas legah dan tersenyum menatap Amel yang kini sudah sah menjadi istrinya.
Setelah sesi ijab kobul selesai , untuk kedua pihak orang tua di persilahkan untuk duduk berdampingan karena kedua mempelai akan melalukan sesi sungkeman sebagaimana yang di lakukan pada setiap pasangan pengantin yang baru saja menikah.
" Ayah , terimakasih karena telah menerima Amel " ucap Amel yang kini sedang memeluk Banyu.
" Ayah juga berterimakasih karena kamu sudah mau menerima Alfin sebagai suami kamu , tolong jaga anak ayah ya mel " kata Banyu yang kemudian mencium dahi Amel.
Setelah Amel selesai pada Banyu , kini bergantian dengan Alfin , tanpa bicara Alfin langsung menangis dan berulang kali mencium punggung tangan Banyu dan kemudian memeluk laki laki paruh baya itu begitu erat .
" Sudah nak jangan menangis , ini hari bahagiamu " ucap Banyu dengan mata yang sudah berkaca kaca , namun tangisannya ia tahan supaya Alfin tidak berlarut dengan tangisannya.
" Terimakasih yah sudah begitu baik pada Alfin " ucap Alfin dengan suara serak karena tangisan.
" Seorang ayah pasti akan baik pada anaknya sendiri " jelas Banyu menepuk lembut punggung Alfin , Alfin masih menangis dalam pelukan Banyu , rasanya kata terimakasih tak cukup untuk mengungkapkan bagaimana ia bersyukur karena sudah begitu di sayangi oleh laki laki paruh baya yang menjadikan dirinya sebagai anak , yang akhirnya bisa merasakan kasih sayang dari kedua orang tua.
" Bunda , sayangi Amel seperti bunda menyayangi Green ya " ucap Amel yang kini memeluk Wilna.
" Tentu nak , tidak akan pernah ada perbedaan dan tolong jaga putra bunda dengan baik " sahut Wilna yang berulang kali mencium pipi Amel.
Setelah Amel selesai pada Wilna kini bergantian dengan Alfin , dan saat Alfin berada tepat di hadapan Wilna , wanita paruh baya itu langsung memeluknya dan menangis sejadi jadinya , ia cukup merasa sedih sekaligus begitu bahagia , anak baik yang ia jadikan sebagai anaknya sendiri , sekarang sudah menikah ,
Alfin yang melihat Wilna menangis akhirnya ikut kembali menangis.
" Bunda terimakasih telah membesarkan Alfin ," ucap Alfin menangis dan Wilna masih tidak kembali berbicara ia masih terus menangis di balik punggung Alfin.
" sudah bunda , jangan merusak hari bahagia anak kita " ucap Banyu menenangkan istrinya.
" Alfin anak bunda sampai kapan pun Alfin anak bunda dan ayah " ucap Wilna yang masih terus menangis
" Tidak akan ada yang akan merebut Alfin dari bunda ," sahut Alfin tersenyum dan menghapus air mata wilna yang terus mengalir dari wajah halusnya.
"Bunda , terimakasih karena telah menyempurnakan hidup Alfin , menerima Alfin dengan begitu baik dan sangat menyayangi Alfin , tolong jangan berubah sampai kapanpun , walau Alfin sudah menikah tapi bunda dan ayah tetap segalanya di dalam hidup Alfin " ucap Alfin yang kembali menangis.
" Cinta orang tua itu sepanjang masa nak , bunda mencintai kamu dan Nathan lebih dari apapun , kamu dan Nathan adalah harta yang paling berharga dalam hidup bunda ,
jadilah laki laki yang hebat untuk keluargamu , ingat perkataan bunda utamakan keluarga karena keluarga di atas segalanya " ujar Wilna sambil memegang kedua pipi Alfin.
" Alfin sayang bunda " ucap Alfin sekali lagi dan Wilna menganggukkan kepalanya dengan tersenyum namun dengan air mata yang masih terus menetes.
Amel sudah selesai melakukan sungkeman pada kedua orang tuanya yang juga tidak berhenti menangis , melepas anak satu satunya , Yuri seorang ayah yang terlihat begitu kuat juga tidak mampu menahan isak tangisnya , berulang kali ia menutup matanya karena tangisan yang semakin menjadi menjadi.
" Papa , terimakasih karena telah mempercayakan aku menjaga Amel , Alfin minta restunya ya pa " ucap Alfin yang kini sudah berjongkok di hadapan Yuri.
" Tolong jaga anak saya Alfin , saya mencintainya lebih dari apapun , bahagiakan dia dan jangan biarkan dia menangis " kata Yuri yang berusaha menghentikan tangisannya.
" Sebisa mungkin saya akan berusaha menepatinya pa " ucap Alfin dengan penuh tanggung jawab.
Acara sungkeman pada kedua orang tua telah selesai , Alfin dan Amel kembali duduk di kursi pelaminan ,
Green dan Elin yang sudah sejak tadi sudah tidak sabar ingin memeluk Amel pun segera mengahampiri ,dan tidak menunggu lama tiga gadis itu langsung berpelukan dengan air mata bahagia yang mengalir dari pipi mereka masing masing.
" Welcome adik ipar" ucap Green tertawa.
" Jangan jadi kakak ipar yang kejam ya Green " sahut Amel tertawa
" Kamu tidak mau ngucapin apa apa nih ? " sambung Amel yang melihat Elin hanya memeluknya dengan diam.
" Aku lagi berdoa , semoga kebahagian ini tanpa akhir , aku hanya ingin kamu terus bahagia mel dan pernikahan kamu selalu di limpahkan kebaikan " ucap Elin dengan begitu dewasa.
" To you " timpal Amel tersenyum pada Elin.
Daniel menghentikan aktifitas pada handphonenya dan ikut bergabung bersama Nathan dan Alfin.
" Selamat saudaraku , sukses " ucap Nathan ambigu dan tertawa.
" Semoga Naina cepat punya sepupu " sambungnya lagi.
" Semoga aku bisa top care seperti kamu jo " sahut Alfin tertawa.
" Selamat brother " ucap Daniel memeluk Alfin.
" Semoga cepat menyusul " blas Allfin dan Daniel hanya menanggapinya dengan tertawa .
Daniel kembali duduk untuk menyelesaikan pesan yang harus ia kirim pada Reza asistennya .
" Rem ayo gabung " ajak Nathan menghampiri.
" Sebentar jo , aku harus menyelesaikan ini dulu " sahut Daniel namun dengan mata yang masih fokus pada layar hapenya.
" oke , aku bergabung di sana , setelah selesai kau harus segera menyusul " jelas Nathan dan Daniel menganggukkan kepala ,
Setelah selesai dengan pekerjaannya , Daniel masih duduk dan menatap kesegala arah, namun matanya tiba tiba menemukan seseorang yang tidak asing dari penglihatannya.
" Dia... " ucap Daniel menggantung dengan mata yang tidak berkedip menatap perempuan yang berada di kumpulan Nathan dan Alfin .
jangan lupa vote , like dan coment🤗
dan sekali lagi terimakasih atas segala dukungannya🙏😇💚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Ruh Wiyati
eng ing eng,saatnya elin ketemu daniel🤗 😍🥰😘
2023-04-24
0
adning iza
daniel ngga lupa dg elin wktu pertmuan dilombok kah
2023-01-04
0
Lia Rochmatuz
Lah makanya jgn sibuk sendiri dong daniel
2022-05-14
0